Anda di halaman 1dari 18

BAB IX

ALKENA DAN ALKUNA


ALKENA DAN ALKUNA
Sebuah alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap. Kadang-
kadang alkena disebut sebagai olefin, dari kata olefiant gas, suatu nama lain untuk etilena
(CH2=CH2). Sedangkan alkuna ialah suatu hidrokarbon dengan satu ikatan ganda tiga, asetilena
(CH=CH) adalah alkuna sederhana.
Sebuah ikatan rangkap kabon-karbon adalah sebuah gugus fungsional biasa dalam hasil
alam. Lebih sering lagi, ikatan rangkap ini dijumpai bersama-sama dengan gugus fungsional lain.
Namun alkena tanpa fungsionalitas lain tidak sama sekali langka dan sering dijumpai sebagai
produk dalam tumbuhan dan dalam minyak bumi. Dua contoh dari senyawa yang terdapat dalam
alam yang mengandung ikatan rangkap karbon-karbon pada gambar dibawah ini. Kedua senyawa
ini merupakan contoh dari fremon serangga, senyawa ini dikeluarkan oleh suatu serangga untuk
meneruskan informasi ke serangga lainnya dari jenis yang sama.

A. TATANAMA ALKENA DAN ALKUNA


1) Tata Nama Senyawa Alkena
Sama seperti alkana, tata nama senyawa alkena juga punya ciri khas. Jika di senyawa
alkana berakhiran -ana maka pada senyawa alkena sobat tinggal mengganti akhiran tersebut
dengan akhiran -ena. Misalnya pada Alakan C4H10 dinamakan Butana maka C4H8 dinamakan
Butena. Hanya berbeda pada akhirannya saja. Contoh lengkapnya sebagai berikut
ALKANA ALKENA

C2H6 = etana C2H4 = etena

C3H8 = propana C3H6 = propena

C4H10 = butana C4H8 = butena

C5H12 = pentana C5H10 = pentena

Aturan penamaan senyawa alkena agak berbeda jika dibandingkan dengan senyawa
alkana karena pada senyawa ini terdapat ikatann rangkap. Berikut poin-poin penting dalam tata
nama senyawa alkena:

1. Karena punya ikatan rangkap, maka penomoran tidak dimulai dari yang dekat dengan
cabang melainkan yang dekat dengan ikatan atom C rangkap. Khusus untuk ikatan lurus
diawalin dengan angka yang menunjukkan letak ikatan C rangkap dari senyawa

tersebut.contohnya 1-butena

2-etil-5-metil heksena
2. Untuk rantai bercabang maka penamaannya:
a. tentukan rantai C terpanjang (utama) yang akan menjadi dasar penmaan yang pokok
b. atom-atom C yang tidak terletak pada rantai merupakan
coba sobat perhatikan contoh berikut

2-etil-5-metil-heptena

3. Alkil-alki yang tidak sejenis ditulis dengan diurutkan berdasarkan susunan abjad. Misalnya
antar metil dan etil akan duluan etil, antara propil dan metil akan duluan metil. Coba sobat
simak contoh berikut

4,7-dietil-3,9-dimetil-3-dekena

jika dilihat, bisa saja rantai dari sebelah kiri akan lebih panjang jika membelok ke bawah
(menjadi rantai 8 C) akan tetapi hal itu tidak boleh karena bagaimanapun dalam tatanama
senyawa alkana rantai utama yang dipakai adalah ranti terpanjang yang ada ikatan
rangkapnya. Jadi ikatan rangkap selalu menjadi bagian dari ikatang rantai utama.

4. Alkil-alki yang sejenis digaungkan dengan awalan di jika jumlahnya 2, tri jika jumlahnya
3, tetra jika jumlahnya 4 dan seterusnya.
5. Jika sebuah atom C pada rantai utama mengikat beberapa gugus berbeda maka penulisan
nomor harus diulangi.
Contohnya
3-etil-3-metil-1-pentena

6. Jika dalam suatu senyawa ada lebih dari satu pilihan rantai utama maka dipilih rantai
utama yang akan mempunyai lebih banyak gugus alkil, contohnya

3-etil-2,6,6-trimetil-3-oktena

7. jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap maka letak ikatan rangkap disebu satu dan diberi
awalan di = 2 tri = 3 tetra = 4 dan seterusnya di depan akhiran ena. salah satu contohnya
sebagai berikut:

3-etil-5-metil-1,3-heksadiena
2) TATANAMA ALKUNA
Senyawa merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
tiga pada struktur molekulnya. Rumus umum senyawa alkuna adalah CnH2n-2. Nama dan
rumus molekul senyawa alkuna adalah sebagai berikut :
Nama Rumus Molekul Rumus Struktur
Etuna C2H2 CH ≡ CH
Propuna C3H4 CH ≡ C ─ CH3
Butuna C4H6 CH ≡ C ─ CH2 ─ CH3 atau CH3 ─ C ≡ CH3
Pentuna C5H8 CH ≡ C(CH2)2 ─ CH3
Heksuna C6H10 CH ≡ C(CH2)3 ─ CH3
Heptuna C7H12 CH ≡ C(CH2)4 ─ CH3
Oktuna C8H14 CH ≡ C(CH2)5 ─ CH3
Nonuna C9H16 CH ≡ C(CH2)6 ─ CH3
Dekuna C10H18 CH ≡ C(CH2)7 ─ CH3

Nama alkuna diturunkan dari nama alkana, yaitu sesuai dengan nama alkana di mana
akhiran “-ana” diganti dengan akhiran “-una”. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penamaan senyawa alkuna antara lain :
a. Rantai utama diambil dari rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap
tiga.
b. Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan
rangkap.
c. Cara penulisan dan penamaan cabang sama dengan pada senyawa alkana.
d. Urutan penamaan senyawa alkuna :
nomor (posisi) cabang - nama cabang - nomor (posisi) ikatan rangkap – nama rantai
utama
B. SIFAT FISIS ALKENA DAN ALKUNA
Sifat fisis alkena praktis identik dengan alkana induknya. Titik didih deret homogeny alkena
naik kira-kira 30 derajat tiap gugus CH2. Kenaikan suhu ini sama dengan yang diamati pada
deret homolog alkana. Seperti dengan alkana, percabangan alkena menurunkan titik didih pula.
Meskipun alkena dianggap sebagai senyawa nonpolar, mereka sedikit lebih mudah larut
dalam air dan pada alkana padanannya, sebab electron pi, yang agak terbuka ditarik oleh
hydrogen yang bermuatan posit parsial.

C. PEMBUATAN ALKENA DAN ALKUNA


1. Pembuatan Alkena
a. Reaksi eliminasi (penghilangan)
Adalah reaksi penghilangan dua atom yang terikat pada dua atom C yang berdekatan.
Contoh:
CH3 – CH2 – CH3 → CH3 – CH = CH2
b. Reaksi dehidrasi
Adalah reaksi pembentukan alkena dengan disertai lepasnya molekul air. Apabila alkohol
dipanaskan bersama-sama H2SO4 pekat pada suhu 170 oC sampai 180 oC, maka akan terbentuk
alkena dan air. Contoh:
CH3 – CH2OH → CH2 = CH2 + H2O
c. Reaksi dehidrogenasi
Adalah reaksi pembentukan alkena disertai terlepasnya hidrogen dengan bantuan katalis
Cr2O3 atau Al2O3 pada 500 oC
CH3 – CH2 – CH3 → CH3 – CH = CH2
d. Reaksi dehalogenasi
Yaitu reaksi pembentukan alkena disertai terlepasnya gas hidrogen. Jika haloalkana
direaksikan dengan logam seng dalam pelarut aseton, maka terbentuk alkena dan senghalida.
CH – CHCl – CH2Cl + Zn → CH3 – CH = CH2 + ZnCl2

2. Pembuatan alkuna
a. Dalam pabrik
Dalam pabrik etuna dibuat dari metana melalui reaksi pembakaran tak sempurna.
4CH4(g) + 3O2(g) → 2C2H2(g) + 6H2O(g)

b. Reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air


CaC2(s) + 2H2O → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Gas yang dihasilkan dari batu karbid berbau tidak sedap.

Sesungguhnya asetilena murni tidaklah berbaubusuk bahkan sedikit


harum. Adapun bau busuk disebabkanadanya gas fosfin (PH3) yang
selalu dihasilkan sebagai campuran. Selain berbau busuk gas fosfinjuga beracun.

