Anda di halaman 1dari 4

Siti Nazmiati (151411059)

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini proses korosi galvanik dilakukan terhadap dua pasang
logam, yaitu besi-tembaga dan besi-seng di dalam tiga larutan yang berbeda sebagai
lingkungannya, yaitu air kran, larutan NaCl 3,56 g/L dan larutan HCl 1 M. Praktikum
korosi galvanic ini dilakukan untuk menentukan logam yang menjadi anoda dan
katoda pada peristiwa galvanik dan menghitung laju korosi logam. Korosi galvanik
terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan
korosif. Korosi galvanik sendiri merupakan korosi yang terjadi akibat adanya
perbedaan potensial logam pada larutan elektrolit.

- Fe dan Zn

Pada sel galvanik ini, Zn memiliki potensial lebih rendah dari Fe sehingga
Znberperan sebagai anoda dan Fe katoda. Perbedaan potensial inilah yang
menyebabkan korosi. Laju korosi dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungannya (dalam
hal ini pH). Berikut pengaruh perbedaan larutan pada sel galvanik Fe dan Zn

Larutan Laju Korosi

Fe Zn

NaCl -0,011 -0,722

HCl -0,237 -0,835

Air Keran -0,34 -0,662

Tabel 4.4 Nilai Potensial Fe&Zn dalam berbagai elektrolit

Berdasarkan deret volta, Zn akan mengalami korosi terlebih dahulu


(melepaskan elektron) yang menandakan Zn berperan sebagai anoda dan Fe katoda.
Hal tersebut dibuktikan dengan laju korosi Zn yang lebih besar dari Fe. Konsentrasi
larutan(pengaruh lingkungan) dibuktikan dengan laju korosi pada HCl > NaCl > air
kran. HCl 1M yang memiliki pH sangat rendah membuat korosi berlangsung paling
cepat. Kemudian NaCl yang merupakan garam membuat laju korosi lebih cepat pula
bila dibandingkan dengan air.
Siti Nazmiati (151411059)

Fe dan Cu

Pada sel galvanik ini, Fe memiliki potensial lebih rendah dari Cu sehingga Fe
berperan sebagai anoda dan Cu katoda. Perbedaan potensial inilah yang
menyebabkan korosi. Laju korosi dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungannya
(dalam hal ini pH). Berikut pengaruh perbedaan larutan pada sel galvanik Fe dan Cu:

Larutan Laju Korosi

Fe Cu

NaCl -0,167 +0,035

HCl -0,292 +0,121

Air Keran -0,35 +0,193

Tabel 4.5 Nilai Potensial Fe&Cu dalam berbagai elektrolit

Berdasarkan deret volta, Fe akan mengalami korosi terlebih dahulu


(melepaskan elektron) yang menandakan Fe berperan sebagai anoda dan Cu katoda.
Hal tersebut dibuktikan dengan laju korosi Fe yang lebih besar dari Cu. Konsentrasi
larutan(pengaruh lingkungan) dibuktikan dengan laju korosi pada HCl > NaCl > air
kran. HCl 1 M yang memiliki pH sangat rendah membuat korosi berlangsung paling
cepat.

Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa air kran memiliki nilai pH


sebesar 6, larutan NaCl 3,56 g/L sebesar 6 dan HCl 1 M sebesar 0. Hasil perhitungan
laju korosi menunjukkan bahwa semakin kecil nilai pH, maka semakin cepat laju
korosinya. Tetapi tidak demikian jika kita membandingkan laju korosi pada air kran
dengan laju korosi pada larutan NaCl 3,56 g/L. Meskipun pH air kran dan pH larutan
NaCl 3,56 g/L sama, namun laju korosi logam pada larutan NaCl 3,56 g/L lebih
besar dari laju korosi pada larutan air kran. Hal ini karena keberadaan elektrolit di
dalam larutan NaCl 3,56 g/L. Selain pH, konsentrasi elektrolit juga merupakan salah
satu faktor umum yang mempengaruhi laju korosi. Keberadaan elektrolit, misalnya
seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan terjadinya reaksi
Siti Nazmiati (151411059)

tambahan. Dengan konsentrasi elektrolit yang besar, maka dapat mempercepat laju
aliran elektron sehingga laju korosi juga meningkat.

4.1 Kesimpulan
1. Prinsip korosi galvanik adalah berlangsungnya reaksi elektrokimia reduksi-oksidasi
yang disebabkan oleh terjadinya kontak antara dua buah logam atau paduan yang
berbeda di dalam suatu larutan elektrolit dengan perbedaan potensial elektroda antara
kedua logam tersebut sebagai driving force untuk terjadinya korosi. Logam yang
memiliki nilai potensial lebih tinggi akan menghasilkan reaksi katodik atau reduksi
sedangkan logam yang memiliki nilai potensial lebih rendah akan menghasilkan
reaksi anodik atau oksidasi pada permukaannya.
2. Laju korosi tertinggi terjadi pada logam di larutan HCl. Hal ini karena HCl memiliki
ion H+ yang memiliki kecenderungan membutuhkan elektron untuk mencapai
kondisi stabil dibandingkan bila harus berikatan dengan anionnya (Cl-), lebih dari
kation pada larutan lain.
3. Dari hasil pengukuran nilai potensial masing-masing logam menunjukkan bahwa
dalam setiap lingkungan (air keran, NaCl 3,56 g/L, HCl 1 M) dapat diketahui mana
yang bersifat anodik dan mana yang bersifat katodik.
Fe Cu
Anodik : Fe
Katodik : Cu
Fe Zn
Anodik : Zn
Katodik : Fe
4. Hasil laju alir masing-masing logam dalam berbagai elektrolit (NaCl, HCl, Air kran)
Larutan Logam r (mpy)
NaCl Fe 9,959450
Zn 11,006495
Fe 12,449300
Cu 3,822480
HCl Fe 116,871000
Zn 49,258650
Siti Nazmiati (151411059)

Fe 63,516850
Cu 7,64496
Air Fe 5,081350
Kran
Zn 5,280000
Fe 10,162700
Cu 3,737500

Anda mungkin juga menyukai