Anda di halaman 1dari 10

Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Berdasarkan perbedaan daya adsorpsi dari fase terdispersi terhadap medium


pendispersinya yang berupa zat cair, koloid dapat dibedakan menjadi dua jenis. Sistem koloid di
mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar disebut koloid liofil.
Sedangkan sistem koloid dimana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif
kecil disebut koloid liofob.
Koloid liofil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob kurang stabil. Koloid liofil bersifat
lebih stabil, sedangkan koloid liofob bersifat kurang stabil. Koloid liofil yang berfungsi sebagai
koloid pelindung.

1.      Koloid Liofil


Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling koloid atau Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid dimana terdapat gaya tarik
menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh: agar-agar,
sol kanji, agar-agar, lem, cat, dispersi kanji, sabun, deterjen, dan protein dalam air.
2.      Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah koloid yang tidak mengadsorbsi cairan atau Koloid liofob (tidak
suka cairan)  adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang lemah  atau bahkan tidak
ada gaya tarik menarik antara fase terdsipersi dan medium pendispersinya.Agar muatan koloid
stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian
medium pendispersi dari elektrolit.contohnya sol belerang, sol emas atau dengan kata lain
dispersi emas, Fe (OH)3, dan belerang dalam air.
Jika medium pendispersi koloid ini adalah air, maka istilah yang digunakan adalah
koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Gaya tarik menarik koloid hidrofil yang lebih kuat
dibandingkan koloid hidrofob disebabkan oleh keberadaan ikan hidrogen yang terbentuk antara
fase terdispersi dan air (medium pendispersi). Sebagai  contoh ikatan hidrogen antara gugus
amino (-NH2 atau -NH) molekul protein dan molekul air, ikatan hidrogen antara gugus OH -
molekul kanji dan molekul air. Ikatan hidrogen ini tidak ditemukan dalam koloid liofob seperti
dispersi emas atau belerang dalam air.

Koloid Liofil & Liofob


Berdasarkan afinitas atau gaya tarik-menarik atau daya adsorpsi antara fase terdispersi terhadap medium
pendispersinya, koloid dibedakan menjadi 2 yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil merupakan koloid
yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar atau mudah menarik medium pendispersinya. Contoh sabun,
detergen, dan kanji. Sedangkan koloid liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya mempunyai afinitas kecil
atau menolak medium pendispersinya. Contoh dispersi emas, belerang dalam air, dan Fe(OH)3. Jika medium
pendispersinya air, maka istilah yang digunakan adalah koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Perbedaan sifat-sifat
koloid liofil (sol liofil) dan koloid liofob (sol liofob) dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel Perbedaan sifat-sifat sol liofil dan sol liofob.


 

Koloid Liofil Koloid Liofob


Daya absorbsi trhadap mediumnya kuat Daya absorbsi terhadap mediumnya lemah
Efek Tyndall kurang jelas terlihat Efek Tyndalljelas terlihat
Viskoitas (kekentalan) lebih besar dari Viskoitas (kekentalan) lebih kecil dari
mediumnya mediumnya
Tidak mudah menggumpal Mudah menggumpal
Bersifat reversibel Bersifat irreversibel
Stabil Kurang stabil
Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat anorganik

Koloid Liofil dan Koloid Liofob, Sistem, Kimia - Pada pembahasan awal
sistem koloid, kalian telah mempelajari tentang jenis koloid berdasarkan fase
pendispersi dan fase terdispersinya. Ada jenis koloid yang suka dengan medium
pendispersinya, ada pula yang tidak suka dengan medium pendispersinya. Dari
sifat koloid inilah, kemudian muncul pemikiran orang untuk membuat sabun.
Mengapa sifat koloid ini menjadi dasar pembuatan sabun? Untuk
mengetahuinya, simaklah uraian berikut.

Hidrofil berarti bersifat menyukai pelarut air (hidrous = air; philos = cinta).
Sementara itu, hidrofob berarti bersifat tidak menyukai pelarut air (hidrous =
air ; phobia = benci). (Mulyono, 2006, hlm. 164)
Bagaimana cara kerja sabun ? Kotoran yang menempel pada pakaian biasanya
terdiri atas dua macam, yakni yang dapat larut dan yang tidak
dapat larut dalam air, seperti lemak dan minyak. Sabun memiliki dua sifat,
yakni hidrofil dan hidrofob. Sifat hidrofob dari sabun akan mengemulsi minyak
dan lemak, sedangkan sifat hidrofil sabun akan berikatan dengan air melalui
ikatan hidrogen. Akibat adanya gaya tarik-menarik tersebut, maka tegangan
permukaan minyak dan lemak dengan pakaian jadi turun sehingga lemak dan
minyak akan tertarik oleh molekul-molekul air.

