Anda di halaman 1dari 39

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum

2.1.1 Desain Grafis

Perkembangan dunia desain grafis di Indonesia, dapat dilihat diantaranya dengan


mencermati awal perkembangan penerbit buku yang bisa dikatakan termasuk baru. Penerbit
buku Balai Pustaka dengan buku-buku seri Pudjangga Lama baru muncul pada tahun 1920-
an, jauh dibandingkan dengan kesadaran desain buku di Eropa yang sudah ada sejak tahun
1450-an. Era Gutenberg dan Aldus Manutius, memperlihatkan kesadaran pada desain grafis
sudah dimulai sejak era tersebut. Di Indonesia, kesadaran itu mulai tumbuh sejak masuknya
generasi mesin offset tahun 1960-an dan kemudian berkembang tahun 1970-an. Hal ini
sejalan dengan juga perkembangan ekonomi yang semakin membaik, sehingga mulai banyak
media yang bermunculan, baik itu suratkabar, majalah, buku, katalog, brosur, newsletter dan
juga media promosi seperti iklan, media luar pajang dan sebagainya. Intinya adalah
bagaimana menyampaikan suatu pesan, pengetahuan, informasi ke khalayak yang lebih luas.
Pemerintah menyampaikan sosialisasi programnya dan pihak swasta juga menyampaikan
pesan atau berkomunikasi dengan calon konsumennya. (Jubille, 2016)

Pada dasarnya desain grafis adalah bentuk komunikasi visual yang bertujuan
menyampaikan pesan atau informasi. Desain grafis dalam pandangan ilmu komunikasi adalah
metode menyampaikan pesan visual berbentuk teks dan gambar dari komunikator kepada
komunikan, dari produsen ke konsumen. Teori lain mengatakan bahwa desain grafis yang
lazim disebut „desain komunikasi visual‟ hanyalah sebatas sebagai ilmu yang mempelajari
segala upaya untuk menciptakan suatu rancangan tau dengan kata lain desain yang bersifat
kasat mata (visual) untuk mengkomunikasikan maksud, maka itu sebetulnya hanya terbatas
pada sepotong saja dari sebuah tujuan tatanan estetika yang lebih luas.

Dari ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada intinya desain grafis merupakan suatu
cara berkomunikasi melalui visual dengan tujuan menyampaikan pesan yang dimaksud
seefektif mungkin. (Jubille, 2016)

7
2.1.2 Elemen Desain Grafis

Menurut Anggraini dan Nathalia dalam buku "Desain Komunikasi Visual,dasar-dasar


panduan untuk pemula" Sebelum membuat karya desain, tentunyaseorang desainer perlu
mengetahui beberapa unsur dasar dalam membuat sebuah desain (2014:32-40). Adapun
unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Garis (Line)

Garis merupakan salah satu unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin
dengan titik poin yang lain. Bentuknya dapat berupa gambar garis lengkung (curve) atau lurus
(straight). Ketika Anda menggoreskan alat tulis, tentunya itu akan meninggalkan jejak, maka
jejak tersebut dapat pula disebut garis. Garis adalah unsur dasar untuk membangun sebuah
bentuk dapat memanfaatkan wujud itu secara fleksibel sesuai dengan citra yang ingin
ditampilkan Ada pula berbagai macam bentuk garis, seperti lurus, melengkung, putus-putus,
zig-zag, meliuk-liuk, bahkan tidak beraturan (Lia dan kirana,2016: 32) Menurut Anggraini
dan Nathalia dalam buku "Desain KomunikasiVisual, dasar-dasar panduan untuk pemula"
Arah garis pun dapat diatur sesuai dengan citra yang ditampilkan. Contohnya, garis lurus
secara horizontal akan membuat segala sesuatu terlihat lebih tenang, formal namun tetap
profesional. Berbeda dengan garis vertikal, garis itu memperlihatkan kesan keseimbangan,
stabil dan elegan. Pada sisi lain, garis dapat pula menjadi sebuah fungsi atau pertanda, seperti
gambar struktur bentuk dasar pada kemasan. Dalam kemasan produk terkadang terdapat garis
putus-putus yang menandakan bagian yang dilipat atau dipotong. (2014:32-40)

8
Gambar 2.1
Contoh Garis
Sumber: http://www.jagodesain.com

2. Bentuk (Shape)

Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki diameter, tinggi, dan lebar. Bentuk-bentuk
dasar yang pada umumnya dikenal adalah bentuk kotak (lingkaran segitiga , lonjong, dan
lainnya . Sementara dalam kategori sifat, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut:

a. Bentuk Geometri

Bentuk yang segala sesuatunya dapat diukur seperti lingkaran, kotak, segitiga,
hexagonal, kubus, silinder, limas, kerucut, dan sebagainya.. Ataupun variasi
bentuk geometri itu sendiri.

9
b. Bentuk Natural

Bentuk Naturalis Bentuk yang segala sesuatunya dapat berubah dan bertumbuh
secara ukuran, serta dapat berubah-ubah dan berkembang.
Contohnya adalah pepohonan, bunga, manusia, dan sebagainya.

c. Bentuk Abstrak Bentuk abstrak merupakan segala sesuatu yang kasat mata, tidak
jelas, dan tidak berdefinisi. Apabila dalam bentuk seni, dapat berupa bentuk yang
tidak sesuai dengan bentuk aslinya.

3. Tekstur (Texture)

Tekstur adalah tampilan permukaan atau corak dari suatu benda yang dapat dinilai
dengan cara dilihat atau diraba. Penggunaan tekstur dalam desain akan menambah
pengalaman ketika seseorang melihat atau merabanya dan menjadi nilai lebih daripada
sekadar estetika. Tekstur banyak digunakan untuk mengatur keseimbangan pada desain.

4. Gelap/Terang

Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan lainnya, terdapat
perbedaan baik warna atau titik fokus. Apabila tidak berwarna, dapat pula berupa
perbedaan antara gelap dan terang. Gelap terang atau kontras ini dapat digunakan dalam
desain sebagai salah satu cara untuk menonjolkan pesan atau informasi yang dapat juga
menambah kesan dramatis. Dengan mengatur komposisi gelap terang suatu desain, akan
membantu nilai keterbacaan, fokus, dan titik berat suatu desain. (Lia dan kirana,2016:
34)

10
Gambar 2.2
Contoh Gelap Terang pada suatu benda
Sumber: infoana.com

5. Warna (Color)

Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Warna dapat di lihat karena ada
cahaya memiliki spektrum (rangkaian sistematis) warna dan spektrum tersebut yang membuat
kita dapat melihat warna-warna yang beragam Dengan warna dapat menampilkan identitas
atau citra yang ingin disampaikan. Baik dalam menyampaikan pesan maupun membedakan
sifat secara jelas. Warna merupakan salah satu elemen yang dapat menarik perhatian,
meningkatkan mood, dan menggambarkan citra sebuah perusahaan.

