TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya desain grafis adalah bentuk komunikasi visual yang bertujuan
menyampaikan pesan atau informasi. Desain grafis dalam pandangan ilmu komunikasi adalah
metode menyampaikan pesan visual berbentuk teks dan gambar dari komunikator kepada
komunikan, dari produsen ke konsumen. Teori lain mengatakan bahwa desain grafis yang
lazim disebut „desain komunikasi visual‟ hanyalah sebatas sebagai ilmu yang mempelajari
segala upaya untuk menciptakan suatu rancangan tau dengan kata lain desain yang bersifat
kasat mata (visual) untuk mengkomunikasikan maksud, maka itu sebetulnya hanya terbatas
pada sepotong saja dari sebuah tujuan tatanan estetika yang lebih luas.
Dari ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada intinya desain grafis merupakan suatu
cara berkomunikasi melalui visual dengan tujuan menyampaikan pesan yang dimaksud
seefektif mungkin. (Jubille, 2016)
7
2.1.2 Elemen Desain Grafis
1. Garis (Line)
Garis merupakan salah satu unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin
dengan titik poin yang lain. Bentuknya dapat berupa gambar garis lengkung (curve) atau lurus
(straight). Ketika Anda menggoreskan alat tulis, tentunya itu akan meninggalkan jejak, maka
jejak tersebut dapat pula disebut garis. Garis adalah unsur dasar untuk membangun sebuah
bentuk dapat memanfaatkan wujud itu secara fleksibel sesuai dengan citra yang ingin
ditampilkan Ada pula berbagai macam bentuk garis, seperti lurus, melengkung, putus-putus,
zig-zag, meliuk-liuk, bahkan tidak beraturan (Lia dan kirana,2016: 32) Menurut Anggraini
dan Nathalia dalam buku "Desain KomunikasiVisual, dasar-dasar panduan untuk pemula"
Arah garis pun dapat diatur sesuai dengan citra yang ditampilkan. Contohnya, garis lurus
secara horizontal akan membuat segala sesuatu terlihat lebih tenang, formal namun tetap
profesional. Berbeda dengan garis vertikal, garis itu memperlihatkan kesan keseimbangan,
stabil dan elegan. Pada sisi lain, garis dapat pula menjadi sebuah fungsi atau pertanda, seperti
gambar struktur bentuk dasar pada kemasan. Dalam kemasan produk terkadang terdapat garis
putus-putus yang menandakan bagian yang dilipat atau dipotong. (2014:32-40)
8
Gambar 2.1
Contoh Garis
Sumber: http://www.jagodesain.com
2. Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki diameter, tinggi, dan lebar. Bentuk-bentuk
dasar yang pada umumnya dikenal adalah bentuk kotak (lingkaran segitiga , lonjong, dan
lainnya . Sementara dalam kategori sifat, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut:
a. Bentuk Geometri
Bentuk yang segala sesuatunya dapat diukur seperti lingkaran, kotak, segitiga,
hexagonal, kubus, silinder, limas, kerucut, dan sebagainya.. Ataupun variasi
bentuk geometri itu sendiri.
9
b. Bentuk Natural
Bentuk Naturalis Bentuk yang segala sesuatunya dapat berubah dan bertumbuh
secara ukuran, serta dapat berubah-ubah dan berkembang.
Contohnya adalah pepohonan, bunga, manusia, dan sebagainya.
c. Bentuk Abstrak Bentuk abstrak merupakan segala sesuatu yang kasat mata, tidak
jelas, dan tidak berdefinisi. Apabila dalam bentuk seni, dapat berupa bentuk yang
tidak sesuai dengan bentuk aslinya.
3. Tekstur (Texture)
Tekstur adalah tampilan permukaan atau corak dari suatu benda yang dapat dinilai
dengan cara dilihat atau diraba. Penggunaan tekstur dalam desain akan menambah
pengalaman ketika seseorang melihat atau merabanya dan menjadi nilai lebih daripada
sekadar estetika. Tekstur banyak digunakan untuk mengatur keseimbangan pada desain.
4. Gelap/Terang
Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan lainnya, terdapat
perbedaan baik warna atau titik fokus. Apabila tidak berwarna, dapat pula berupa
perbedaan antara gelap dan terang. Gelap terang atau kontras ini dapat digunakan dalam
desain sebagai salah satu cara untuk menonjolkan pesan atau informasi yang dapat juga
menambah kesan dramatis. Dengan mengatur komposisi gelap terang suatu desain, akan
membantu nilai keterbacaan, fokus, dan titik berat suatu desain. (Lia dan kirana,2016:
34)
10
Gambar 2.2
Contoh Gelap Terang pada suatu benda
Sumber: infoana.com
5. Warna (Color)
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Warna dapat di lihat karena ada
cahaya memiliki spektrum (rangkaian sistematis) warna dan spektrum tersebut yang membuat
kita dapat melihat warna-warna yang beragam Dengan warna dapat menampilkan identitas
atau citra yang ingin disampaikan. Baik dalam menyampaikan pesan maupun membedakan
sifat secara jelas. Warna merupakan salah satu elemen yang dapat menarik perhatian,
meningkatkan mood, dan menggambarkan citra sebuah perusahaan.
