Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL PIPS

(METODE PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL)

Dosen Pengampu: Jamiluddin, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 6

1. Rizki Zalia Aolia (180105122)


2. Mita Sari (180105131)
3. Sintia Desiati (180105107)
4. Yusril Fahmi (180105139)

JURUSAN TADRIS IPS EKONOMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah


SWT.Karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya,
kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Desain Komunikasi
Visual PIPS dengan judul “Metode Perancangan Desain Komunikasi
Visual.”
Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Jamiluddin, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Desain Komunikasi
Visual PIPS yang telah memberikan kepercayaan untuk membuat makalah
ini, orang tua yang senantiasa berdoa untuk kelancaran tugas kami, serta
pada teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam pembuatan
makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bisa
memberikan suatu manfaat bagi kami dan para pembaca serta dapat
dijadikan referensi untuk penyusunan makalah di waktu yang akan datang.
 
 
Mataram, 27 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................4

A. Konsep Dasar Desain Komunikasi Visual...................................4


B. Elemen dan Prinsip Desain Komunikasi Visual.........................6
1. Unsur Desain..............................................................................6
2. Prinsip Desain............................................................................9
C. Metode Perancangan Desain Komunikasi Visual.....................16
1. Identifikasi Data.......................................................................16
2. Analisis Data............................................................................16
3. Sintesis.....................................................................................17
4. Evaluasi....................................................................................20
5. Skema Metode Perancangan...................................................21
6. Merancang Produk...................................................................22

BAB III PENUTUP..................................................................................23

A. Kesimpulan...................................................................................23
B. Saran.............................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desain Komunikasi Visual adalah Imu yang mengembangkan


bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan-pesan untuk
tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan
kepada individu atau kelompok lainya. Pesan dapat berupa informasi
produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target audiens, dalam
upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi
program pemerintah. Pada prinsipnya Desain Komunikasi Visual adalah
perancangan untuk menyampaikan pola pikir dari pemberi pesan kepada
penerima pesan, berupa bentuk visual yang komuikantif, efektif, efisien
dan tepat, juga terpola, terpadu serta estetis, melalui media tertentu
sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. Elemen desain komunikasi
visual adalah gambar atau foto, huruf, warna dan tata letak dalam berbagai
media, baik media cetak, massa, elektronika, maupaun audio-visual.

Akar bidang Desain Komunikasi Visual adalah komunikasi


budaya, komunikasi sosial dan komunikasi ekonomi tidak seperti seniman
yang mementingkan ekspresi perasaan dalam dirinya, seorang desainer
komunikasi visual adalah penerjemah dalam komunikasi gagasan. Karena
itulah Desain Komunikasi Visual mengajarkan berbagai bahasa Visual
yang dapat digunakan untuk menerjemahkan pikiran dalam bentuk visual.

Berikut ini adalah kutipan mengenai definisi Desain Komunikasi


Visual. Menurut Suyanto desain grafis atau Desain Komunikasi Visual
didefinisikan sebagai “Aplikasi dan keterampilan seni dan komunikasi
untuk kebutuhan bisnis dan institusi percetakan”. Aplikasi-aplikasi ini
dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas
visual untuk institusi, produk dan perusahaan, lingkungan grafis, desain
informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi.
2

Sedangkan menurut Jessica Helfand mendefinisikan desain grafis sebagai


“Kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik,
foto-foto dan Ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang
individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka
dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan
atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat”

