Anda di halaman 1dari 14

Aromatisitas, Benzena, dan Benzena Tersubstitusi

PRESENTED BY : REVALDA MARCELINA


ROSIDAH ZAATIL IZZAH

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Substitusi Aromatik Elektrofilik, subtitusi Petama,
Kedua, dan Ketiga

Tata Nama Benzena Tersubstitusi Ikatan dalam Benzena

Sifat Fisis Senyawa Aromatik Alkil Benzena

Spektra Benzena Substitusi Fenol

Kestabilan Cincin Benzena Garam Benzenadiazonium


Tatanama Senyawa BenzenaTersubstitusi
Dalam reaksi senyawa benzena akan digunakan istilah substitusi -orto ( ataupun substit
usi –meta atau –para atau substitusi –orto). Perbedaan antara benzena monosubstitusi
dengan
benzena disubstitusi adalah benzena monosubstitusi
mempunyai dua posisi orto dan meta, tetapi hanya satu posisi para. Jika terdapat tiga
substituen atau lebih pada sebuah
cincin benzena, sistem tersebut tidak dapat lagi diterapkan. Dalam hal ini, harus dig
unakan bilangan. Seperti dalam
penomoran senyawa apa saja, cicncin benzena dinomori
sedemikian sehingga nomor-nomor awalan itu serendah
mungkin dan preferensi diberikan pada gugus yang berprioritas tatanama tertinggi. Jika
suatu benzena tersubstitusi, misalnya anilina atau toluena digunakan sebagai induk, m
aka substituen diberi nomor 1 pada cincin tersebut
Sifat Fisis Senyawa Aromatik
Seperti hidrokarbon alifatik dan alisiklik, benzena
1 dan hidrokarbon aromatik bersifat non polar

Tidak larut dalam air


2

Benzena dapat membentuk campuran azeotrop


3 dengan air

Benzena bersifat toksik – karsinogenik (hati-hati


4 menggunakan benzena sebagai pelarut, hanya d
igunakan apabila tidak ada alternatif lain misalny
a toluena)
.
Adanya suatu cincin dalam benzene dalam suatu senyaw
a yang strukturnya tidak diketahui seringkali dapat ditetap
kan dengan memeriksa dua daerah spectrum inframerah.
Posisi substitusi pada suatu cincin benzene kadang-kada
ng dapat ditetapkan dengan menguji spectrum inframera
hnya.cincin-cincin benzene yang tersubstitusi yang berlai
Spektra Benzena nan seringkali mempunya absorpsi karakteristik pada kira
-kira 680-900 cm-1 (11-15 μm).
Tersubtitusi :

Spektra Spektra nmr senyawa aromatic bersifat memperbedak


an (distinctive). Proton pada suatu cincin aromatic men
Inframerah yerap di bawah-medan, dengan nilai δ antara 6,5 ppm
dan 8 ppm. Absorpsi bawah medan ini disebabkan oleh
arus cincin, yang menimbulkan medan magnet molecul
ar yang mengurangi perisai terhadap proton-proton yan
g terikat pada cincin itu. Substituent elektronegatif pad
a cincin akan menggeser absorpsi proton tetangganya
Spektra NMR lebih jauh ke bawah-medan, sedangkan gugus-gugus y
ang membebaskan electron akan menggeser absorpsi
ke atas-medan, dibandingkan dengan absorpsi benzen
e tanpa substitusi.
Kestabilam cincin benzena
Hidrogenasi benzena membebaskan energi 36 kkal/mol lebih rendah dibandingkan dengan
hidrogenasi senyawa hipotetis, sikloheksatriena. Oleh karena itu benzena, dengan elektron-
elektron pi yang terdelokalisasi itu, mengandung energi 36 kkal/mol lebih rendah daripada
seharusnya, seandainya elektron-elektron pi dilokalisasi dalam tiga ikatan rangkap yang
terisolasi.Selisih energi antara benzena dan sikloheksatriena disebut energi resonansi benzena
Energi resonansi merupak n energi yang hilang ( kestabilan yang diperoleh) dengan adanya
delokalisasi penuh elektron-elektron siistem pi. Besaran ini merupakan ukuran tambahan
kestabilan sistem itu bila dibandingkan dengan sistem lokalisasi.
Arti energi resonansi benzena dalam reaktivitas kimia adalah diperlukan lebih banyak energi
untuk suatu reaksi dalam mana hilang karakter aromatik dari cincin itu. Salah satu contohnya
ialah hidrogenasi. Alkena dapat dihgidrogenasi pada tempertaur kamar dan tekanan atmosfer,
sedangkan benzena menuntut tekanan dan temperetaur yang tinggi.
h your own text
Welcome!!
This text can be replaced with your own text

Free PPT Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I hope
Click to add title and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation.
Easy to change colors, photos and Text. You can simply impress your
audience and add a unique zing and appeal to your Presentations.

