Anda di halaman 1dari 5

Nama : Karina Ameylia Amanda

NPM : 230931004

Judul Karya Ilmiah : Pengaruh Penggunaan Warna Dalam Desain Komunikasi Visual Terhadap
Persepsi Merek

Referensi 1

Judul Artikel : Tipografi Dalam Desain Komunikasi Visual

Pengarang : Priscilia Yunita Wijaya

Nama Jurnal : Tipografi Dalam Desain Komunikasi Visual

Tahun Publikasi : 1999

Dalam desain komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai ‘visual language’, yang berarti
bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang
terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada tipografi adalah untuk mengkomunikasikan
ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Secara tidak sadar manusia selalu
berhubungan dengan tipografi setiap hari, setiap saat. Pada merek dagang komputer yang kita
gunakan, koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi.
Hampir semua hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di
dalamnya.

Sebagai seorang visual komunikator, desainer komunikasi visual harus dapat membaca dan
mengartikan bentuk atau gambaran. Dalam perannya sebagai tipografer, seorang desainer harus
dapat mengetahui bentuk type yang bagaimana yang dapat menunjang arah desain dan meramalkan
reaksi daripada pengamatnya. Bentuk huruf italic dengan warna emas, misalnya, sangat baik untuk
digunakan pada sampul buku roman, dan sebaliknya bentuk huruf roman, san serif, bold, sangat cocok
untuk posterposter politik.

Dalam suatu karya desain, semua elemen yang ada pada void (ruang tempat elemen-elemen
desain disusun) saling berkaitan. Tipografi sebagai salah satu elemen desain juga mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh elemen desain yang lain, serta dapat mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain
secara keseluruhan. Penggunaan tipografi dalam desain komunikasi visual disebut dengan desain
tipografi

Penggunaan desain tipografi dalam sebuah karya desain komunikasi visual dapat memperkuat
keberhasilan karya tersebut dalam berkomunikasi, namun dapat juga menjatuhkan kualitas desain
apabila tidak dipergunakan dengan tepat. Melihat begitu besarnya pengaruh desain tipografi di dalam
suatu karya desain komunikasi visual, maka sangatlah penting bagi para desainer untuk mengerti
tentang tipografi dan bagaimana cara menggunakannya dalam suatu karya desain dengan baik dan
benar.
Referensi 2

Judul Artikel : Pengaruh Komunikasi Visual Antar Budaya Terhadap Pemasaran Produk Pada Pasar
Ekspor Ditinjau Dari Warna Dan Ilustrasi Desain Kemasan

Pengarang : Listia Natadjaja

Nama Jurnal : NIRMANA

Tahun Publikasi : 2002

Kemasan seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan oleh
pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain kemasan memerlukan
banyak pemikiran dan tentu saja bukan suatu hal yang mudah. Yang paling penting, kemasan tersebut
harus menunjukkan identitas sebuah produk. Dalam banyak hal kemasan menggambarkan merek di
mata konsumen, dan bila orang mengingat merek tersebut mereka menghayalkan kemasan tersebut
dalam hal seperti ini kemasanlah yang menghasilkan penjualan.

Dikaitkan dengan adanya komunikasi visual antar budaya yang membawa dampak negatif
pada pemasaran suatu produk karena kesalahan desain kemasannya, maka desain kemasan pasta gigi
Darkie adalah suatu contoh kasus dimana suatu kemasan yang diekspor ke berbagai negara belum
tentu dapat diterima oleh negara lain. Hal ini terbukti dimana pada tanggal 28 Januari 1989 Colgate
Palmolive Co. harus mendesain ulang produk kemasan pasta gigi Darkie yang dijual di Asia. Colgate-
Palmolive adalah sebuah perusahaan internasional yang besar yang menjual aneka kebutuhan mandi,
shampoo, deterjen dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Warna merupakan perangsang paling penting yang menciptakan daya tarik visual dan daya
tarik pada pelanggan dan ini merupakan bagian yang sangat penting dari desain grafis pada sebuah
kemasan. Penggunaan warna merupakan pusat dari seluruh proses desain kemasan, tetapi harus
digunakan dengan suatu tujuan bukan semata-mata demi warna. Bila memilih warna untuk kemasan,
pertama-tama yang harus dipertimbangkan adalah prinsip dari persepsi, baru kemudian warna
produk, pasar dan kondisi penjualan.

Kunci seluruh desain jelas terletak pada produk yang harus dikemas, karena sifat dan
karakteristik produk mempengaruhi sifat dan penampilan kemasan dan juga seluruh proses desain.
Sebelum menangani karakteristik fisik produk, ada beberapa aspek pemasaran yang harus
diperhatikan antara lain berkaitan dengan produk, kemasan, sifat penjualan, karakteristik penjualan,
keistimewaan penjualan, volume penjualan, pembelian kembali, harga, asosiasi produk, ilustrasi dan
jajaran produk.

