BOILER CHEMICALS
PG PURWODADI
09 Agustus 2023
EXECUTIVE SUMMARY
Feed Water
1. Iron feed water diatas limit control yaitu 0,75 ppm, (Std Max 0,3 ppm). Iron yang tinggi di
dalam feed water ketika masuk ke dalam boiler akan menyebabkan deposite iron dan memicu
corrosion under deposite. Kurangi persentase pemakaian air sungai sebagai air umpan boiler,
lakukan pengadaan terhadap unit clarifier / Bak sedimentasi dan unit filtrasi agar koloid –
koloid, serta iron di dalam feed water berkurang. Selain itu, lakukan pengontrolan ketat
terhadap condensate uap nira, jika warna air berubah menjadi agak merah atau kuning, segera
alihkan ke tangki sweet. Nilai iron yang berada di dalam limit control akan membuat boiler
terhindarkan dari masalah deposite iron dan corrosion under deposit.
2. Total hardness di dalam feed water tinggi 9,6 ppm (Std Max 2 ppm). Hardness yang tinggi di
dalam feed water jika tidak diimbangi dengan chemical antiscale dan blowdown yang
proporsional, akan membuat potensi terbentuknya kerak di dalam boiler tinggi. Kurangi
persentase pemakaian air sungai sebagai air umpan boiler agar hardness di dalam feed water
berkurang. Selain itu, perlu pengadaan unit softener atau ionexchanger untuk mengolah air
sungai agar nilai total hardnessnya kecil. Nilai total hardness di dalam feed water yang kecil
akan menghindari masalah pengerakan di dalam boiler.
3. Temperatur deaerator kurang dari yang direkomendasikan. Hal ini akan membuat kandungan
oksigen meningkat, dan jika tidak ditangani dengan penambahan oksigen scavenger maka
potensi pitting corrosion akan semakain besar. Mohon agar meningkatkan temperature
deaerator diatas 98oC agar kandungan oksigen mengecil dan pitting corrosion terhindari.
Boiler Water
1 PH boiler water dibawah limit control (standar 10,5 – 11,5). PH boiler yang rendah
mengakibatkan potensi korosi di dalam boiler. Selain itu, pH yang rendah akan gterkolerasi
dengan nilai O – alkalinity yang rendah juga. O – alkalinity akan menjaga kelarutan silica di
dalam boiler sehingga potensi pengerakan silica dapat dihindari. Tambahkan dosis pH adjuster
agar pH boiler masuk kedalam limit control dan boiler terhindar dari masalah.
2 Nilai TDS air boiler di atas limit control 8800 ppm (Std. Max. 3000 ppm). Hal ini akan
memperbesar potensi masalah kerak dan carryover. Lakukan penambahan quantitas
blowdown sehingga nilai TDS air boiler berada di dalam limit control. Nilai TDS air boiler yang
terkontrol dengan baik akan membuat permasalahan kerak dan carry over di dalam boiler
dapat dihindari.
3 Nilai iron boiler water tinggi 31 ppm (Std Max 2 ppm). Iron yang tinggi di dalam air boiler akan
mengakibatkan potensi corrosion under deposit di dalam boiler meningkat. Lakukan
penambahan quantitas blowdown sehingga nilai iron air boiler berada di dalam limit control.
Nilai iron air boiler yang terkontrol dengan baik akan membuat permasalahan corrosion under
deposit dapat dihindari.
4 Nilai silika di dalam air boiler tinggi 300 ppm (Max. 200 ppm). Nilai silika yang tinggi di dalam
air boiler akan meningkatkan potensi kerak silika dan silika carryover di line steam dan turbin.
Segera lakukan penambahan blowdown agar silika masuk kedalam limit control. Kandungan
silika yang berada di dalam limit control akan membuat potensi kerak silika dan carryover
silika dapat dihindari.
PG Purwodadi page 2 of 9
5 Total hardness di dalam air boiler tinggi 192 ppm (Max 2 ppm). Jika hardness tidak ditangani
dengan baik, maka akan terbentuk kerak didalam boiler seperti yang terjadi saat ini. Kerak di
dalam boiler akan membuat efisiensi dari boiler menurun. Segera lakukan penanganan
terhadap hardness feed water dan injeksikan bahan kimia antiscale serta tingkatkan quantitas
blowdown.
6 Residual phosphate tidak ada. Phosphate di dalam boiler akan bereaksi dengan hardness
membentuk endapan halus Ca (PO ) . Adapun reaksinya sebagai berikut:
3 4 2
3- →
3Ca2++ 2PO Ca (PO )
4 3 4 2
-
10Ca2++ 6PO 3- + OH → 3Ca (PO ) . Ca(OH)
4 3 4 2 2
Endapan – endapan yang telah terbentuk harus dibuang melalui jalur intermitten blowdown.
