Anda di halaman 1dari 17

MODUL 1

PENGANTAR DASAR-DASAR DESAIN GRAFIS

Mata Kuliah : Desain Grafis


Kode Mata Kuliah : MCKB 32
Semester : IV (Empat)
SKS dan Jumlah Jam/Minggu : 2 SKS dan 4 jam/minggu

1. Unit Kompetensi : Mamahami Dasar-dasar Desain Grafis


2. Elemen Kompetensi : 1. Defenisi Typography
2. Colour/pewarnaan
3. Layout/tata letak
4. Perkembangan Desain Grafis
5. Fotmat Bitmap dan Vektor

3. Kriteria Unjuk Kerja : 1. Mampu dan mengetahui arti dari typography


dan kegunaannya
2. Mampu mengenalan colour/pewarnaan dan
pentingnya pada desain grafis
3. Mampu mengetahui pentingnya layout/tata
letak pada desain grafis
4. Mampu mengetahui perkembangan desain
grafis
5. Mampu membedakan fotmat bitmap dan vektor

1.1 Pengertian Tipografi


Tipografi adalah suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan
pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan
kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan
membaca semaksimal mungkin.
Aspek-aspek Desain Komunikasi Visual :
- Ilustrasi
- Teks
- Tipografi
- Warna
- Media

Huruf (Tipo/Typeface/Type/Font) adalah bentuk visual yang dibunyikan sebagai


komunikasi verbal.
Tipografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang Huruf dan penggunaan Huruf
dalam aplikasi Desain Komunikasi Visual.
Tipografi adalah ilmu atau skill yang berkaitan dengan profesi piñata aksara di
percetakan maupun seniman-seniman yang bekerja di perusahaan pembuat aksara.
Tipografi adalah ilmu yang berkaitan dengan aksara cetak. Tipografi adalah seni
dan teknik dalam merancang maupun menata aksara dalam kaitannya untuk
menyusun publikasi visual, baik cetak maupun non cetak.
Seni Tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf
sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambing
bunyi bias diabaikan. Seni merupakan induk dari desain grafis.
Dalam dunia Desain Grafis, Tipografi adalah sebuah disiplin khusus dalam desain
grafis yang mempelajari mengenai seluk beluk huruf (font). Jenis huruf bisa
menciptakan kesan-kesan tertentu sesuai dengan tema publikasi.

1.1.1 Pentingnya Sebuah Huruf


Huruf dan tulisan memiliki arti amat penting bagi manusia. Bahkan, yang
namanya peradaban atau masa sejarah ditandai dengan peristiwa dikenalnya tulisan
oleh manusia. Zaman sebelum ada tulisan sering disebut zaman prasejarah. Kalau
Anda melihat ke buku atau ke layar komputer, Anda akan melihat huruf dan tulisan.
Di jalanan pun Anda akan melihat tulisan. Di pakaian, di badan mobil dan pesawat
terbang, bahkan di gua-gua purbakala Anda bisa menjumpai tulisan. Selain gambar,
huruf adalah cara manusia berkomunikasi secara visual.
Sebuah huruf atau font (asal kata dari fount, dari typefoundry) adalah
serangkaian glyphs yang mempresentasikan karakter-karakter dari serangkaian
karakter tertentu didalam typeface tertentu.
Secara tradisional sebuah huruf (font) spesifik dengan ukuran tertentu
(tinggi karakter), berat (seberapa gelap teks tampak, missalnya tebal/ bold, atau
tipis/light) dan gaya (umumnya regular, italic atau condensed).