D. PERBANDINGAN REAKSI ADISI DAN SUBTITUSI PADA ALKENA DAN


ALKUNA
Sama halnya dengan alkena, alkuna juga menggunakan reaksi yang paling sering
dijumpai yaiutu reaksi adisi :

C=C + A-B -C-C-

A B
Dalam suatu reaksi adisi, gugus fungsi A-B akan melekat pada atom karbon pembawa ikatan
rangkap, sementara gugus B melekat pada atom karbon lainnya dan produknya hanya memuliki
satu ikatan tunggal di antara kedua atom karbon tadi.

Ikatan pi dari alkena putus dan ikatan sigma dari reagen juga putus. Dua ikatan sigma yang
baru terbentuk. Dengan kata lain, memutus satu ikatan pi dan satu ikatan sigma,dan membuat
dua ikatan sigma. Karna ikatan sigma biasanya lebih kuat daripada ikatan pi, reaksi bersihnya
cenderung terjadi.

E. MEKANISME ADISI ELEKTROFILIK PADA ALKENA


Secara umum reaksi senyawa organik adalah reaksi antara nukleofil dan elektrofil. Penulisan
anak panah pada mekanisme reaksi adalah arah panah adalah dari negatif menuju positif. Reaksi
kimia organik dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu macam reaksinya dan bagaimana
reaksi dapat terjadi. Terdapat empat tipe reaksi organik, yaitu reaksi adisi, eliminasi, substitusi,
dan penataan ulang. Pada postingan kali ini, kita akan membahas mengenai Reaksi Adisi
Elektrofilik pada Senyawa Organik Tak Jenuh.
Oleh karena itu terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan reaksi adisi.
Pada dasarnya Reaksi Adisi merupakan Reaksi Penggabungan dua atau lebih molekul menjadi
sebuah molekul yang lebih besar dengan disertai berkurangnya ikatan rangkap dari salah satu
molekul yang bereaksi akibat adanya penggabungan. Biasanya satu molekul yang terlibat
mempunyai ikatan rangkap. Reaksi ini hanya terjadi hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna).
Seperti halnya reaksi adisi terjadi pada hidrokarbon tak jenuh seperti alkena dan alkuna ini
merupakan reaksi adisi elektrofilik, sedangkan adisi nukleofilik terjadi paa senyawa keton dan
aldehid.
Reaksi Adisi terjadi jika senyawa karbon yang mempunyai ikatan rangkap menerima atom
atau gugus atom lain sehungga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Reaksi adisi
terjadi dari ikatan tak jenuh (ikatan rangkap) menjadi ikatan jenuh (ikatan jenuh). Molekul tak
jenuh dapat menerima tambahan atom atau gugus dari suatu pereaksi. Dua contoh pereaksi yang
mengadisi pada ikatan rangkap adalah brom dan hidrogen. Adisi brom biasanya merupakan
reaksi cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga. Reaksi adisi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
Reaktivitas : HI > HBr > HCl >> HF (asam lebih kuat = elektrofil baik )

Contoh reaksi adisi adalah reaksi antara etena dengan gas klorin membentuk 1,2-
dikloroetana :

F. ATURAN MARKOVNIKOV
Aturan markovnikov dapat dinyatakan kembali dengan cara modern yaitu adisi
elektrofilik tak simetrik pada ikatan rangkap tak simetrik berlangsung dengan cara melibatkan
karbokation yang paling stabil.

Markovnikov merumuskan aturan berdasar pengamatan eksperimen, Adisi HX pada


alkena dirujuk sebagai reaksi regioselektif (Latin: regio berarti arah), suatu reaksi dimana satu
arah adisi pada alkena tak simetris lebih melimpah dari dari yang lain. Selektifan ini
menghasilkan karbokation antara yang lebih stabil dari antara dua yang mungkin.
Selain aturan Markovnikov, ada juga aturan anti Markovnikov. pada tahun 1933 M.S Kharas dan
F.W. Mayo dari universitas Chicago menemukan bantuan katalis hidrogen peroksida, ternyata
dapat membalikkan hukum dari markovnikov. Ketika menggunakan katalis tersebut atom C yang
mengikat H lebih banyak cenderung mengikat atom halogen pada senyawa asam halida.

