Oleh :
Kelompok : 3
Nama : 1. Muhammad Faizal (151411051)
2. Siti Nazmiati (151411059)
Kelas : 2B Teknik Kimia
Karakteristik statik sistem proses adalah perilaku sistem yang tidak bergantung
waktu. Dengan kata lain menunjukkan hubungan steay-state antara variabel proses dan
sinyal kendali. Karakteristik statik lebih baik digambarkan dalam bentuk kurva
hubungan antara vaiabel proses dan sinyal kendali. Dari situ dapat dilihat pada sinyal
kendali berapa untuk menghasilkan nilai variabel proses tertentu. Dengan karakterisitk
statik dapat diperoleh informasi:
Linieritas sistem
Jenis aksi sistem proses (direct atau reverse acting)
Steady state gain (Kp)
Pengaruh beban pada kebutuhan besar manipulated variable
Patas pengendalian yang dapat dilakukan (controllability).
2.2 Identifikasi Sistem Proses Identifikasi
Sistem proses dilakukan untuk mengetahui parameter model proses. Metode
sederhana dapat dilakukan dengan uji kurva reaksi. Uji dilakukan dengan mengubah
nilai sinyal kendali pada titik kerja/operasi ke nilai baru, misalnya dari 60% ke 70%.
Dari uji kurva reaksi dapat diperoleh model FOPDT (first order plus dead time) yang
memiliki tiga parameter:
Steady-state gain (Kp), yang menentukan sensitivitas respons.
Time constant (p), yang menentukan kecepatan respons.
Dead time (p), yang menentukan besar tundaan respons.
2.3 Pengendalian Tekanan
Dalam pengendalian tekanan sebagai PV adalah tekanan gas dalam aliran pipa,
MV adalah aliran gas masuk, SP adalah tekanan yang diinginkan, gangguan adalah
aliran gas keluar. Oleh sensor tekanan diubah menjadi tegangan listrik. Oleh
transmiter, tekanan dalam hal ini tegangan listrik dikonversikan menjadi sinyal arus 4-
20 mA. Sinyal dari transmiter dikirim ke pengendali (komputer). Aksi pengendali
berjenis langsung (direct acting). Artinya jika tekanan (PV) naik maka sinyal kendali
bertambah besar. Sinyal kendali dari pengendali (komputer) berupa sinyal tegangan 1-
5 V, yang selanjutnya diubah menjadi sinyal arus 4-20 mA. Oleh konverter sinyal arus
diubah menjadi sinyal pneumatik 0,2-1 bar (3-15 psi). Control valve (unit kendali
akhir) adalah jenis pneumatik dengan aksi direct acting dan fail open (FO). Direct
acting berarti jika tekanan pneumatik bertambah besar, stem atau batang katup
bergerak keluar dan menutup katup. Fail open berarti jika terjadi kehilangan daya atau
tekanan pneumatik, katup terbuka penuh. Jika sinyal kendali bertambah besar, katup
justru labih menutup, dan sebaliknya. Pengendalian tekanan aliran, dibedakan atas
regulator tekanan (pressure regulator) dan regulator tekanan balik (back pressure
regulator). Jika sensor tekanan terletak di bagian hilir katup kendali, lingkar
pengendalian disebut regulator tekanan. Sebaliknya, jika sensor tekanan terletak di
bagian hulu katup kendali, lingkar pengendalian disebut regulator tekanan balik.