Tipe/Typeface atau Font


Satu hal pertama yang Anda bisa perhatikan dari tulisan-tulisan yang
berbeda itu adalah, bahwa bukan huruf-hurufnya saja yang berbeda, melainkan
jenis hurufnya juga. Huruf “A” atau “a” di sebuah tulisan bisa berbeda dari huruf
“A” dan “a” yang lain. Anda tahu bahwa keduanya abjad alfabet yang sama, tapi
Anda juga mengamati bahwa jenis hurufnya berbeda. Bisa jadi yang satu lebih tebal
atau gemuk dari yang lain, bisa jadi kaki-kaki hurufnya ada yang memiliki tangkai,
atau lebih pendek atau lebih panjang, dan sebagainya. Sebuah jenis huruf yang sama
kadang diberi nama tertentu (misalnya: Times New Roman).
Jenis huruf ini disebut typeface, atau singkatnya tipe. Sekarang orang juga
sering menyebut jenis huruf dengan font, karena file yang berisi informasi sebuah
typeface di komputer diberi istilah font (misalnya, di Windows, informasi untuk
menggambar tipe Arial disimpan dalam file ARIAL.TTF). Di dalam dunia tipografi
tradisional (nondigital), yaitu saat huruf dicetak menggunakan balok-balok logam,
font memiliki arti lain kumpulan balok-balok huruf logam yang memiliki satu
typeface dan satu ukuran tertentu. Belakangan barulah orang-orang komputer
memakai kembali istilah font untuk bidang tipografi digital. Kedua istilah
typeface/tipe dan font dalam artikel ini akan dipakai bergantian.

Huruf Sebagai Figur Identitas


Huruf merupakan elemen simbolisasi yang banyak digunakan dalam
kegiatan desain grafis, karena dianggap sebagai medium yang paling efektif dalam
menyampaikan informasi dan identitas dari sesuatu “entitas”.
Syarat utama agar huruf dapat berfungsi sebagai symbol (pemberi tanda) adalah
memiliki bentuk khas, sehingga mudah untuk dikenali (karena mengandung nilai
perbedaan dengan yang lain) dan dapat secara tepat diasosiasikan dengan jati
dirinya.

Contoh macam-macam typography pada produk:


1.2 Colour/pewarnaan
Warna adalah poin vital dalam dunia desain grafis. Setiap desainer grafis
dituntut untuk selalu kreatif dalam menggunakan warna. Oleh karena itu,
mempelajari teori warna dan hal-hal yang dapat membantu meningkatkan kreasi
desainer grafis dalam bekerja dengan warna seakan menjadi suatu keharusan yang
tidak terelakkan. Pada artikel kali ini, akan diuraikan beberapa poin penting terkait
dengan penggunaan warna pada desain grafis.
1.2.1 Color Wheel (Roda Warna)
Color Wheel merupakan teori dasar warna yang
digambarkan dalam bentuk lingkaran (roda). Terdiri dari
tiga warna dasar, yaitu merah, biru, dan kuning.
Selanjutnya, kombinasi dari tiga warna dasar ini
melahirkan warna-warna baru berupa warna sekunder.
Warna sekunder terdiri dari Oranye, Ungu dan Hijau.
Kombinasi antara warna sekunder dengan warna dasar
(primer) melahirkan warna-warna lainnya berupa warna
tersier. Warna tersier terdiri dari : kuning-oranye,
kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu, merah-ungu, dan
merah-oranye. Akhirnya, warna-warna tersebut
kemudian digambarkan berupa sebuah lingkaran warna
yang kita kenal sekarang dengan istilah Color Wheel.
Beberapa aturan dasar terkait color wheel :
a. Monochromatic Color
Monochromatic Color merupakan perpaduan beberapa warna yang
bersumber dari satu warna dengan nilai dan intensitas yang berbeda.
Misal: hijau jika dikombinasikan dengan warna hijau dengan nilai dan
intensitas yang berbeda akan menciptakan suatu perpaduan yang harmonis
dan menciptakan kesatuan yang utuh pada desain.

b. Warna Analog
Warna analog merupakan kombinasi dari warna-warna terdekat. Misal :
warna merah akan serasi dengan warna oranye, dan oranye akan terlihat
harmonis dengan warna kuning. Begitu juga jika kuning dipadukan dengan
hijau atau biru jika dipadukan dengan ungu, dan ungu jika dikombinasikan
dengan pink.
c. Warna pelengkap
Beberapa desain butuh sebuah nilai kontras yang cukup untuk menarik
perhatian lebih dari pembaca visual. Saat itulah kita menggunakan
kombinasi dari warna-warna pelengkap. Misal : biru dan oranye, merah dan
hijau, dll.

