Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam industri kimia, sistem perpipaan merupakan aspek penting yang mendukung
proses produksi. Sistem perpipaan banyak digunakan sebagai alat distribusi fluida. Bahan
baku sistem perpipaan biasanya berupa logam untuk menahan tekanan tinggi yang
dialirkan pada pipa. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
300.K/38/M-PE/1997, sistem perpipaan industri harus ditanam di dalam tanah. Hal ini
menimbulkan permasalan bagi industri karena di dalam tanah banyak terdapat mineral-
mineral yang dapat menyebabkan serta memacu terjadinya korosi.
Untuk menjaga pipa dari korosi maka diperlukan pencegahan dan perawatan pada pipa
agar umur pakai pipa menjadi lebih lama. Pencegahan dan perawatan yang biasa
dilakukan pada pipa adalah proses coating dengan penerapan metode proteksi katodik.
Metode ini terdiri dari dua jenis yaitu anoda korban (sacrificial anode) dan arus paksa
(impressed current). Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan membanjiri pipa dengan
arus eksternal. Pada metode anoda korban, sumber arus yang digunakan berasal dari
logam yang kurang mulia yang dihubungkan dengan konduktor logam pada struktur yang
dilindungi. Sementara itu pada metode arus paksa, sumber arus yang digunakan adalah
arus listrik yang bermuatan negatif.
Pada kenyataannya sistem perpipaan dapat berjarak ratusan kilometer maka sering
ditemukan sistem perpipaan yang dibagi menjadi ruas yang berbeda-beda. Pengaplikasian
sistem proteksi katodik tidak harus saling menyambung secara langsung. Proteksi katodik
yang telah diaplikasikan pada suatu titik harus disekat agar arus listrik antar metode
proteksi yang berbeda tidak saling tercampur dan juga tidak mengganggu sistem
pengukuran yang peka terhadap arus. Maka dari itu proteksi katodik harus disekat dengan
menggunakan insulation joint yang bersifat sebagai insulator.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip proteksi katodik dan dapat memilih metoda
yang sesuai untuk memilih proteksi perpipaan.
1.2.2 Mahasiswa dapat mengetahui kondisi perpipaan.
1.2.3 Mahasiswa dapat memahami penggunaan diagram Pourbaix
1.2.4 Mengukur Mengukur potensial pada test box, impressed current, insulating joint,
jembatan & konstruksi.
BAB II

DASAR TEORI

Korosi didefinisikan sebagai degradasi material karena bereaksi dengan


lingkungannya. Jenis reaksi yang terjadi jika suatu logam mengalami korosi adalah reaksi
oksidasi. Reaksi ini dapat terjadi jika kondisi energi logam yang dinyatakan dalam potensial
sesuai dengan kriteria terjadinya korosi. Sulaiman (2010) menggambarkan sifat potensial
dalam diagram Pourbaix (Gambar 1).

Gb.1 Diagram Pourbaix untuk Korosi Logam

Tabel 1. Potensial Minimum Proteksi Katodik

Agar korosi tidak berlangsung, ada 3 prinsip yang dapat dijalankan yaitu:
1. Isolasi terhadap lingkungan penyebab korosi,
2. Mengubah lingkungan agar tidak korosif,
3. Memodifikasi potensial permukaan logam. Dalam kesempatan ini pembahasan
difokuskan kepada cara ke-3 yang terkenal dengan istilah proteksi katodik.
Proteksi Katodik
Proteksi Katodik (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk
mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan logam tersebut
sebagai katode dari sel elektrokimia. Proteksi katodik ini merupakan metode yang umum
digunakan untuk melindungi struktur logam dari korosi. Sistem proteksi katodik ini biasanya
digunakan untuk melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang pancang, kapal, anjungan lepas
pantai dan casing (selubung) sumur minyak di darat.
Pada proteksi katodik ini, katodanya bebas dari korosi dan proses korosi akan terjadi di
anoda. Pada umumnya logam adalah anoda namun pada sistem perlindungan katodik logam
berfungsi sebagai katoda sehingga akan terlindung dari korosi. Hal ini terjadi dengan cara
mengalirkan elektron yang memiliki arus listrik lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh
reaksi korosi pada anoda sehingga potensial logam terhadap lingkungan menurun sampai
potensial proteksi, di mana logam secara teknis dianggap tidak terkorosi lagi. Perlindungan
katodik membutuhkan sumber arus listrik untuk mencegah serangan korosi pada logam.
Ditinjau dari sumber arus listriknya, metode proteksi katodik dibagi menjadi dua,yaitu
metode impressed current dan metode sacrificial anode.
Impressed Current