Adisi HBr pada alkena kadang-kadang berjalan mematuhi aturan markovnikov, tetapi
kadang-kadang tidak(efek ini tak dijumpai pada HCl dan HI). Dikarenakan pada hidrogen
klorida tidak mengalami adisi radikal bebas terhadap alkena karena relative pemaksapisahan
homolisis HCl menjadi radikal bebas. Sedangkan pada hydrogen iodide tidak menjalani reaksi
ini karena adisi I- terhadap alkena bersifat endoterm dan terlalu lambat untuk membentuk suatu
reaksi rantai. Reaksi rantai merupakan pembentukan awal beberapa radikal bebas yang akan
mengakibatkan perkembangbiakan radikal-radikal bebas baru dalam suatu reaksi pembentukan.
Selain itu energy yang diperlukan I-untuk merebut sebuah hydrogen dari ikatan C-H sangat
besar(tahap itu sangat endoterm). Akibatnya radikal iodide tak dapat membentuk ikatan dalam
suatu reaksi rantai, I- adalah suatu contoh radikal bebas stabil, suatu radikal bebas yang tak dapat
merebut halogen.
Anti markovnikov dari HBr terjadi karena terbentuk radikal bebas dari peroksida atau oksigen
yang menyerang HBr. Selanjutnya terbentuk radikal bebas Br yang menyerang ikatan rangkap
pada alkena dan terbentuk radikal bebas atom C (pada ikatan rangkap) yang lebih stabil.
Berikut tipe senyawa yang dapat diperoleh dari alkena dan alkuna
G. HIDROBORASI ALKENA

Reaksi hidroborasi adalah reaksi antara molekul alkena dengan BH3, H2O2, NaOH dan
biasanya menggunakan tetrahidrofuran (THF) sebagai pelarut. Sama halnya dengan reaksi
hidrasi dan oksimerkurasi-demerkurasi alkena yang telah dibahas sebelumnya, reaksi hidroborasi
alkena juga menghasilkan produk alkohol. Namun, produk alkohol pada reaksi ini orientasinya
berlawanan dengan aturan Markovnikov (produk anti Markovnikov).
Reaksi hidroborasi ini berlangsung dalam dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan π alkena
yang bersifat sebagai nukleofil menyerang atom Bδ+ dari molekul BH3 dalam pelarut THF,
sehingga dihasilkan alkil borana. Selanjutnya, pada tahap kedua, alkil borana yang terbentuk
akan dioksidasi oleh H2O2 dalam keadaan basa (NaOH), menghasilkan produk alkohol dengan
orientasi anti Markovnikov. Mekanisme reaksi hidroborasi alkena tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut.

H. OKSIDASI ALKENA
1. Oksidasi Alkena Dengan Permanganat
Alkena lebih mudah dioksidasi oleh pereaksi yang bersifat oksidator melalui proses
penyerapan electron p pada ikatan ganda dua. Ion permanganat yang berwarna unggu, Setelah
reaksi berlangsung akan berubah menjadi endapan coklat MnO2. Perubahan warna yang terjadi
dalam reaksi ini sering digunakan untuk membedakan alkena dari senyawa-senyawa kelompok
alkana dalam sample hidrokarbon seperti minyak bumi.
a. Reaksi tanpa pemaksapisahan akan membentuk diol atau epoksi
Contoh: H2C=CH-CH3 +[O] H2COH-HCOH-CH3
atau H2C-CH-CH3
b. Reaksi pemaksapisahan akan membentuk aldehid (jika oksidator lemah), keton dan
asam karbosilat (jika oksidator kuat).
Contoh: H2C=CH-CH3 + [O] H2C=O + O=CH-CH3
2. Oksidasi Alkena dengan Kalium Permanganat
Apabila alkena dioksidasi, maka kemungkinan produk yang dihasilkan adalah alkohol,
aldehid, keton, atau asam karboksilat. Semua tergantung suhu dan suasana serta struktur alkena
sendiri. Terdapat dua suasana yang memberikan produk yang berbeda. Dalam suasana basa,
apabila alkena dioksidasi, akan membentuk diol. Sedangkan dalam suasana asam, akan
menghasilkan 2 zat yang terpisah karena terjadi pemutusan ikatan. Biasanya berupa aldehid.
Sedangkan untuk KMnO4 (Berwarna Ungu) sendiri, dalam suasana basa akan
membentuk endapan Mangan(IV) oksida (MnO2) berwarna coklat. Sedangkan dalam suasana
asam akan membentuk larutan Mn2+ yang tidak berwarna.