d. Warna Triad
Teori roda warna diatas menjelaskan bagaimana warna-warna dasar
melahirkan berbagai warna baru disekitarnya. Cukup ampuh jika kita ingin
bermain dengan variasi warna-warna yang berbeda. Ada banyak sekali
kombinasi warna selain warna dasar untuk membuat sebuah desain tampak
unik dan berbeda dari biasanya. Misal : Peleburan warna kuning dan oranye,
oranye dan merah, merah dan pink (merah muda), pink dan biru, dan
seterusnya.
1.2.2 Ruang pada Warna
Warna dapat dipengaruhi ruang dan bentuk, sekaligus juga mempengaruhi
kesan yang disampaikan pada warna. misalnya, coba berikan warna yang sama pada
dua buah bentuk yang berbeda (lingkaran dan garis). Pada lingkaran, warna akan
terlihat lebih terang sedangkan pada garis akan terlihat lebih gelap. Hal ini
disebabkan besar ruang pada lingkaran lebih luas daripada garis, sehingga mata
menangkap sebuah ruang luas dengan asumsi terang, meskipun warna yang
diberikan adalah warna yang sama. Ini adalah respon naluriah pada mata dalam
menyikapi suatu kesan pada sebuah visual.

1.2.3 Kontras Warna


Kontras pada warna dapat dipengaruhi oleh warna lain disekitarnya.
Teorinya sangat sederhana : Kontras = Gelap VS Terang. Misalnya, letakkan
sebuah persegi kecil berwarna kuning diatas background berwarna hitam, maka
nilai kontras akan meningkat dan persegi berwarna kuning akan dengan mudah
terlihat. Sebalinknya, ganti background dengan warna putih, maka nilai kontras
akan menurun dan persegi akan sulit untuk dilihat.
1.2.4 Psikologi Warna
Warna dapat mewakili karakter dan perasaan-perasaan tertentu. Misal,
merah memberi kesan agresif, gairah, panas dan cepat. Hitam memberi kesan
misteri, kelam, dan canggih. Dengan mempelajari psikologi warna, kita dapat
menyesuaikan desain dengan target yang dituju, komunikasi visual yang efektif,
dan membangun suatu kesatuan rasa kepada pembaca visual.

1.2.5 Bidang Warna


Garis Outline pada sebuah bidang berfungsi sebagai pembatas warna agar
tidak terlihat menyebar keselilingnya. Semakin tipis garis outline yang diberikan,
maka semakin tersebar warna ke area luar bidang. Sebaliknya, semakin tebal
outline, maka akan semakin tegas warna yang terdapat pada suatu bidang.
1.3 Layot/Tata Letak
Layout didalam bahasa memiliki arti tata letak. Sedangkan menurut istilah,
layout merupakan usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan elemen elemen
atau unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel dll) menjadikan
komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Di sini diperlukan
pertimbangan ketika sedang mendesain suatu infomasi yang seefektif mungkin.
Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar
menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca
menerima informasi yang disajikan.

Prinsip Dasar Layout/Tata Letak


1. Keseimbangan/Balancing
Keseimbangan/balancing merupakan prinsip dalam layout yang
menghindari kesan berat/ketidakseimbangan bidang atau ruang yang terisi oleh
unsur unsur seni rupa. Balancing dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Keseimbangan Simetris
Keseimbangan simetris terjadi ketika keseimbangan
unsur visual terjadi secara vertical maupun
horizontal. Gaya ini biasanya menggunakan dua
elemen yang diletakkan dengan tempat dan jarak
yang sama seperti cermin (titik tengah adalah garis
cermin).

b. Keseimbangan Asimetris
Keseimbangan asimetris terjadi apabila
unsur visual dari elemen desain tidak
merata, namun tetap terlihat seimbang. Gaya
ini menggunakan permainan visual kontras,
warna, dan sebagainya dengan titik yang
tidak beraturan.

2. Alur Baca/Movement
Alur baca dibuat oleh desainer yang
dirancang secara sistematis dengan tujuan
mengarahkan mata pembaca dari bagian satu
ke bagian lainnya dalam menelusuri sebuah
informasi.

3. Penekanan/Emphasis
Sebuah teknik yang digunakan untuk
memberikan penekanan pada unsur visual
seperti gambar, judul teks, dll pada
layout. Penekanan dibuat dengan cara
membuat unsur visual yang diperbesar,
dipertebal atau cara lainnya yang
membuatnya lebih menonjol.

