Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DIKSI
Bahasa Indonesia
Dosen : Nisa Afifah, S.S.,M.Hum.

Oleh :

Arif Sukroni ( 2021112045)


Anis Laela Istiana (2021112057)
Aprilia Riski Kartikaningtyas (2021112048)
Astri Anindiya Putri Mahanani R (2021112071)
Atika Nur Khasanah (2021112038)

PROGRAM STUDI STRATA SATU MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMA
SALATIGA
2023
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang....................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 3
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................... 3

Bab II Pembahasan................................................................................ 4
2.1 Pengertian Diksi.................................................................... 4
2.2 Fungsi Diksi.......................................................................... 4
2.3 Persyaratan dan Ketetapan Diksi........................................... 4
2.4 Makna Kata........................................................................... 5
2.5 Makna Konotatif dan Denotatif............................................. 6
2.6 Makna Sinonim dan Homonin............................................... 7

Bab III Kesimpulan................................................................................ 8


BAB. 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diksi merupakan pilihan kata. Pilihan kata yang dimaksud mencakup
pengertian kata untuk menyampaikan ide gagasan. Kata yang digunakan
harus dapat diterima dan dipahami oleh orang lain. Semakin banyak kata
yang dikuasai, maka semakin lancar pula seseorang itu menyampaikan ide
atau gagasannya kepada orang lain. Seorang yang menguasai banyak kosa
kata, maka dengan mudah ia lancar mengadakan komunikasi dengan orang
lain. Seorang pengarang tidak asal menggunakan kata ketika akan
menuliskan ide atau gagasannya. Pengarang akan memilih kata mana yang
tepat untuk menuliskan ide atau gagasannya. Hal tersebut menyangkut
kapan, di mana, dan tujuaan penggunaan kata tersebut. Semua itu
dimaksudkan untuk memberikan tulisan yang menarik perhatian pembaca
dengan maksud agar pesan yang ditulis oleh pengarang dapat disampaikan
kepada pembaca. Diksi bisa dimanfaatkan dalam bahasa spanduk kampanye.
Pemakaian diksi dalam bahasa spanduk kampanye haruslah tepat dan benar.
Hal ini diupayakan agar apa yang ingin disampaikan oleh caleg dapat
diterima oleh masyarakat. Masing-masing caleg juga memiliki bahasa yang
berbeda-beda dalam 1 2 menyampaikan visi dan misinya. Keanekaragaman
penggunaan diksi tersebut bertujuan untuk menarik perhatian pembaca
maupun pendengar. Spanduk dipandang sebagai media yang efektif untuk
menyampaikan visi dan misi dari kandidat calon legislatif yang ada. Bahasa
yang dipilih harus menarik dan berisikan pesan yang dikemas dengan
berbagai bentuk baik menyangkut kosakata,struktur bahasa maupun pesan
pragmatiknya. Para pembuat spanduk kampanye berusaha keras untuk
mempersuasi masyarakat agar melakukan keinginannya untuk memberikan
suara kepada kandidatnya. Aktivitas ini memperlihatkan bermacam-macam
bentuk bahasa yang dimanfaatkan sedemikian rupa untuk tujuan yang jelas
dan terpusat. Bahasa yang ada pada spanduk iklan mungkin biasa saja.
Berbeda dengan bahasa pada spanduk kampanye. Ketika spanduk kampanye
dipasang maka seketika itu pula banyak orang membacanya. Mereka
membaca karena ada hal penting yang terdapat dalam bahasa spanduk dari
masing-masing kandidat. Seperti halnya peneliti yang merasa tertarik untuk
mengkaji bahasa dalam spanduk kampanye. Bahasa dalam spanduk
kampanye beraneka ragam. Masing-masing kandidat memiliki tujuan
berbeda yang dituangkan dalam tulisan melalui spanduk. Dari bahasa
spanduk tersebut terdapat diksi yang menarik untuk dipahami dari
masingmasing kandidat. 3 Penggunaan diksi yang ada di dalam bahasa
spanduk biasanya berisi ajakan yang disampaikan menurut bahasa dari
masing-masing kandidat. Misalnya spanduk kampanye dari partai poitik
PDI, Golkar, Demokrat, PKS, dan Hanura. Dari spanduk kampanye partai
PDI dari kandidat Puan Maharani mengajak masyarakat agar memilih dia
dalam pemilihan calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan Jawa Tengah V
dengan slogan mengabdi berbakti untuk tanah air. Spanduk kampanye partai
Golkar dengan kandidat Arianti Dewi SH, MH mengajak masyarakat untuk
memilih dia sebagai caleg DPR RI Dapil V dengan slogan saatnya putri
Solo mengabdi. Selanjutnya spanduk partai Damokrat dengan kandidat
caleg DPR RI Dapil V Endo Marsono dengan slogan Jadikan Kebaikan
sebagai Kebutuhan. Spanduk kampanye dari partai PKS kandidat caleg DPR
RI Pusat H. Abdul Kharis, SE.,M.Si.,Akt dengan slogan Apapun yang
Terjadi Kami tetap Melayani. Sedangkan dalam spanduk kampanye partai
Hanura kandidat Hj. Istiyaningsih, SH mengajak maysarakat untuk memilih
dia sebagai caleg DPRD kota dengan slogan jujur amanah komunikatif.
Berdasarkan bahasa spanduk dari kelima partai tersebut menunjukkan
perbedaan pemakaian bahasa untuk mengajak warga agar memilih dia.
Dalam hal ini berarti dari setiap kandidat memiliki bahasa tersendiri yang
menjadi pilihan untuk menyampaikan maksudnya kepada masyarakat. Dari
uraian di atas penulis mengkaji penggunaan diksi dalam bahasa spanduk
kampanye supaya penulis dapat menyajikan informasi kepada 4 masyarakat
secara tepat mengenai diksi. Hal tersebut dimaksudkan agar pembaca
mengetahui maksud dari tulisan yang ditulis penulis. Penulisan ini tentu