11
Gambar 2.3
Contoh Spektrum Warna (Teori Brewster)
Sumber: niagahoster.co.id

Teori Brewster merupakan teori yang menyederhanakan warna yang ada dialam menjadi 4
kelompok warna. Keempat kelompok warna tersebut, yaitu sebagai berikut:

a). Warna Primer

Merupakan warna dasar yang bukan campuran dari warna lain. Warna yang termasuk
dalam golongan warna primer adalah merah,biru, kuning.

b). Warna Sekunder

Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misal warna
jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning.

c). Warna Tersier

Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.
Misalnya warna jingga kekuningan didapatkan dari pencampuran warna kuning dan
jingga.

12
d). Warna Netral

Merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering
muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran
yang tepat akan menuju hitam.

Gambar 2.4
Contoh Kelompok Warna
Sumber: qdecor.ro

6. Warna Pastel

Warna merupakan sebagian komponen dalam hidup yang bisa di lihat setiap hari.
warna sangat banyak macamnya. dengan berbagai macam warna yang ada, mata kita bisa
membedakan antara objek satu dengan lainnya karena perbedaan warnanya. salah satu warna
yang mungkin sering kita lihat setiap hari adalah warna pastel. Disekitar lingkungan kita, ada
beberapa bunga yang memiliki kombinasi warna warna pastel seperti kumpulan bunga -
bunga di taman, pemandangan alam juga yang kadang membuat hati sejuk merupakan
kombinasi warna pastel. Warna pastel adalah warna yang mengarah ke warna muda dari jenis
warna atau warna cerah. warna biru ketika bercampur dengan warna putih akan menjadi biru
muda. begitu pula warna lainnya. umumnya warna pastel, terlihat lebih cerah namun tidak
begitu kuat warnanya. Pada tahun 1950-an warna pastel menjadi warna paling favorit di
Amerika Serikat. orang-orang tidak hanya memakai warna pastel pada pakaiannya,
melainkan cat rumah sampai ke atap, peralatan dapur .

13
Setelah itu, pada tahun 1980-an pastel hadir kembali dan didorong oleh munculnya
Gaya Preppy " Preppy Style" yang diterbitkan di tahun 1980. dorongan lain datang dari acara
TV Miami Vice (1984-1990), dimana karakter utamanya "James Crocket", mengenakan
sesuatu yang berwarna pastel hampir disetiap adegan. ini sangat menghasut mata pemirsa
untuk mempopulerkan kembali warna pastel. Pada masa ini 2010-an sampai sekarang, di era
digital kita sudah terlalu terbiasa dengan warna pastel. mulai dari kombinasi dari warna
website, baju, dsb. semua itu, karena pastel memang sangat membawa dampak positif bagi
penglihatan. itu karena kecerahannya yang bisa diartikan sebagai, kegembiraan, kepolosan,
optimisme, feminisme, kemeriahan dan kebahagiaan. Setelah mengetahui pengertian warna
pastel. sebenarnya kita sudah mengetahui warna pastel apa saja. sebab, setiap warna yang ada
jika dibuat lebih terang maka akan menjadi warna pastel. jadi semua warna bisa menjadi
pastel. mulai dari warna Primer, Sekunde dan Tersier bisa menjadi warna pastel.

Blogger91 (2016) Pengertian Warna Pastel dan Contohnya 2016. [Internet], Grafis Media.
Available from: <www.grafis-media.website/2016/07/pengertian-warna-pastel-dan-
contohnya.html> [Accessed 6th August 2019]

Gambar 2.5
Contoh Warna Pastel
Sumber: https://www.grafis-media.website/2016/07/pengertian-warna-pastel-
dan-contohnya.html

14
2.1.3 Prinsip Desain Grafis

Menurut Anggraini dan Nathalia dalam buku "Desain Komunikasi Visual, dasar-dasar
panduan untuk pemula" Pesan visual harus kreatif, asli, inovatif, komunikatif, efisien, dan
efektif. Dalam mendesain, perlu memperhatikan beberapa prinsip kerja desain yang harus
diterapkan (2014:41). Adapun prinsipprinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan merupakan pembagian berat yang sama, baik secara visual maupun optik,
Desain dikatakan seimbang apabila obyek terkesan sama berat. Desain harus memiliki
keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Dalam bidang seni,
keseimbangan ini tidak dapat diukur secara pasti namun dapat dirasakan. Terdapat dua
pendekatan keseimbangan yaitu sebagai berikut:

a) Keseimbangan Simetris, yaitu membagi sama berat masa antara kanan atau kiri,
atas dan bawah secara simetris atau setara.

Gambar 2.6
Contoh Keseimbangan Simetris

15
Sumber: desainstudio.com

b) Keseimbangan Asimetris, yaitu membagi sama berat masa antara kanan atau kiri,
atas dan bawah tidak sama namun tetap terasa seimbang.
Keseimbangan asimetris lebih bervariatif dan dinamis.

Gambar 2.7
Contoh Keseimbangan Asimetris
Sumber: https://farm7.staticflickr.com/6071/6149354162_8baae1815e_o.jpg

2.2. Teori khusus

2.2.1 Teori Kampanye

Aktivitas komunikasi dalam berkampanye biasanya berkaitan dengan suatu


kepentingan dan tujuannya apa, siapa khalayak sasarannya, dalam rangka kegiatan apa,
untuk membujuk atau memotivasi khlayak. Dalam berbagai kegiatan tersebut, terdapat
beberapa jenis program kampanye yang dilaksanakan secara prinsip merupakan kegiatan
yang bertitik tolak untuk memotivasi dan membujuk, dan mencapai tujuan tertentu, maka
menurut Charles U. Larson, bukunya berjudul Persuasion, Reception and Responsibility
(California Wardsworth publishing Co.1992) yang telah membagi jenis-jenis kampanye

16
kegiatan menjual produk, kandidat dan ide atau gagasan perubahan sosial, yaitu sebagai
berikut. (2013:25)

1) Product-Oriented Campaigns

Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam
kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang
barunational ke Panasonic, Misalnya peluncuran provider- seluler Flexi –Telkom
pergantian nama perubahan logo baru BNI-46 dan bank Danamon dan sebagainya.

2) Candidate-Oriented Campaign

Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon ( kandidat) untuk kepentingan


kampanye politik (political campign), dan misalnya kampanye pemilu dalam era reformasi
tahun 2004 lalu, untuk kampanye Caleg (calon legislatif atau anggota DPR/MPR), serta
kampanye Pilpres-Capres dan Cawapres (pemilihan calon presiden dan wakil presiden)
hingga jabatan public lainnya yang berupaya meraih dukungan sebanyak-banyaknya dari
masyarakat melalui kampanye politik, serta kampanye komunikasi pemasaran dan
periklanan atau menggunakan teknik kampanye Public Relation dalam jangka waktu
relatif pendek, 3-6 bulan dengan dukungan dan yang cukup besar (investasi) untuk
pengeluaran periklanan komersil, komunikasi dan publikasi dan biaya perjalanan
kampanye beraudiensi dengan cara pendukungnya diberbagai lokasi yang tersebar di
nusantara.