Desain Komunikasi Visual merupakan bagian dari ilmu desain


Sumber komunikasi dari suatu pekerjaan nyata desain grafis adalah klien.
Mereka memiliki visi dan missi untuk melakukan komunikasi kepada
sasarannya. Pada Sebuah bisnis, keuntungan dan nama baik adalah yang
pada umumnya dicari. Dengan melakukan suatu publikasi, mereka
berupaya agar informasi serta image baik mengenai dirinya dapat
diketahui khalayak ramai. Oleh sebab itu, desain grafis membantu
memasarkan dan menjual produk dalam berbagai macam cara. Organisasi-
organisasi yang ingin memposisikan diri ataupun mereposisikan diri di
pasaran, menunjukkan perbedaan-perbedaan antar mereka dan kompetitor,
menawarkan perubahan pada klien, menciptakan respon intelektual atau
emosional yang spesisifk pada pasar atau menarik perhatian pasar untuk
alasan-alasan tertentu, dapat menggunakan desain grafis sebagai
pertolongan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin penulis kaji dalam makalah
ini, antara lain sbb:
1. Jelaskan konsep dasar desain komunikasi visual?
2. Apa sajakah elemen dan prinsip desain komunikasi visual?
3. Bagaimanakah metode perancangan desain komunikasi visual?
3

C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam
makalah ini, antara lain sbb:
1. Untuk mengetahui konsep dasar desain komunikasi visual
2. Untuk mengetahui elemen dan prinsip desain komunikasi visual
3. Untuk mengetahui metode perancangan desain komunikasi visual
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual merupakan proses kreatif yang


memadukan seni dan teknologi untuk menyampaikan suatu ide. Para
desainer bekerja dengan beragam alat komunikasi untuk menyampaikan
pesan dari klien kepada audience yang dituju, dengan komponen utamanya
adalah gambar dan tulisan. Apabila kita berpijak pada nama Desain
Komunikasi Visual, setidaknya terdapat tiga makna yang saling berkaitan.1

SENI MURNI

DKV SENI SENI TERAPAN KRIYA

DESAIN

DESAIN Berkaitan dengan perancangan estetika, cita rasa


dan kreativitas.

KOMUNIKASI Ilmu yang bertujuan menyampaikan pesan.

VISUAL Sesuatu yang dapar dilihat.

Kemudian dalam penciptaan karya desain komunikasi visual


terdapat berbagai masalah yang komplek antara desainer dan klien, yang
satu sama lain saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan untuk menghasilkan desain yang menarik, efektif dan
fungsional. Untuk mempermudah dalam proses perancangan desain

1
Ricky W. Putra, Pengantar Desain Komunikasi Visual Dalam Penerapan, (Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2020), hlm. 7.
5

komunikasi visual, ada beberapa dasar perancangan yang perlu ditetapkan,


yaitu:

1. Pangsa Khalayak

Pangsa khalayak merupakan kelompok konsumen yang dituju


dalam menginformasikan sebuah pesan. Hal terpenting dalam
permasalahan ini adalah mengetahui bagaimana perilaku konsumen
yang akan dituju yang merupakan target sasaran dari produk yang akan
dipasarkan tersebut. Mengetahui perilaku mereka dan latar belakang
khalayak tersebut, meliputi segi usia, jenis kelamin, tingkat sosial,
pendidikan, dan lainnya guna mendukung penetapan sebuah bentuk
desain yang sesuai dan tepat bagi khalayak tersebut sehingga dapat
dimengerti dan dipahami oleh mereka. Hal ini sangat penting untuk
menentukan pola-pola pendekatan yang digunakan dalam perancangan
desain komunikasi visual.

2. Konsep Desain

Konsep desain merupakan jabaran lengkap mengenai isi desain


beserta gambarannya dan alasan-alasan yang kuat dalam pemilihan
sebuah bentuk desain (konsep visual dan verbal.) sehingga dapat
berperan sebagai alat komunikasi terhadap khalayak. Bentuk konsep
desain dapat diawali berupa gambaran kasar sebuah bentuk desain
yang akan dibuat, layout desain hingga ada suatu perumusan yang
matang untuk mencapai hasil akhir sebagai konsep final.

3. Pesan Desain

Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari pengolahan


data pangsa khalayak dan konsep desain. Kesimpulan ini
mencerminkan tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain
yang disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang
utama sebuah desain bagi khalayak yang dituju.
6

4. Media Desain

Media desain merupakan alat atau sarana yang dipakai


untuk.Memuat pesan sebagai bentuk akhir perancangan, meliputi
berbagai media untuk menyampaikan suatu desain agar dapat didengar
atau dilihat oleh khalayak kemudian direspon. Dalam menentukan
pemilihan media dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukungnya yang
berkaitan dengan sasaran yang ingin dituju, waktu, lokasi penempatan,
efektifitas, dan efisiensinya, karena masing-masing media memiliki
karakteristik, kelebihan dan kekurangan.