tidak melupakan tema yang diambil yaitu diksi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian diksi ?
2. Apa fungsi diski ?
3. Apa persyaratan dan ketepatan diksi ?
4. Apa makna kata ?
5. Apa perbedaan makna denotatif dan konotatif ?
6. Apa yang dimaksud sinonim, homonim, homograf, serta homofon ?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui pengertian diski
2. Untuk mengetahui fungsi diksi
3. Untuk persyaratan dan ketepatan diksi
4. Untuk memahami makna kata
5. Untuk mengetahui perbedaan makna denotatif dan konotatif
6. Untuk mengetahui maksud sinonim, homonim, homograf, serta homofon
BAB. II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diksi
Pengertian Diksi Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang
dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk
menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau
gagasan, tapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan
ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan
atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbrntuk
ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi berkaitan
dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang
memiliki nilai artistik yang tinggi. Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada
pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti
“diksi” yang lebih umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas
sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan
ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan
intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus
linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk
memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang mengarang. Dalam
KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian
teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
2.2 Fungsi Diksi
Fungsi Diksi Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan
sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah.
Adapun fungsi diksi antara lain : a. Melambangkan gagasan yang diekspresikan
secara verbal. b. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat. c. Menciptakan
komunikasi yang baik dan benar. d. Mencegah perbedaan penafsiran. e.
Mencagah salah pemahaman. f. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
2.3 Persyaratan dan ketepatan Diksi
Ketepatan adalah kamampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan
yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan
atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara
harus berusaha secermat mungkin memilih kata-kata untuk mencapai magsud
tertentu. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham. Ada beberapa yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan kata untuk mencapai ketepatan pilihan
katanya itu. 1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Dari
kedua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus
menetapkan mana yang akan dipergunakannya untuk mencapai magsudnya.
Kalau hanya pengertian dasar yang diinginkannnya, ia harus memilih kata yang
denotatif, kalau ia menghendaki reaksi emosional tertentu, ia harus memilih
kata konotatif sesuai dengan sasaran yang akan dicapainya itu. 2.
Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim. Kata-kata
bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling melengkapi. Sebab
itu, penulis atau pembicara harus hati-hati memilih kata dari sekian sinonim
yang ada, untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga tidak timbul
interpretasi yang berlainan. 3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam
ejaannya. Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang
mirip ejaannya itu, maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan,
yaitu salah paham. Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu misalnya :
bahwa-bawah-bawa, proposisi-preposisi, korparasi- koperasi, dan sebagainya.
4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. Bahasa selalu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pemkembahan bahasa
pertama-tama tampak dari pertambahan jumlah kata baru. Namun hal itu
tidak berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata baru seenaknya. Kata
baru biasanya muncul untuk pertama kali karna dipakai oleh orang-orang
terkenal atau pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya menerima
kata itu, maka lama-kelamaan kata itu akan menjadi milik masyarakat.
Neologisme atau kata baru atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna
dan fungsi yang baru termasuk dalam kelompok ini.
5. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing tersebut,terutama kata-kata
asing yang mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan : idiom-
idiomatic, progres-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya.
6. membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
7. kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis :
ingat akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap akan, mengharapkan bukan
mengharap akan, berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu bukan
membahayakan bagi sesuatu; takut akan, menakuti sesuai ( lokatif )
8. untuk menjamin ketepatan diksi penulis atau pembicara harus membedakan
kata umum dan kata khusus. Kata umum digunakan untuk mengungkapkan
gagasan atau ide yang umum, sedangkan kata khusus digunakan untuk seluk
beluknya atau perinciannya. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu
dari pada kata umum
9. memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah
dikenal
10. memperhatikan kelangsungan pilihan kata