Bila sebuah produk dijual di pasar luar negeri, perlu kiranya mencurahkan pertimbangan
khusus pada konstruksi pengemasan, desain dan warna. Diperlukan penelitian pasar yang cukup untuk
menetapkan ukuran, warna dan karakteristik yang sesuai untuk setiap pasar, tanpa melupakan
pemasangan label dan peraturan lainnya.
Referensi 3

Judul Artikel : Warna Dalam Desain Kemasan Kosmetik Di Indonesia

Pengarang : Lisa Odillia

Nama Jurnal : Jurnal Teknik Informatika dan Desain Komunikasi Visual

Tahun Publikasi : 2022

Bagi wanita, kosmetik pada dasarnya menjadi elemen penting yang tidak terpisahkan dari
gaya hidup modern. Stereotip ini muncul didasarkan pada pertumbuhan kesadaran tentang
kecantikan eksternal dengan kecerdasan internal individual sebagai dampak dari kontruksi iklan
tentang kecantikan sejati. Keberhasilan iklan dalam mempengaruhi masyarakat menjadi faktor
pendorong peningkatan penggunaan kosmetik sehingga merangsang pertumbuhan permintaan pasar
kosmetik global. Mengambil Indonesia sebagai contoh, dalam beberapa dekade terakhir, brand
kecantikan lokal berhasil menjadi yang terlaris di pasar skincare Indonesia.

Di tengah kebutuhan kosmetik yang semakin meningkat, produsen merancang strategi


periklanan inovatif yang mengarah pada peluncuran produk berbahan alami dan kemasan menarik
untuk merangsang pembelian konsumen dan meningkatkan penjualan. Selain manfaat, produsen juga
harus mempertimbangkan estetika visual dari tampilan produk yang akan diperdagangkan.

Warna adalah bagian yang paling sensitif dari visual manusia. Pengalaman pengguna dan
desain warna memainkan peranan penting dalam menciptakan perspektif yang bagus dalam berbagai
bidang. Untuk menampilkan estetika produk yang sukses, kombinasi warna dan bentuk secara
psikologis akan menarik perhatian konsumen.

Elemen-elemen desain seperti warna memanipulasi rangsangan yang menghasilkan beberapa


efek psikologis untuk mempersuasi orang lain. Strategi ini mempengaruhi kondisi mental konsumen
yang ditargetkan, termasuk perhatian, persepsi, asosiasi, dan keyakinan, perasaan dan emosi. Dalam
analisis ini, perusahaan kosmetik menargetkan wanita sebagai target pasar.

tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada konsep dan desain warna kelima merek
tersebut yaitu sama-sama menggambarkan gaya hidup wanita modern. Visual logo kelima brand
kosmetik tersebut mewakili kesan simpel, modern, jelas dan bersih. Kelima desain kemasan produk
menampilkan sifat warna yang hampir sama yaitu Elegant, Pretty, Casual dan Romantic. Warna yang
dimunculkan dalam tampilan desain kemasan menunjukkan adanya kesesuaian dengan profil
perusahaan kosmetik yang menekankan gaya hidup dan cita rasa modern dari sifat wanita sejati.
Referensi 4

Judul Artikel : Peranan Komunikasi Visual Bagi Identitas Perusahaan

Pengarang : Laura Christina Luzar; Monica

Nama Jurnal : Jurusan Desain Komunikasi Visual, School of Design, BINUS University

Tahun Publikasi : 2013

Sistem identitas merupakan pedoman bagi suatu perusahaan atau entitas apapun dalam menerapkan
konsistensi identitas. Selain fungsi tersebut, juga memiliki peran yang lebih mendasar yakni sebagai
alat yang memvisualisasikan citra perusahaan dalam satu kesatuan yang utuh. Tanpa adanya system
identitas, sepertinya sulit untuk menerapkan dan mengontrol konsistensi identitas perusahaan.
Sistem identitas juga memiliki fungsi untuk mengecek dan mengukur keaslian sebuah identitas, untuk
menghindari adanya pembajakan. Beberapa hal yang menyangkut spesifikasi dalam penerapan
corporate identity.

Logo. Berfungsi sebagai elemen utama suatu identitas visual, memvisualkan konsep ataupun kesan
yang ingin dikomunikasikan, termasuk konstruksi bentukdan hubungan dengan elemen lainnya. Logo
merupakan atribut utama secara fisik, karena melalui logo dapat memperlihatkan citra dari
perusahaan tersebut, yaitu visi & misi, corporate value, corporate culture, dan lain-lain.

Warna. Sistem warna yang digunakan oleh perusahaan dalam pengaplikasiannya, alternatif warna
dalam kondisi tertentu. Tanpa disadari, sebenarnya warna memiliki peran yang sangat penting dalam
pencitraan suatu produk ataupun perusahaan. Oleh karena itu, pemilihan warna yang tepat
merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain suatu identitas visual. Umumnya terdapat
dua macam warna pada identitas visual, yaitu warna pada logo dan warna untuk corporate color.

