Anda di halaman 1dari 14

MEDIA KOMUNIKASI VISUAL

“ MAKANAN YANG MERUSAK GIGI “

Disusun Oleh :

Nama : Putri Mayang Sari

NIM : PO.71.25.1.20.063

Kelas :B

Semester :3

Dosen Pembimbing:

Msy Nurhayati,SPd,M.Kes

Drg.SalunaDeynilisa,MPd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KESEHATAN GIGI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,taufik dan
hiah- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata Pendidikan Media Komunikasi.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Media Komunikasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
membantu dan telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Palembang,Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………………………..………….. i

Kata Pengantar…………………………..………………………………………………………………. ii

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………. iii

BAB I

A.Pengertian Komunikasi Visual..…………………………………………………….…………..4

B.Fungsi Dan Ruang Lingkup komunikasi Visual…………………….…………..…..…….4

C.Prinsip Komunikasi Visual ………………..…………….…..…....…..........5


BAB II
A.Pengertian Buku Saku……………………………………………..……….8
B.Kelebihan Buku Saku………………………………………..……………..9

C.Kelemahan Buku Saku………………………………..…….………..9


BAB III
A.Makanan Yang Merusak Gigi Balita……………….……………….10
Daftar Pustaka ……………………………………………………….…….……………………………14

iii
A.Landasan Teori

a.Pengertian Komunikasi Visual


Secara harfiyah, komunikasi visual artinya komunikasi melalui penglihatan. Visual dalam
bahasa Inggris artinya ketajaman mata, dapat dilihat, kasat mata, atau dapat disaksikan/dilihat
dengan mata.Kata visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspons
oleh indra penglihatan, yaitu mata. Visual berasal dari kata latin videre yang artinya
"melihat".Komunikasi visual dikenal juga dengan sebutan bahasa isyarat (language of
gesture). 

Komunikasi Visual merupakan proses komunikasi berupa kombinasi seni, lambang,


tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna.Komunikasi visual ini biasa dilakukan
melalui gambar, iklan pamflet, atau video tanpa suara.

Konsep komunikasi visual adalah memadukan unsur-unsur desain grafis, seperti kreativitas,
estetika, efisiensi, komunikatif dan lain-lain, untuk menciptakan suatu media yang dapat
menarik perhatian, juga menciptakan media komunikasi yang efektif agar diapresiasi oleh
komunikan / audiens.
b.fungsi & Ruang Lingkup Komunikasi Visual
Sebagaimana fungsi komunikasi pada umumnya, komunikasi visual berfungsi sebagai
sarana informasi atau untuk menyampaikan pesan.Secara khusus, fungsi sekaligus tujuan
komunikasi visual antara lain: 
1. Identifikasi --mengarahkan pada pengenalan identitas
2. Informasi -- memberikan pengetahuan baru
3. Promosi -- termasuk provokasi
4. Persuasi
5. Propaganda, termasuk pencitraan (image building)

Ruang Lingkup Komunikasi Visual:


1. Desain Grafis Periklanan (Advertising). 
2. Animasi (Anime). 
3. Desain Identitas Usaha (Corporate Identity). 
4. Desain Multimedia -- Banner, Backdrop, Stiker.
5. Desain Grafis Media -- Buku, Suratkabar, Majalah
6. Komik atau Cerita Bergambar (Cergam, Karikatur, Poster. 
7. Fotografi, Tipografi, Ilustrasi.

Komunikasi visual biasanya diasosiasikan dengan seni rupa, simbol, fotografi, tipografi
lukisan, desain grafis, ilustrasi, dan lain-lain. 

4
c.Prinsip Komunikasi Visual
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam Komunikasi visual adalah :

1. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kesamaan distribusi dalam bobot. Mendesain dengan keseimbangan


cenderung dirasakan keterkaitan bersama, kelihatan bersatu, dan perasaan harmonis.

Simetris: yaitu terkesan resmi atau formal (sama dalam ukuran, bentuk, bangun dan letak dari
bagian-bagian atau obyek-obyek yang akan disusun di sebelah kiri dan kanan garis suatu
sumbu khayal.

Asimetris: yaitu terkesan tidak resmi atau informal tetapi tampak dinamis apabila garis,
bentuk, tangan, atau massa yang tidak sama dengan ukuran, isi atau volume diletakkan
sedemikian rupa sehingga tidak mengikuti aturan (Kusmiati, 1999).

Keseimbangan horizontal: keseimbangan yang diperoleh dengan menjaga keseimbangan


antara bagian bawah dan bagian atas.

2. Prinsip Titik Fokus


Prinsip titik fokus menonjolkan salah satu unsur untuk menarik perhatian. Misalnya antara
merek dan ilustrasi. Keduanya merupakan dua unsur yang saling berebut perhatian. Agar
tidak membingungkan konsumen maka diperlukan suatu penonjolan baik dari segi warna
maupun dari segi ukuran.

3. Prinsip Hierarki Visual

Merupakan prinsip yang mengatur elemen-elemen mengikuti perhatian yang berhubungan


secara langsung dengan titik fokus. 
Tiga pernyataan penting mengenai heirarki visual yaitu:
 Mana yang anda lihat pertama?
 Mana yang anda lihat kedua?
 Mana yang anda lihat ketiga?

4. Prinsip Ritme
Prinsi Ritme merupakan pola yang diciptakan dengan mengulang atau membuat variasi
elemen dengan pertimbangan yang diberikan terhadap ruang yang ada diantaranya dan
dengan membangun perasaan berpindah dari satu elemen ke elemen lainnya.

5
5. Prinsip Kesatuan (unity)

Mengorganisasi seluruh elemen dalam suatu tampilan grafis. Untuk mencapai kesatuan
desainer harus mengerti tentang garis, bentuk, warna, tekstur, kontras nilai, format,
keseimbangan, titik fokus dan ritme.

6,Porsi
porsi adalah perbandingan antara satu bagian dari suatu obyek atau komposisi terhadap
bagian yang lain atau terhadap keseluruhan obyek atau komposisi. Ada kemiripan pengertian
dengan skala, hanya saja unsur proporsi tidak berdiri sendiri, melainkan selalu dikaitkan
dengan ukuran obyek lain yang telah diketahui sebelumnya (Kusmiati, 1999).

7. Dominasi

Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan
deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan
istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian.

Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye
Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan
kebosanan dan untuk memecah keberaturan.

8. Ilustrasi
Gambar untuk membantu memperjelas isi buku, atau karangan (Hasan Alwi,2002).
Pengertian ilustrasi menurut Maya Ananda, adalah sesuatu yang dapat menyemarakkan
halaman-halaman buku atau media lainnya sebagai karya seni yang memiliki nilai estetis.
Bentuk gambar ilustrasi dapat berupa : foto, karikatur, kartun, potret manusia, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan.

Ilustrasi kalau dilihat dari segi teknisnya dapat digolongkan menjadi beberapa teknik yaitu:

 Ilustrasi Tangan (Hand Drawing). Yaitu gambar teknik ilustrasi dengan cara
mengandalkan keterampilan tangan sepenuhnya baik itu menggunakan kuas, pensil,
pena, air brush dan alat-alat yang dipakai menggambar lainnya.
 Ilustrasi Fotografi. Yaitu teknik membuat gambar ilustrasi berupa foto dengan
bantuan kamera baik itu manual maupun digital. Biasanya obyek fotografi menjadi lebih
realistis, eklusif dan persuasif. 
 Teknik Gabungan. Yaitu ilustrasi bentuk komunikasi dengan struktur visual atau rupa
yang terwujud dari perpaduan antara teknik fotografi/ilustrasi manual dengan teknik
drawing di komputer (Pujiriyanto, 2005).

6
9. Teks

Adalah sederetan kata atau kalimat yang menjelaskan suatu barang atau jasa untuk
tujuan tertentu. Bahasa yang digunakan untuk penyusunan teks pada iklan hendaknya
sederhana jelas, singkat, dan tepat serta memiliki daya tarik pada kalimatnya (Ananda, 1978).

Teks dibagi menjadi beberapa sistem penamaan dan masing-masing memiliki fungsi berbeda,
yaitu:

 Judul (Headline/ Heading). Terletak di bagian paling atas pada sebuah iklan, dengan
ukuran huruf paling besar antara huruf yang lainnya dan biasanya berfungsi untuk
menyampaikan pesan yang paling penting (Santosa, 2002:54).
 Sub Judul (Sub Headline). Berfungsi untuk melengkapi serta memperjelas
pengertian headline dan untuk membagi dan sebagai penyela teks berikutnya. Biasanya
ukurannya lebih kecil daripada judul dengan warna yang berbeda.
 Teks Isi (Body Copy). Teks ini digunakan untuk menerangkan produk atau maksud
secara detail, lebih detail dari judul atau sub judul dan menjelaskan kandungan dalam
produk.
 Slogan (Semboyan). Slogan (semboyan) adalah kalimat pendek yang unik dan khas
yang dimiliki oleh sebuah produk untuk memancing ingatan konsumen.
 Kata Penutup (Closing Word). Kata penutup difungsikan sebagai penutup teks yang
berisikan harapan dan janji dengan kalimat yang singkat dan jelas.

10. Tipografi

Kata tipografi berasal dari bahasa latin yaitu terdiri dari kata typos dan graphia. Typos
artinya cetakan bentuk dan sejenisnya, sedangkan graphia artinya hal tentang seni tulisan
(Schender, 1997).

Secara umum tipografi diartikan seni mencetak dengan menggunakan huruf, seni menyusun
huruf dan cetakan dari huruf atau penyusunan bentuk dengan gaya- gaya huruf. 

Tifografi sama dengan menata huruf yang merupakan unsur penting dalam sebuah karya
desain komunikasi visual untuk mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep dan
komposisi karya (Santosa, 2002).Tifografi lebih dari sepuluh ribu berlaku secara
internasional dan sudah dibakukan.

11 . Warna

Warna adalah hal pertama yang dilihat oleh seseorang,setiap warna akan memberikan kesan
dan identitas tertentu,walaupun hal ini tergantung dari latar belakang pengamatnya. Warna
dikelompokkan menjadi warna primer, sekunder, dan tersier.

7
BAB II

A. Pengertian Buku Saku

Buku adalah media pembelajaran yang bersifat fleksibel luwes dan biaya pengadaannya
relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pengadaan media lain Hujair AH Sanaky, 2013:
57. Buku saku pocket book diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 218
sebagai buku berukuran kecil yang dapat dimasukkan ke dalam saku dan mudah dibawa ke
mana-mana.
Pendapat lain dikemukakan oleh BPIP Jambi mengenai booklet adalah buku berukuran
kecil dan tipis, tidak lebih dari 30 halaman bolak-balik yang berisikan tulisan dan gambar-
gambar. 24 Menurut Setyono, Sukarmin, dan Wahyuningsih 2013: 118 mengatakan bahwa
buku saku dapat diartikan sebagai buku yang ukurannya kecil, ringan, mudah dibawa
kemana-mana, dan bisa dibaca kapan saja. Sedangkan menurut Hizair 2013: 108 buku saku
merupakan buku berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah dibawa
kemana-mana.
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa buku saku adalah buku berukuran kecil
yang dapat dimasukkan ke dalam saku berisi ide-ide praktis. Buku saku dikemas dengan
tulisan dan gambar-gambar yang menarik sehingga dapat dipelajari dimana saja dan kapan
pun.
Menurut Sudarwan Danim 2010: 21 buku saku merupakan alat pelajaran yang paling
populer dan dan banyak digunakan di tengah-tengah penggunaan alat pelajaran lainnya. Buku
pelajaran mempunyai nilai tertentu, seperti membantu guru dalam merealisasikan kurikulum,
memudahkan kontinuitas pelajaran, dapat dijadikan pegangan, memancing aspirasi, dapat
menyajikan materi yang seragam, mudah diulang dan sebagainya.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013, buku teks pelajaran yang baik
memiliki empat aspek yang dinilai yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan
kegrafikaan. Penilaian buku teks pelajaran mengacu pada instrumen Penilaian Buku Teks
Pelajaran dari Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, 2014. 25

8
B. Kelebihan Media Buku Saku
Buku saku merupakan sumber belajar yang termasuk dalam media cetak. Menurut Dina
Indriana (2011: 64) media cetak memiliki kelebihan antara lain:
a) Materi dapat dipelajari sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing.
b) Mudah dibawa kemana pun sehingga dapat dipelajari kapan saja
c) Tampilan menarik dilengkapi dengan gambar dan warna Buku saku memiliki karakteristik
yang berbeda dengan bahan ajar lainnya, yaitu dilihat berdasarkan ukuran buku dan
kepraktisan penggunaannya.
Ukuran buku saku yang lebih kecil akan memudahkan untuk mempelajari materi dimana
saja dan kapanpun. Meskipun ukuran kecil buku saku berisi materi yang lengkap dengan
dibuat rangkuman agar lebih cepat memahami materi. Berdasarkan penggunaannya, buku
saku dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang praktis.

C.Kelemahan Media Buku Saku


Bahan bercetak kurang sukar dikemas dalam waktu yang singkat. Penyediaan bahan
pembelajaran cetak memerlukan waktu yang cukup lama (Hujair AH Sanaky, 2013 : 21). Hal
yang sama juga dikemukakan oleh Dina Indriana (2011 : 64) bahwa media cetak memiliki
kelemahan sebagai berikut :
a) Proses pembuatan membutuhkan waktu yang cukup lama
b) Bahan cetak yang tebal beresiko untuk mengurangi minat baca
c) Bahan cetak akan mudah rusak dan sobek apabila penjilidan kurang bagus
d) Buku saku sebagai bahan ajar cetak memiliki kekurangan dalam proses pembuatannya
kareana memerlukan waktu yang cukup lama

9
BAB III

A.Makanan yang Merusak Gigi Balita


Tidak semua jenis makanan untuk balita dapat menunjang pertumbuhan giginya. Waspadai
beberapa makanan yang merusak gigi balita berikut ini.Setiap orang tua tidak boleh luput
memperhatikan kesehatan gigi balita. Selain merawatnya dengan rutin menyikat gigi, balita
juga sebaiknya tidak sembarang mengonsumsi makanan.

Faktanya, terdapat beberapa makanan untuk balita yang bisa memberikan efek samping
merugikan kesehatan gigi si kecil. Apa saja makanan yang merusak gigi balita? Berikut
beberapa di antaranya:

1. Buah yang Terlalu Asam

Buah yang Terlalu Asam seperti LemonLemon, jeruk nipis, dan buah asam lainnya
memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Sayangnya, buah-buahan asam tersebut juga
bersifat mengikis permukaan gigi balita yang belum terbentuk dengan sempurna.

Selain dapat merusak enamel gigi, buah yang terlalu asam juga bisa menyebabkan iritasi
pada perut anak karena sistem pencernaannya yang masih sensitif.

10
2. Aneka Keripik

Di balik rasanya yang gurih, keripik kentang yang umumnya dijual dalam kemasan
ternyata juga merupakan makanan yang merusak gigi balita.Kandungan tepung kanji yang
terdapat dalam keripik akan berubah menjadi gula, dan kemudian menghasilkan asam. Hal
tersebut dapat merusak enamel gigi sisi kecil.

Selain itu, teksturnya keripik yang cenderung kasar juga bisa terselip di antara gigi balita
sehingga berisiko menyebabkan gigi berlubang.

3. Es Batu

Es Batu

Mengunyah es batu bisa melemahkan enamel gigi. Hal itu meningkatkan risiko gigi retak
dan mudah patah. Kondisi tersebut dapat memicu munculnya gigi sensitif dengan gejala
ngilu.

Selain tak baik untuk gigi, es batu yang dikunyah dalam bentuk cukup besar juga berpotensi
membuat si kecil tersedak.

11
4. Makanan Manis

Permen, cokelat, atau camilan manis lainnya mengandung kadar gula tinggi. Sisa gula yang
melekat pada gigi akan diubah oleh kuman-kuman menjadi asam.Permukaan gigi yang
terkena asam akan mengalami pelarutan mineral, sehingga berpotensi menimbulkan karies
gigi.Kondisi ini bisa semakin parah jika si kecil tidak rajin menggosok gigi, terutama
sebelum tidur.

5. Permen Gummy Buah

Permen Gummy Buah


Jangan tertipu dengan label buah di dalam permen gummy. Walaupun terlihat seperti
camilan sehat, tapi sebenarnya sangat berbahaya untuk gigi.Permen gummy memiliki tekstur
yang kenyal dan lengket, sehingga sisa-sisanya bisa menempel di permukaan gigi geraham si
kecil.

Kondisi tersebut dapat memicu munculnya bakteri, yang cepat atau lambat akan
menyebabkan kerusakan pada gigi si kecil.

12
6. Crackers

Crackers adalah jenis biskuit yang terbuat dari tepung terigu; adonan yang telah melalui
proses fermentasi berbentuk pipih dan hasilnya lebih renyah.Crackers memang tidak terlalu
manis, tapi tetap berpotensi menyebabkan gigi berlubang.

Hal itu karena kuman akan mengubah tepung terigu menjadi gula dan asam, yang dapat
melunakkan serta melarutkan lapisan enamel gigi.Anak yang terus-menerus
mengonsumsi crackers lebih berisiko mengalami karies gigi.

7. Buah Kering

Walaupun terbuat dari buah asli, namun kandungan di dalamnya tidak sesehat itu. Buah
yang telah dikeringkan sudah tidak segar lagi sehingga kehilangan air dan kandungan
bermanfaat lainnya.Teksturnya yang lengket juga menyebabkan buah kering tersebut dapat
menempel di sela-sela gigi. Hal ini dapat mengundang kuman untuk bersarang, dan
menyebabkan masalah pada gigi.

8. Popcorn

Popcorn juga termasuk sebagai makanan yang merusak gigi balita. Alasannya, popcorn bisa
menyangkut atau terselip di gusi, sehingga meningkatkan risiko infeksi.Itulah beberapa
makanan yang merusak gigi balita. Hindari sama sekali atau batasi porsinya, agar makanan-
makanan tersebut tidak sampai menyebabkan masalah gigi pada si kecil.

Tidak cukup hanya dengan itu. Orang tua juga mesti memastikan si kecil menyikat giginya
dengan rutin dan teratur setiap hari, serta berobat ke dokter gigi setidaknya enam bulan
sekali. Dengan begini, kesehatan gigi balita akan senantiasa terjaga hingga ia dewasa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiati.(1999).Prinsip Komunikasi Visual


https://www.komunikasipraktis.com/2018/09/komunikasi-visual-pengertian-prinsip-
contoh.html?m=0
Hujair AH Sanaky, 2013: 57.Pengertian Buku Saku
http://eprints.unm.ac.id/14361/1/Jurnal%20Sri%20Melyanti.pdf

Sudarwan Danim 2010: 21 buku saku merupakan alat pelajaran


http://eprints.unm.ac.id/14361/1/Jurnal%20Sri%20Melyanti.pdf
Klikdokter. com,Jakarta Makanan yang merusak gigi balita
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3633778/waspada-inilah-ragam-makanan-yang-
merusak-gigi-balita

14

Anda mungkin juga menyukai