Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DIKSI

DOSEN PEMBIMBING
Farida Fitriani, S.E, Sp.d, M.Pd

DISUSUN OLEH
SAMSUL RIZAL
SAMUDRA TITTO ALIF RAMADHAN
SALSABILA NAKHLAH
RESA SINDU DHARMA
RAUDATUL JANNAH
RIMA HERAWATI
RISKA TIARINI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM

NUSA TENGGARA BARAT

TAHUN ANJARAN 2021/2022


DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………..ii
ABSTRAK………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..1 

 1.1. Latar Belakang …………………………………………..1 


 1.2. Rumusan Masalah ……………………………………….1
 1.3.Tujuan Penulisan ……………………………………….. .2
 1.4. Manfaat Penulisan ……………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………. 3

 2.1. Pengertian Diksi …………………………………… 3


 2.2. Fungsi Pemakaian Diksi …………………………… 4 - 5
 2.3. Jenis jenis Diksi……………………………………. 5 - 9
 2.4. Manfaat Diksi……………………………………… 9 - 10

BAB III PENUTUP ………………………………………………11 

 3.1. Simpulan………………………………………………11
 3.2. Saran…………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 12

ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan diksi dan gaya bahasa yang
digunakan dalam lirik lagu Ngamen 1 sampai dengan Ngamen 13 dangdut pantura
oleh Eny Sagita, mendeskripsikan makna yang terkandung dalam setiap lirik lagu
tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
memaparkan hasil analisis dari diksi, gaya bahasa dan makna pada lirik lagu dangdut
pantura Ngamen 1 sampai dengan Ngamen 13. Penelitian ini dilakukan dengan
pengumpulan data, pemakaian metode simak dan metode libat. Data yang terkumpul
dalam bentuk teks yang telah di transkrip ujaran atau diklasifikasikan berdasarkan
kategori. Teori yang digunakan teori diksi, gaya bahasa dan sematik. Hasil penelitian
dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama penggunaan diksi meliputi ungkapan,
makna kata, dan kata majemuk. Kedua, penggunaan gaya bahasa perbandingan terdiri
dari perumpamaan, metafora, koreksio dan epatornosis, metonimia. Gaya bahasa
pertentangan terdiri dari hiperbola. Gaya bahasa sindiran terdiri dari sinisme, dan
gaya bahasa penegasan terdiri dari epizeukis, simploke dan repetisi. Ketiga, makna
yang terkandung di dalam lirik lagu, makna denotasi dan makna konotasi.

Kata Kunci: Diksi, Gaya Bahasa, Makna, Semantik, Dangdut Pantura.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan
kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika Anda
menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu,
sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan
seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa,
tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus
digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan
secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud,
gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan
grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah
penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu
karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi
pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah
daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai.
Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara
penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan
agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar
terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung
jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu,
latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan diksi?
2. Apakah fungsi pemakaian diksi?
3. Apa saja jenis-jenis diksi
4. Apa manfaat diksi?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk memahami pengertian diksi
2. Untukmengetahui fungsi pemakaian diksi
1
3. Untuk mengetahui jenis-jenis diksi dan Untuk memahami manfaat diksi.

1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam berbahasa yang benar sehingga
dapat memberi manfaat sebagai berikut :
Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan penelitian secara
optimal, sistematis, dan bermanfaat.
1)   Manfaat teoretis
a.       Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai penelitian korelasi terkait
penguasaan diksi dan sikap berbahasa dengan keterampilan menulis.
b.      Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mengaplikasikan teori penelitian
korelasi dalam bidang linguistik dan pengajarannya.
2)   Manfaat praktis
a.       Bagi dosen
Sebagai bahan masukan pentingnya meningkatkan kualitas mengajar sehingga dapat
mengarahkan mahasiswa dalam meningkatkan kreativitas menulis karya tulis ilmiah.
b.      Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat mengembangkan kreativitas menulis mahasiswa dalam karya tulis ilmiah.
c.       Bagi universitas
Merupakan bahan masukan sebagai sumbangan pemikiran pentingnya keterampilan menulis
karya tulis ilmiah untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan ilmiah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi

Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk
menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata
merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia
tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau
pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan
yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,
resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis
atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” ya2ng lebih umum digambarkan dengan kata – seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan
ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada
pemilihan kata dan gaya.  Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi
adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam
karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras dalam
penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang
diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal
tulis-menulis, serta tutur sapa.