2.4 Makna Kata


Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua
aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna.
Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat dicerap dengan pancaindra yaitu
dengan mendengar atau dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah
segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karna
rangsangan aspek bentuk tadi .
Contoh : ketika ada orang berteriak ”maling !” timbul reaksi dalam pikiran kita
bahwa ”ada seseorang yang berusaha mencuri barang orang lain” . jadi bentuk
dan ekspresinya adalah kata maling yang diucapkan orang tadi, sedangkan
makna atau isi adalah ”reaksi yang timbul pada orang yang mendengar.”

2.5 makna denotatif dan makna konotatif


Di dalam sebuah tulisan biasanya kita sulit untuk menentukan atau
menginterpretasi makna sebuah kata atau frasa. Hal ini disebabkan karena
adanya makna yang disampaikan secara sebenarnya(Denotasi) dan makna
yang disampaikan dalam bentuk kiasan(Konotasi).

a. Makna denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya . Denotatif adalah
suatu pengertian yang dikandung dalam sebuah kata secara objektif.
Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung dalam sebuah kata
secara objektif. Makna denotatif (denotasi) lazim disebut: 1) makna
konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi
(pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, atau
pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan
objektif. 2) makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat
duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya). 3) makna lugas yaitu
makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya. Contoh: Wanita dan
perempuan secara konseptual sama ; gadis dan perawan secara denotatif
sama makananya, kumpulan, rombongan, gerombolan, secara konseptual
sama maknanya. Istri dan bini secara konseptual sama
b. Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap social, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual. Makna konotatif atau konotasi berarti
makna kias, bukan makna sebenarnya. Sebuah kata dapat berbeda dari
satu masyakat ke masyarakat lain, sesuai dengan
7 pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Makna konotasi
juga dapat berubah dari waktu ke waktu. Contoh: “Prabowo Hatta dan
Jokowi Kalla berebut kursi presiden.” Kalimat tersebut tidak menunjukan
makna bahwa Prabowo dan Jokowi Kalla tarik-menarik kursi. Karena
kata kursi berarti jabatan presiden. Makna konotatif dan denotatif
berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian bahasa. Makna
denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada suatu makna yang
menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna yang
mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain yang
menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna konotatif
lebih bersifat pribadi dan khusus, sedangkan denotatif maknanya
umum. Kalimat dibawah ini menunjukan hal itu. Dia adalah wanita manis
(konotatif). Dia adalah wanita cantik (denotatif). Kata cantik lebih umum
daripada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum
seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud
yang bersifat memukau perasaan kita. Nilai kata-kata itu dapat bersifat
baik dan dapat pula bersifat jelek. Kata- kata yang berkonotasi jelek
dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek daripada bodoh ),
mampus (lebih jelek daripada mati), dan gubuk (lebih jelek daripada
rumah). Di pahak lain, kata-kata itu dapat mengandung arti kiasan yang
terjadi dari makna denotative referen lain. Makna yang dikenakan kepada
kata itu dengan sendirinya akan ganda sehingga kontekslah yang
lebih banyak berperan dalam hal ini. Perhatikan contoh dibawah ini:
Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh
kepercayaan masyarakat. Kata membanting tulang (yang mengambil
suatu
8 denotatif kata pekerjaan membanting sebuah tulang) mengandung
makna “bekerja keras” yang mengandung sebuah kiasan. Kata
membanting tulang dapat kita masukan dalam golongan kata yang
bermakna konotatif.

2.6 MAKNA SINONIM, HOMONIM,


SINONIM
Sinonim adalah kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya. Suatu kata
dapat dikatakan bersinonim apabila kata-kata tersebut dapat saling
menggantikan dalam kalimat yang sama.
Contoh : Kita tidak boleh kehilangan asa atau harapan ketika mengalami
kegagalan
HOMONIM
Homonim adalah dua kata atau lebih yang tulisannya dan lafalnya sama tetapi
artinya berbeda.
Contoh :
- tanaman itu tidak boleh ditanam terlalu rapat karna bisa menghambat
pertumbuhannya.
- kemanapun ia pergi buku itu selalu dibawanya serta.
Pada kalimat diatas kata buku digunakan dalam dua kalimat, kedua kalimat
memiliki makna yang berbeda. Buku berarti tulis atau bacaan.
HOMOGRAF
Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama tetapi lafal dan
artinya berbeda.
Contoh : banyak pejabat teras yang menyalahgunakan kedudukannya.
Teras artinya pejabat inti
HOMOFON
Homofon adalah dua kata atau lebih yang lafalnya sama tetapi tulisan dan
artinya berbeda.
Contoh :
- kami merasa lebih aman bila menyimpan uang di bank.
Bank artinya lembaga penyimpanan uang.
- Bang arif penjual sate itu berasal dari madura
Bang artinya sebutan untuk kakak laki-laki
( kata bank dan bang memiliki pengucapan yang sama namun kedua kata itu
memiliki perbedaan arti )

BAB III
KESIMPULAN

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk
mencapai penyampaaian yang tepat dalam berbicara atau menulis sehingga
tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau penulis.
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat dapat membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun tulisan. Pembentukan kata
atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan
atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Berdasarkan kesimpulan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama sama
penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud
agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Pengertian pilihan kata atau
diksi jauh lebih luas dari apa
yang dipantulkan
oleh jalinan kata-kata itu.
Istilah ini bukan saja
dipergunakan untuk
menyatakan
kata-kata mana yang dipakai
untuk mengungkapkan suatu
ide atau gagasan, tapi
juga meliputi persoalan
fraseologi, gaya bahasa, dan
ungkapan. Fraseologi
mencakup persoalan kata-kata
dalam pengelompokan atau
susunannya, atau yang
menyangkut cara-cara yang
khusus berbrntuk ungkapan-
ungkapan. Gaya bahasa
sebagai bagian dari diksi
berkaitan dengan ungkapan-
ungkapan yang individual
atau karakteristik, atau yang
memiliki nilai artistik yang
tingg

Anda mungkin juga menyukai