Injeksikan bahan kimia scale inhibitor agar boiler terhindar dari permasalahan kerak.
7 Residual sulfite tidak ada. Residual sulfite merupakan indikator keberhasilan dalam
mengontrol kandungan oksigen didalam air boiler. Kandungan oksigen yang tinggi di dalam air
boiler mengakibatkan pitting corrosion.
8 Lakukan offline cleaning dan perbaikan pipa – pipa boiler saat boiler sudah berhenti beroprasi.
Hal ini menghindari resiko terangkatnya kerak yang sedang menutupi kebocoran di beberapa
titik disisi air saat dilakuakn online cleaning.
9 Lakukan manual blowdown selama 5 detik per jam dengan bukaan valve 25%, hal ini
bertujuan agar TDS boiler water masuk ke dalam limit control.
10 Melakukan analisa pH, TDS, phospate dan sulfite boiler setiap pergantian shift agar parameter
terjagadalam limit kontrol.
11 Melakukan analisa pH dan TDS per 2 jam sekali.
12 Rekomendasi pemakaian bahan kimia:
PG Purwodadi page 3 of 9
A. TUJUAN
1. Mengetahui kualitas raw water, feed water, dan boiler water
2. Memberikan rekomendasi yang tepat.
B. KONDISI LAPANGAN
Air pengisi ketel di PG Purwodadi bersumber dari condensate uap bekas turbine, condensate
uap nira, serta air sungai. Air sungai yang digunakan sebagai salah satu make-up water tidak
ditreatment menggunakan clarifier atau bak pengendapan dan juga tidak menggunakan ion
exchanger. Boiler chemical treatment di PG Purwodadi saat ini hanya menggunakan caustic flake.
Terdapat beberapa masalah di sisi shell yang merupakan bejana air boiler antara lain sebagai
berikut:
1. Kebocoran dibagian tube plate tertutup oleh kerak.
2. Tekanan kerja boiler semakin susah tercapai.
3. Kondisi pipa di tahun lalu mengalami pengerakan dan korosi
C. HASIL ANALISA
PG Purwodadi page 4 of 9
Tabel 1. Hasil Analisa Air WTP (Raw Water dan Air Sungai Tampungan)
Rekomendasi :
1. Iron feed water diatas limit control yaitu 0,75 ppm, (Std Max 0,3 ppm). Iron yang tinggi
di dalam feed water ketika masuk ke dalam boiler akan menyebabkan deposite iron dan
memicu corrosion under deposite. Kurangi persentase pemakaian air sungai sebagai air
umpan boiler, lakukan pengadaan terhadap unit clarifier / Bak sedimentasi dan unit
filtrasi agar koloid – koloid, serta iron di dalam feed water berkurang. Selain itu, lakukan
pengontrolan ketat terhadap condensate uap nira, jika warna air berubah menjadi agak
merah atau kuning, segera alihkan ke tangki sweet. Nilai iron yang berada di dalam limit
control akan membuat boiler terhindarkan dari masalah deposite iron dan corrosion
under deposit.
2. Total hardness di dalam feed water tinggi 9,6 ppm (Std Max 2 ppm). Hardness yang
tinggi di dalam feed water jika tidak diimbangi dengan chemical antiscale dan
blowdown yang proporsional, akan membuat potensi terbentuknya kerak di dalam
boiler tinggi. Kurangi persentase pemakaian air sungai sebagai air umpan boiler agar
hardness di dalam feed water berkurang. Selain itu, perlu pengadaan unit softener atau
ionexchanger untuk mengolah air sungai agar nilai total hardnessnya kecil. Nilai total
hardness di dalam feed water yang kecil akan menghindari masalah pengerakan di
dalam boiler.
3. Temperatur deaerator kurang dari yang direkomendasikan. Hal ini akan membuat
kandungan oksigen meningkat, dan jika tidak ditangani dengan penambahan oksigen
scavenger maka potensi pitting corrosion akan semakain besar. Mohon agar
meningkatkan temperature deaerator diatas 98oC agar kandungan oksigen mengecil
dan pitting corrosion terhindari.
PG Purwodadi page 5 of 9
• Boiler Water
Rekomendasi :
1 PH boiler water dibawah limit control (standar 10,5 – 11,5). PH boiler yang rendah
mengakibatkan potensi korosi di dalam boiler. Selain itu, pH yang rendah akan terkolerasi
dengan nilai O – alkalinity yang rendah juga. O – alkalinity akan menjaga kelarutan silica di
dalam boiler sehingga potensi pengerakan silica dapat dihindari. Tambahkan dosis pH
adjuster agar pH boiler masuk kedalam limit control dan boiler terhindar dari masalah.
