PENDAHULUAN
Dalam industri kimia, sistem perpipaan merupakan aspek penting yang mendukung
proses produksi. Sistem perpipaan banyak digunakan sebagai alat distribusi fluida. Bahan
baku sistem perpipaan biasanya berupa logam untuk menahan tekanan tinggi yang
dialirkan pada pipa. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
300.K/38/M-PE/1997, sistem perpipaan industri harus ditanam di dalam tanah. Hal ini
menimbulkan permasalan bagi industri karena di dalam tanah banyak terdapat mineral-
mineral yang dapat menyebabkan serta memacu terjadinya korosi.
Untuk menjaga pipa dari korosi maka diperlukan pencegahan dan perawatan pada pipa
agar umur pakai pipa menjadi lebih lama. Pencegahan dan perawatan yang biasa
dilakukan pada pipa adalah proses coating dengan penerapan metode proteksi katodik.
Metode ini terdiri dari dua jenis yaitu anoda korban (sacrificial anode) dan arus paksa
(impressed current). Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan membanjiri pipa dengan
arus eksternal. Pada metode anoda korban, sumber arus yang digunakan berasal dari
logam yang kurang mulia yang dihubungkan dengan konduktor logam pada struktur yang
dilindungi. Sementara itu pada metode arus paksa, sumber arus yang digunakan adalah
arus listrik yang bermuatan negatif.
Pada kenyataannya sistem perpipaan dapat berjarak ratusan kilometer maka sering
ditemukan sistem perpipaan yang dibagi menjadi ruas yang berbeda-beda. Pengaplikasian
sistem proteksi katodik tidak harus saling menyambung secara langsung. Proteksi katodik
yang telah diaplikasikan pada suatu titik harus disekat agar arus listrik antar metode
proteksi yang berbeda tidak saling tercampur dan juga tidak mengganggu sistem
pengukuran yang peka terhadap arus. Maka dari itu proteksi katodik harus disekat dengan
menggunakan insulation joint yang bersifat sebagai insulator.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip proteksi katodik dan dapat memilih metoda
yang sesuai untuk memilih proteksi perpipaan.
1.2.2 Mahasiswa dapat mengetahui kondisi perpipaan.
1.2.3 Mahasiswa dapat memahami penggunaan diagram Pourbaix
1.2.4 Mengukur Mengukur potensial pada test box, impressed current, insulating joint,
jembatan & konstruksi.
BAB II
DASAR TEORI
Agar korosi tidak berlangsung, ada 3 prinsip yang dapat dijalankan yaitu:
1. Isolasi terhadap lingkungan penyebab korosi,
2. Mengubah lingkungan agar tidak korosif,
3. Memodifikasi potensial permukaan logam. Dalam kesempatan ini pembahasan
difokuskan kepada cara ke-3 yang terkenal dengan istilah proteksi katodik.
Proteksi Katodik
Proteksi Katodik (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk
mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan logam tersebut
sebagai katode dari sel elektrokimia. Proteksi katodik ini merupakan metode yang umum
digunakan untuk melindungi struktur logam dari korosi. Sistem proteksi katodik ini biasanya
digunakan untuk melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang pancang, kapal, anjungan lepas
pantai dan casing (selubung) sumur minyak di darat.
Pada proteksi katodik ini, katodanya bebas dari korosi dan proses korosi akan terjadi di
anoda. Pada umumnya logam adalah anoda namun pada sistem perlindungan katodik logam
berfungsi sebagai katoda sehingga akan terlindung dari korosi. Hal ini terjadi dengan cara
mengalirkan elektron yang memiliki arus listrik lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh
reaksi korosi pada anoda sehingga potensial logam terhadap lingkungan menurun sampai
potensial proteksi, di mana logam secara teknis dianggap tidak terkorosi lagi. Perlindungan
katodik membutuhkan sumber arus listrik untuk mencegah serangan korosi pada logam.
Ditinjau dari sumber arus listriknya, metode proteksi katodik dibagi menjadi dua,yaitu
metode impressed current dan metode sacrificial anode.
Impressed Current