Untuk menambah pemahaman kamu terkait diksi, berikut Mamikos tambahkan pengertian diksi
menurut para ahli:

1. Menurut Susilo Mansurudin, diksi merupakan sebuah pemilihan kata yang sesuai serta
tepat yang dapat memberi suatu nilai pada kata untuk para pembaca. Pilihan kata yang
tepat ini berguna untuk mencegah kesalahan dalam menafsirkan kata-kata yang berbeda.
3

2. Menurut Keraf, diksi merupakan pemakain kata yang digunakan untuk dapat
menginformasikan sebuah gagasan dalam bentuk kelompok kata yang sesuai serta tepat
dalam situasi.

3. Menurut KBBI, diksi merupakan penggunaan kata yang tepat dalam penggunaan didalam
sebuah gagasan pokok pembicaraan pada pilihan kata.

4. Menurut Enre, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam mewakili
perasaan yang nyata dalam pola sebuah kalimat.

2.2 Fungsi Pemakaian Diksi

Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar penyampaiannya dapat
dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud yang disampaikan. Diksi juga
berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu cerita, dengan diksi
yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut, menjelaskan tokoh-tokoh,
mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.

Adapun, berikut ini adalah beberapa fungsi diksi:

1. Memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami dan mengerti apa yang ingin
disampaikan penulis atau pembicara

2. Kata yang disampaikan menjadi lebih jelas sehingga terasa tepat dan sesuai dalam
konteks penggunaannya
3. Mengantisipasi terjadinya interpretasi atau tafsiran yang berbeda antara penyampai
kalimat dengan penerimanya

4. Diksi yang bagus dan sesuai dapat digunakan untuk memperindah kalimat sehingga cerita
yang dibuat bisa lebih runtut dengan mendeskripsikan karakter tokoh, latar dan waktu,
serta alur cerita

5. Untuk menggambarkan ekspresi terhadap ide dan gagasan yang akan disampaikan

6. Membuat komunikasi yang terjalin menjadi lebih efektif dan efisien.

2.3 Jenis-Jenis Diksi

Berdasarkan leksikal, diksi dibedakan berdasarkan makna leksikalnya atau makna kamus karena
berasal dari kamus bahasa Indonesia. Makna leksikal merupakan makna jenis-jenis kata yang
bersifat konkret dan denotatif serta belum mengalami perubahan bentuk. Diksi berdasarkan
leksikalnya dibedakan menjadi beberapa jenis lagi, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Sinonim

Sinonim disebut juga padanan kata atau persamaan kata karena memiliki makna yang sama.
Contoh kata sinonim, di antaranya:

1. Pandai: pintar

2. Baju: pakaian

3. Matahari: mentari
4. Buruk: jelek

5. Rajin: giat

Contoh kalimat yang menggunakan sinonim:

1. Dini menjadi anak yang paling pandai di kelas karena rajin belajar

2. Dini menjadi anak yang paling pintar di kelas karena giat belajar

Kedua kalimat tersebut menggunakan kata atau diksi yang berbeda pada pilihan kata “pandai”
dan “rajin”. Namun, keduanya tetap memiliki makna dan pemahaman yang sama meskipun
diganti dengan kata “pintar” dan “giat”.

2. Antonim

Antonim disebut juga sebagai lawan kata atau perbedaan kata karena memiliki makna yang
berlawanan. Contoh kata antonim, di antaranya:

1. Rajin >< Malas

2. Pintar >< Bodoh

3. Besar >< Kecil

4. Panjang >< Pendek

5. Tua >< Muda


Contoh kalimat yang menggunakan antonim:

1. Dini malas belajar sehingga dia menjadi anak yang bodoh.


6

2. Dini rajin belajar sehingga dia menjadi anak yang pintar.

Ketika dua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlawanan, maka makna yang disampaikan
pun menjadi berbeda dan berlawanan.

