Bahasa Indonesia
06
FEB, BAHASA, Semua Program 190001007 Tim Dosen PBPKW Bahasa
TEKNIK, DAN DKV Studi Indonesia
Abstrak Kompetensi
A. Pengertian Kata
Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan
mempunyai makna. Kata sebagai bentuk terkecil memakai tolok ukur kalimat karena
gabungan kata dapat membentuk kalimat. Kata merupakan unsur paling penting di dalam
bahasa. Tanpa kata, mungkin tidak ada bahasa sebab kata itulah yang merupakan
perwujudan bahasa.
Para tata bahasawan tradisional biasanya meberi pengertian terhadap kata
berdasarkan pada arti dan ortografi. Menurut mereka, kata adalah satuan bahasa yang
memiliki satu arti; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan
mempunyai satu arti.
Kata-kata yang dibentuk dengan menggabungkan huruf akan kita anggap sebagai
kata apabila bentukan itu mempunyai makna. Coba perhatikan bentuk-bentuk, seperti rumah,
kantor, sekolah, kampus, panas, dingin, sepeda, motor, mobil. Kesembilan bentuk yang
diambil secara acak tadi, kita anggap sebagai kata karena setiap bentuk tersebut mempunyai
makna. Kita akan meragukan, bahkan memastikan, bentuk-bentuk, seperti kmpsea, ngkiserd,
kmndpe, jdseikn sebagai bentuk yang bukan kata di dalam bahasa Indonesia karena tidak
mempunyai makna.
C. Bentuk Kata
Berdasarkan bentuknya, kata di dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi
empat, yaitu:
1) kata dasar, yaitu kata yang terdiri atas morfem dasar, seperti sekolah, dari, karena,
kampus, siswa, bahasa, lihat, makan, buku, tulis, duduk, kelas, tidak, bukan, minum, air,
hangat, dingin, panas, dll;
2) kata berimbuhan (kata berafiks), yang dapat dibagi menjadi:
a) kata berawalan (prefiks), seperti menghibur, berlari, bertemu, memandang, melihat,
tertawa, tertinggal, bersama, pelajar, pertama, dll.;
b) kata bersisipan (infiks), seperti gemetar, gerigi, kemilau, gelegar, dll.;
c) kata berakhiran (sufiks), seperti bagian, gambaran, langganan, tinjauan, dll.;
d) kata berawalan dan berakhiran (konfiks), seperti persaudaraan, kerajaan, kesalahan,
persahabatan, dll.
3) kata ulang, yaitu kata yang diulang, misalnya, sekolah-sekolah, buku-buku, main-main,
sayur-mayur, dll.;
4) kata majemuk, seperti matahari, rumah sakit, orang tua, rumah makan, dll.
Proses Morfologis
di dalam Bahasa Reduplikasi
Indonesia
Komposisi
Pengertian Diksi
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, ketepatan penutur atau pemakai bahasa dalam
menyampaikan atau menyatakan sesuatu kepada orang lain. Dalam pemilihan kata, ada
dua persyaratan yang harus dipenuhi (Arifin, Zaenal, 2002), yaitu:
1. Ketepatan, artinya kata-kata yang dipilih dapat mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikan. Di samping itu, ungkapan itu harus dipahami oleh pihak lawan
dengan tepat; artinya penafsiran lawan sesuai dengan tafsiran yang mengungkapkan.
2. Kesesuaian, artinya menuntut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan
kesempatan dan keadaan pembaca/pendengar.
Sosiokomunikasi ITB (2007) bahwa diksi dapat diartikan pula sebagai tata kata yang
didalamnya mempunyai dua aspek, yaitu aspek bentuk dan aspek makna. Aspek bentuk
merujuk pada wujud visual bahasa, sedang aspek makna merujuk pada pengertian yang
ditimbulkan oleh wujud visual bahasa itu.
Aspek Bentuk
Memperhatikan aspek bentuk dalam diksi/pilihan kata adalah memperhatikan pola
pembentukan kata dalam penggunaannya untuk menyampaikan pesan/informasi.
Pembentukan kata terdiri atas pembentukan kata dalam bahasa Indonesia itu sendiri dan
pembentukan kata yang berasal dari bahasa asing.
3) Prefiks me- atau pe- pada kata dasar berkonsonan awal /k/, /p/, /t/, /s/, dan vokal.
karang = mengarang/pengarang konsep = mengonsep/pengonsep
putar = memutar/pemutar populer = memopuler(kan)/
pemopuler
proklamasi = memproklamasi(kan)/pemroklamasi(an)
tender = menender(kan)/penender tertib = menertib(kan)/penertib
suntik = menyuntik/penyuntik seleksi = menyeleksi/penyeleksi
ubah = mengubah/pengubah orbit = mengorbit/pengorbit
4) Awalan be(R)-
Awalan be(R)- memiliki tiga variasi, yaitu ber-, be-, dan bel-. Variasi tersebut muncul
sesuai dengan bentuk dasar yang dilekatinya, misalnya, dalam contoh berikut.
be(R)- + usaha → berusaha
be(R)- + diskusi → berdiskusi
be(R)- + korban → berkorban
be(R)- + rencana → berencana
be(R)- + kerja → bekerja
5) Awalan te(R)-
Awalan te(R)- memiliki variasi ter-, te-, dan tel-. Ketiga variasi tersebut muncul sesuai
dengan bentuk dasar yang dilekatinya. Layak diingat bahwa awalan ini memiliki tiga macam
arti dalam pemakaiannya. Pertama, artinya sama dengan paling. Kedua, menyatakan arti
tidak sengaja. Ketiga, menyatakan arti sudah di- Misalnya dalam contoh di bawah ini.
te(R)- + dengar → terdengar
te(R)- + pandai → terpandai
te(R)- + rasa → terasa
te(R)- + kerjakan → tekerjakan
te(R)- + perdaya → teperdaya
te(R)- + percaya → tepercaya
Selanjutnya, cobalah Anda menggunakan awalan itu dalam kata lain dan kalimat lain
yang sesuai dengan tautannya.
Aspek Makna
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Chaer, Abdul. (2011). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Finoza, Lamudin. (2013). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan
Bahasa Edisi 6. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Keraf, Gorys. (1991). Tata Bahasa Indonesia. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti. (1989). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, Harimurti. (2007). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Muslich, Masnur. (2010). Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung:
Refika Aditama.
Ramlan, M. (2009). Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.
Ramlan, M. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.
Tarigan, Henry Guntur. (2009). Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa.
Tim Dosen Universitas Padjadjaran. (2010). Bahasa Indonesia. Bandung: Universitas
Padjadjaran.