Gambar 1. Proses penarikan lemak dan minyak oleh


sabun.
Sabun merupakan salah satu contoh koloid yang medium pendispersinya

cair. Berdasarkan interaksi antara zat terdispersi dan medium pendispersinya,


sistem koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan menjadi dua
macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Bila medium pendispersinya air,
koloid yang partikel-partikel terdispersinya menarik medium pendispersi disebut
koloid hidrofil. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya Gaya Van der Waals.
Adapun koloid yang partikel-partikel terdispersinya tidak suka menarik medium
pendispersinya disebut koloid hidrofob. Adanya kedua sifat hidrofil dan hidrofob
dari koloid ini dimanfaatkan dalam pembuatan sabun pada proses pencucian
pakaian. Contoh koloid hidrofil yang lain adalah deterjen, sabun, kanji, gelatin,
dan agar-agar. Sedangkan contoh koloid hidrofob adalah Fe(OH)3, sol emas, dan
sol-sol logam.

Tabel 1. Perbedaan Sifat Koloid Liofil dan Koloid Liofob


Koloid Liofil Koloid Liofob

Daya absorpsi terhadap mediumnya Daya absorpsi terhadap mediumnya


kuat lemah
Efek Tyndall kurang jelas terlihat Efek Tyndall jelas terlihat
Viskositas (kekentalan) lebih besar Viskositas (kekentalan) lebih kecil
dari mediumnya dari mediumnya
Tidak mudah menggumpal Mudah menggumpal
Bersifat reversibel Bersifat irreversibel
Stabil Kurang stabil
Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat non-organik

      Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Suatu
koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat
terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (Yunani: lio = cairan, philia = suka).
Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat
lemah. Liofob berarti tidak suka cairan (Yunani: lio = cairan,  phobia = takut atau benci). Jika
medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas masing-masing disebut
koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
Contoh:
•Koloid hidrofil: sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin.

 
•Koloid hidrofob: sol belerang, sol Fe(OH) , sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.

                                                            Gambar. SolGrafit.
Koloid liofil/hidrofil lebih mantap dan lebih kental daripada koloid liofob/ hidrofob. Butir-
butir koloid liofil/hidrofil membungkus diri dengan cairan/air mediumnya. Hal ini disebut
solvatasi/hidratasi. Dengan cara itu butir-butir koloid tersebut terhindar dari agregasi
(pengelompokan). Hal demikian tidak terjadi pada koloid liofob/hidrofob. Koloid liofob/hidrofob
mendapat kestabilan karena meng- adsorpsi ion atau muatan listrik. Sebagaimana telah dijelaskan
bahwa muatan koloid menstabilkan sistem koloid.
Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol
hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan. Apabila zat padat tersebut
dicampurkan kembali dengan air, maka dapat membentuk kembali sol  hidrofil. Dengan perkataan
lain, sol hidrofil bersifat reversibel. Sebaliknya, sol hidrofob dapat mengalami koagulasi pada
penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuk sol
lagi jika dicampur kembali dengan air.

Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil
berfungsi sebagai koloid pelindung. Contoh penggunaan koloid pelindung
antara lain pada pembuatan es krim, dimana gelatin ditambahkan untuk
mencegah penggumpalan partikel-partikel es.