B. Elemen dan Prinsip Desain Komunikasi Visual


1. Unsur Desain
a. Garis (Line)

Garis merupakan elemen yang terbentuk dari titik-titik,


apabila titik-titik tersebut dihubungkan ataupun dideretkan maka
akan membentuk sebuah garis (Lilian Gareth). Garis merupakan
objek dua dimensi karena tidak memiliki kedalaman dan hanya
memiliki ketebalan dan ukuran (Lexicon Graphica). Oleh karena
itu, garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu
titik dengan titik lainnya, sehingga tergambar garis dengan bentuk
lengkung (Curve) atau lurus (Straight). Sehingga garis mampu
membuat kelenturan, mengarahkan pandangan dan memberikan
kesan bergerak, serta memiliki karakter tertentu. Penggunaan garis
dapat diaplikasikan dalam pembuatan grafik atau bagan.2

Garis dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi dan


dapat memiliki kesan tertentu sesuai dengan maksud dan yang
ingin disampaikan. Sebagai salah satu contoh sederhana, garis
lurus memiliki kesan kaku dan formal, garis lengkung memberikan

2
Ricky W. Putra, Pengantar Desain Komunikasi Visual Dalam Penerapan, (Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2020), hlm. 9.
7

kesan luwes dan lembut, sedangkan garis zig-zag memiliki kesan


keras dan dinamis.

Pemakaian garis dalam desain komunikasi visual tidaklah


harus digunakan dikarenakan dalam dunia desain komunikasi
visual tidak ada aturan tertentu dalam pemakaian garis, apabila
memang dirasa tidak perlu menggunakan garis maka tidak usah
digunakan, namun lebih ditekankan pada maksud dan tujuan dari
garis tersebut.Kesimpulannya usahakan untuk menggunakan garis
hanya sebagai hiasan.

b. Bidang (Shape)

Unsur desain yang kedua tentunya adalah bidang atau


shape.Bidang dalam dunia desain komunikasi visual adalah semua
bentuk yang memiliki tinggi dan lebar bisa dikategorikan bidang.
Bidang dapat memiliki bentuk geometris seperti: segi empat,
lingkaran, elips, dan sebagainya, bentuk-bentuk geometris bersifat
formal. Setelah melihat bentuk geometris, saatnya kita melihat
bentuk bidang yang non-geomitris atau yang tidak beraturan
bentuk ini berbanding terbalik dengan bidang geometris, tentu juga
sifatnya tidak formal.
8

Pengertian bidang tidak hanya terbatas pada wujud nyata


geometris dan non-geometris, ruang kosong (white space) juga bisa
dikategorikan bidang. Hal ini banyak dimanfaatkan oleh para
desainer grafis untuk menghasilkan desain yang menarik.

c. Warna (Color)

Warna merupakan salah satu unsur desain yang paling


mudah menarik perhatian seseorang. Dalam penggunaan warna
tidaklah sembarangan karena penggunaan warna yang sebarangan
dapat memberikan persepsi yang berbeda.Sebagai salah satu
contoh sederhana, bagaimana jadinya kalau semua lampu lalu-
lintas di jalanan diganti dengan warna hijau ketiga-tiganya?? Maka
bisa dibayangkan efeknya, contoh lainnya yang pernah saya
lakukan menukar tanda panas (merah) dengan tanda dingin (biru)
alhasil banyak orang yang membuat kopi dengan air dingin, itu
merupakan salah satu tes kecil yang saya lakukan (jangan ditiru).