11
Gambar 2.3
Contoh Spektrum Warna (Teori Brewster)
Sumber: niagahoster.co.id
Teori Brewster merupakan teori yang menyederhanakan warna yang ada dialam menjadi 4
kelompok warna. Keempat kelompok warna tersebut, yaitu sebagai berikut:
Merupakan warna dasar yang bukan campuran dari warna lain. Warna yang termasuk
dalam golongan warna primer adalah merah,biru, kuning.
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misal warna
jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning.
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.
Misalnya warna jingga kekuningan didapatkan dari pencampuran warna kuning dan
jingga.
12
d). Warna Netral
Merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering
muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran
yang tepat akan menuju hitam.
Gambar 2.4
Contoh Kelompok Warna
Sumber: qdecor.ro
6. Warna Pastel
Warna merupakan sebagian komponen dalam hidup yang bisa di lihat setiap hari.
warna sangat banyak macamnya. dengan berbagai macam warna yang ada, mata kita bisa
membedakan antara objek satu dengan lainnya karena perbedaan warnanya. salah satu warna
yang mungkin sering kita lihat setiap hari adalah warna pastel. Disekitar lingkungan kita, ada
beberapa bunga yang memiliki kombinasi warna warna pastel seperti kumpulan bunga -
bunga di taman, pemandangan alam juga yang kadang membuat hati sejuk merupakan
kombinasi warna pastel. Warna pastel adalah warna yang mengarah ke warna muda dari jenis
warna atau warna cerah. warna biru ketika bercampur dengan warna putih akan menjadi biru
muda. begitu pula warna lainnya. umumnya warna pastel, terlihat lebih cerah namun tidak
begitu kuat warnanya. Pada tahun 1950-an warna pastel menjadi warna paling favorit di
Amerika Serikat. orang-orang tidak hanya memakai warna pastel pada pakaiannya,
melainkan cat rumah sampai ke atap, peralatan dapur .
13
Setelah itu, pada tahun 1980-an pastel hadir kembali dan didorong oleh munculnya
Gaya Preppy " Preppy Style" yang diterbitkan di tahun 1980. dorongan lain datang dari acara
TV Miami Vice (1984-1990), dimana karakter utamanya "James Crocket", mengenakan
sesuatu yang berwarna pastel hampir disetiap adegan. ini sangat menghasut mata pemirsa
untuk mempopulerkan kembali warna pastel. Pada masa ini 2010-an sampai sekarang, di era
digital kita sudah terlalu terbiasa dengan warna pastel. mulai dari kombinasi dari warna
website, baju, dsb. semua itu, karena pastel memang sangat membawa dampak positif bagi
penglihatan. itu karena kecerahannya yang bisa diartikan sebagai, kegembiraan, kepolosan,
optimisme, feminisme, kemeriahan dan kebahagiaan. Setelah mengetahui pengertian warna
pastel. sebenarnya kita sudah mengetahui warna pastel apa saja. sebab, setiap warna yang ada
jika dibuat lebih terang maka akan menjadi warna pastel. jadi semua warna bisa menjadi
pastel. mulai dari warna Primer, Sekunde dan Tersier bisa menjadi warna pastel.
Blogger91 (2016) Pengertian Warna Pastel dan Contohnya 2016. [Internet], Grafis Media.
Available from: <www.grafis-media.website/2016/07/pengertian-warna-pastel-dan-
contohnya.html> [Accessed 6th August 2019]
Gambar 2.5
Contoh Warna Pastel
Sumber: https://www.grafis-media.website/2016/07/pengertian-warna-pastel-
dan-contohnya.html
14
2.1.3 Prinsip Desain Grafis
Menurut Anggraini dan Nathalia dalam buku "Desain Komunikasi Visual, dasar-dasar
panduan untuk pemula" Pesan visual harus kreatif, asli, inovatif, komunikatif, efisien, dan
efektif. Dalam mendesain, perlu memperhatikan beberapa prinsip kerja desain yang harus
diterapkan (2014:41). Adapun prinsipprinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan pembagian berat yang sama, baik secara visual maupun optik,
Desain dikatakan seimbang apabila obyek terkesan sama berat. Desain harus memiliki
keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Dalam bidang seni,
keseimbangan ini tidak dapat diukur secara pasti namun dapat dirasakan. Terdapat dua
pendekatan keseimbangan yaitu sebagai berikut:
a) Keseimbangan Simetris, yaitu membagi sama berat masa antara kanan atau kiri,
atas dan bawah secara simetris atau setara.
Gambar 2.6
Contoh Keseimbangan Simetris
15
Sumber: desainstudio.com
b) Keseimbangan Asimetris, yaitu membagi sama berat masa antara kanan atau kiri,
atas dan bawah tidak sama namun tetap terasa seimbang.
Keseimbangan asimetris lebih bervariatif dan dinamis.