Gb. 2. Skema Proteksi Katodik dengan Sistem Impressed Current


Metode ini menggunakan masukan arus listrik dan anoda inert yang tidak akan habis
sehingga sistem ini dapat digunakan pada waktu yang lama.Metode impressed current ini
biasanya digunakan pada lingkungan yang memiliki resistivitas yang tinggi. Keuntungan
lain apabila digunakan metoda ini adalah :
Jika tersedia cukup tegangan listrik maka arus proteksi dapat
ditingkatkan sesuai yang diinginkan, selama material anoda tetap berfungsi
Tegangan tidak perlu besar walaupun ada kehilangan karena
tahanan,karena hal ini dapat diatur dengan meningkatkan arus.
Arus yang digunakan tinggi
Area proteksi yang luas
Dapat memproteksi struktur yang tidak diCoating dengan baik.
Sementara itu terdapat beberapa kerugian apabila menggunakan metoda ini, yaitu ;
Kemungkinan terjadinya interferensi sangat besar
Perlu perawatan yang baik
Harus selalu memperhatikan arah arus yang diberikan agar tidak terbalik
Anodanya harus tersekat dan tahan air jika pencelupannya
memungkinkan, terjadinya korosi pada bagian sekatnya.
Proteksi katodik ini banyak digunakan pada industri-industri, terutama pada pipa- pipa
yang perananannya sangat penting dalam produksi. Namun, proteksi katodik pada pipa-pipa
ini akan mungkin digunakan(dilihat secara ekonomi) apabila terminal point dipakaikan
suatu isolating joint untuk memisahkan pipa yang diproteksi dengan pipa yang memiliki
resistansi yang rendah. Isolating joint ini tidak cocok digunakan untuk instalasi yang besar
seperti compressor station dan industrial plant.Biaya yang diperlukan serta kemungkinan
terjadinya kegagalan dalam proteksi katodik akibat dari kompleksitas dari sistem dan jumlah
joint yang sangat banyak.
Anoda korban (Sacrificial Anode)
Proteksi katodik metode anoda korban dapat dilakukan dengan menghubungkan anoda
korban terhadap material yang akan diproteksi. Material yang akan diproteksi diatur agar
berperan sebagai katoda dalam suatu sel korosi dan pasangan yang dihubungkan adalah
logam lain yang memiliki potensial yang lebih negatif sehingga berperan sebagai anoda.
Elektron akan mengalir dari anoda ke katoda melalui kabel penghubung sehingga terjadi
penerimaan elektron di katoda. Dengan adanya penerimaan elektron tersebut, katoda
mengalami reaksi reduksi dan terproteksi dari proses korosi.
Keuntungan :
Dapat digunakan walaupun tidak ada sumber listrik dari luar.
Tidak mengeluarkan tambahan biaya untuk pemakaian alat-alat listrik.
Sangat mudah pengawasannya sehingga tidak dibutuhkan orang yang benar- benar
ahli.
Arus tidak mungkin mengalir pada arah yang salah sehingga proteksi benar- benar
terjadi.
Pemasangan anoda korban sederhana.
Kerugian :
Arus yang tersedia bergantung pada luasan anoda, tentunya bersifat lebih
konsumtif bila struktur yang diproteksi sangat besar.
Biaya operasi relative mahal.
Penghubung anoda yang digunakan harus cukup besar, untuk mengurangi
kehilangan energy akibat tahanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. ASME (2005). Gas Transmission and Distribution Piping System. American National
Standard Institute, B31.8
2. Baeckmann, W. Schwenk, and W. Prinz.(1997).Handbook Of Cathodic Corrosion
Protection, Third Edition. Texas: Gulf Professional Publishing.
3. Indarti, Retno, dkk. 2006. Petunjuk Praktikum Teknik Pencegahan Korosi. Bandung:
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
4. Kelly, Robert G., dkk. (2003). Electrochemical Techniques in Corrosion Science and
Engineering. New York: Marcel Dekker, Inc.
5. Mentamben (1997). Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi.
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997
6. Ngatin, Agustinus, dkk. (2002). Teknik Pengendalian Korosi. Bandung: Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
7. Parker, Marshall E., Peattie, Edward G. (1999). Pipeline Corrosion and Cathodic
Protection, Third Edition. Houston: Gulf Publishing Company
8. Peabody, A.W. (2001). Peabodys Control Of Pipeline Corrosion, Second Edition.
Texas, NACE International The Corrosion Society.
9. Pierre, R. Roberge. (2000). Handbook of Corrosion Engineering. USA: McGraw-Hill.
10. Sulaiman (2010). PrinsipProteksi Katodik. Presentasi
11. Sulistijono (2009). Sistem Proteksi Katodik Anoda Tumbal. Surabaya: ITS.

Anda mungkin juga menyukai