3) Ideological or Cause-Oriented Campaigns

Jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi
perubahan sosial (social change campaigns) misalnya kegiatan kampanye sosial bersifat
khusus nonkomersial, Anti HIV/AIDS, anti narkoba, program keluarga berencana nasional
(KBN) Damai Itu Indah, Kampanye langit biru, serta termasuk kampanye Sadar Bayar
Pajak, dan hingga Kadarkum (kampanye sadar hukum), pelestarian lingkungan alam dan
hidup sebagainya.

17
2.2.2 Teori Promosi

Promosi menurut A. Hamdani, merupakan salah satu variable dalam bauran


pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk.
Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan
konsumen, melainkan jua sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan
pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya (judul,
thn:154)

Menurut Stanton, Etzel dan Walker (1994), promosi adalah unsur dalam bauran pemasaran
perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingat
tentang produk perusahaan. (Drs. Danang Sunyoto, 2015:157)

Menurut Indriyo Gitosudarmo (1999), promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka menjadi kenal akan produk yang ditawarkanoleh
perusahaan yang ditawarkan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu
membeli produk tersebut. (Drs. Danang Sunyoto, 2015:158) Menurut Hamdani (2006)
publikasi merupakan cara yang bias digunakan juga oleh pengusaha untuk membentuk
pengruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan
menyenangi sebuah produk. Perbedaan publisitas dengan iklan yaitu publisitas bersifat
tidak komersil, sekedar memberitahukan sebuah produk, namun jika tertarik ingin
membeli, maka konsumen akan mencari sendiri sesuai yang diberitakan, sedangkan iklan
bersifat komersil, menawarkan produk secara langsung agar konsumen tertarik untuk
membelinya. (Drs. Danang Sunyoto, 2015:162) Iklan adalah bagian dari bauran promosi
dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran. Jadi secara sederhana iklan
didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media ( Rhenald Kasali , 1992).

2.2.3 Teori Poster

Secara sederhana, poster dapat dideskripsikan sebagai bentuk publikasi dua


dimensional, satu muka, menyajikan informasi berupa data, jadwal, dan penawaran,
atau untuk mempromosikan sesuatu, tempat, produk, jasa, perusahaan atau organisasi.
Definisi sederhana ini tentu belum memuaskan jika tidak menjelaskan bagaimana

18
desain poster yang efektif. Mendesain poster merupakan satu pekerjaan yang sangat
menantang kreativitas. Berbagai kemungkinan bisa dilakukan untuk menarik audiens.
Menurut Lori Siebert dan Lisa Ballard dalam yang berjudul Making a Good
Layout (Graphic Design Basics, 1992 )menegaskan bahwa, tugas poster adalah
menangkap audiens yang tengah bergerak dengan pesan yang Anda sampaikan. Dikatakan,
poster harus mampu menyampaikan informasi atau pesan pada audiens yang sedang
sibuk, hanya dalam waktu beberapa detik. Karena waktu baca begitu singkat dan
dalam situasi sibuk, maka harus memilih salah satu informasi untuk dijadikan
elemen kunci, yaitu elemen yang paling dominan dan memiliki daya pikat (eye-
catching) paling kuat. Kemudian elemen-elemen yang lain mendukung elemen kunci
tersebut sehingga secara keseluruhan tampak menyatu, seimbang dan harmonis. Secara
ringkas, Siebert dan Ballard memberi petunjuk tentang desain poster sebagai berikut,
yakni:

1. Ukuran huruf dibuat besar sehingga terbaca dari jarak yang diperkirakan (sekitar
10 – 15 kali lebar poster).

1. Layout hendaknya simpel. Pilih satu elemen kunci (huruf dan ilustrasi) sehingga
pembaca dapat dengan cepat menangkap pesan.

2. Masukkan semua informasi penting: tanggal, jam, tempat, dan sebagainya.

3. Memuat satu elemen paling dominan – judul, ilustrasi atau tipografi – yang sekilas
dapat menarik perhatian.

4. Memuat satu informasi paling penting dan ditonjolkan dengan ukuran, warna, atau
value (kontras).

5. Memuat unsur seni yang sesuai dengan pesan atau informasi.

6. Huruf dan elemen visual disusun dalam urutan yang logis. (Dibaca dari kiri ke
kanan dan dari atas ke bawah).

7. Ilustrasi foto hendaknya dipilih yang unusual dan di-cropping agar lebih bisa
terlihat.

19
8. Huruf untuk poster sebaiknya tebal (bold), warna-warna mencolok sehingga dapat
terlihat dari kejauhan.

Tugas utama poster adalah mengundang perhatian dan memberi informasi


secepat mungkin karena hanya dibaca sekilas. Tidaklah tepat untuk menyampaikan
informasi secara detail dan panjang-lebar lewat poster. Jika terdapat banyak informasi
yang harus disampaikan lewat poster, Anda tetap harus menyisakan ruang kosong
(white-space) yang tidak diisi gambar maupun teks. Secara visual, bidang kosong
dapat memberi kelegaan pada mata untuk istirahat dan sekaligus menonjolkan pesan
utamanya. Informasi yang berlebihan dan disusun berdesakan tentu kurang efektif,
cenderung tidak menarik dan membingungkan pembaca. (Lori Siebert dan Lisa Ballard,
1992)

2.2.4 Tata Letak (Layout)

Tantangan yang paling menarik dari desain grafis maupun tata desain layout adalah
“ketiadaan aturan atau hukum yang universal”.Semuanya serba relatif. Kita bisa
menggunakan sarana dan teknik dalamsuatu karya secara efektif dan berhasil, tetapi belum
tentu sarana danteknik tersebut efektif dan cocok untuk karya yang lain.