Gambar 2.7
Contoh Keseimbangan Asimetris
Sumber: https://farm7.staticflickr.com/6071/6149354162_8baae1815e_o.jpg
16
kegiatan menjual produk, kandidat dan ide atau gagasan perubahan sosial, yaitu sebagai
berikut. (2013:25)
1) Product-Oriented Campaigns
Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam
kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang
barunational ke Panasonic, Misalnya peluncuran provider- seluler Flexi –Telkom
pergantian nama perubahan logo baru BNI-46 dan bank Danamon dan sebagainya.
2) Candidate-Oriented Campaign
Jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi
perubahan sosial (social change campaigns) misalnya kegiatan kampanye sosial bersifat
khusus nonkomersial, Anti HIV/AIDS, anti narkoba, program keluarga berencana nasional
(KBN) Damai Itu Indah, Kampanye langit biru, serta termasuk kampanye Sadar Bayar
Pajak, dan hingga Kadarkum (kampanye sadar hukum), pelestarian lingkungan alam dan
hidup sebagainya.
17
2.2.2 Teori Promosi
Menurut Stanton, Etzel dan Walker (1994), promosi adalah unsur dalam bauran pemasaran
perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingat
tentang produk perusahaan. (Drs. Danang Sunyoto, 2015:157)
Menurut Indriyo Gitosudarmo (1999), promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka menjadi kenal akan produk yang ditawarkanoleh
perusahaan yang ditawarkan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu
membeli produk tersebut. (Drs. Danang Sunyoto, 2015:158) Menurut Hamdani (2006)
publikasi merupakan cara yang bias digunakan juga oleh pengusaha untuk membentuk
pengruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan
menyenangi sebuah produk. Perbedaan publisitas dengan iklan yaitu publisitas bersifat
tidak komersil, sekedar memberitahukan sebuah produk, namun jika tertarik ingin
membeli, maka konsumen akan mencari sendiri sesuai yang diberitakan, sedangkan iklan
bersifat komersil, menawarkan produk secara langsung agar konsumen tertarik untuk
membelinya. (Drs. Danang Sunyoto, 2015:162) Iklan adalah bagian dari bauran promosi
dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran. Jadi secara sederhana iklan
didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media ( Rhenald Kasali , 1992).
18
desain poster yang efektif. Mendesain poster merupakan satu pekerjaan yang sangat
menantang kreativitas. Berbagai kemungkinan bisa dilakukan untuk menarik audiens.
Menurut Lori Siebert dan Lisa Ballard dalam yang berjudul Making a Good
Layout (Graphic Design Basics, 1992 )menegaskan bahwa, tugas poster adalah
menangkap audiens yang tengah bergerak dengan pesan yang Anda sampaikan. Dikatakan,
poster harus mampu menyampaikan informasi atau pesan pada audiens yang sedang
sibuk, hanya dalam waktu beberapa detik. Karena waktu baca begitu singkat dan
dalam situasi sibuk, maka harus memilih salah satu informasi untuk dijadikan
elemen kunci, yaitu elemen yang paling dominan dan memiliki daya pikat (eye-
catching) paling kuat. Kemudian elemen-elemen yang lain mendukung elemen kunci
tersebut sehingga secara keseluruhan tampak menyatu, seimbang dan harmonis. Secara
ringkas, Siebert dan Ballard memberi petunjuk tentang desain poster sebagai berikut,
yakni:
1. Ukuran huruf dibuat besar sehingga terbaca dari jarak yang diperkirakan (sekitar
10 – 15 kali lebar poster).
1. Layout hendaknya simpel. Pilih satu elemen kunci (huruf dan ilustrasi) sehingga
pembaca dapat dengan cepat menangkap pesan.
3. Memuat satu elemen paling dominan – judul, ilustrasi atau tipografi – yang sekilas
dapat menarik perhatian.
4. Memuat satu informasi paling penting dan ditonjolkan dengan ukuran, warna, atau
value (kontras).
6. Huruf dan elemen visual disusun dalam urutan yang logis. (Dibaca dari kiri ke
kanan dan dari atas ke bawah).
7. Ilustrasi foto hendaknya dipilih yang unusual dan di-cropping agar lebih bisa
terlihat.
19
8. Huruf untuk poster sebaiknya tebal (bold), warna-warna mencolok sehingga dapat
terlihat dari kejauhan.
Tantangan yang paling menarik dari desain grafis maupun tata desain layout adalah
“ketiadaan aturan atau hukum yang universal”.Semuanya serba relatif. Kita bisa
menggunakan sarana dan teknik dalamsuatu karya secara efektif dan berhasil, tetapi belum
tentu sarana danteknik tersebut efektif dan cocok untuk karya yang lain.
Apa bila desain grafis maupun tata layout dibuat patent dengan standar yang baku,
maka pekerjaan mendesain akan diambil alih oleh komputer saja. Seorang desainer akan
kehilangan pekerjaan setelah menyelesaikan beberapa karya templatenya. Oleh karena itu,
beruntunglah bahwa dalam desain tataletak tidak dikenal aturan-aturan yang berlaku
secara menyeluruh. Justru disitulah peran seorang desainer. Bagi seorang desainer yang
baik, berkarya dalam suatu proyek tidak akan pernah sama dengan karya pada proyek yang
lain. Karena dalam berkarya akan terdapat misi yang berbeda untuk menyampaikan isi
informasi yang berbeda. Layout merupakan tata letak ruang atau bidang, terdapat beberapa
elemen seperti elemen teks, elemen visual, elemen warna, dan sebagainya. Tujuan utama
layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks yang bertujuan menjadi komunikatif
dan dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Tentunya dalam
perancangan layout, mengacu pada prinsip-prinsip layout yaitu Sequence (aliran
pandangan mata ketika melihat layout), Emphasis (penekanan dibagian tertentu),Balance
(keseimbangan elemen), dan Unity (kesatuan elemen). (Siebert dan Ballard, 1992)
20
Gambar 2.8
Contoh Layout Buku
Sumber: pinterest.com
Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar dalam dunia desain grafis, 4 itu antara
lain Sequence atau Urutan, Emphasis/Penekanan, Ballance/ Keseimbangan &
Unity/Kesatuan. (Siebert dan Ballard, 1992)
1. Sequence
Sequence atau urutan banyak juga yang menyebutnya dengan hierarki/flow/ aliran.
Kita membuat prioritas dan mengurutkan mana yang harus dibaca terlebih dahulu hingga
yang boleh dibaca di akhir penyampaian. Sequence sangat diperlukan karena jika semua
komponen desain pada layout sama sama kuat bukan tidak mungkin pembaca konten
desain kita akan menangkap informasi yang berbeda dengan yang ingin kita sampaikan.
Dengan adanya sequence pembaca akan secara otomatis mengarahkan pandangan matanya
sesuai dengan yang kita inginkan.Ini bisa dicapai dengan menggunakan prinsip layout
yang lain yaitu Emphasis. (Lori Siebert dan Lisa Ballard, 1992)
21
Gambar 2.9
Contoh Sequence (hirarki)
Sumber: behance.net
2. Emphasis
Penekanan merupakan prinsip dasar tatarupa yang harus ada pada karya seni dan
desain. Penggunaan prinsip ini dapat membangun visual sebagai pusat perhatian, yang
bertujuan menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai
yang artistik. Selain untuk menarik perhatian, terdapat tujuan lain yaitu untuk
menghilangkan kebosanan dan memecah keberaturan. (Lori Siebert dan Lisa Ballard,
1992)
Dalam dunia desain, penekanan sering disebut dengan Point of Interest, Focal Point,dan
Eye Catcher.Dalam setiap bentuk desain menjadi hal yang perlu ditonjolkan lebih dari
yang lain. Tujuan utama dari penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga
dapat mengarahkan pandangan khalayak sehingga apa yang mau disampaikan tersalur.
Tapi yang perlu diingat adalah tidak semua elemen harus ditonjolkan karena bila itu
terjadi, desain akan berakhir terlalu ramai dan pesan tidak dapat disampaikan. Penekanan
dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain:
22
2. Memberikan warna yang kontras dengan background dan elemen desain yang
lainnya.
3. Letakkan di posisi strategis dan dapat menarik perhatian. Sebagai pegangan kita
pasti sudah mengerti jika manusia pada umumnya membaca dari kiri ke kanan dan
dari atas ke bawah. maka posisi yang pertama dilihat oleh pembaca adalah kiri atas.
3. Balance
Gambar 2.10
Contoh Balance
Sumber: pinterest.com
23
4. Unity
Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau
keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi.Dengan prinsip kesatuan dapat
membantu semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan menghasilkan tema yang kuat,
serta mengakibatkan sebuah hubungan yang saling mengikat. Karena penting adanya
menyuguhkan klien sebuah desain yang mengandung arti yang kuat sesuai dengan tema
yang diminta. (Lori Siebert dan Lisa Ballard, 1992)
2. Dibuat bertumpuk
4. Perbedaan informasi
Gambar 2.11
Contoh Desain Poster Unity
Sumber: mebiso.com
(http://mebiso.com/mengenal-4 -prinsip-dasar-desain-layout/ )
24
2.2.5 Teori Grid System
Didalam desain tata letak biasa menggunakan sytem grid untuk menjaga konsistensi
desain. Sebagian ahli berpendapat bahwa konsep pembuatan grid diilhami lukisan karya
piet mondrian 1917. Penggunaan garis-garis (atau titiktitik) maya yang tidak akan tercetak
saat gambar dicetak akan membantu desainer saat mengatur tata letak objek di bidang
cetak yang digarap.Grid System dalam sebuah rancangan grafis digunakan sesuai dengan
kebutuhan komposisi, ada yang hanya menggunkan satu buah kolom vertical
(singlecolumn grid) hingga beberapa kolom (multi column grid), atau dengan sistem
modular grid. Sebagai catatan, penggunaan grid system jangan dijadikan sebagai sebuah
batasan kreatifitas dalam mendesain melainkan difungsikan sebagai perangkat bantu dalam
memonitor setiap penempatan elemen-elemen visual pada sebuah bidang rancangan.