PV SP
6
0
0 50 100 150 200 250
-1
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0 50 100 150 200 250
b. Settling time ( Ts )
Ts = 120,4-107,1
= 13,3 detik
c. Decay Ratio
= 0,01
0,06
= 1/6
1.2 PB = 40%
Tabel 5.3 Parameter Pengendali P
Parameter Pengendali
Proportional Band (PB) 40 %
Waktu Integral (Ti) 1000000 menit
Waktu Derivatif (Td) 0 menit
PV SP
6
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
38.5
38
37.5
37
36.5
36
35.5
35
34.5
34
33.5
0 20 40 60 80 100 120 140 160
b. Settling time ( Ts )
Ts = 97-45,4
= 51,6 detik
c. Decay Ratio
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
50
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
b. Settling time ( Ts )
Ts = 109-85,1
= 23,9 detik
c. Decay Ratio
0
0 20 40 60 80 100 120
50
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0 20 40 60 80 100 120
b. Settling time ( Ts )
Ts = 77,5-70,9
= 6,6 detik
c. Decay Ratio
0
0 10 20 30 40 50 60
50
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60
b. Settling time ( Ts )
Ts = 26,8-19,5
= 7,3 detik
c. Decay Ratio
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
50
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
b. Settling time ( Ts )
Ts = 52,6-27,9
= 24,7detik
c. Decay Ratio
d. Run 12
Tabel 5.8 Parameter Pengendali PI
Parameter Pengendali
Proportional Band (PB) 20 %
Waktu Integral (Ti) 0,02 menit
Waktu Derivatif (Td) 0 menit
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
b. Settling time ( Ts )
Ts = 47,8-34,5
= 13,3 detik
c. Decay Ratio
0
0 20 40 60 80 100 120
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0 20 40 60 80 100 120
b. Settling time ( Ts )
Ts = 72-45,5
= 26,5 detik
c. Decay Ratio
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
b. Settling time ( Ts )
Ts = 121,3-93,3
= 28 detik
c. Decay Ratio
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
39.5
39
38.5
38
37.5
37
36.5
36
35.5
35
34.5
34
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
b. Settling time ( Ts )
Ts = 54,8-24,2
= 30,6 detik
c. Decay Ratio
0
0 20 40 60 80 100 120
39
38.5
38
37.5
37
36.5
36
35.5
35
34.5
0 20 40 60 80 100 120
b. Settling time ( Ts )
Ts = 65,6-29,7
= 35,9 detik
c. Decay Ratio
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
38.5
38
37.5
37
36.5
36
35.5
35
34.5
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
b. Settling time ( Ts )
Ts = 91-21,5
= 69,5 detik
c. Decay Ratio
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
45
40
35
30
25
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
b. Settling time ( Ts )
Ts = 53,8-10,8
= 13,3 detik
c. Decay Ratio
Decay Ratio = 5,01 5
5,06 5
= 1/6
II. PENGOLAHAN DATA
6.1 Grafik Karakteristik Statik Tekanan ( psi ) vs Sinyal kendali ( % )
a. Beban Normal
Grafik 6.1 Beban Normal
PV SP
12
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
-2
120
100
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
-20
b. Beban Minimum
Grafik 6.2 Beban Minimum
PV SP
12
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
-2
120
100
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
-20
c. Beban Maksimum
Grafik 6.1 Beban Maksimum
PV SP
12
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
-2
120
100
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
-20
VI. PEMBAHASAN
Pembahasan Siti Nazmiati (151411059)
Pengendalian tekanan pada praktikum ini digunakan udara lingkungan sebagai umpan.
Udara masuk ada yang digunakan sebagai penggerak control valve dan sebagian lagi sebagai
umpan. Pertama, dilakukan penentuan kurva karakterisitik untuk menentukan aksi kendali.
Berdasarkan kurva yang didapat aksi pengendali berjenis langsung (direct acting). Artinya
jika tekanan (PV) naik maka sinyal kendali bertambah besar.
Osilasi yang terjadi pada pengendalian proses sangat berbahaya karena dapat merusak
system keseluruhan. Oleh karena itu , pada pengendalian tekanan yang cocok digunakan
adalah pengendalian kontinyu jenis pengendalian PI(Proportional Integral).
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan Siti Nazmiati
1. Pengendali kontinyu yang diterapkan pada pengendalian tekanan ini adalah P
(Proportional) , pengendali PI (Proportional Integral), pengendali PID
(Proportional Integral Derrivative).
2. Pada pengendali P (proportional) dilakukan dengan variasi nilai PB
(Proportional Band) Dengan mengatur nilai PB, dapat dikatakan bahwa semakin
kecil nilai PB terbentuk offset yang semakin kecil namun lebih tidak stabil.
3. Pada pengendali PI (Proportional Integral), dengan bertambahnya proporsional
band dan sedikitnya nilai Ti mampu mengendalikan respon dengan respon yang
terbentuk semakin cepat, stabil serta nilai offsetnya yang terbentuk semakin kecil.
4. Fungsi dari pengontrol derivative yaitu untuk mempercepat tanggapan sekaligus
memperkecil overshoot variable proses. Sehingga didapatkan hasil yang
cenderung stabil, dan tidak terjadi osilasi.
5. Osilasi yang terjadi pada pengendalian proses sangat berbahaya karena dapat
merusak system keseluruhan
DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto (2010). Pengendalian Proses. Jurusan Teknik Kimia, Bandung: POLBAN.
Wade, H. L. (2004). Basic and Adavanced Regulatory Control: System Design and
Application. Ed. 2, ISA, NC.