Apa bila desain grafis maupun tata layout dibuat patent dengan standar yang baku,
maka pekerjaan mendesain akan diambil alih oleh komputer saja. Seorang desainer akan
kehilangan pekerjaan setelah menyelesaikan beberapa karya templatenya. Oleh karena itu,
beruntunglah bahwa dalam desain tataletak tidak dikenal aturan-aturan yang berlaku
secara menyeluruh. Justru disitulah peran seorang desainer. Bagi seorang desainer yang
baik, berkarya dalam suatu proyek tidak akan pernah sama dengan karya pada proyek yang
lain. Karena dalam berkarya akan terdapat misi yang berbeda untuk menyampaikan isi
informasi yang berbeda. Layout merupakan tata letak ruang atau bidang, terdapat beberapa
elemen seperti elemen teks, elemen visual, elemen warna, dan sebagainya. Tujuan utama
layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks yang bertujuan menjadi komunikatif
dan dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Tentunya dalam
perancangan layout, mengacu pada prinsip-prinsip layout yaitu Sequence (aliran
pandangan mata ketika melihat layout), Emphasis (penekanan dibagian tertentu),Balance
(keseimbangan elemen), dan Unity (kesatuan elemen). (Siebert dan Ballard, 1992)

20
Gambar 2.8
Contoh Layout Buku
Sumber: pinterest.com

Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar dalam dunia desain grafis, 4 itu antara
lain Sequence atau Urutan, Emphasis/Penekanan, Ballance/ Keseimbangan &
Unity/Kesatuan. (Siebert dan Ballard, 1992)

1. Sequence

Sequence atau urutan banyak juga yang menyebutnya dengan hierarki/flow/ aliran.
Kita membuat prioritas dan mengurutkan mana yang harus dibaca terlebih dahulu hingga
yang boleh dibaca di akhir penyampaian. Sequence sangat diperlukan karena jika semua
komponen desain pada layout sama sama kuat bukan tidak mungkin pembaca konten
desain kita akan menangkap informasi yang berbeda dengan yang ingin kita sampaikan.
Dengan adanya sequence pembaca akan secara otomatis mengarahkan pandangan matanya
sesuai dengan yang kita inginkan.Ini bisa dicapai dengan menggunakan prinsip layout
yang lain yaitu Emphasis. (Lori Siebert dan Lisa Ballard, 1992)

21
Gambar 2.9
Contoh Sequence (hirarki)
Sumber: behance.net
2. Emphasis

Penekanan merupakan prinsip dasar tatarupa yang harus ada pada karya seni dan
desain. Penggunaan prinsip ini dapat membangun visual sebagai pusat perhatian, yang
bertujuan menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai
yang artistik. Selain untuk menarik perhatian, terdapat tujuan lain yaitu untuk
menghilangkan kebosanan dan memecah keberaturan. (Lori Siebert dan Lisa Ballard,
1992)

Dalam dunia desain, penekanan sering disebut dengan Point of Interest, Focal Point,dan
Eye Catcher.Dalam setiap bentuk desain menjadi hal yang perlu ditonjolkan lebih dari
yang lain. Tujuan utama dari penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga
dapat mengarahkan pandangan khalayak sehingga apa yang mau disampaikan tersalur.
Tapi yang perlu diingat adalah tidak semua elemen harus ditonjolkan karena bila itu
terjadi, desain akan berakhir terlalu ramai dan pesan tidak dapat disampaikan. Penekanan
dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain:

1. Menambah ukuran font lebih dari yang lain.

22
2. Memberikan warna yang kontras dengan background dan elemen desain yang
lainnya.

3. Letakkan di posisi strategis dan dapat menarik perhatian. Sebagai pegangan kita
pasti sudah mengerti jika manusia pada umumnya membaca dari kiri ke kanan dan
dari atas ke bawah. maka posisi yang pertama dilihat oleh pembaca adalah kiri atas.

4. Gunakan style yang berbeda dengan style yang lain.

3. Balance

Sesuai namanya keseimbangan di sini berarti keseluruhan komponen – komponen


desain harus tampil seimbang. Tidak berat sebelah.Desainer harus memadukan
keseimbangan antara tulisan, warna, atau pun gambar sehingga tidak muncul kesan berat
sebelah. Ada dua pangkal pokok yang dipakai dalam menerapkan keseimbangan, yaitu
keseimbangan simetris dan asimetris. Di mana simetris berdasarkan pengukuran dari pusat
yang menyebar ke arah sisi dan kanan. Sedangkan asimetris berarti pengaturan yang
berbeda dengan berat benda yang sama di setiap halaman.

Gambar 2.10
Contoh Balance
Sumber: pinterest.com

23
4. Unity

Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau
keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi.Dengan prinsip kesatuan dapat
membantu semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan menghasilkan tema yang kuat,
serta mengakibatkan sebuah hubungan yang saling mengikat. Karena penting adanya
menyuguhkan klien sebuah desain yang mengandung arti yang kuat sesuai dengan tema
yang diminta. (Lori Siebert dan Lisa Ballard, 1992)

Berikut adalah macam-macam unity :

1. Mendekatkan beberapa elemen desain

2. Dibuat bertumpuk

3. Memanfaatkan garis untuk pemisahan informasi

4. Perbedaan informasi

5. Perbedaan warna latar belakang

Gambar 2.11
Contoh Desain Poster Unity
Sumber: mebiso.com

(http://mebiso.com/mengenal-4 -prinsip-dasar-desain-layout/ )

24
2.2.5 Teori Grid System

Didalam desain tata letak biasa menggunakan sytem grid untuk menjaga konsistensi
desain. Sebagian ahli berpendapat bahwa konsep pembuatan grid diilhami lukisan karya
piet mondrian 1917. Penggunaan garis-garis (atau titiktitik) maya yang tidak akan tercetak
saat gambar dicetak akan membantu desainer saat mengatur tata letak objek di bidang
cetak yang digarap.Grid System dalam sebuah rancangan grafis digunakan sesuai dengan
kebutuhan komposisi, ada yang hanya menggunkan satu buah kolom vertical
(singlecolumn grid) hingga beberapa kolom (multi column grid), atau dengan sistem
modular grid. Sebagai catatan, penggunaan grid system jangan dijadikan sebagai sebuah
batasan kreatifitas dalam mendesain melainkan difungsikan sebagai perangkat bantu dalam
memonitor setiap penempatan elemen-elemen visual pada sebuah bidang rancangan.
(Danton Sihombing, 2007:204)

Berikut adalah macam-macam grid system :

1. Grid Simetris

Grid simetris menyajikan tata letak pada halaman verso Yang merupakan
bayangan cermin yang digunakan untuk halaman recto,dengan margin dalam dan luar
sama. Ilustrasi fitur marjin luar proporsional lebih besar yang dapat menampung
marginalia. Grid juga memiliki unsur-unsur utama lainnya seperti talang, kepala dan
margin bawah. Pada gambar 2.12 bentuk Grid asimetris :

25
Gambar 2.12
Bentuk Susunan Grid Simetris
Sumber: buku Gavin Ambrose the layout book, 2015

2. Grid Asimetris

Menggunakan tata letak yang sama pada kedua recto dan verso halaman. Ilustrasi
memiliki empat kolom teks sempit seperti yang digunakan untuk jaringan simetris di
atas, tetapi grid asimetris sering memiliki satu kolom yang lebih sempit dari yang lain
untuk memperkenalkan bias terhadap satu sisi halaman, biasanya sebelahkiri. Kolom
sempit dapat digunakan sebagai margin yang lebar untuk keterangan, catatan, ikon
atau berbagai elemen lainnya. Pada gambar 2.13 bentuk Grid asimetris :

Gambar 2.13
Bentuk Susunan Grid Asimetris
Sumber: buku Gavin Ambrose the layout book, 2015

Dalam penyusunan halaman, grid sangat berguna untuk menjaga kosistensi


margin. Susunan Grid pada suatu halaman dapat berbentuk sederhana maupun sangat
kompleks, sesuai yang desainer inginkan. Lembaran dapat berbentuk pembagian
bidang teks dan bidang kosong disisi kiri kanan halaman yang biasa disebut margin.

26
Tetapi juga dapat sepenuhnya menggambarkan pembagian bidang dari dua halaman
yang terbuka (hal itu biasa disebut spread dan saling berhubungan).Walaupun tidak
ada aturan-aturan baku yang mengatur ketentuan besar kecilnya margin, namun,
pemanfaatan ukuran margin yang tepat akan memberikan dampak visual yang
memuaskan secara estetika. Margin yang sama besar akan cepat membosankan,
sedangkan ukuran margin asimetris dapat menciptakan kesan yang lebih dinamis.
(Danton Sihombing,2007:207)

2.2.6 Teori Tipografi

Memilih jenis huruf dapat dianalogikan seperti memilih sepasang sepatu pesta.
Pertimbangannya adalah apakah tampilannya sesuai dengan pakaian yang akan
dikenakannya, sebagaimana kenyamanannya, dan mungkin juga bagaimana tren-nya.
Melihat dari fungsi dan tampilannya, sebuah sepatu tidaklah layak digunakan untuk
mendaki gunung, bermain sepak bolah, ataupun untuk bertamasya.(Danton Sihombing,
2007:174)

Dalam dunia desain grafis tidak lepas dari tipografi sebagai unsur pendukungnya.
Perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik pembuatan.
Karakter tipografi yang ditimbulkan dari bentuk hurufnya bisa dipersepsikan berbeda.

Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa berarti suatu makna
yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan
untuk menyuaraka suatu citra ataupun kesan secara visual. Hal itu dikarenakan terdapatnya
nilai funsional dan nilai estetika dalam suatu huruf. Pemilihan jenis huruf disesuaikan
dengan citra yang ingin diungkapkan.Oleh karena itu, desainer harus cermat dalam
memilih, merancang, dan menggunakan tipografi yang tepat untuk karyanya. Pada
dasarnya, fungsi tipografi adalah untuk memermudah proses penyampaian informasi yang
diharapkan dari sebuah desain kepada penerima dengan mempertimbangkan prinsip
tipografi, yaitu:

1. Visibility : Terfokus pada apakah huruf tersebut dapat dibaca dengan baik atau
tidak.

27
2. Readibility : kualitas dan jenis huruf, lebih kearah pemilihan jenis huruf yang tepat
untuk teks yang tepat.
3. Legibility : menekankan dapat terbaca atau tidak ada jenis huruf yang indah. Tetapi
jika digunakan akan memyebabkan para pembaca meninggalkan teks tersebut.
4. Clearly : kejelasan huruf, mempunyai fungsi yang jelas dan mudah terbaca.Naskah
yang dicetak dengan huruf besar kecil (upperlowercase/Ulc) akan lebih nyaman
dibaca mata. Bila dibandingkan dengan fisik uppearcase, bentuk lowercase lebih
mudah dibedakan antara huruf yang satu dengan yang lainnya. Naskah yang
seluruhnya dicetak huruf besar (all caps) terasa akan cepat melelahkan mata.
(Danton Sihombing, 2007:167)

Jenis – jenis tipografi menurut Anggraini & Nathalia (2014:58) adalah sebagai berikut:

1. Serif

Jenis huruf serif mempunyai kaki/sirip (serif) yang berbentuk lancip pada ujungnya,
huruf serif memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya,
sehingga memiliki kemudahan membaca yang cukup tinggi. Serif dapat memberikan
kesan klasik, resmi, dan elegan pada karya desain. Serif lebih banyak digunakan pada
media cetak seperti koran atau majalah. Contoh jenis huruf serif adalah Times New
Roman, Garamond, Bodoni.

Gambar 2.14
Contoh Jenis Huruf Serif

28
Sumber: equalscreative.com

2. Sans Serif

Jenis huruf sans serif tidak mempunyai kaki/sirip (serif) jadi jenis huruf ini tidak
memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama. Sans serif
melambangkan kesederhanaan, lugas, masa kini, dan futuristik pada sebuah karya desain.
Oleh karena itu sans serif lebih cocok digunakan pada media digital seperti komputer atau
televisi. Contoh jenis huruf serif adalahCalibri, Gill Sans, Helvetica.

Gambar 2.15
Contoh Jenis Huruf Sans Serif
Sumber: equalscreative.com
3. Script

Jenis huruf script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas,
atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan oleh jenis huruf
ini adalah sifat pribadi dan akrab.

Gambar 2.16

29
Contoh Jenis Huruf Script
Sumber: fontbundles.net

4. Dekoratif

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk huruf yang sudah ada namun
ditambahkan hiasan dan ornamen.Kesan yang dimilliki jenis huruf ini adalah dekoratif
dan ornamental.

Gambar 2.17
Contoh Jenis Huruf Dekoratif
Sumber: font.downloadatoz.com

2.2.7 Teori Flat Design

Definisi Flat Design

Flat design atau desain datar adalah salah satu gaya desain dimana gaya desain ini
mengusung bentuk yang simple dengan menghilangkan berbagai efek grafis, seperti; gradasi,
bayangan, glossy dan lain-lain sehingga terlihat menarik dengan perpaduan warna yang enak
dilihat. Jenis desain ini menciptakan hasil yang sangat simple dan terlihat bersih serta secara
visual terlihat flat pada layar, dengan menggunakan white space, warna-warna cerah, dan
garis-garis sederhana sebagai elemen tata letak. Flat Design, sebagai sebuah style desain,
ketenarannya meningkat drastic dan digunakan banyak orang karena sifatnya yang sederhana
dan simple. (António Pratas, 2014)

Cikal bakal flat design berasal dari The Swiss Style, yang dimulai di Rusia, Belanda
dan Jerman pada taun 1920an. Kemudian mendapat popularitas perkembangan di Swiss.

30
Swiss Style memiliki penekanan pada kejelasan membaca, kebersihan dan minimalis.
Sehingga desin ini irit dan efisien dalam penggunaan ruang tata letak.

Sejarah berulang dengan dirilisnya Windows 8 dari Microsoft yang mengusung


desain antarmuka flat pada 2012. Hadirnya Windows 8 ini diyakini sebagai pembangkit
kembali dan pelopor flat design sehingga populer dewasa ini. Konsep MetroUI pada
Windows 8 memajang perpaduan warna yang menarik dan memanjakan mata. Microsoft
bukan hanya merubah tampilan OS (operating system) nya saja tapi juga pada logo
perusahaan nya dimana logo microsoft sekarang terlihat simple dan mengusung flat design.