Kotoran yang menempel pada pakaian biasanya   terdiri atas dua macam, yakni
yang dapat larut dan yang tidak dapat larut dalam air, seperti lemak dan
minyak. Sabun memiliki dua sifat, yakni hidrofil dan hidrofob. Sifat hidrofob
dan sabun akan mengemulsi minyak dan lemak, sedangkan sifat hidrofil sabun
akan berikatan dengan air melalui ikatan hidrogen. Akibat adanya gaya tarik-
menarik tersebut, maka tegangan permukaan minyak dan lemak dengan
pakaian menjadi turun sehingga lemak dan minyak akan tertarik oleh molekul-
molekul air.
Sabun merupakan salah satu contoh koloid yang medium pendispersinya cair.
Berdasarkan interaksi antara zat terdispersi dan medium pendispersinya,
sistem koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan menjadi dua
macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Bila medium pendispersinya air,
koloid yang partkel-partikel terdispersinya menarik medium pendispersi
disebut koloid hidrofil. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya Gaya Van der
Waals. Adapun koloid yang partikel-partikel terdispersinya tidak suka menarik
medium pendispersinya disebut koloid hidrofob. Adanya kedua sifat hidrofil
dan hidrofob dari koloid ini dimanfaatkan dalam pembuatan sabun

Perbedaan sol hidrofil dengan sol hidrofob disimpulkan sebagai berikut.

No. Sol Hidrofil Sol Hidrofob

1. Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya


2. Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar Hanya stabil pada konsentrasi kecil
3. Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan Mudah menggumpal pada penambahan
4. Viskositas lebih besar daripada mediumnya Viskositas hampir sama dengan mediumnya
5. Bersifat reversible Tidak reversibel
6. Efek Tyndall lemah Efek Tyndall lebih jelas

II. Koloid Liofil dan Koloid Liofob


Koloid yang memiliki medium pendispersi berupa zat cair seperti sol cair dapat
dibedakan menjadi :
1) Koloid Liofil (suka cairan)
Koloid liofil adalah koloid dimana terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara
fase terdipersi dan medium pendispersinya. Sol liofil lebih kental dari medium pendispersinya
dan tidak akan mengalami penggumpalan bila ditambahkan sedikit elektrolit. Oleh karena itu,
koloid dari sol liofil lebih stabil jika dibandingkan dengan koloid liofob. Zat terdispersi dari
suatu sol liofil dapat dipisahkan dari medium pendispersinya dengan cara penguapan atau
pengendapan. Koloid yang sudah dipisahkan dapat kembali menjadi dol liofil dengan
menambahkan air lagi sebagai medium pendispersi. Jadi, pembentukan sol lifil bersifat
reversible. Contoh sol liofil adalah agar, susu, sabun, detergen, dan dispersi kanji.
2) Koloid Liofob (tidak suka cairan)
Koloid liofob adalah koloid dimana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau bahkan
tidak ada gaya tarik-menarik antara fase terdispersi dan medium pendispersinya. Koloid liofob
berbeda dengan koloid liofil. Jika medium pendispersi dari sol liofob diuapkan atau digumpalkan
dengan larutan elektrolit, sampai zat terdipersi terpisah dari medium pendispersi maka tidak akan
dapat membentuk sol liofob lagi walaupun ditambah air sebagai medium pendispersinya. Sol
liofob bersifat irreversible. Contoh liofob adalah sol belerang, sol emas.
Tabel 3. Perbedaan Sol Liofil dan Sol Liofob

