Praktikum kali ini yaitu perhitungan jumlah sel mikroba dengan menggunakan 2
metode, yaitu metode ruang hitung (counting chamber) dan metode berat sel kering.
Dilakukannya percobaan ini agar praktikan mampu menemukan letak ruang hitung di bawah
mikroskop dan menghitung konsentrasi sel dalam suspensi yang digunakan.
Dalam menghitung jumlah sel/ bakteri, praktikan juga menggunakan metoda yang
kedua ialah metoda berat sel kering. Hal yang membedakan perhitungan berat sel kering dan
counting chamber yaitu dalam metode berat kering sel penghitungan jumlah sel diukur
dengan satuan berat. Suspensi mikroorganisme yang dipakai yaitu suspensi ragi, lalu suspensi
tersebut dipipet kedalam kuvet yang berukuran 1 mL sejumlah 6 buah yang akan
disentrifugasi oleh centrifuge. Sentrifugasi ini bertujuan untuk memisahkan antara sel dan
medianya. Selanjutnya supernatan dibuang lalu bagian yang mengendap dikeringkan dan
ditimbang berat sel keringnya. Berikut adalah data berat sel kering hasil praktikum yang
praktikan dilakukan:
Dari data diatas dapat dilihat bahwa berat sel kering dihitung dengan mengurangi berat
kuvet yang telah berisi endapan yang telah dikeringkan dengan berat kuvet kosong.
Pembahasan Siti Nazmiati (151411059)
Praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai kinetika kematian mikroba dengan
metode sterilisasi batch dan sterilisasi kontinu. Pada percobaan ini yang membedakan metode
batch dengan kontinu adalah pada sterilisasi kontinu terdapat variasi laju alir. Sterilisasi
merupakan usaha atau cara untuk membunuh semua kehidupan mikroba kontaminan yang ada
pada suatu bahan atau alat yang dikehendaki. Mikroba kontaminan tersebut jika tidak
dimatikan dapat memperlambat proses pertumbuhan mikroba yang dikehendaki. Pada teknik
sterilisasi batch, prosesnya relatif sederhana, dan proses pemanasan serta pendinginan dapat
dilakukan dalam satu waktu perioda. Namun, proses pemanasan serta pendinginan pada
sterilisasi batch, berlangsung lambat, hingga mengakibatkan kematian mikroba (lethal
temperature). Pada teknik sterilisasi kontinu prosesnya relatif lama dibandingkan dengan
sterilisasi batch karena media harus dialirkan dahulu pada coil yang terdapat pada water bath
dan perlu dihitung waktu tunggu media dari awal masuk koil hingga keluar koil dengan laju
konstan.
Untuk menghitung laju kematian mikroba, jumlah sel hidup dan sel mati pada setiap
𝑁𝑡
suhu pemanasan dihitung. Kemudian dimasukkan ke dalam persamaan 𝑙𝑛 𝑁 = −𝑘𝑑 𝑡,
0
sehingga diperoleh nilai Kd. Setelah mendapatkan nilai Kd dapat menentukan nilai Ed, dan
selanjutnya nilai D. Berdasarkan literatur, jumlah sel yang mati semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya suhu pemanasan. Namun, berdasarkan praktikum data yang diperoleh
tidak mendukung teori tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya
pengotor yang ditemukan di mikroskop, penangan yang kurang aseptis, faktor ketelitian saat
menghitung jumlah sel dan data yang diperoleh kurang akurat. Kematian jumlah mikroba oleh
pemanasan dapat dihitung dengan membuat grafik ln Nt/No terhadap waktu sterilisasi (t)
sehinggan diperoleh nilai slopenya. Dapat dilihat dari grafik berikut :