Seolah tidak mau kalah dari kompetitornya, Apple di tahun berikutnya merilis iOS 7 yang
juga mengusung flat design. Alhasil membuat gaya desain ini semakin populer dikalangan
pengguna dan desainer. Bahkan material design (antarmuka produk Google) juga merupakan
perkembangan dari flat design yang dinggap terlalu menghilangkan efek yang masih penting.

Azka Ibawa (2016) Flat Design VS Skeumorphism 2016. [Internet], Kompasiana. Available
from: <www.kompasiana.com/azkaibawa/581c7dc2ad7e61350af69fe7/flat-design-vs-
skeumorphism?page=all> [Accessed 4th August 2019]

Kelebihan Flat Design

 Cocok dengan perkembangan teknologi karena tidak menganduk banyak elemen


gambar.
 Flat design menempatkan penekanan pada konten dan pengguna tanpa bergantung
pada metode lama.
 Membuat proses mendesain dan pengkodean jadi lebih cepat.
 Efisien ruang tata letak.
 Membuat desainer lebih fokus pada struktur yang jelas dan kegunaan yang baik.
 Tidak memakan banyak resource dalam memproses antarmuka untuk web desain atau
aplikasi.

31
Kelemahan Flat Design

 Berpotensi menghilangkan makna dan menyebabkan pengguna bingung.


 Karena terlalu sederhanya pengguna bisa saja kurang tertarik pada rancangan grafis
atau antarmuka dengan desain flat.
 Desain terbatas.

Gambar 2.18
Contoh Gaya Gambar Flat Design
Sumber:
https://design4users.com/wp-content/uploads/2016/12/star-wars-rogue-
one_tubik_studio_illustration.png

2.2.8 Teori Motion Grafis

32
A. Definisi Motion Grafis

Motion Grafis merupakan hasil pengembangan dari Graphic design, elemen elemen
yang terkandung dalam Motion Grafis ini sendiri antara lain : tipografi, komposisi, warna,
style frame, audio visual dan juga elemen elemen grafis lainnya. Motion grafis sendiri
dapat diartikan sebagai sebuah karya seni yang dibuat guna menghasilkan gerakan, dan
juga dalam pembuatannya juga digabungkan dengan suara guna memenuhi suatu
kebutuhan visual.

Motion grafis merupakan kata yang dipopulerkan oleh buku karya Trish dan Chris
Meyer dengan judul “Creating Motion Graphic with After Effects” yang membahas
tentang fungsi dari Adobe After Effects, sebuah applikasi yang digunakan untuk
menambahkan special effect, pengaturan warna, compositing, dan secara garis besar
merupakan aplikasi editing. Dalam perkembangannya aplikasi yang digunakan untuk
membuat sebuah karya motion graphic menjadi sangat banyak dan makin berkembang
dari masa ke masa.

Hingga saat ini, Motion grafis telah menjadi salah satu aplikasi yang telah banyak di
gunakan. Menurut beberapa ahli, mereka mempunyai beberapa pengertian tentang Motion
Graphics. Pengertian tersebut antara lain:

1. Seni dari Motion grafis adalah kedinamisan dari nama yang di berikan. memberikan
kehidupan kepada gambar dan tulisan dan merekam mereka menjadi sebuah pesan
yang ingin di sampaikan kepada penontonnya. Motion grafis adalah teks, gambar, atau
kombinasi dari keduanya yang bergerak dalam ruang dan waktu, mengunakan
pergerakan dan ritme untuk mengkomunikasikannya. Motion grafis digunakan dalam
tv dan film untuk membantu memperkenalkan ceritanya (Gallagher dan Paldy, 2007,
hlm. 3).

2. Motion grafis adalah kepuasan dalam mengeksekusi ide dengan campuran yang tepat
antar gambar dan suara yang menyentuh emosi dan dapat menggerakan seseorang
(Dickinson, 2010).

33
3. Motion grafis adalah grafik yang menggunakan footage dari video atau teknologi
animasi untuk menciptakan ilusi dari motion atau gerakan dan biasanya di
kombinasikan dengan audio untuk digunakan dalam projek multimedia (Betancourt,
2012).

B. Produksi Motion Grafis

Menurut Slembrouck (2012), ada beberapa proses produksi dalam Motion Graphics,
antara lain:

1. Konsep Awal

Konsep awal merupakan apa yang akan diceritakan video tersebut dan
mengidentifikasikan sebuah ide yang akan ditonton oleh penonton, dan menggambarkan
point-point yang membantu.

2. Script Writing/ Penulisan Naskah

Dimulai dari gambaran kasar dari narasi cerita, yang dimana kemudian akan
diterjemahkan secara objek visual dan pergerakan, voiceover, efek suara, dan musik.
Dalam sebuah video, waktu sangatlah terbatas. Semakin singkat semakin baik. Lebih baik
dapat menyampaikan pesan dalam waktu yang singkat sehingga akan sangat membantu
dimengerti apabila penunjukan emosional dan keyakinan adalah faktor yang signifikan
dalam membawa penonton kedalam aksi.

3. Storyboard

Ini adalah langkah awal untuk membuat visual dan suara dimana berdasarkan
koresponden dari skrip. Gambaran dari semua momen yang diperlukan dalam skrip, yang
dikenal sebagai “Style Frame”. Lalu tuliskan deskripsi singkat dari scene dan semua
narasi, suara, atau teks yang diperlukan dalam moment tersebut.

34
4. Sound (Voiceover, Musik dan Sound Effects)

Voiceover melibatkan proses casting sama seperti memilih aktor untuk pertunjukan TV,
dimana akan diaudisi dengan merekam suara saat mereka membaca skripnya. Suara aktor
tersebut mungkin akan berulang kali melalui pembacaan yang berulang-ulang karena
perubahan intonasi, mood, dan ketebalan suaranya.

5. Animation

Proses animasi ini, dimana semua bagian-bagian mulai digabungkan bersama. Animator
akan mencoba melakukan animasi secara satu atau dua gaya gambar dalam melalui gaya
visual yang ditentukan. Ini merupakan draft kasar dan kesempatan untuk mendapat
feedback sebelum pekerjaan animasi sebenarnya dikerjakan dan untuk meminimalisir
juga banyaknya revisi nantinya. Setelah itu barulah animasi dibuat secara penuh.
Komisioner akan melihat keseluruhan draft dari animasi termasuk voice over, dan adanya
kemungkinan mereka melakukan perubahan kecil. Setelah animasi diselesaikan, waktu
akhir, voice over, musik, dan suara akan dimasukan dan secara perlahan diletakan untuk
melengkapi proyek tersebut.

2.2.9 Teori Media Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,
elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan
(Notoatmodjo, 2005). Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
pendidikan, alat-alat tersebut merupakan alat untuk memudahkan penyampaian dan
penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat (Fitriani, 2011).

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media) maka


dapat dibagi menjadi 3 (Fitriani, 2011), yakni:

35
1. Media cetak seperti booklet, leaflet, flyer(selebaran), flipchart( lembar balik, rubrik,
poster, foto.

1) Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambargambar dengan sedikit
kata-kata. Kata- kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat
dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan
pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding
balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain- lain. Gambar dalam poster
dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama dibuat
untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara
pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu
kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama
dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak
(Notoatmodjo, 2005).

2) Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa
yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan
singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah
tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain- lain. Leaflet dapat
diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti
pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat
dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy (Notoatmodjo,
2005).

3) Booklet, media cetak yang berbentuk buku kecil. Terutama digunakan untuk topik
dimana terdapat minat yang cukup tinggi terhadap suatu kelompok sasaran. Ciri lain
dari booklet adalah : Berisi informasi pokok tentang hal yang dipelajari, Ekonomis
dalam arti waktu dalam memperoleh informasi, Memungkinkan seseorang mendapat
informasi dengan caranya sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dengan booklet ada beberapa hal antara lain booklet itu sendiri, faktor-faktor atau
kondisi lingkungan juga kondisi individual penderita. Oleh karena itu dalam
pemakaiannya perlu mempertimbangkan kemampuan baca seseorang, kondisi fisik
maupun psikologis penderita dan juga faktor lingkungan dimana penderita itu berada.
36
Di samping itu perlu pula diketahui kelemahan yang ada, oleh karena kadang
informasi dalam booklet tersebut telah kadaluwarsa. Dan pada suatu tujuan
instruksional tertentu booklet tidak tepat dipergunakan (Notoatmodjo, 2005).

4) Flipchart ( lembar balik) adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan
dalam bentuk lembar balik. Biasanya didalam setiap lembaran buku berisi gambar
peragaan dan dibaliknya terdapat kalimat yang berisi pesan-pesan dan informasi yang
berkaitan dengan gambar tersebut (Fitriani, 2011). Lembaran balik akan
memudahkan pekerjaan untuk menerangkan dan memberikan informasi dengan
gambar tahap demi tahap. Setiap tahapan memiliki satu gambar yang bernomor
setelah selesai menyelesaikan isi satu nomor maka lembaran bergambar tersebut
dibalikkan begitu sampai seterusnya hingga akhir Sekumpulan lembaran balik
merupakan suatu pelajaran atau informasi yang lengkap sehingga akan dapat dipilih
untuk segera digunakan seperlunya. Kelebihan lembar balik adalah gambar yang
jelas dan dapat dilihat secara bersama-sama, menarik dan mudah dimengerti (Fitriani,
2011).

5) Rubrik adalah tulisan dalam surat kabat atau majalah mengenai bahasan suatu
masalah kesehatan atau hal yang berkaitan dengan kesehatan(Fitriani, 2011).

6) Brosur adalah suatu alat publikasi resmi dari perusahaan yang berbentuk cetakan,
yang berisi berbagai informasi mengenai suatu produk, layanan,program dan
sebagainya. Brosur berisi pesan yang selalu tunggal, dibuat untuk menginformasikan,
mengedukasi, dan membujuk atau mempengaruhi orang.

2. Media elektronik yaitu televisi, film atau video dan radio.


1) Televisi yaitu media penyampaian pesan atau informasi melalui media televisi dapat
bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab yang berkaitan dengan
masalah kesehatan, pidato, TV spot, qiuz atau cerdas cermat dan sebagainya (Fitriani,
2011).

2) Radio yaitu penyampaian pesan atau informasi melalui berbagai obrolan seperti tanya
jawab, sandiwara, ceramah, radio spot dan sebagainya (Fitriani, 2011).

37
3) Film atau video yaitu merupakan media yang dapat menyajikan pesan bersifat fakta
maupun fiktif yang dapat bersifat informatif, edukatif maupun instruksional(Fitriani,
2011). Film atau video menjadi alat bantu belajar yang sangat baik, video dan film
dapat mengatasi kekurangan keterampilan dalam membaca dan penguasaan bahasa,
mengatasi keterbatasanpengelihatan, video dan film sangat baik untuk menerangkan
suatu proses dengan menggunakan pengulangan gerakan secara lambat demi
memperjelas uraian dan ilustrasi, memikat perhatian, merangsang dan memotivasi
kelompok sasaran, video dan film sangat baik untuk menyajikan teori dan praktik,
menghemat waktu untuk melakukan penjelasan (Fitriani, 2011).

3. Media papan seperti billboard.


1) Media papan disini mencakup berbagai pesan yang ditulis pada kain, papan yang
ditempel pada kendaraan umum ( mobil dan bus) (Fitriani, 2011).

2.2.10 Posyandu

Sebagaimana kita ketahui, Posyandu merupakan perpanjangan tangan


Puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan
secara terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Posyandu
sebagai wadah peran serta masyarakat, yang menyelenggarakan system pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas manusia, secara empirik telah dapat
memeratakan pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan
imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak
(Departemen Kesehatan, 1999).

Menurut Effendy (1998), Posyandu merupakan forum komunikasi, alih


teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat, dari oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan tehnis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian norma keluarga kecil bahagia sejahtera

Tujuan Posyandu

38
Tujuan pokok dari Posyandu menurut Effendy (1998), antara lain untuk :

1. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
anak,

3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera,

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan


kegiatan–kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat, pendekatan
dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan geografi,

5. Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi untuk
swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat

Kegiatan Posyandu
Terdapat berbagai jenis kegiatan yang dilakukan pada Posyandu antara lain meliputi 5
kegiatan posyandu dan 7  kegiatan posyandu (sapta krida posyandu):

Lima kegiatan posyandu antara lain :

1. Kesehatan ibu anak,

2. Keluarga berencana,

3. Imunisasi,

4. Peningkatan gizi,

5. Penanggulangan diare;

Tujuh kegiatan Posyandu (sapta krida posyandu) meliputi:

39
1. Kesehatan ibu anak,

2. Keluarga berencana,

3. Imunisasi,

4. Peningkatan gizi,

5. Penanggulangan diare,

6. Sanitasi dasar,

7. Penyediaan obat esensial;

Sedangkan jenis pelayanan yang diberikan antara lain :

1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita,

2. Penimbangan bulanan,

3. Pemberian makanan tambahan,

4. imunisasai bagi bayi 0-11 bulan,

5. Pemberian oralit untuk penanggulangan diare,

6. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama;

Beberapa kegiatan pada pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur antara lain :

1. Pemeriksaan kesehatan umum

2. Pemeriksaan kehamilan dan nifas

3. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah

4. Imunisasi tetanus toxoid untuk ibu hamil

5. Penyuluhan kesehatan dan keluarga berencana

6. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare

7. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

8. Pertolongan pertama pada kecelakaan

Prinsip dasar pelayanan Posyandu antara lain ;

40
1. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan
antara pelayanan profesional

2. Adanya kerjasama lintas program yang baik kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, gizi, imunisasai, penanggulangan diare maupun lintas sektoral seperti:
departemen kesehatan, bantuan desa dan badan koordinasi keluarga berencana
nasional

3. Kelembagaan masyarakat pos desa, kelompok timbang/pos timbang, pos imunisasai,


pos kesehatan

4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama bayi umur 0-1 tahun, anak balita umur 1-4
tahun, ibu hamil, pasangan usia subur

5. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan pembangunan kesehatan


masyarakat desa dan primary health care.