(Danton Sihombing, 2007:204)
1. Grid Simetris
Grid simetris menyajikan tata letak pada halaman verso Yang merupakan
bayangan cermin yang digunakan untuk halaman recto,dengan margin dalam dan luar
sama. Ilustrasi fitur marjin luar proporsional lebih besar yang dapat menampung
marginalia. Grid juga memiliki unsur-unsur utama lainnya seperti talang, kepala dan
margin bawah. Pada gambar 2.12 bentuk Grid asimetris :
25
Gambar 2.12
Bentuk Susunan Grid Simetris
Sumber: buku Gavin Ambrose the layout book, 2015
2. Grid Asimetris
Menggunakan tata letak yang sama pada kedua recto dan verso halaman. Ilustrasi
memiliki empat kolom teks sempit seperti yang digunakan untuk jaringan simetris di
atas, tetapi grid asimetris sering memiliki satu kolom yang lebih sempit dari yang lain
untuk memperkenalkan bias terhadap satu sisi halaman, biasanya sebelahkiri. Kolom
sempit dapat digunakan sebagai margin yang lebar untuk keterangan, catatan, ikon
atau berbagai elemen lainnya. Pada gambar 2.13 bentuk Grid asimetris :
Gambar 2.13
Bentuk Susunan Grid Asimetris
Sumber: buku Gavin Ambrose the layout book, 2015
26
Tetapi juga dapat sepenuhnya menggambarkan pembagian bidang dari dua halaman
yang terbuka (hal itu biasa disebut spread dan saling berhubungan).Walaupun tidak
ada aturan-aturan baku yang mengatur ketentuan besar kecilnya margin, namun,
pemanfaatan ukuran margin yang tepat akan memberikan dampak visual yang
memuaskan secara estetika. Margin yang sama besar akan cepat membosankan,
sedangkan ukuran margin asimetris dapat menciptakan kesan yang lebih dinamis.
(Danton Sihombing,2007:207)
Memilih jenis huruf dapat dianalogikan seperti memilih sepasang sepatu pesta.
Pertimbangannya adalah apakah tampilannya sesuai dengan pakaian yang akan
dikenakannya, sebagaimana kenyamanannya, dan mungkin juga bagaimana tren-nya.
Melihat dari fungsi dan tampilannya, sebuah sepatu tidaklah layak digunakan untuk
mendaki gunung, bermain sepak bolah, ataupun untuk bertamasya.(Danton Sihombing,
2007:174)
Dalam dunia desain grafis tidak lepas dari tipografi sebagai unsur pendukungnya.
Perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik pembuatan.
Karakter tipografi yang ditimbulkan dari bentuk hurufnya bisa dipersepsikan berbeda.
Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa berarti suatu makna
yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan
untuk menyuaraka suatu citra ataupun kesan secara visual. Hal itu dikarenakan terdapatnya
nilai funsional dan nilai estetika dalam suatu huruf. Pemilihan jenis huruf disesuaikan
dengan citra yang ingin diungkapkan.Oleh karena itu, desainer harus cermat dalam
memilih, merancang, dan menggunakan tipografi yang tepat untuk karyanya. Pada
dasarnya, fungsi tipografi adalah untuk memermudah proses penyampaian informasi yang
diharapkan dari sebuah desain kepada penerima dengan mempertimbangkan prinsip
tipografi, yaitu:
1. Visibility : Terfokus pada apakah huruf tersebut dapat dibaca dengan baik atau
tidak.
27
2. Readibility : kualitas dan jenis huruf, lebih kearah pemilihan jenis huruf yang tepat
untuk teks yang tepat.
3. Legibility : menekankan dapat terbaca atau tidak ada jenis huruf yang indah. Tetapi
jika digunakan akan memyebabkan para pembaca meninggalkan teks tersebut.
4. Clearly : kejelasan huruf, mempunyai fungsi yang jelas dan mudah terbaca.Naskah
yang dicetak dengan huruf besar kecil (upperlowercase/Ulc) akan lebih nyaman
dibaca mata. Bila dibandingkan dengan fisik uppearcase, bentuk lowercase lebih
mudah dibedakan antara huruf yang satu dengan yang lainnya. Naskah yang
seluruhnya dicetak huruf besar (all caps) terasa akan cepat melelahkan mata.
(Danton Sihombing, 2007:167)
Jenis – jenis tipografi menurut Anggraini & Nathalia (2014:58) adalah sebagai berikut:
1. Serif
Jenis huruf serif mempunyai kaki/sirip (serif) yang berbentuk lancip pada ujungnya,
huruf serif memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya,
sehingga memiliki kemudahan membaca yang cukup tinggi. Serif dapat memberikan
kesan klasik, resmi, dan elegan pada karya desain. Serif lebih banyak digunakan pada
media cetak seperti koran atau majalah. Contoh jenis huruf serif adalah Times New
Roman, Garamond, Bodoni.
Gambar 2.14
Contoh Jenis Huruf Serif
28
Sumber: equalscreative.com
2. Sans Serif
Jenis huruf sans serif tidak mempunyai kaki/sirip (serif) jadi jenis huruf ini tidak
memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama. Sans serif
melambangkan kesederhanaan, lugas, masa kini, dan futuristik pada sebuah karya desain.
Oleh karena itu sans serif lebih cocok digunakan pada media digital seperti komputer atau
televisi. Contoh jenis huruf serif adalahCalibri, Gill Sans, Helvetica.