Corporate identity merupakan suatu bentuk visual serta ekspresi grafis dari pencitraan dan
identitas suatu perusahaan. Sebagai bentuk visual, corporate identity menampilkan simbol yang
mencerminkan image yang ingin disampaikan, sedangkan sebagai ekspresi grafis, identitas
perusahaan diciptakan dan dapat mempengaruhi perkembangan dari perusahaan tersebut. Suatu
perusahaan yang baik harus dapat menyampaikan image sesuai dengan identitasnya. Dalam suatu
perusahaan, image adalah kesan yang diberikan oleh perusahaan itu kepada publik melalui produk-
produknya, kegiatan kegiatannya, serta usaha-usaha pemasarannya.

Simbol merupakan perangkat grafis yang membedakan suatu perusahaan, aktivitas serta produk yang
dijual dengan perusahaan lainnya. Suatu simbol dapat berasal dari berbagai macam bentuk, bidang
maupun warna yang tak terbatas. Simbol dapat diimplementasikan dalam tipografi, abstrak, deskriptif
maupun kombinasi dari ketiga hal tersebut. Simbol yang berupa tipografi digunakan baik berasal dari
nama perusahaan ataupun inisial dari perusahaan itu yang dikemas secara unik dan desain tertentu
yang khas. Simbol ini dalam aplikasinya mendekati huruf yang sudah baku sehingga mudah terbaca
dan dimengerti.
Referensi 5

Judul Artikel : Elemen Visual Kemasan Sebagai Strategi Komunikasi Produk

Pengarang : Ni Luh Desi In Diana Sari

Nama Jurnal : Jurnal Komunikasi

Tahun Publikasi : 2013

Elemen visual sebagai strategi komunikasi banyak dimanfaatkan oleh berbagai sektor industri untuk
mengkomunikasikan produk. Persaingan yang ketat antara produk sejenis dan kehadiran berbagai
jenis produk, memicu produsen untuk menciptakan strategi komunikasi agar produk yang ditawarkan
laku di pasaran. Keadaan ini kemudian melahirkan cap atau logo (merek) sebagai identitas produk
(tanda pengenal), yang membedakan antara produk satu dngan produk lain. Identitas produk dapat
diwakilkan juga melalui modifikasi kemasan dari segi bentuk, ukuran, tipografi, dan warna, untuk
membedakan dengan produk-produk sejenis. Identitas ini nantinya akan berfungsi sebagai sarana
komunikasi produk di pasaran.

Daya tarik kemasan identik dengan persepsi (suatu proses penerimaan rangsangan indrawi dan
penafsirannya). Hukum persepsi menunjukkan bahwa mata dan otak membutuhkan kesederhanaan
dan keseimbangan dalam segala hal yang dilihat. Setiap orang hanya akan melihat hal-hal tertentu
yang akan direkam otak dan kemudian mempengaruhi pola pikir dan tindakan seseorang. Manusia
80% kegiatan pengindraannya dilakukan melalui penglihatan atau kasat mata (Wirya,1999:11).
Dengan demikian elemen-elemen visual kemasan terdiri dari merek yang dihadirkan lewat logo dan
cap, bentuk, huruf, warna, ilustrasi, tata letak (layout), merupakan unsur yang memegang peranan
dalam proses penyampaian pesan dan membentuk atribut komunikatif suatu desain kemasan dalam
proses penyampaian pesan produk secara visual. Desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut
harus sederhana, fungsional, dan mampu menciptakan respon emosional positif, dan secara tidak
langsung dapat membujuk target audien untuk membeli produk.

Bentuk kemasan dapat berfungsi sebagai alat komunikasi merek, produk, dan fungsi. Oleh sebab itu
bentuk kemasan dapat dijadikan sebagai pendukung utama dalam pembentukan daya tarik visual.
Beberapa aspek yang dapat menjadi pertimbangan dalam bentuk kemasan adalah sifat produk,
pertimbangan mekanis (sistim membuka dan menutup), kondisi penjualan, dan pertimbangan
pemajangan (display). Bentuk kemasan sederhana, teratur/konsisten memiliki keunggulan dan daya
tarik lebih dibandingkan dengan bentuk kemasan yang rumit.

Warna merupakan aspek yang paling berpengaruh pada desain kemasan. Target sasaran lebih
mengidentifikasi warna kemasan sebelum fitur visual lain. Warna berperan sebagai penarik perhatian
utama, membedakan kepribadian merek antara satu produk dengan produk lain sejenis dan
keputusan pembelian sering dibuat berdasarkan hal tersebut. Warna juga dapat mengindikasikan
budaya, jenis kelamin, usia, etnis, daerah lokal, dan harga atau membedakan elemen-elemen visual
dan elemen - elemen tipografi.

Anda mungkin juga menyukai