Warna sangat dipengaruhi oleh background sebagai salah


satu contoh nyata dapat dilihat pada gambar berikut, dan pastikan
anda mengetahui mana yang lebih mudah terbaca
9

d. Teksture (texture)

Tekstur merupakan kualitas permukaan dari suatu benda,


tekstur dalam konteks desain kebanyakan hanya bersifat semu,
dalam artian hanya memberikan kesan pada sifat suatu permukaan
atau tidak nyata.

e. Ukuran (size)

Ukuran dalam dunia desain dapat memberikan penekanan-


penekanan tertentu dari sebuah besar-kecilnya sebuah objek. Besar
kecilnya sebuah ukuran dapat memberikan kemudahan bagi para
pembaca dalam memilih sebuah informasi yang dianggap penting
karena secara tidak langsung pembaca dapat langsung diarahkan
kesuatu objek dengan penekanan-penekanan tertentu.

2. Prinsip Desain

Menurut Malcolm (1972:75) dalam menciptakan sebuah karya


desain yang utuh harus mempertimbangkan prinsip-prinsip yang
menjadi patokan dalam pembuatan desai tersebut.Prinsip-prinsil
tersebut meliputi hal-hal yang penting yaitu; keseimbangan, gerakan,
10

pengulangan, penekanan dan pengkontrasan atau yang disebut sebagai


prinsip desain.

Prinsip desain terbagi menjadi beberapa antara lain:

a. Balance (keseimbangan)

Keseimbangan adalah suatu pengertian dari stabilitas ketika


diberlakukan dalam interaksi visual atau kekuatan visual.Pada
keseimbangan yang bersifat resmi, elemen-elemen desain hampir
keseluruhnya didistribusikan secara merata. Sebuah desain atau
komposisi dimana desain tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian
yang sama besar dan diartikan sebagai keseimbangan yang simetri.
Pada keseimbangan radial (melingkar), elemen-elemen desain
seakan melingkari garis utama atau titik poros.Sedangkan pada
keseimbangan informal (tidak resmi), sebuah garis tengah atau titik
tengah diacuhkan keberadaannya dan elemen-elemen desain
diseimbangkan secara visual, dan tidak bersifat simetri.

b. Movement (gerakan)

Pergerakan dapat diartikan pada gerak arah mata pada saat


melihat suatu karya seni. Dengan mengatur elemen-elemen desain,
maka akan dapat mengontrol dan memberi kekuatan dari suatu
gerakan mata dan perhatian penonton diarahkan pada area yang
paling menarik.

c. Repetition (pengulangan)

Pengulangan terjadi pada saat elemen-elemen secara umum


diulangi secara berkelanjutan atau pun tidak berkelanjutan, dan sering
kali menciptakan suatu irama. Saat interval diantara bentuk dimana
setipe diulangi secara seragam dan berkelanjutan, desain cenderung
bersifat formal.Dengan memvariasikan panjang interval, atau
11

mengubah beberapa bentuk sementara mempertahankan persamaan


antara mereka, dapat tercipta bentuk yang lebih informal.

1. Emphasis (penekanan)

Penekanan menarik perhatian pada area yang penting dari suatu


desain dan mengurangi kekuatan elemen lain pada gambar ataupun
pada bentuk tiga dimensi. Dengan menempatkan penekanan
dibeberapa bagian pada desain, dapat tercipta titik daya tarik dan
mengakibatkan mata penonton selalu kembali pada titik tersebut.

2. Contrast (perbedaan)

Kemiripan dari elemen desain sering kali melahirkan


kemonotonan, sehingga bentuk yang kontras dipergunakan agar suatu
desain menonjol. Elemen dengan kontras yang tinggi berdiri
berlawanan satu dengan lainnya: seperti terang berlawanan dengan
gelap, besar berlawanan dengan kecil, lingkaran berlawanan dengan
persegi atau lembut berlawanan dengan kasar.

3. Unity (kesatuan)

Kesatuan berarti ketunggalan, konsistensi atau integrasi.


Kesatuan dapat diraih saat semua elemen bekerjasama dengan
harmonis dalam desain yang bersatu, setiap elemen yang dipergunakan
memainkan peran yang penting. Mereka semua memiliki satu tujuan
dan membutuhkan perhatian secara individual namun mereka akan
menjadi tidak bernilai tanpa elemen lainnya.