Gambar 2.15
Contoh Jenis Huruf Sans Serif
Sumber: equalscreative.com
3. Script
Jenis huruf script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas,
atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan oleh jenis huruf
ini adalah sifat pribadi dan akrab.
Gambar 2.16
29
Contoh Jenis Huruf Script
Sumber: fontbundles.net
4. Dekoratif
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk huruf yang sudah ada namun
ditambahkan hiasan dan ornamen.Kesan yang dimilliki jenis huruf ini adalah dekoratif
dan ornamental.
Gambar 2.17
Contoh Jenis Huruf Dekoratif
Sumber: font.downloadatoz.com
Flat design atau desain datar adalah salah satu gaya desain dimana gaya desain ini
mengusung bentuk yang simple dengan menghilangkan berbagai efek grafis, seperti; gradasi,
bayangan, glossy dan lain-lain sehingga terlihat menarik dengan perpaduan warna yang enak
dilihat. Jenis desain ini menciptakan hasil yang sangat simple dan terlihat bersih serta secara
visual terlihat flat pada layar, dengan menggunakan white space, warna-warna cerah, dan
garis-garis sederhana sebagai elemen tata letak. Flat Design, sebagai sebuah style desain,
ketenarannya meningkat drastic dan digunakan banyak orang karena sifatnya yang sederhana
dan simple. (António Pratas, 2014)
Cikal bakal flat design berasal dari The Swiss Style, yang dimulai di Rusia, Belanda
dan Jerman pada taun 1920an. Kemudian mendapat popularitas perkembangan di Swiss.
30
Swiss Style memiliki penekanan pada kejelasan membaca, kebersihan dan minimalis.
Sehingga desin ini irit dan efisien dalam penggunaan ruang tata letak.
Seolah tidak mau kalah dari kompetitornya, Apple di tahun berikutnya merilis iOS 7 yang
juga mengusung flat design. Alhasil membuat gaya desain ini semakin populer dikalangan
pengguna dan desainer. Bahkan material design (antarmuka produk Google) juga merupakan
perkembangan dari flat design yang dinggap terlalu menghilangkan efek yang masih penting.
Azka Ibawa (2016) Flat Design VS Skeumorphism 2016. [Internet], Kompasiana. Available
from: <www.kompasiana.com/azkaibawa/581c7dc2ad7e61350af69fe7/flat-design-vs-
skeumorphism?page=all> [Accessed 4th August 2019]
31
Kelemahan Flat Design
Gambar 2.18
Contoh Gaya Gambar Flat Design
Sumber:
https://design4users.com/wp-content/uploads/2016/12/star-wars-rogue-
one_tubik_studio_illustration.png
32
A. Definisi Motion Grafis
Motion Grafis merupakan hasil pengembangan dari Graphic design, elemen elemen
yang terkandung dalam Motion Grafis ini sendiri antara lain : tipografi, komposisi, warna,
style frame, audio visual dan juga elemen elemen grafis lainnya. Motion grafis sendiri
dapat diartikan sebagai sebuah karya seni yang dibuat guna menghasilkan gerakan, dan
juga dalam pembuatannya juga digabungkan dengan suara guna memenuhi suatu
kebutuhan visual.
Motion grafis merupakan kata yang dipopulerkan oleh buku karya Trish dan Chris
Meyer dengan judul “Creating Motion Graphic with After Effects” yang membahas
tentang fungsi dari Adobe After Effects, sebuah applikasi yang digunakan untuk
menambahkan special effect, pengaturan warna, compositing, dan secara garis besar
merupakan aplikasi editing. Dalam perkembangannya aplikasi yang digunakan untuk
membuat sebuah karya motion graphic menjadi sangat banyak dan makin berkembang
dari masa ke masa.
Hingga saat ini, Motion grafis telah menjadi salah satu aplikasi yang telah banyak di
gunakan. Menurut beberapa ahli, mereka mempunyai beberapa pengertian tentang Motion
Graphics. Pengertian tersebut antara lain:
1. Seni dari Motion grafis adalah kedinamisan dari nama yang di berikan. memberikan
kehidupan kepada gambar dan tulisan dan merekam mereka menjadi sebuah pesan
yang ingin di sampaikan kepada penontonnya. Motion grafis adalah teks, gambar, atau
kombinasi dari keduanya yang bergerak dalam ruang dan waktu, mengunakan
pergerakan dan ritme untuk mengkomunikasikannya. Motion grafis digunakan dalam
tv dan film untuk membantu memperkenalkan ceritanya (Gallagher dan Paldy, 2007,
hlm. 3).
2. Motion grafis adalah kepuasan dalam mengeksekusi ide dengan campuran yang tepat
antar gambar dan suara yang menyentuh emosi dan dapat menggerakan seseorang
(Dickinson, 2010).
33
3. Motion grafis adalah grafik yang menggunakan footage dari video atau teknologi
animasi untuk menciptakan ilusi dari motion atau gerakan dan biasanya di
kombinasikan dengan audio untuk digunakan dalam projek multimedia (Betancourt,
2012).