3. Reaksi ozonolisai alkena


Ozonalis yaitu hasil bersih dari reaksi pemecahan ikatan rangkap alkena C=C dan
pembentukan dua ikatan rangkap C=O (gugus karbonil), masing-masing satu pada setiap karbon
dari ikatan rangkap sebelumnya. Ozonolisis dapat digunakan untuk mencari posisi ikatan
rangkap.

I. REAKSI DIELS-ALDER
Satu tipe reaksi adisi-1,4 yang sangat penting diwakili oleh reaksi Diels-Alder, yang
merupakan suatu jalan ke senyawa sikloheksena. reaksi ini diberi nama ahli kimia jerman otto
Diels dan Kurt Alder, yang bersama-sama memperoleh hadiah nobel 1950 untuk karya mereka
dalam bidang ini. Dalam suatu rekasi Diels-Alder, suatu diena dipanasi bersama-sama suatu
senyawa tak jenuh kedua, yang disebut dienofil ("pecinta diena"), dan menghasilkan suatu
produk yang mengandung cincin enam anggota.

Reaksi Diels-Alder hanyalah satu contoh dari suatu kelompok besar reaksi yang disebut
reaksi perisiklik.
RUMUS GARIS DAN KONFORMASI
Karena reaksi Diels-Alder mengubah senyawaan rantai-terbuka menjadi senyawaan
siklik, penggunaan rumus garis sangatlah memudahkan untuk menyatakan senyawaan rantai
terbuka dalam reaksi ini. Rumus garis ini analog langsung dengan rumus segi-banyak yang
menyatakan cincin.

Konvensi lain penggunaan istilah s-cis dan s-trans untuk menggambarkan konformasi
diena konjugasi (huruf "s" digunakan karena geometri disekitar ikatan tunggal (single) pusatlah
yang menentukan konformasi itu). Untuk senyawa rantai terbuka, rumus-rumus ini tidaklah
menyatakan isomer yang sebenarnya, melainkan konformer, karena hanya rotasi ikatan-sigma
(yang memerlukan sekitar 4 kkal/mol untuk 1,3-butadiena) saja yang diperlukan untuk
mengubah satu menjadi yang lain

Bila fungsi diena merupakan bagian dari suatu sistem siklik, maka struktur s-cis dan s-
trans menyatakan senyawa yang berlainan; pengubahan satu menjadi yang lain tak dapat terjadi
tanpa metahkan ikatan-ikatan.
Dalam reaksi Diels-Alder, diena harus memiliki konformasi s-cis, bukan s-trans. Dalam
beberapa struktur (seperti 1,3-butadiena), konformer s-cis dan s-trans mudah diubah dari satu
menjadi yang lain. Dalam sistem diena lain (seperti dalam sistem cincin), isomer s-trans tak
dapat bereaksi.
Beberapa diena s-cis yang dapat digunakan dalam suatu reaksi Diels-Alder

CONTOH REAKSI DIELS-ALDER


Dengan menggunakan perlambangan rumus-garis, reaksi Diels-Alder yang tercantum
dapat ditunjukkan sebagai:

Dienofil biasanya mengandung ketidakjenuhan lain(dalam contoh di atas: gugus-gugus


aldehid), yang tidak ikut serta secara langsung dalam reaksi adisi. Namun gugus fungsi ini
meningkatkan reaktivitas ikatan rangkap (reaksi lokal) karbon-karbon dari dienofil, dengan cara
menarik elektron. (karbob dalam C=O mengemban muatan parsial positif).

Berikut ini beberapa contoh tipe diena dan dienofil yang digunakan dalam reaksi Diels-
Alder. Dari contoh-contoh ini akan nampak serbagunanya reaksi ini dalam sintesis senyawa
siklik yang mengandung cincin sikloheksena:
J. PENGGUNAAN ALKENA DAN ALKUNA DALAM SINTESIS
Alkena merupakan bahan awal yang sangat berharga untuk mensintesis senyawa organic
lain. Penggunaan alkuna dalam sintesis tidak terlalu meluas karena alkuna sendiri tidak mudah
tersedia.
Reaksi adisi yang menggunakan ion H sebagai katalis berlangsung lewat karbokationn
dan menghasilkan produk markovnikov. Reaksi- reaksi ini juga mencakup reaksi dengan HX dan
H20
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden. 1998. Kimia Organik. Jakarta. Erlangga


Craine, Hart. 2003. Kimia Organik. Jakarta. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai