NIM : 1820901108
Mata Kuliah : Psikoterapi Islam
Dosen : Iredho Fani Reza
Jadwal Perkuliahan : Senin, 10.51-12.30
Hakikat Manusia
Makhluk tuhan yang bernama manusia ini memiliki beberapa hakikat. Yang mana
masing-masing dari hakikat tersebut tidak dapat dipisahkan menjadi hakikat yang berdiri
sendiri. Karena apabila ada salah satu dari hakikat tersebut yang tidak ada pada diri manusia,
maka tidak dapat dikatakan sebagai manusia yang sempurna baik dimata tuhan maupun
manusia yang lainnya. Hakikat tersebut diantaranya:
1. Manusia sebagai makhluk dwi tunggal.
Yang dimaksud disini ialah manusia memiliki 2 unsur yakni unsur kerohanian dan kejasmanian,
unsur jiwa dan raga, unsur halus dan kasar. Dari kedua unsur tersebut dibedakan lagi menjadi
aspek kejiwaan. Yang paling penting adalah aspek sosial dan aspek moral, aspek estetis dan
religius, serta aspek sosial.
2. Sebagai makhluk individual manusia memiliki sifat khas yang berbeda dengan yang
lainnya.
Sebagai makhluk individual tentu manusia memiliki perbedaan sendiri dalam memilih
keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan bahkan cita-cita yang kemungkinan besar
yang berbeda dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki keinginan untuk
hidup bersama, hidup bermasyarakat, hidup berkelompok, dan hidup bergotong royong saling
membantu antar sesama. karena mereka tidak bisa hidup sendiri, dan tentu masih
membutuhkan pertolongan orang lain.
3. Manusia sebagai makhluk bersusila atau bertuhan
Yang dimaksud manusia bersusila atau bertuhan ialah manusia dikarunia kemampuan untuk
dapat membedakan mana hal yang baik dan mana yang buruk. Dikaruniai kesanggupan untuk
dapat membedakan mana perilaku yang sopan dan tidak sopan, mana perbuatan yang tercela
dan mana perbuatan yang terpuji. Dari hati sanubari inilah, manusia dituntun agar menjauhi
hal-hal yang dilarang, hal-hal yang tercela.
Hakikat Manusia Dalam Al-Qur`an
M. Quraish Shihab menunjukkan ada tiga kata yang digunakan Al-Qur`an dalam
menyebut “manusia”.
1. Basyar
Penggunaan istilah “basyar” dalam al-qur`an lebih cenderung digunakan pada hal-hal yang
berkaitan dengan aspek fisik yang tampak pada manusia secara umum (seperti : kulit, rambut,
bentuk fisik secara umum, dan kebutuhan biologis) yang tidak berbeda diantara manusia satu
dengan yang lainnya. Dalam beberapa kasus istilah basyar juga digunakan untuk
menggambarkan aspek-aspek psikis seperti kebutuhan, batas-batas kemampuan mengindera
(melihat hal-hal yang ghaib), aktivitas belajar ( mendapatkan ilmu yang hanya diajarkan oleh
Allah), dan tahap-tahap perkembangkan manusia hingga mencapai kedewasaan. Dengan kata
lain istilah basyar lebih banyak menggambarkan persamaan yang ada pada semua manusia,
baik dalam aspek fisik maupun psikis. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Ruum (30)
ayat 20:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.”