4. Kesatuan/Unity
Menciptakan sebuah kesatuan dalam sebuah
desain, seperti menyatukan beberapa gambar
dengan pemisah garis dan memberikan
informasi dari beberapa bagian tersebut
sehingga tercipta keselarasan visual yang
seimbang.

1.4 Perkembangan Desain Grafis


1.4.1 Pengertian Desain Grafis
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan
gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam
desain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-
simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi
dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses
pembuatan, metode merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), ataupun
disiplin ilmu yang digunakan (desain).

1.4.2 Sejarah Desain Grafis


Sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari jejak peninggalan manusia
dalam bentuk lambang-lambang grafis (sign & simbol) yang berwujud gambar
(pictograf) atau tulisan (ideograf). Gambar mendahului tulisan karena gambar
dianggap lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan dasar acuan alam (flora,
fauna,landscape dan lain-lain). Belum ada yang tahu pasti sejak kapan manusia
memulai menggunakan gambar sebagai media komunikasi.
Pada manusia primitif sudah menggunakan coretan gambar di dinding gua
untuk kegiatan berburu binatang. Contohnya seperti yang ditemukan di dinding gua
Lascaux, Perancis. Lambang/ aksara sebagai alat komunikasi diawali oleh bangsa
Punesia (+ 1000 tahun SM), yang saat itu menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian
disempurnakan oleh bangsa Yunani (+ 400 tahun SM) antara lain dengan mengubah
5 huruf menjadi huruf hidup. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang
berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat
dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang
dibawa dari Yunani. Pada awalnya bangsa Romawi menetapkan alfabet dari Yunani
tersebut menjadi 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T,
V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk
mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U
dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet
Latin menjadi 26.
Kata Desain Grafis pertama kali digunakan pada tahun 1922 di sebuah esai
berjudul New Kind of Printing Calls for New Design yang ditulis oleh William
Addison Dwiggins, seorang desainer buku Amerika.
Raffe's Graphic Design, yang diterbitkan pada tahun 1927, dianggap
sebagai buku pertama yang menggunakan istilah Desain Grafis pada judulnya The
signage in the London Underground adalah contoh desain klasik pada abad modern
yang menggunakan jenis huruf yang dirancang oleh Edward Johnston pada tahun
1916.
Pada tahun 1920, Aliran konstuktivisme di Uni Soviet melihat seni yang
berorientasi individu tidak ada gunanya bagi Rusia dan membuat sesuatu yang
dapat diterapkan di dunia nyata. Mereka mendesain bangunan, perangkat teater,
poster, kain, pakaian, perabot, logo, menu, dll.
Jan Tschichold merumuskan prinsip-prinsip dasar tipografi modern pada
tahun 1928 dalam bukunya yang berjudul New Typography. Tschichold,
Bauhaus,Herbert Bayer and Laszlo Moholy-Nagy, and El Lissitzky adalah
tipografer yang berpengaruh besar dalam ilmu desain grafis yang kita kenal
sekarang ini. Mereka mempelopori teknik produksi yang digunakan sepanjang abad
ke 20. Pada tahun-tahun berikutnya desain grafis mendapat banyak pengakuan dan
mulai banyak diterapkan. Pasca Perang Dunia II, kebutuhan akan desain grafis
meningkat pesat, terutama untuk periklanan dan kemasan produk. Perpindahan
Sekolah Bauhaus dari Jerman ke Chicago pada tahun 1937 membawa pengaruh
besar pada desain di Amerika. Nama- nama yang terkenal diantaranya Adrian
Frutiger(desainer jenis huruf Univers dan Frutiger), Paul Rand(yang dari akhir
1930-an sampai kematiannya pada tahun 1996 menggunakan prinsip Bauhaus dan
menerapkannya padaiklan dan desain logo.
Pada tahun 1447, Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi
mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai disain yang
digunakan di Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu
pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal
dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa
kebangkitan kembali Eropa. Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan pedagang
dan pemodal Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia mencetak “Latin Bible”
atau disebut “Guterberg Bible”, “Mararin Bible” atau “42 line Bible” yang
diselesaikanya pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah mendukung
perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku. Pada masa itu
juga berkembang corak huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung realis
dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain Lucas Cranach dengan
karyanya “Where of Babilon”
Pada perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834)
menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang
memanfaatkan tehnik cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik
cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak.
Nama lithografi tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho.
Tehnik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa
dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya
pemisahan warna. Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni
poster. Masa keemasan ini disebu-sebut sebagai “The Golden Age of The Poster”.
Tokoh-tokoh seni poster tehnik lithogafi (1836-1893) antara lain Jules Cheret
dengan karya besarnya “Eldorado: Penari Riang” (1898), “La Loie Fuller: Penari
Fuller” (1897), “Quinquina Dubonnet” (1896), “Enu des Sirenes” (1899). Tokoh-
tokoh lainya antara lain Henri de Toulouse Lautrec dan Eugene.
Pada saat ini perkembangan teknologi desain grafis sudah sangat maju
dengan adanya peralatan dan media digital yang serba canggih. Sesorang tidak
harus pandai dalam seni melukis untuk bisa membuat sebuahkarya desain grafis.
Misalnya dengan media komputer, manusia bisa membuat sebuah hasil karya
desain grafis dengan mudah dan sekaligus bisa langsung mencetaknya mulai dari
ukuran yang paling kecil hingga super besar dengan mesin cetak yang canggih.
Dengan berbagai software editor desain, juga semakin memudahkan manusia.

1.4.3 Sejarah Desain Grafis di Indonesia


Perkembangan desain di Indonesia di mulai pada tahun 1970, dimana pada
saat itu telah terjadi peristiwa yang diberi nama Desember Hitam, peristiwa ini
pecah di penghujung tahun 1974. Desember Hitam muncul karena adanya
gelombang protes terhadap pemberian penghargaan pemerintah kepada lima
pelukis, yang karyanya dikritisi sebagai bercorak ragam sama (seragam) yaitu
dekoratif, dan lebih mengabdi kepada kepentingan ‘konsumtif’.
Gerakan Desember Hitam adalah awal terbentuknya gerakan seni rupa
baru GSRB pada tahun 1975, GSRB memiliki pemahaman bahwa kesenian tidak
harus dikategorikan menurut jenjang, ada kesenian kelas wahid dan ada kesenian
kelas bawah (amatir). GSRB menolak batasan antara seni murni dan seni terap, dan
semua fenomena kesenian termasuk desain pun dianggap sederajat. Sepanjang
perjalanannya (1975-1979, 1987), eksponen GSRB yang juga desainer grafis
tercatat antara lain FX Harsono, Syahrinur Prinka (1947-2004), Wagiono Sunarto,
Priyanto Sunarto, Gendut Riyanto (1955-2003), Harris Purnama dan Oentarto.
Organisasi desain grafis pertama di Indonesia, sepanjang tahun 1970
bermunculan perusahaan desain yang sepenuhnya dipimpin oleh desainer grafis,
namun perbedaannya pada masa itu adalah biro-biro ini memfokuskan diri pada
desain non-iklan dan semuanya berlokasi di Jakarta, berikut adalah beberapa biro
desain tersebut :
Vision (Karnadi Mardio), Grapik Grapos Indonesia (Wagiono Sunarto,
Priyanto Sunarto, S Prinka), Citra Indonesia (Tjahjono Abdi, Hanny Kardinata) dan
GUA Graphic (Gauri Nasution). Dan pada dekade berikutnya, di Jakarta muncul
antara lain Gugus Grafis (FX Harsono, Gendut Riyanto), Polygon (Ade Rastiardi,
Agoes Joesoef), Adwitya Alembana (Iwan Ramelan, Djodjo Gozali), Headline (Sita
Subijakto), BD+A (Irvan Noe’man), dan di Bandung: Zee Studio (Iman Sujudi,
Donny Rachmansjah), MD Grafik (Markoes Djajadiningrat), Studio “OK!”
(Indarsjah Tirtawidjaja) dan lain-lain.

1.5 Format Bitmap dan Vektor


Dalam dunia desain digital, kita mengenal 2 jenis gambar yang berbeda
yang dipresentasikan melalui komputer, yaitu gambar Bitmap dan gambar Vektor.
Kedua jenis gambar tersebut memiliki karakteristik yang sangat berbeda, sehingga
pengaplikasianya pun tentunya akan berbeda pula. Namun masih banyak desainer
pemula yang belum begitu paham mengenai perbedaan tersebut dan bagaimana
menggunakan kedua jenis gambar tersebut dengan tepat, sehingga hasilnya tidak
maksimal.
1. Gambar Bitmap
Gambar berbasis Bitmap adalah gambar yang terdiri dari piksel yang berada di
dalam grid/kotak. Setiap pixel atau “bit” pada gambar berisi informasi tentang
warna yang akan ditampilkan.
Ciri Gambar Bitmap:
• Gambar bitmap memiliki resolusi tetap dan tidak dapat diubah ukurannya
tanpa kehilangan kualitas gambar.
• Resolusi mengacu pada jumlah piksel dalam foto dan biasanya dinyatakan
sebagai dpi (titik per inci) atau ppi (pixel per inci).
• Gambar bitmap ditampilkan di layar komputer Anda pada resolusi layar:
sekitar 72 ppi.
• Gambar yang menggunakan data bitmap akan menghasilkan bobot file yang
besar.
• Digunakan untuk gambar kompleks, berupa ragam warna dan bentuk yang
beraneka, seperti foto dari hasil bidikan kamera.

Kunci Poin Tentang Gambar Bitmap:


• piksel dalam grid/kotak
• tergantung resolusi
• resize mengurangi kualitas
• mudah dikonversi
• terbatas pada persegi panjang
• minimal dukungan untuk transparansi

Format file gambar bitmap diantaranya adalah:


• BMP
• GIF
• JPEG, JPG
• PNG
• PICT (Macintosh)
• PCX
• TIFF
• PSD (Adobe Photoshop)

2. Gambar Vektor
Gambar Vektor adalah gambar yang ditampilkan menggunakan definisi
matematis komputer, grafis vektor adalah salah satu metode yang dapat
menciptakan hasil terbaik dan digunakan oleh kebanyakan aplikasi gambar saat
ini.
Ciri Gambar Vektor
• Gambar fleksibel memiliki resolusi independen karena dapat menjadi
output dengan kualitas tertinggi pada skala apapun.
• Mengubah atribut dari objek vektor tidak mempengaruhi obyek itu sendiri.
• Ukuran gambar vektor dapat ditingkatkan dan dikurangi untuk setiap derajat
dan baris, dan akan tetap tajam, baik di layar dan di cetak.
• Gambar yang menggunakan data bitmap akan menghasilkan bobot file yang
kecil
• Digunakan untuk ilustrasi dengan bentuk geometris sederhana, warna solid
atau gradasi tanpa terlalu banyak variasi warna. Cocok untuk logo dan jenis
desain yang mengandalkan kesederhanaan bentuk.

Kunci Poin Tentang Gambar Vektor:


• scalable
• resolusi independen
• tidak ada begron
• seperti kartun
• tidak bagus untuk foto-foto realistis
• metafile mengandung kedua raster dan data vektor

Format Vektor umum meliputi:


• AI (Adobe Illustrator)
• CDR (CorelDRAW)
• CMX (Corel Exchange)
• CGM Computer Graphics Metafile
• DXF AutoCAD
• WMF Windows Metafile
• Flv (Flash)
• File format aplikasi 3D

Perbandingan Gambar Bitmap dan Vektor


Materi Tes
Kerjakanlah soal-soal berikut!
1. Apakah yang dimaksud dengan Tipografi
2. Jelaskan apa saja yang menjadi aspek-aspek desain komunikasi visual
3. Jelaskan mengapa warna menjadi poin vital dalam dunia desain grafis dan
jelaskan pula point-point penting terkait dengan penggunaan warna dalam
dunia desain grafis
4. Jelaskan yang dimaksud dengan desain grafis
5. Dalam dunia desain grafis dikenal dengan format vector dan format bitmap,
jelaskan perbedaan keduanya.

Anda mungkin juga menyukai