Text Here Text Here Text Here Text Here


Replaced with Replaced with Replaced with Replaced with
your own text. your own text. your own text. your own text.
Ikatan dalam Benzena
Sehubungan dengan teori resonansi formula ini sangat berguna; oleh karena itu, rumus Kekule digunakan
dalam membahas reaksi-reaksi benzena. Benzena mempunyai enam karbon sp2 dalam sebuah cincin.
Tumpang tindih keenam orbital p mengakibatkan terbentuknya enam orbital molekul π. Bila diperhatikan
keeenam orbital molekul yang mungkin bagi benzena akan nampak bahwa representasi awan pi aromatik
sebagai suatu “donat rangkap” barulah menyatakan satu, π1, dari enam orbital molekul itu. Dalam orbital
π1, keenam-enam orbital p dari benzena bersifat sefase (in phase) dan tumpang tindih secara sama; orbital
ini berenergi terendah karena tak memiliki simpul (node) di antara inti karbon. Orbital π2 dan orbital π3
masing-masing mempunyai satu bidang simpul di antara inti-inti karbon. Kedua orbital bonding ini
bersifat berregenerasi dan energi itu lebih tinggi daripada energi orbital molekul π1. Benzena dengan
enam elektron p, mengisi orbital-orbital π1,π2,π3 masing-masing dengan sepasang elektron. Maka ketiga
orbital ini merupakan orbital-orbital bonding dari benzena.
Bersama dengan ketiga orbital ini, dalam benzena terdapat tiga orbital antibonding. Dua
dari orbital antibonding ini (π4* dan π5* ) masing-masing memiliki dua simpul, dan orbital berenergi
tinggi (π6*) memiliki tiga simpul. Dimana simpul adalah daerah dengan rapatan elekron sangat rendah.
Alkil Benzen

Seringkali cincin benzene mempunyai efek yang besar pada sifat-sifat kimia dari
substituent-substituennya. Misalnya, gugus alkil yang terikat pada sebuah cincin benzene
tidaklah berbeda dengan gugus alkil lain, dengan satu kekecualian penting yaitu karbon di dekat
cincin benzene adalah karbon benzilik. Kation benzyl, radikal bebas benzyl dan karbanion
benzyl semua terstabilkan secara resonian oleh cincin benzene.
Fenol

Suatu fenol (ArOH) ialah senyawa dengan suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatic. Gugus OH
merupakan activator kuat dalam substitusi aromatic elektrofilik. Karena ikatan karbon sp2 lebih kuat daripada
ikatan oleh karbon sp3 maka ikatan C-O dari suatu fenol tidak mudah diputuskan. Fenol tidak bereaksi SN1
atau SN2 atau reaksi eliminasi seperti alcohol.
R—OH + HBr → RBr + H2O
Suatu alkohol
Ar—OH + HBr → tak ada reaksi
Suatu fenol
Garam Benzenadiazonium

Garam Benzenadiazonium
Pembentukan benzena diazonium klorida (C6H5N2+Cl-) dengan mereaksikan anilina
dengan asam nitrit, HNO2, dalam air dingin (dibuat in-situ dari NaNO2 dan HCl). Ingat bahwa garam
arildiazonium stabil pada 0oC dan merupakan zat antara sintetik yang berguna karena N2 merupakan
gugus pergi yang sangat baik.
Pengolahan alkilamina primer dengan NaNO2 dan HCl juga akan menghasilkan garam
diazonium, tetapi garan alkildiazonium tidak stabil dan terurai menjadi campuran alkohol dan alkena
bersama-sama N2. Penguraian itu berlangsung melalui suatu karbokation.
Bila direaksikan dengan NaNO2 dan HCl, amina sekunder (alkil ataupun aril) menghasilkan N-
nitrosoamina, senyawa yang mengandung gugus N-N=O. Banyak N-nitrosoamina bersifat karsinogen.
Amina tersier sukar diramalkan bagaimana reaksinya secara keseluruhan dengan asam nitrit.
Suatu arilamina tersier biasanya mengalami substitusi cincin dengan –NO karena cincin itu diaktifkan
oleh gugus –NR2. Alkilamina tersier dan kadang-kadang arilamina tersier juga dapat kehilangan sebuah
gugus R dan membentuk suatu derivat N-nitroso dari suatu amina sekunder.
Substitusi Aromatik Elektrofilik