3. Homonim

Homonim merupakan jenis kata yang memiliki makna yang berbeda namun lafal atau
pengucapan dan ejaannya sama. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai berikut:

1. Kalimat 1: Genting rumah bocor sehingga air masuk ke dalam rumah ketika hujan turun.

2. Kalimat 2: Keadaan di sekolah sedang sangat genting karena murid sekolah lain tawuran
menyerbu sekolah.

Kata “genting” pada kalimat pertama mengandung makna yang menunjukkan kata benda berupa
atap atau genting. Sedangkan kata “genting” pada kalimat kedua mengandung makna gawat atau
mendesak.

4. Homofon

Berbeda dengan homonim, homofon memiliki lafal yang sama, namun makna dan ejaannya
berbeda. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai berikut:
1. Kalimat 1: Aku rindu masa remaja saat masih sekolah dulu.

2. Kalimat 2: Massa demo yang merapat ke gedung DPR semakin banyak.

Kedua kalimat tersebut menggunakan kata “massa dan masa” yang memiliki pelafalan yang
sama namun ejaan dan artinya berbeda. Kata “masa” pada kalimat pertama memiliki makna saat
atau waktu. Sedangkan kata “massa” pada kalimat yang kedua memiliki makna kumpulan orang
dalam jumlah yang banyak.

5. Homograf

Homograf merupakan jenis kata atau diksi yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan
lafalnya berbeda. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai berikut:

1. Kalimat 1: Pagi hari tadi aku sarapan buah apel.

2. Kalimat 2: Setiap pagi sebelum masuk kelas anak-anak harus apel terlebih dahulu.

Kata “apel” pada kalimat pertama diucapkan dengan lafal yang sama seperti kata me pada kata
memukul dan memiliki arti nama buah apel. Sedangkan, kata “apel” pada kalimat kedua
dilafalkan seperti melafalkan ejaan huruf L (el) dan memiliki arti kumpul.

6. Polisemi

Polisemi merupakan jenis kata yang ejaan dan lafalnya yang sama namun memiliki banyak arti
dan pengertian jika digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda. Contoh kalimat
penerapannya adalah sebagai berikut:
1. Kalimat 1: Risna menanam bunga melati yang sangat harum baunya.

2. Kalimat 2: Risna memiliki paras yang sangat cantik sehingga menjadi bunga desa di
kampungnya.

3. Kalimat 3: Bank konvensional memberikan bunga sebesar 10% setiap bulannya.

Kata “bunga” tersebut memiliki ejaan dan lafal yang sama namun memiliki arti yang
banyak dan berbeda-beda. Kalimat pertama mengandung arti nama bunga atau tanaman.
Kalimat kedua mengandung makna kiasan sebagai gadis yang paling cantik. Kaimat
ketiga mengandung makna keuntungan.

7. Hipernim dan Hiponim

Hipernim merupakan kata umum yang menjadi penyebutan kata lainnya karena dapat mewakili
kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili maknanya oleh kata hipernim.
Contoh penerapan kalimatnya adalah sebagai berikut:

1. Pak Tono memelihara banyak sekali burung di rumahnya seperti merpati, beo, perkutut,
dan lain sebagainya.
Hipernim dalam kalimat tersebut adalah “burung” yang mewakili hiponimnya yaitu
“merpati, beo, dan perkutut”.

2.4 Manfaat Diksi

Manfaat diksi tidak hanya dirasakan penerima pesan yaitu pembaca dan pendengar saja,
melainkan juga penyampai pesan atau gagasan tersebut. Adapun berikut beberapa manfaat diksi
yang juga wajib untuk kamu ketahui:
Bagi penulis dan pembicara

Seorang penulis dan pembicara yang baik harus memiliki tujuan yang benar ketika ingin
menyampaikan ide dan gagasannya. Tujuan tersebut tidak lain adalah sampainya pesan yang
akan disampaikan kepada pembaca dan pendengarnya, baik berupa pemahaman yang benar
9

maupun respon terkait apa yang disampaikan.

Diksi atau pilihan kata yang tepat sangat bermanfaat bagi penulis untuk membedakan antara
kata-kata yang telah ditulisnya dengan kata-kata kutipan dari orang lain. Diksi yang tepat juga
dapat memudahkan proses menulis agar lebih mengalir dan tidak terkesan dibuat-buat dengan
kalimat yang tidak sesuai konteks.

Bagi pembaca atau pendengar

Bagi pembaca atau pendengar, hal yang terpenting ketika membaca atau mendengarkan suatu
cerita adalah bagaimana cerita tersebut mudah dipahami. Bahasan yang ringan dan diksi yang
tepat biasanya lebih disukai dibandingkan bahasa yang berbelit-belit dan alur cerita yang
berputar-putar. Dengan pemilihan diksi yang tepat, diharapkan para pembaca maupun pendengar
dapat membedakan kata-kata sinonim, antonim, maupun kata lain yang ejaannya mirip. Sehingga
pembaca dan pendengar pun dapat memahami dengan lebih baik jika penggunaan diksi sudah
sesuai dengan konteksnya.

Agar cerita yang dihasilkan lebih menarik, maka diksi atau pilihan kata yang baik juga harus
memenuhi beberapa syarat berikut ini:

1. Ketepatan pemilihan kata ketika menyampaikan suatu gagasan.


2. Pengarang juga harus mempunyai kemampuan untuk membedakan dengan tepat makna
berdasarkan gagasan yang hendak disampaikan. Serta memiliki kemampuan untuk
menemukan bentuk yang pas dengan situasi serta nilai rasa para pembacanya.

3. Dapat menguasai berbagai kosakata serta mampu memanfaatkan kata menjadi suatu
kalimat yang jelas, mudah dimengerti dan lebih efektif.

10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai
penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang
tidak dikehendaki pembicara atau penulis.
Dalam pemilihan kata terdapat berbagai syarat yang harus tepati agar mencapai diksi yang
baik dan tepat, diantaranya yaitu :
1.        Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2.        Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3.        Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
4.        Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
5.        Waspada terhadap penggunaan akhiran asing.
6.        Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
7.        Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis.
8.        membedakan kata umum dan kata khusus.
9.        Memperhatikan perubahan makna yang terjadi.
10.    Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
Adapun fungsi dari diksi atau pemilihan kata adalah :
a)        Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b)        Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c)        Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d)       Mencegah perbedaan penafsiran.
e)        Mencagah salah pemahaman.
f)         Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
Diksi merupakan bagian penting dalam pembuatan sebuah karya ilmiah karna karangan atau
karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat dari
pemilihan kata yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah tersebut. Karna dilihat dalam
pemilihan kata seseorang dapat menilai kepribadian seorang penulis tersebut.
3.2 Saran
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang diksi
atau pemilihan kata, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui makalah ini
supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang
cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak, untuk dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA
A, Alex dan Achmad H.P.2010.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Penada
Media group.
Mumtahanah, Fida.Makalah Diksi dan Gaya Bahasa
<http://www.slideshare.net/Oki16/diksi-dan-gaya-bahasa>
Nur, Imran.Makalah Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus
<http://www.slideshare.net/FerialImranNur7/penggunaan-kata-umum-dan-kata-khusus>
Keraf, Gorys.2010.Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
http://www.smansax1-edu.com/2014/09/cara-mudah-memahami-makna-denotasi-dan.html
Gani, Ramlan A dan Fitriyah Z.A.2007.Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta:Lembaga
Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta press.
<http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0CEIQFjAE&url
<http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFPBS
%2FJUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA%2F196711031993032-
NOVI_RESMINI
%2FDIKSI_ATAU_PILIHAN_KATA_power_point.pdf&ei=KURiVaaUOMXbmgW354CIAw
&usg=AFQjCNHaVXS7Ak8ynfjgkMK16e85tnmXMg&sig2=WOqCvEJn23KakKOIEWPW4Q
&bvm=bv.93990622,d.dGY>
 
12

Anda mungkin juga menyukai