Sistem Kerja Posyandu


Menurut Muninjaya (1999), sistem kerja Posyandu merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi input, proses dan output.

Input adalah ketersediannya sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan


kegiatan posyandu, yang meliputi antara lain:

1. Sarana fisik atau kelengkapan seperti bangunan, meja kursi, perlengkapan


penimbangan, perlengkapan pecatatan dan pelaporan, perlengkapan penyuluhan dan
perlengkapan pelayanan,

2. Sumber daya manusia yang ada seperti kader, petugas kesehatan dan aparat desa atau
kecamatan yang ikut berperan dalam kelangsungan program,

3. Ketersedianya dana, sebagai penunjang kegiatan yang berasal dari pemerintah


maupun swadaya masyarakat,

4.  Penyelenggaraan kegiatan posyandu dan bagaimana cara persiapan serta mekanisme


pelayanannya.

Proses dalam sistem pelayanan Posyandu antara lain meliputi:

41
1. Pengorganisasian posyandu mencakup adanya struktur organisasi, yaitu adanya
perencanaan kegiatan mulai persiapan, monitoring oleh petugas sampai evaluasi
proses dan hasil kegiatan. Adanya kejelasan tugas dan alur kerja yang jelas serta
dipahami oleh kader posyandu,

2. Pelaksanaan kegiatan posyandu yang mencakup pendaftaran, penimbangan,


pencatatan penyuluhan, pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Program pokok
yang minimal harus dilaksanakan meliputi lima pelayanan yaitu kesehatan ibu dan
anak, gizi, keluarga berencana, penanggulangan diare dan imunisasi

3. Pembinaan dan pemantauan petugas yang mencakup adanya rencana kegiatan


pembinaan dan pemantauan yang jelas dan tertulis, ada jadwal yang terencana dengan
baik, siapa yang menjadi sasaran, cara pembinaan, pemantauan dan pemecahan
masalah,

4. Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina kesehatan dan gizi
masyarakat terutama pada keluarga sasaran. Proses pelaksanaan kunjungan harus
direncanakan siapa sasaran, kapan dilaksanakan, siapa yang melaksanakan dan hasil
dicatat dalam kegiatan kader

5. Pelaksanaan evaluasi program dilaksanakan setiap bulan. Di tingkat posyandu


dilaksanakan setelah selesai kegiatan pelayanan yang melibatkan kader, aparat desa,
pembinaan kesejahteraan keluarga dan petugas pembina. Sedangkan di tingkat
kecamatan dilaksanakan melalui pertemuan lintas sektor di kecamatan lain yang
berkaitan dengan kesehatan dan perbaikan gizi serta keluarga berencana

6. Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan evaluasi
disampaikan melalui pertemuan rutin yang telah direncanakan. Umpan balik berasal
dari aparat desa, tokoh masyarakat dan kelompok kerja personal baik tingkat desa,
kecamatan maupun kabupaten

7. Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian kader
dalam melaksanakan tugasnya, dan harus dipikirkan, karena dengan imbalan tersebut
diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan motivasi kerja kader.

Output – Keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan penimbangan,


pelayanan pemberian makanan tambahan, distribusi paket perbaikan gizi, pelayanan

42
imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan penyuluhan. Sedangkan output kegiatan
yang diharapkan berupa peningkatan status gizi, dan ibu hamil, penurunan angka
kematian ibu, angka kematian bayi, berat badan lahir rendah dan angka kesakitan.

2.3. Himpunan Data

2.3.1 Profil Puskesmas Kecamatan Senen

Nama Perusahaan : Puskesmas Kecamatan Senen

Alamat : Jalan Kramat VII No. 31, RT.06 / RW.01,


Kenari, Senen, RT.2/RW.1, RT.6/RW.1,
Kenari, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10430
Jam Operasional : 07.00 – 22.00 WIB

2.3.2 Sumber Data

a. Wawancara

Wawancara dengan Bidan Ni Ketut Sri Wedari, sebagai pembimbing Posyandu


Kelurahan Cikoko, Drg Pungki Andrianti dan Ririn Syafrini sebagai dokter
puskesmas kecamatan senen yang membantu mengarahkan dan memberikan data

b. Kepustakaan

Data yang diambil dari kepustakaan adalah teori-teori desain grafis dan teori lainnya
yang menunjang penulisan dan memperkuat desain yang dibuat

43
oleh penulis.

c. Internet searching, pencarian data melalui internet searching guna

memperkaya informasi mengenai topik yang bersangutan.

2.4. Analisis Data

Strenght

a. memberikan informasi kepada masyarakat pentingnya posyandu

b. mengajak atau membujuk masyarakat untuk ke posyandu


c. membangkitkan semangat untuk rajin ke posyandu tiap bulannya

Weakness

a. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya posyandu.

b. Bentuk kampanye yang kurang menarik.

c. Minimnya kampanye mengenai posyandu.

d. Kampanye tidak dilakukan secara berkelanjutan dan terkesan musiman.

Opportunity

a. Belum adanya media kampanye mengenai pentingnya posyandu yang berlebih .


terlebih di dalam flip chart dan motion grafis yang dibuat terdapat sebuah pesan yang
kedepannya dapat menyadarkan betapa pentingnya posyandu

44
b. Penggunaan media poster memudahkan kampanye untuk dijumpai di mana saja,
terutama di tempat-tempat umum. Media poster memudahkan informasi untuk
diterima, karena informasi yang diberikan adalah informasi inti.
c. Penggunaan media flip chart dan motion grafis dengan menggunakan style flat desain
menimbulkan kesan baru dan diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat

Threat

a. Minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya posyandu. jadi akan terus menerus
menyepelekan pentingnya posyandu
b. Banyak orang yang belum tergerak untuk pergi ke posyandu dan masih terbilang
mengabaikan

2.5. Analisis Khalayak Sasaran

a. Demografi

Usia : 18 – 30

Jenis Kelamin : Wanita

Kelas Sosial : SES B dan C

b. Psikografis

• Orang tua yang memiliki anak balita sampai usia anak-anak

• Orang-orang yang kurang memahami pentingnya posyandu

c. Geografis

Jakarta Pusat khusunya di Kecamatan Senen

d. Behavioral

Orang tua muda yang belum memiliki wawasan tentang pentingnya posyandu.

45

Anda mungkin juga menyukai