Reaksi substitusi adalah suatu reaksi penggantian


gugus fungsional pada senyawa kimia tertentu de
ngan gugus fungsional yang lain. Subtitusi pada b
enzene dipengaruhi oleh subtituen awal yang ada
dalam benzene terseb.Berdasarkan atom yang teri
kat langsung pada benzena terdapat 2 tipe
pengarah pada subtitusi tersebut yakni:

Pengarah ortho
– para: Pengarah meta :
Programmer
biasanya gugus fungsi yang l
ebih electronegative dari kar biasanya memiliki atom yang m
bon. Selain itu, atom yang ad emiliki kerapatan electron lebih
a pada gugus fungsi yang rendah (parsial positif) dalam g
terikat langsung pada benze ugus fungsi yang terikat langsu
ne ini memiliki electron beb ng dengan karbon yang ada dal
as (lone pair). am benzene.
Subtitusi Pertama
menjalani nitrasi bila diolah dengan HNO3 pekat. Katalis a Reaksi ini serinkali merupakan metode terpilih untuk membua
sam Lewis dalam reaksi ini adalah H2SO4 pekat. Seperti h t aril keton. Guguskarbonil aril keton ini dapat direduksi menja
alogenasi, nitrasi aromatik berupa reaksi dua-tahap. Tahap di gugus CH2 .dengan kombinasi asilasi Friedel-Crafts dan dir
pertama (tahap lambat0 adalah serangan elektrofilik. Dala eduksi, dapat disiapkan suatu alkil benzene tanparisiko penat
m nitrasi elektrofiliknya ialah +NO2. Hasil serangan ialah su aan ulang dari gugus alkil.
atu ion benzenonium yang mengalami pelepasan H+ deng .
an cepat dalam tahap kedua. H+ ini bergabung dengan H2
SO4- untuk menghasilkan kembali katalis H2SO4.
asilasi
Nitrasi

halogenasi alkilasi sulfonasi


Sulfonasi benzene dengan
Halogenasi aromatik dicirikan oleh bromin Alkilasi benzena berupa substitusi sebuah gugus alk asam sulfat menghasilkan
asi benzena. Katalis dalam brominasi aro il untuk sebuah hidrogen pada cincin.Alkilasi dengan asam benzene sulfonat. Sul
matik adalah FeBr3 (seringkali dibuat in sit alkil halida dan runutan AlCl3 sebagai katalis, sering fonasi bersifat mudah balik
u dari Fe dan Br2). Peranan katalis adalah dirujuk sebagai alkilasi Friedel-Crafts. danmenunjukkan efek isoto
menghasilkan elektrofil Br+. Ini dapat terjad p yang sedang.
i oleh reaksi langsung dan pembelahan ika
tan Br-Br. .
Subtitusi kedua dan ketiga
Subtitusi ketiga

Subtitusi kedua 1. Jika dua substituen mengarahkan suat


u gugus ke satu posisi, maka posisi ini ak
Suatu benzene tersubstitusi dapat men an merupakan posisi utama
galami substitusi gugus kedua. Beberap
a benzene tersubstitusi bereaksi lebih
mudah. Misalnya anilinabereaksi substit
usi elektrofilik lebih cepat daripada benz
ene.
2. Jika dua gugus bertentangan d
alam efek-efek pengarahan mere
ka, maka aktivator yang lebih kuat
akan lebih diturut pengarahannya.
.
4. Jika dua gugus pada cincin berposisi meta
satu sama lain substitusi tidak terjadi pada
posisi apit meskipun cincin teraktifkan pada
posisi itu. Tidak reaktifnya posisi ini rena
rintangan sterik
3. Jika dua gugus deaktivasi berada pada cincin, terlepas
dimana posisinya, akan menghambat substitusi ketiga

Anda mungkin juga menyukai