BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini proses korosi galvanik dilakukan terhadap dua pasang
logam, yaitu besi-tembaga dan besi-seng di dalam tiga larutan yang berbeda sebagai
lingkungannya, yaitu air kran, larutan NaCl 3,56 g/L dan larutan HCl 1 M. Praktikum
korosi galvanic ini dilakukan untuk menentukan logam yang menjadi anoda dan
katoda pada peristiwa galvanik dan menghitung laju korosi logam. Korosi galvanik
terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan
korosif. Korosi galvanik sendiri merupakan korosi yang terjadi akibat adanya
perbedaan potensial logam pada larutan elektrolit.
- Fe dan Zn
Pada sel galvanik ini, Zn memiliki potensial lebih rendah dari Fe sehingga
Znberperan sebagai anoda dan Fe katoda. Perbedaan potensial inilah yang
menyebabkan korosi. Laju korosi dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungannya (dalam
hal ini pH). Berikut pengaruh perbedaan larutan pada sel galvanik Fe dan Zn
Fe Zn
Fe dan Cu
Pada sel galvanik ini, Fe memiliki potensial lebih rendah dari Cu sehingga Fe
berperan sebagai anoda dan Cu katoda. Perbedaan potensial inilah yang
menyebabkan korosi. Laju korosi dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungannya
(dalam hal ini pH). Berikut pengaruh perbedaan larutan pada sel galvanik Fe dan Cu:
Fe Cu
tambahan. Dengan konsentrasi elektrolit yang besar, maka dapat mempercepat laju
aliran elektron sehingga laju korosi juga meningkat.
4.1 Kesimpulan
1. Prinsip korosi galvanik adalah berlangsungnya reaksi elektrokimia reduksi-oksidasi
yang disebabkan oleh terjadinya kontak antara dua buah logam atau paduan yang
berbeda di dalam suatu larutan elektrolit dengan perbedaan potensial elektroda antara
kedua logam tersebut sebagai driving force untuk terjadinya korosi. Logam yang
memiliki nilai potensial lebih tinggi akan menghasilkan reaksi katodik atau reduksi
sedangkan logam yang memiliki nilai potensial lebih rendah akan menghasilkan
reaksi anodik atau oksidasi pada permukaannya.
2. Laju korosi tertinggi terjadi pada logam di larutan HCl. Hal ini karena HCl memiliki
ion H+ yang memiliki kecenderungan membutuhkan elektron untuk mencapai
kondisi stabil dibandingkan bila harus berikatan dengan anionnya (Cl-), lebih dari
kation pada larutan lain.
3. Dari hasil pengukuran nilai potensial masing-masing logam menunjukkan bahwa
dalam setiap lingkungan (air keran, NaCl 3,56 g/L, HCl 1 M) dapat diketahui mana
yang bersifat anodik dan mana yang bersifat katodik.
Fe Cu
Anodik : Fe
Katodik : Cu
Fe Zn
Anodik : Zn
Katodik : Fe
4. Hasil laju alir masing-masing logam dalam berbagai elektrolit (NaCl, HCl, Air kran)
Larutan Logam r (mpy)
NaCl Fe 9,959450
Zn 11,006495
Fe 12,449300
Cu 3,822480
HCl Fe 116,871000
Zn 49,258650
Siti Nazmiati (151411059)
Fe 63,516850
Cu 7,64496
Air Fe 5,081350
Kran
Zn 5,280000
Fe 10,162700
Cu 3,737500