Sedangkan prinsip-prinsip desain menurut Artini (1999) terbagi


menjadilima hal yang utama, yaitu:

1. Keseimbangan (balance) Terbagi atas dua:


a. Simetri
Keseimbangan yang bersifat resmi atau formal
12

b. Asimetri
Keseimbangan yang bersifat tidak resmi atau non formal.
2. Keserasian (harmony)
Prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan di antara
bagian-bagian suatu karya. Keserasian adalah suatu usaha
menyusun berbagai macam bentuk, bangun, warna,tekstur dan
elemen-elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu
susunan komposisi yang utuh agar nikmat untuk dipandang.
3. Irama (ritme)

Suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan


ciri khasnya terletak pada pengulangan-pengulangan yang
dilakukan secara teratur dengan diberi tekanan atau aksen.

4. Proporsi
Perbandingan antara satu bagian dari suatu objek atau
komposisi terhadap bagian yang lain atau terhadap keseluruhan
objek atau komposisi.
5. Skala
Ukuran merupakan suatu hal yang sangat relatif besarnya
dari suatu objek, jika dibandingkan terhadap objek atau elemen lain
yang telah diketahui ukurannya. Pemakaian skala dimaksudkan
untuk menciptakan keserasian dan kesatuan objek dari suatu
desain, hal tersebut diketahui melalui kesamaan-kesamaan atau
kontras yang dibuat dalam skala.

Disisi lain Graphic Design Basics chapter 3 The Principal of


Design, terdapat 4 prinsip dalam mendesain:

1. Balance (keseimbangan)
Terdapat dua pendekatan dalam prinsip keseimbangan:
a. Simetri
13

Elemen-elemen visual diletakkan tepat bersandingan


dengan jarak dan ukuran yang sama dari pusat. Atau seperti
cerminan objek pada cermin yang memiliki jarak serta ukuran
yang sama persis.

b. Asimetri

Elemen-elemen visual diletakkan dengan jarak dan


dengan ukuran yang bervariasi antara satu elemen dengan
lainnya.Dalam pengaturan secara asimetri, dapat dipergunakan
warna, nilai, ukuran, bentuk, dan tektur sebagai unsur
penyeimbangnya.

2. Emphasis (penekanan)

Elemen yang paling menonjol akan diperhatikan terlebih


dahulu Kita menekankan suatu hal yang kita inginkan orang lain
perhatikan terlebih dahulu. Dalam tujuan untuk menarik, setiap
layout membutuhkan sebuah titik pusat yang akan menjadi titik
konsentrasi. Namun bila terlalu banyak titik konsentrasi, konsumen
pada akhirnya akan bingung dan memilih untuk mengabaikan
layout kita

3. Rhythm (irama)

Suatu pola yang diciptakan dengan pengulangan unsur-


unsur yang kita variasikan.Irama diciptakan dengan mengulangi
secara bervariasi pola-pola yang seimbang atau pun tidak.

4. Unity (kesatuan)

Desain membutuhkan kesatuan yang membuat setiap


elemen layout bersatu. Cara yang dilakukan antara lain:

a. Grouping (pengelompokan)
14

Elemen-elemen yang ada terlihat memiliki jarak yang


setipe sehingga seperti seharusnya mereka memang bersama-
sama.

b. Repetition (pengulangan)
Warna, ukuran bentuk, ataupun tekstur ditarik bersama
dan diatur menjadi satu desain yang utuh.
c. A grid (jarak)
Menggunakan jarak antar elemen untuk menciptakan kesatuan.

