DAN PARAGRAPH)
DISUSUN OLEH :
RIZKI IRAWAN (1845107)
TEKNIK INFORMATIKA
PAGI
DAFTAR ISI
1 FONEM
2 MORFEM
3 FRASA
4 KLAUSA
5 KALIMAT
6 PARAGRAPH
1. FONEM
PENGERTIAN FONEM
Fonem Vokal
Bunyi vocal dihasilkan oleh udara yang keluar dari paru-paru dengan tidak mendapatkan
hambatan. Jenis vocal ditentukan oleh posisi bibir, tinggi- rendahnya lisah, dan maju mundurnya
lidah.
Posisi bibir bundar menghasilkan vocal bundar (o, u, a). posisi bibir berbentuk
rata-rata menghasilkan vocal tak bundar (i, e). ujung dan belakang lidah dalam posisi naik
menghasilkan vocal depan (I, e). jka hanya lidah belakang yang diangkat, maka menghasilkan
vocal belakang (u, o, a). jika posisi lidah rata, maka menghasilkan vocal tengah atau pusat (e-
pepet). Apabila lidah dekat dengan alveolum menghasilkan vocal atas (I, u). jika lidah dalam
posisi mundur, maka menghasilkan vocal tengah (e-pepet). Posisi lidah mundur jauh di
belakang menghasilkan vocal bawah (a).
LANJUTAN
Fonem Diftong
Bunyi diftong adalah dua vocal yang berurutan yang diucapkan dalam satu
kesatuan waktu. Perhatikan kata-kata: ramai, pantai, dan pulau. Ucapan dua
vocal berurutan ini berbeda dengan vocal berurutan pada kata: dinamai, laut, dan
egois, sebab ketiga vocal berurutan ini tidak diucapkan dalam satu kesatuan
waktu. Perbedaan ini menyebabkan pengucapan vocal berurutan ini menjadi
salah. Inilah sebabnya kemudian muncul monoftongisasi, misalnya pelafalan:
• Ramai, dilafalkan: rame
• Pantai, dilafalkan: pante
• Pulau, dilafalkan: pulo
Pelafalan ini terjadi karena diftong menjadi satu bunyi (monoftong).
Sebaliknya, ada proses pelafalan diftongisasi, artinya, semestinya vocal tungal
diucapkan sebagai vocal rangkap.
Contoh:
• Sentosa, diucapkan: sentausa
• Anggota: di ucapkan: anggauta
LANJUTAN
Fonem Konsonan
Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan mengeluarkan udara dari paru-paru mendapatkan
hambatan.
1) Berdasarkan articulator dan titik artikulasi, konsonan di bedakan menjadi delapan:
• Konsonan bilabial adalah konsonan yang dilafalkan dengan mempertemukan kedua belah bibir serta
keduanya menjadi satu titik sentuh, menghasilkan konsonan: p, b, m, dan w.
• Konsonan labiodentals adalah konsonan yang dilafalkan dengan mempertemukan gigi atas sebagai
titik artikulasi dengan bibir bawah sebagai articulator, menghasilkan konsonan: f dan v.
• Konsonan apikodental adalah konsonan yang dilafalkan dengan lidah dengan articulator dan gigi
sebagai titik artikulasi, menghasilkan konsonan: t dan n.
• Konsonan apikoalveolar adalah konsonan yang dilafalkan dengan ujung lidah sebagai articulator,
sedang lengkung kaki gigi sebagai titik artikulasi, menghasilkan konsonan: t, d, dan n.
• Konsonan palatal adalah konsonan yang dilafalkan dengan bagian tengah lidah sebagai articulator,
sedangkan langit keras sebagai titik artikulasi, menghasilkan konsonan: c, j, dan ny.
• Konsonan velar adalah konsonan yang dilafalkan dengan bagian belakang lidah sebagai articulator
dan langit-langit lembut sebagai titik artilukasi, menghasilkan konsonan: k, g, ng, dan kh.
• Konsonan hamzah adalah konsonan yang dilafalkan dengan posisi pita suara tertutup, menghasilkan
konsonan glottal stop (? atau ‘)
• Konsonan laringal adalah konsonan yang dilafalkan dengan pita suara terbuka lebar, menghasilkan
konsonan: h.
FUNGSI FONEM
Morfem adalah suatu bentuk bahasa yang tidak mengandung bagian-bagian yang
mirip dengan bentuk lain, baik bunyi maupun maknanya. (Bloomfield, 1974: 6).
Morfem adalah unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur suatu
bahasa (Hookett dalam Sutawijaya, dkk.). Kalau dihubungkan dengan konsep satuan
gramatik, maka unsur yang dimaksud oleh Hockett itu, tergolong ke dalam satuan gramatik
yang paling kecil.
Morfem, dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan
dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan.
Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan
kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
CIRI – CIRI MORFEM
CIRI – CIRI MORFEM
Ciri-ciri morfem :
• Memiliki kesamaan arti
• Memiliki kesamaan bentuk
Ciri-ciri morfem bebas :
• Dapat menjadi jawaban tunggal dari suatu pertanyaan
• Memiliki makna secara leksikal
Ciri-ciri morfem terikat :
• Tidak dapat berdiri sendiri dan selalu melekat pada morfem lain. Contoh: (me-) +
(minum) = meminum, (drink) + (ing) = drinking, (ng) + (ombe) = ngombe.
• Tidak memiliki makna leksikal. Contoh: semua afiks dalam bahasa Indonesia (pe-, -an,
pe-an, ter-, ber-, me-, dll).
MACAM – MACAM MORFEM
MACAM - ,MACMORFEM
Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan.