Menurut Slembrouck (2012), ada beberapa proses produksi dalam Motion Graphics,
antara lain:
1. Konsep Awal
Konsep awal merupakan apa yang akan diceritakan video tersebut dan
mengidentifikasikan sebuah ide yang akan ditonton oleh penonton, dan menggambarkan
point-point yang membantu.
Dimulai dari gambaran kasar dari narasi cerita, yang dimana kemudian akan
diterjemahkan secara objek visual dan pergerakan, voiceover, efek suara, dan musik.
Dalam sebuah video, waktu sangatlah terbatas. Semakin singkat semakin baik. Lebih baik
dapat menyampaikan pesan dalam waktu yang singkat sehingga akan sangat membantu
dimengerti apabila penunjukan emosional dan keyakinan adalah faktor yang signifikan
dalam membawa penonton kedalam aksi.
3. Storyboard
Ini adalah langkah awal untuk membuat visual dan suara dimana berdasarkan
koresponden dari skrip. Gambaran dari semua momen yang diperlukan dalam skrip, yang
dikenal sebagai “Style Frame”. Lalu tuliskan deskripsi singkat dari scene dan semua
narasi, suara, atau teks yang diperlukan dalam moment tersebut.
34
4. Sound (Voiceover, Musik dan Sound Effects)
Voiceover melibatkan proses casting sama seperti memilih aktor untuk pertunjukan TV,
dimana akan diaudisi dengan merekam suara saat mereka membaca skripnya. Suara aktor
tersebut mungkin akan berulang kali melalui pembacaan yang berulang-ulang karena
perubahan intonasi, mood, dan ketebalan suaranya.
5. Animation
Proses animasi ini, dimana semua bagian-bagian mulai digabungkan bersama. Animator
akan mencoba melakukan animasi secara satu atau dua gaya gambar dalam melalui gaya
visual yang ditentukan. Ini merupakan draft kasar dan kesempatan untuk mendapat
feedback sebelum pekerjaan animasi sebenarnya dikerjakan dan untuk meminimalisir
juga banyaknya revisi nantinya. Setelah itu barulah animasi dibuat secara penuh.
Komisioner akan melihat keseluruhan draft dari animasi termasuk voice over, dan adanya
kemungkinan mereka melakukan perubahan kecil. Setelah animasi diselesaikan, waktu
akhir, voice over, musik, dan suara akan dimasukan dan secara perlahan diletakan untuk
melengkapi proyek tersebut.
Media pendidikan kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,
elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan
(Notoatmodjo, 2005). Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
pendidikan, alat-alat tersebut merupakan alat untuk memudahkan penyampaian dan
penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat (Fitriani, 2011).
35
1. Media cetak seperti booklet, leaflet, flyer(selebaran), flipchart( lembar balik, rubrik,
poster, foto.
1) Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambargambar dengan sedikit
kata-kata. Kata- kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat
dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan
pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding
balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain- lain. Gambar dalam poster
dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama dibuat
untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara
pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu
kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama
dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak
(Notoatmodjo, 2005).
2) Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa
yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan
singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah
tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain- lain. Leaflet dapat
diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti
pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat
dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy (Notoatmodjo,
2005).
3) Booklet, media cetak yang berbentuk buku kecil. Terutama digunakan untuk topik
dimana terdapat minat yang cukup tinggi terhadap suatu kelompok sasaran. Ciri lain
dari booklet adalah : Berisi informasi pokok tentang hal yang dipelajari, Ekonomis
dalam arti waktu dalam memperoleh informasi, Memungkinkan seseorang mendapat
informasi dengan caranya sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dengan booklet ada beberapa hal antara lain booklet itu sendiri, faktor-faktor atau
kondisi lingkungan juga kondisi individual penderita. Oleh karena itu dalam
pemakaiannya perlu mempertimbangkan kemampuan baca seseorang, kondisi fisik
maupun psikologis penderita dan juga faktor lingkungan dimana penderita itu berada.
36
Di samping itu perlu pula diketahui kelemahan yang ada, oleh karena kadang
informasi dalam booklet tersebut telah kadaluwarsa. Dan pada suatu tujuan
instruksional tertentu booklet tidak tepat dipergunakan (Notoatmodjo, 2005).
4) Flipchart ( lembar balik) adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan
dalam bentuk lembar balik. Biasanya didalam setiap lembaran buku berisi gambar
peragaan dan dibaliknya terdapat kalimat yang berisi pesan-pesan dan informasi yang
berkaitan dengan gambar tersebut (Fitriani, 2011). Lembaran balik akan
memudahkan pekerjaan untuk menerangkan dan memberikan informasi dengan
gambar tahap demi tahap. Setiap tahapan memiliki satu gambar yang bernomor
setelah selesai menyelesaikan isi satu nomor maka lembaran bergambar tersebut
dibalikkan begitu sampai seterusnya hingga akhir Sekumpulan lembaran balik
merupakan suatu pelajaran atau informasi yang lengkap sehingga akan dapat dipilih
untuk segera digunakan seperlunya. Kelebihan lembar balik adalah gambar yang
jelas dan dapat dilihat secara bersama-sama, menarik dan mudah dimengerti (Fitriani,
2011).