Sanyoto (2005:6) mengemukakan bahwa suatu karya desain


yang artistik (bernilai seni) diperlukan prinsip-prinsip dasar yang
meliputi:

1. Irama atau ritme (Rhythm)


Irama adalah gerak berukuran (teratur) dan
mengalir.Prinsip irama merupakan hubungan pengulangan unsur
rupa yang terdiri dari arah, warna, value, tekstur, kedudukan,
gerak, jarak, dan lain-lain. Tiga kemungkinan hubungan
pengulangan dapat menghasilkan jenis irama tertentu, yaitu:
a) Repetisi adalah hubungan pengulangan dengan ekstrim
kesamaan pada semua unsur-unsur rupa yang digunakan,
hasilnya monoton.
b) Transisi adalah hubungan pengulangan dengan perubahan-
perubahan dekat atau variasi-variasi dekat pada satu atau
beberapa unsur-unsur rupa yang digunakan, hasilnya harmonis.
c) Oposisi adalah hubungan pengulangan dengan ekstrim
perbedaan pada satu atau beberapa unsur-unsur rupa yang
digunakan, hasilnya kontras.
2. Kesatuan (Unity)
15

Prinsip kesatuan adalah adanya saling hubungan antar


unsur-unsur yang disusun. Pendekatan untuk mencapai kesatuan
dapat meliputi:

a) Pendekatan kesamaan-kesamaan, yaitu susunan unsur-unsur


rupa berdasarkan kesamaannya.
b) Pendekatan kemiripan-kemiripan, yaitu kesatuan yang dicapai
dengan susunan bentuk, warna atau tekstur yang mirip.
c) Pendekatan keselarasan-keselarasan, yaitu dua bentuk dengan
unsur berbeda dan tidak memiliki hubungan dapat selaras
dengan adanya bentuk yang memiliki unsur keduanya.
d) Pendekatan keterikatan-keterikatan, yaitu pendekatan
pengikatan dapat dilihat dari penggunaan semua warna yang
diikat dengan latar belakang netral, kesamaan fungsi obyek
yang disusun, dsb.
e) Pendekatan keterkaitan-keterkaitan, yaitu kesatuan terlihat dari
obyek satu dengan yang lain saling terkait, misalnya antar
obyek dihubungkan dengan garis-garis semu.
f) Pendekatan kerapatan-kerapatan, yaitu susunan yang saling
merapat, berdekatan terasa lebih menyatu, sedangkan susunan
yang saling berjauhan terasa sebaliknya.
3. Dominasi (Emphasis)
Dominasi bisa disebut sebagai keunggulan, keistimewaan,
keunikan, keganjilan, atau kelainan sehingga menjadikannya daya
tarik.
4. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah suatu keadaan dimana semua bagian
pada karya tidak ada yang lebih terbebani.
5. Proporsi atau perbandingan atau keserasian (Harmony)
16

Proporsi atau perbandingan merupakan salah satu prinsip


dasar untuk memperoleh keserasian.Pada dasarnya proporsi
menyangkut perbandingan ukuran yang sifatnya matematis.
6. Kesederhanaan dan kejelasan
Kesederhanaan (simplicity) berarti tidak lebih dan tidak
kurang.Sedangkan kejelasan adalah mudah dipahami, mudah
dimengerti, tidak memiliki dua atau banyak arti.

C. Metode Perancangan Desain Komunikasi Visual


Metode merupakan sistem kerja untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode yang
digunakan pada perancangan Desain Komunikasi Visual secara garis besar
dilakukan melalui beberapa tahapan, seperti Identifikasi, Analisis,
Sintesis, dan Evaluasi.
1. Identifikasi Data
Tahapan identifikasi dilakukan melalui tahapan persiapan
untuk mendapatkan data-data melalui wawancara dan
pengamatan.Langkah selanjutnya adalah mendapatkan data melalui
buku referensi, majalah, foto-foto, artikel di internet berupa data visual
dan data verbal. Selanjutnya setelah data terkumpul, dilakukan
identifikasi data berupa pengelompokan dan pemilahan berdasarkan
kategori yang sama.
2. Analisis Data
Analisis data dan elaborasi dilakukan melalui data yang telah
diidentifikasi, selanjutnya dianalisis. Analisis data yang digunakan
antara lain adalah dengan pendekatan A-A Procedure atau From
Attention to Action Procedure (Sanyoto, 2006:12-13). A-A Procedure
adalah proses pentahapan komunikasi persuasif yang dimulai dari
usaha untuk membangkitkan perhatian (Attention) kemudian berusaha
meggerakkan seseorang atau banyak orang agar melakukan kegiatan
(Action) seperti yang diharapkan.
17