Dalam bahasa Indonesia, misalnya, bentuk pulang, makan, rumah, dan bagus adalah termasuk morfem
bebas.
7. Frasa Konjungsi
Frasa konjungsi merupakan salah satu frasa yang ditandai dengan adanya sebuah konjungsi atau
kata penghubung.
Frasa konjungsi ini juga bisa dikatakan sebagai frasa verbal atau frasa keterangan.
Contohnya: Tadi pagi, tengah malam, kemarin malam, besok pagi, terus berlari.
4. KLAUSA
PENGERTIAN KLAUSA
Pengertian Klausa ialah satuan didalam sebuah bahasa yang terdiri
dari beberapa kata, sekurang-kurangnya itu terdiri dari subjek, predikat
serta berpotensi menjadi sebuah kalimat. Klausa dapat dikatakan
berpotensi menjadi sebuah kalimat disebabkan secara sekilas dia terlihat
sama dengan kalimat, perbedaan itu ialah hanya terdapat pada ketiadaan
intonasi serta juga tanda baca pada klausa. Secara teori unsur atau juga
inti klausa ini ialah Subjek (S) serta juga Predikat (P), tetapi didalam prak-
teknya, unsur subjek tersebut sering dihilangkan sehingga membuatnya
tidak tertulis, tetapi tetap biaa/dapat ditemukan secara eksplisit.
Contohnya :
• Bersama dengan saya, Rian datang membawa seluruh bukti.
• Pada kalimat itu terdapat tiga klausa yaitu :
• Besama dengan Saya (Tidak terdapat subjek)
• Rian Datang
Membawa semua bukti (tidak terdapat subjek, namun kita mengerti
bahwa yang membawa seluruh bukti itu ialah Rian)
CIRI – CIRI KLAUSA
Adapun Ciri-ciri klausa diantaranya sebagai berikut :
• Mempunyai subjek baik itu secara tertulis atau juga tidak ter-
tulis
• Mempunyai predikat
• Tidak mempunyai intonasi akhir serta juga tanda baca
(jika ditambahkan unsur ini, maka klausa akan menjadi kalimat)
MACAM – MACAM KLAUSA
1. Jenis Klausa Berdasarkan Strukturnya
a. Klausa Bebas
Klausa bebas ini merupakan suatu klausa yang berpotensi menjadi sebuah kalimat, artinya apabila di dalam penulisan-
nya itu diawali dengan huruf kapital serta juga diakhiri dengan adanya tanda baca, maka klausa tersebut dapat menjadi
kalimat. Biasa didalam sebuah kalimat, inti dari kalimat tersebut berupa klausa bebas.
Contohnya
• kamu harus pergi
• dia menangis
• ayah sangat marah
b. Klausa Terikat
Klausa terikat ini merupakan klausa yang tidak berpotensi menjadi kalimat meskipun dalam penulisannya itu diawali oleh
huruf kapital kemudian diakhiri oleh tanda baca. Biasanya ia menjadi pelengkap didalam sebuah kalimat.
Contohnya :
• supaya kita sadar
• ketika ibu tidur
• dekat kantor kelurahan
9. Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif
biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam :
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
o Ibu membeli sayur.
o Dodo menyukai teman sekelasnya.
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
o Adik menangis
o Bondan berkelahi
10.Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya
diawali oleh awalan ter- atau di- .
Contoh :
Kue bolu dipotong oleh ibu
Menteri kehutanan dimintai pertanggung jawaban oleh presiden
6. PARAGRAPH
PENGERTIAN PARAGRAPH
Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran
yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan
kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul,
melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu
rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut dengan
penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu
dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau
tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.
Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh
semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal,
kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat
penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian
untuk membentuk suatu gagasan.
Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak
sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak,
memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya
sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.
JENIS PARAGRAFH
Deduktif
Struktur paragraph yang bersifat deduktif ini dimulai oleh kalimat inti, kemudian diikuti
uraian, penjelasan argumentasi, dan sebagainya. Dimulai dengan pernyataan (yang
tentunya brsifat umum), kemudian kalimat-kalimat berikutnya berusaha membuktikan
pernyataan tadi dengan menyebutkan hal-hal khusus, atau detail-detail seperlunya.
Induktif
Struktur paragraph yang bersifat induktif adalah kebalikan dari pola yang bersifat deduktif.
Pola ini tidak dimulai dengan kalimat inti, dimulai dengan menyebutkan hal-hal khusus
atau uraian yang merupakan anak tangga untuk mengantarkan pembaca kepada
gagasan pokok yang terdapat pada kalimat inti di akhir alenia. Jadi anak-anak tangga itu
disusuk untuk mencapai klimaks.
Jenis alinea dapat pula ditentukan berdasarkan cara kita mengembangkan ide dan alat
bantu yang digunakan untuk menjaga kesinambungan pengungkapan ide atau
keruntunan ide. Jenis alinea tersebut adalah :
CIRI – CIRI PARAGRAFH
Kalimat pertama bertakuk (block style) ke dalam lima ketukan spasi
untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan
untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya: makalah, skripsi,
desertasi, dll. Karangan berbentuk lurus dan tidak bertakuk ditandai
dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada
antar baris lainnya
Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang
dinyatakan dalam kalimat topik
Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya
merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan,
menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam
kalimat topik
Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang
dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail - detail
kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat - kalimat topik.
Paragraf hanya besiri satu kalimat topik dan beberapa kalimat
penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik,
dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.
TERIMA KASIH
BIODATA PENULIS