No. Sifat Liofil/hidrofil Liofob/Hidrofob


1 Muatan partikel Memiliki muatan yang kecil atau Memiliki muatan yang
netral. Dengan demikian, besar. Dengan demikian
liofil/hidrofil dapat bergerak liofil/hidrofil dapat
menuju katode/anode dalam bergerak menuju
medan listrik atau tidak bergerak katode/anode dalam medan
sama sekali. listrik.
2 Solvasi/hidrasi Mengadsorpsi medium Tidak mengadsorpsi
(Adsorpsi medium pendispersinya karena adanya medium pendispersinya
pendispersi) gaya tarik-menarik yang cukup karena lemahnya gaya
besar antara fase terdipersi tarik-menarik antara fase
dengan medium pendispersinya. terdispersi dengan medium
Akibatnya terbentuk lapisan pendispersinya.
medium pendispersi yang
teradsorpsi di sekeliling partikel.
Lapisan ini yang menyebabkan
partikel-partikel liofil/hidrofil
tidak saling bergabung. Proses
ini disebut solvasi/hidrasi.
Adanya solvasi atau hidrasi
menyebabkan liofil atau hidrofil
dapat digunakan sebagai koloid
pelindung.
3 Kestabilan Bersifat stabil meski muatannya Bersifat stabil karena
kecil atau netral karena adanya mamiliki muatan yang
solvasi/hidrasi. besar sehingga saling tolak-
menolak
4 Koagulasi Tidak mudah terkoagulasi Mudah terkoagulasi dengan
(penggumpalan) dengan penambahan penambahan elektrolit.
elektrolit.untuk menggumpalkan Liofob/ hidrofob akan
liofil/hidrofildiperlukan menggumpal bahkan
elektrolit dengan konsentrasi dengan penambahan
tinggi, dimana elektrolit ini elektrolit dengan
dapat memecah lapisan medium konsentrasi rendah. Hal ini
pendispersi yang melindunginya disebabkan liofob tidak
dan menyebabkan memiliki lapisan
penggumpalan. pelindung. Untuk
mencegah koagulasi
digunakan koloid
pelindung, yakni
liofil/hidrofil.
5 Sifat reversibel Liofil bersifat reversibel. Artinya Liofob bersifat tidak
fase terdispersi liofil dapat reversibel. Artinya, fase
dipisahkan dengan koagulasi terdispersi liofob yang
atau penguapan medium telah digumpalkan atau
pendispersinya dan kemudian dipisahkan dari medium
dapat diubah kembali menjadi pendispersinya tidak dapat
liofil dengan penambahan diubah kembali menjadi
medium pendispersinya. liofob.
6 Efek Tyndall Memberikan efek Tyndall yang Dapat memberikan efek
lemah. Hal ini disebabkan Tyndall yang jelas. Hal ini
ukuran partikel-partikelnya disebabkan ukuran partikel-
relatif kecil. partikelnya cukup besar.
7 Gerak Brown Tidak menunjukkan gerak Menunjukkan gerak Brown
Brown. yang jelas
8 Elektroforesis Tidak menunjukkan sifat Tidak menunjukkan sifat
elektroforesis. elektroforesis.
9 Tegangan Kecil Hampir sama dengan
permukaan medium pendispersinya.
10 Viskositas Viskositas liofil lebih besar Viskositas hidrofob hampir
(kekentalan) dibandingkan viskositas medium sama dengan viskositas
pendispersinya. Hal ini medium pendispersinya.
disebabkan ukuran partikel
meningkat akibat proses solvasi
dan karenanya jumlah medium
pendispersinya yang bebas
berkurang.
11 Pembuatan Dapat dibuat langsung dengan Tidak dapat dibuat dengan
mencampurkan fase terdispersi mencapur fase terdispersi
dengan medium pendispersinya. dan medium
pendispersinya

Koloid liofil adalah koloid sol dengan partikel koloid sebagai fase terdispersi suka menarik
medium pendispersinya. Koloid liofob adalah koloid sol dengan partikel koloid tidak suka
menarikmedium pendispersinya.

Bila medium pendispersinya air koloid liofil disebut sebagai koloid hirofil, sedangkan koloid
liofob disebut  hidrofob

Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dan Sol Hidrofob

Sel Hidrofil Sel Hidrofob


Mengadsorbsi mediumnya Tidak mengadsorbsi mediumnya
Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif Hanya stabil pada konsentrasi kecil
besar
Tidak mudah menggumpal pada penambahan Mudah menggumpal pada penambahan
elektrolit elektrolit
Viskositas lebih besar daripada mediumnya Viskositas hampir sama dengan mediumnya
Bersifat reversible Tidak reversible
Efek tyndall lemah Efek tyndall lebih jelas
Koloid organik Umumnya koloid anorganik
Gerak Brown tidak jelas Gerak Brown jelas

Pemanfaatan sifat hidrofob dan hidrofil terlihat pada penggunaan deterje dalam proses
pencucuian pakaian. Kotoran yang menempel pada kain ada yang mudah larut dalam air, tetapi
banyak yang tidak larut dalam air misalnya lemak dan minyak. Proses pencucuian bertujuab agar
lemak dan minyak dapat teremulsi di dalam air. Dengan bantuan deterjen atau sabun maka
minyak akantertarik oleh deterjen.
Kemampuan deterjen menarik lemak dan minyak disebabkan pada molekul deterjen terdapat
ujung-ujung liofil yang larut dalam air dan ujung loifob yang berpegang erat pada lemak dan
minyak. Akibat adanya gaya tarik menarik tersebut, tegangan permukaan lemak dan minyak
dengan kain menurun sehingga lebih kuat tertarik oleh molekul-molekul air yang mengikat kuat
deterjen.

Anda mungkin juga menyukai