2 Nilai TDS air boiler di atas limit control 8800 ppm (Std. Max. 3000 ppm). Hal ini akan
memperbesar potensi masalah kerak dan carryover. Lakukan penambahan quantitas
blowdown sehingga nilai TDS air boiler berada di dalam limit control. Nilai TDS air boiler yang
terkontrol dengan baik akan membuat permasalahan kerak dan carry over di dalam boiler
dapat dihindari.
3 Nilai iron boiler water tinggi 31 ppm (Std Max 2 ppm). Iron yang tinggi di dalam air boiler
akan mengakibatkan potensi corrosion under deposit di dalam boiler meningkat. Lakukan
penambahan quantitas blowdown sehingga nilai iron air boiler berada di dalam limit control.
Nilai iron air boiler yang terkontrol dengan baik akan membuat permasalahan corrosion
under deposit dapat dihindari.
4 Nilai silika di dalam air boiler tinggi 300 ppm (Max. 200 ppm). Nilai silika yang tinggi di dalam
air boiler akan meningkatkan potensi kerak silika dan silika carryover di line steam dan
turbin. Segera lakukan penambahan blowdown agar silika masuk kedalam limit control.
Kandungan silika yang berada di dalam limit control akan membuat potensi kerak silika dan
carryover silika dapat dihindari.
5 Total hardness di dalam air boiler tinggi 192 ppm (Max 2 ppm). Jika hardness tidak ditangani
dengan baik, maka akan terbentuk kerak didalam boiler seperti yang terjadi saat ini. Kerak di
dalam boiler akan membuat efisiensi dari boiler menurun. Segera lakukan penanganan
terhadap hardness feed water dan injeksikan bahan kimia antiscale serta tingkatkan
quantitas blowdown.
6 Residual phosphate tidak ada. Phosphate di dalam boiler akan bereaksi dengan hardness
membentuk endapan halus Ca (PO ) . Adapun reaksinya sebagai berikut:
3 4 2
PG Purwodadi page 6 of 9
3- →
3Ca2++ 2PO Ca (PO )
4 3 4 2
-
10Ca2++ 6PO 3- + OH → 3Ca (PO ) . Ca(OH)
4 3 4 2 2
Endapan – endapan yang telah terbentuk harus dibuang melalui jalur intermitten blowdown.
Injeksikan bahan kimia scale inhibitor agar boiler terhindar dari permasalahan kerak.
7 Residual sulfite tidak ada. Residual sulfite merupakan indikator keberhasilan dalam
mengontrol kandungan oksigen didalam air boiler. Kandungan oksigen yang tinggi di dalam
air boiler mengakibatkan pitting corrosion.
8 Lakukan offline cleaning dan perbaikan pipa – pipa boiler saat boiler sudah berhenti
beroprasi. Hal ini menghindari resiko terangkatnya kerak yang sedang menutupi kebocoran
di beberapa titik disisi air saat dilakuakn online cleaning.
9 Lakukan manual blowdown selama 5 detik per jam dengan bukaan valve 25%, hal ini
bertujuan agar TDS masuk ke dalam limit control.
10 Melakukan analisa pH, TDS, phospate dan sulfite boiler setiap pergantian shift agar parameter
terjagadalam limit kontrol.
11 Melakukan analisa pH dan TDS per 2 jam sekali.
12 Rekomendasi pemakaian bahan kimia:
PG Purwodadi page 7 of 9
Lampiran
Atau
• Silika
Cycle Max = (Silika Max Limit Boiler/Silika Feed)
Cycle Max = (200/6)-1
Cycle Max = 32 (dibulatkan ke bawah)
Untuk menjaga agar kedua parameter terjaga dalam limit kontrol , maka cycle yang dipilih
adalah yang paling rendah yaitu TDS dengan Max Cycle sebanyak 24 kali.
=1/24 x 100%
= 4,16%
BLOWDOWN RATE
PG Purwodadi page 8 of 9
Blowdown Rate = 0,208 Ton/jam = 208 Liter/jam
Jadi untuk menjaga boiler agar tetap di level aman terhadap akumulasi zat – zat terlarut
maka, diperlukan rate blowdown 208 liter/jam per unit boiler
Menentukan durasi blowdown perlu diketahui diameter pipa blowdown serta pressure.
Perhitungan laju alir pipa blowdown berdasarkan referensi “blowdown calculation for boiler”
(www.altret.com).
Flow rate pada tekanan ± 6 - 7 BarG dan diameter 4 inch adalah 8.553,4 Liter/menit
PG Purwodadi page 9 of 9