A-A Procedure kemudian dijabarkan menjadi AIDA, yaitu


Attention (perhatian), Interest (ketertarikan/minat), Desire (keinginan
atau hasrat), dan Action (tindakan atau perbuatan).Pengembangannya
rumus klasik tersebut ditambah Confidence (keyakinan) diantara
Desire dan Action, sehingga menjadi AIDCA.
Analisis data juga dapat dilakukan melalui analisis SWOT
yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity
(peluang), dan Threath (ancaman). Dan yang paling umum adalah
dengan analisis 5W+1H(What, Who, Where, When, Why, dan How)
atau ditambahkan menjadi 5W+2H dengan 1H yang lain yaitu How
Much.
3. Sintesis
Tahapan sintesis terbagi menjadi dua tahap yang dapat
dilakukan, yaitu melalui tahapan perencanaan media dan perencanaan
kreatif.
a) Perencanaan Media:
1) Tujuan Media
Tujuan media dibentuk dari tiga aspek, yaitu jangkauan
(reach), frekuensi (frequency) dan kesinambungan (continuity).
Sebelum menentukan strategi media perlu dipertimbangkan
sasaran atau segmentasi (khalayak sasaran atau target
audience): Jangkauan demografis, seperti jenis kelamin, usia,
status sosial dan ekonomi (semua lapisan baik menengah ke
bawah maupun menengah ke atas), status pendidikan;
jangkauan psikografis (kesukaan atau kebiasaan); dan
jangkauan geografis (wilayah atau lokasi, lokal, nasional,
perkotaan, pedesaan, dsb).
2) Strategi Media
Strategi media sebagai jawaban tujuan media yang telah
ditetapkan, meliputi pemilihan media dan prioritas media dan
menentukan media utama dan media penunjang. Pemilihan
18

media disesuaikan dengan karakter audience, misal poster yang


ditempelkan di sekolah-sekolah sasaran pemeriksaan gigi yang
dapat dilihat setiap saat oleh audience.Prioritas media adalah
melakukan seleksi lebih ketat berdasarkan budget media yang
tersedia, serta efektivitas komunikasinya.
3) Program Media
Program media berkaitan dengan penjadwalan media,
menentukan ukuran, durasi, mengatur waktu tayangan, jenis
media.
4) Budget Media
Budget media meliputi anggaran media (placement),
sewa ruang, sponsor program, serta pajak, biaya perijinan, dan
sebagainya.
b) Perencanaan Kreatif:
1) Tujuan Kreatif
Menyusun tujuan kreatif artinya menentukan target
kreatif yang ingin dicapai. Sebagai contoh dalam
menyampaikan informasi pola hidup sehat kepada masyarakat,
terutama kesehatan gigi pada anak akan menyajikan tampilan
visual bergaya petualangan, mengajak anak berimajinasi,
menjelajah planet gigi untuk mendapatkan informasi yang
benar tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi.
2) Strategi Kreatif
Strategi kreatif dilakukan guna mendapatkan cara yang
tepat dan efektif terkait dengan kampanye kesehatan gigi anak.
Strategi kreatif lebih dipersempit membicarakan masalah
desain dan bidang kreatif. Pada wilayah ini ditentukan paduan
kreatif yang berisi bentuk verbal dan visual serta isi materi
yang hendak dikomunikasikan.Strategi visual terkait dengan
siasat, taktik, kebijakan atau langkah-langkah yang digunakan
untuk mencapai tujuan tata visual desain tetap berpegang pada
19