5) Rubrik adalah tulisan dalam surat kabat atau majalah mengenai bahasan suatu
masalah kesehatan atau hal yang berkaitan dengan kesehatan(Fitriani, 2011).
6) Brosur adalah suatu alat publikasi resmi dari perusahaan yang berbentuk cetakan,
yang berisi berbagai informasi mengenai suatu produk, layanan,program dan
sebagainya. Brosur berisi pesan yang selalu tunggal, dibuat untuk menginformasikan,
mengedukasi, dan membujuk atau mempengaruhi orang.
2) Radio yaitu penyampaian pesan atau informasi melalui berbagai obrolan seperti tanya
jawab, sandiwara, ceramah, radio spot dan sebagainya (Fitriani, 2011).
37
3) Film atau video yaitu merupakan media yang dapat menyajikan pesan bersifat fakta
maupun fiktif yang dapat bersifat informatif, edukatif maupun instruksional(Fitriani,
2011). Film atau video menjadi alat bantu belajar yang sangat baik, video dan film
dapat mengatasi kekurangan keterampilan dalam membaca dan penguasaan bahasa,
mengatasi keterbatasanpengelihatan, video dan film sangat baik untuk menerangkan
suatu proses dengan menggunakan pengulangan gerakan secara lambat demi
memperjelas uraian dan ilustrasi, memikat perhatian, merangsang dan memotivasi
kelompok sasaran, video dan film sangat baik untuk menyajikan teori dan praktik,
menghemat waktu untuk melakukan penjelasan (Fitriani, 2011).
2.2.10 Posyandu
Tujuan Posyandu
38
Tujuan pokok dari Posyandu menurut Effendy (1998), antara lain untuk :
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
anak,
5. Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi untuk
swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat
Kegiatan Posyandu
Terdapat berbagai jenis kegiatan yang dilakukan pada Posyandu antara lain meliputi 5
kegiatan posyandu dan 7 kegiatan posyandu (sapta krida posyandu):
2. Keluarga berencana,
3. Imunisasi,
4. Peningkatan gizi,
5. Penanggulangan diare;
39
1. Kesehatan ibu anak,
2. Keluarga berencana,
3. Imunisasi,
4. Peningkatan gizi,
5. Penanggulangan diare,
6. Sanitasi dasar,
2. Penimbangan bulanan,
Beberapa kegiatan pada pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur antara lain :
3. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah
40
1. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan
antara pelayanan profesional
2. Adanya kerjasama lintas program yang baik kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, gizi, imunisasai, penanggulangan diare maupun lintas sektoral seperti:
departemen kesehatan, bantuan desa dan badan koordinasi keluarga berencana
nasional
4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama bayi umur 0-1 tahun, anak balita umur 1-4
tahun, ibu hamil, pasangan usia subur
2. Sumber daya manusia yang ada seperti kader, petugas kesehatan dan aparat desa atau
kecamatan yang ikut berperan dalam kelangsungan program,
41
1. Pengorganisasian posyandu mencakup adanya struktur organisasi, yaitu adanya
perencanaan kegiatan mulai persiapan, monitoring oleh petugas sampai evaluasi
proses dan hasil kegiatan. Adanya kejelasan tugas dan alur kerja yang jelas serta
dipahami oleh kader posyandu,
4. Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina kesehatan dan gizi
masyarakat terutama pada keluarga sasaran. Proses pelaksanaan kunjungan harus
direncanakan siapa sasaran, kapan dilaksanakan, siapa yang melaksanakan dan hasil
dicatat dalam kegiatan kader
6. Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan evaluasi
disampaikan melalui pertemuan rutin yang telah direncanakan. Umpan balik berasal
dari aparat desa, tokoh masyarakat dan kelompok kerja personal baik tingkat desa,
kecamatan maupun kabupaten
7. Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian kader
dalam melaksanakan tugasnya, dan harus dipikirkan, karena dengan imbalan tersebut
diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan motivasi kerja kader.
42
imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan penyuluhan. Sedangkan output kegiatan
yang diharapkan berupa peningkatan status gizi, dan ibu hamil, penurunan angka
kematian ibu, angka kematian bayi, berat badan lahir rendah dan angka kesakitan.
a. Wawancara
b. Kepustakaan
Data yang diambil dari kepustakaan adalah teori-teori desain grafis dan teori lainnya
yang menunjang penulisan dan memperkuat desain yang dibuat
43
oleh penulis.
Strenght
Weakness
Opportunity
44
b. Penggunaan media poster memudahkan kampanye untuk dijumpai di mana saja,
terutama di tempat-tempat umum. Media poster memudahkan informasi untuk
diterima, karena informasi yang diberikan adalah informasi inti.
c. Penggunaan media flip chart dan motion grafis dengan menggunakan style flat desain
menimbulkan kesan baru dan diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat
Threat
a. Minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya posyandu. jadi akan terus menerus
menyepelekan pentingnya posyandu
b. Banyak orang yang belum tergerak untuk pergi ke posyandu dan masih terbilang
mengabaikan
a. Demografi
Usia : 18 – 30
b. Psikografis
c. Geografis
d. Behavioral
Orang tua muda yang belum memiliki wawasan tentang pentingnya posyandu.
45