dua paduan, yaitu unsur-unsur DKV dan Prinsip-prinsip dasar


tata desain (kaidah-kaidah tata desain).
Unsur-unsur DKV dalam perancangan iklan layanan
masyarakat tentang kesadaran akan kesehatan gigi anak
meliputi aspek verbal-visual, yang meliputi verbal: judul, sub
judul, teks bodycopy, slogan. Sedangkan visual: ilustrasi,
tipografi, dan warna, yang akan memunculkan karakter dan
cirikhas ILM kesehatan gigi anak akan terwakili
image/pencitraannya dengan cara menggunakan pendekatan
imajinasi, daya khayal berpetualang, agar anak lebih tertarik,
akrab dan asyik jauh dari bayangan yang tidak menyenangkan
sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih efektif.
Tak lupa prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah tata desain
tetap digunakan, yaitu dominasi/penekanan (emphasis),
irama/keselarasan atau gerak (movement), kesatuan (unity),
keseimbangan (balance), keserasian/proporsi (proportion),
kesederhanaan (simplicity), dan kejelasan (clarity).
Strategi visual yang paling menonjol adalah
menciptakan satu tokoh/maskot dengan imej pahlawan super
yang baik hati, gagah perkasa, membela kebenaran, yang
diharapkan akan menjadi panutan bagi anak-anak karena yang
terutama tokoh ini akan selalu mengajak anak-anak untuk
menjaga kesehatan gigi.
3) Program Kreatif
Program kreatif dilakukan untuk menyusun
penjadwalan proses produksi dan proses kreatif, seperti kapan
membuat layout, finishing, dan sebagainya.
4) Budget Kreatif
Budget kreatif meliputi biaya produksi (production
cost) dan design fee.
20

4. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan kesimpulan dari data-data yang
telah diidentifikasi, dianalisis dan sintesis, yang akhirnya
memunculkan final design dan final concept sesuai dengan tema
perancangan yang diangkat.
21

5. Skema Metode Perancangan

Latar Belakang

Rumusan Ide Penciptaan

Keaslian/Orisinalitas

Tujuan dan Manfaat

IDENTIFIKASI

Identifikasi Data Analisis Data

Kesimpulan

SINTESIS
(Usulan Pemecahan Masalah)

KONSEP PERANCANGAN

Perencanaan Media Perencanaan Kreatif


1. Tujuan Media 1. Tujuan Kreatif
2. Strategi Media 2. Strategi Kreatif
3. Program Media 3. Program Kreatif
4. Biaya Media 4. Biaya Kreatif

Perancangan
(Designing)

Penulisan Naskah Pengembangan Ide Visual/Layout

VISUALISASI

Evaluasi/Seleksi

FINAL DESIGN
22

6. Merancang Produk
Grafis Metode yang dilakukan dalam merancang produk grafis
agar mendapatkan konsep kreatif yang jelas, perlu melakukan beberapa
hal sebagai berikut:
a) Statement of problem, yaitu merumuskan apa yang menjadi
perhatian utama suatu gagasan atau ide yang akan disampaikan
kepada masyarakat.
b) Survey of problem area, yaitu penelitian atau survey terhadap
masalah yang telah dibatasi, agar segala pemikiran dapat
dikembangkan menjadi beberapa gagasan yang lebih mendasar.
c) Formulating the problem, yaitu merumuskan dan
menyederhanakan masalah sehingga tercipta gagasan yang lebih
terfokus.
d) Unification and simplification, yaitu dari gagasan-gagasan kreatif
yang telah dimiliki, diselaraskan dengan media-media yang akan
digunakan, dan menyelaraskan dengan lingkungan dimana gagasan
itu akan ditempatkan.
23

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Metode


Perancangan Desain Komunikasi Visual merupakan istilah penggambaran
untuk peroses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai
pengungkapan ide atau penyimpanan informasi yang bisa terbaca atau
terlihat. Dan desain komunikasi visual erat kaitannya dengan penggunaan
tanda-tanda (signs) gambar (drawing) lambang dan simbol, ilmu dalam
penulisan huruf (tifografi) ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan
dengan indra penglihatan. Dan proses komunikasi disini melalui eksplorasi
ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan
lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan
efek terhadap pihak yang melihat dan efek yang terlihat tergantung dari
tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga
kemampuan dari penerima pesan untuk menguraikannya.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna. Maka


kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah yang akan disajikan supaya pembaca lebih memahami dan dapat
memberikan wawasan bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Ricky W. 2020. Pengantar Desain Komunikasi Visual Dalam Penerapan,


Yogyakarta: Penerbit CV Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai