Anda di halaman 1dari 37

ENERGI BEBAS GIBSS

 Hubungan entropi dengan ketidak teraturan


molekul adalah :

“Makin besar ketidakteraturan atau gerakan


bebas atom atau molekul dalam sistem
maka makin besar pula Entropi sistemnya.”

 Susunan yang paling teratur dari setiap zat


dengan gerakan bebas atom atau molekul
yang paling kecil adalah Kristal sempurna
murni pada nol mutlak (0 K)
 Hukum ke 2 Termodinamika :

 Untuk menentukan tanda dari ∆S total , ∆S Sis


dan ∆S Ling harus diketahui.
 Perhitungan ∆S Ling sulit dilakukan oleh
karena itu diperlukan fungsi termodinamika
lain untuk membantu dalam menentukan
apakah suatu reaksi berjalan secara spontan
atau tidak dengan hanya mempelajari sistem
itu sendiri.
 Untuk proses spontan :

 Kriteria kespontanan reaksi dapat


diekspresikan berdasarkan sifat sistem (∆H Sis
dan ∆S Sis) dan tidak lagi memperhatikan
lingkungan
 Persamaan di atas dapat dituliskan :

 Untuk menyatakan kespontanan reaksi


secara langsung fungsi termodinamika baru
yang disebut ENERGI BEBAS GIBBS (G)
digunakan dimana :
 Persamaan di atas dapat dituliskan :

 Untuk menyatakan kespontanan reaksi


secara langsung fungsi termodinamika baru
yang disebut ENERGI BEBAS GIBBS (G)
digunakan dimana :

 Semua besaran dalam persamaan merujuk ke


sistem dan T merupakan suhu sistem
 G merupakan fungsi keadaan :

 Kondisi kespontanan dan kesetimbangan


pada suhu da tekanan tetap dapat
disimpulkan berdasarkan ∆G sebagai berikut :
 ∆G > 0 : Reaksi Spontan
 ∆G > 0 : Reaksi tidak Spontan (reaksi
spontan dalam arah yang
berlawanan
 ∆G = 0 : Sistem berada pada
Kesetimbangan
PERUBAHAN ENERGI BEBAS GIBSS STANDAR
 Untuk reaksi yang dilakukan pada keadaan
standar, yakni pereaksi dalam keadaan
standar diubah menjadi hasil reaksi pada
keadaan standar, perubahan energy bebas
disebut perubahan energy bebas standar,
∆Gf0
aA+bB→cC+dD
 Perubahan energy bebas standar diberikan
oleh :
 Secara umum :

dimana
n dan m : Koefisien stoikiometri
∆Gf0 : Energy bebas pembentukan
standar senyawa
SIFAT – SIFAT FUNGSI GIBBS

 Jika sistem mengubah keadaannya,


G dapat berubah karena H, T dan S berubah.
 Untuk perubahan yang sangat kecil dalam
setiap sifat
 Karena :

 Untuk sistem tertutup yang tidak melakukan


kerja non – pemuaian, dU dapat digantikan
dengan persamaan fundamental
 Hasil langkah ini adalah

 Jadi, untuk sistem tertutup yang tidak


melakukan kerja non pemuaian

 Pengembangan ini menunjukkan bahwa G


dapat dipandang sebagai fungsi dari P dan T,
sehingga kita menuliskannya sebagai :
G (P, T).
 Perubahan nilainya dapat dinyatakan :

 Dengan demikian jika diterapkan pada


turunan eksak dG, menghasilkan
 Artinya :
1. Karena V positif, terjadi ketika G semakin
besar dan tekanan sistem dinaikkan pada
“temperatur dan komposisi tetap”.
2. Karena S bertanda negative (semakin
besar angkanya tapi nilainya semakin
kecil), terjadi ketika G semakin besar dan
T dinaikkan pada “tekanan dan komposisi
tetap”.
3. Atau S akan menuju ke angka positif
ketika G semakin kecil dan T dinaikkan
pada “tekanan dan komposisi tetap”.
KEBERGANTUNGAN FUNGSI GIBBS
PADA TEMPERATUR
 Kebergantungan G pada temperatur yang
ditunjukkan oleh persamaan 2 dapat
dinyatakan dalam entalpi, karena dapat
mengganti S berdasarkan definisi G,

 sehingga
 Kita dapat menyederhanakan bentuk ini
menjadi bentuk yang lebih berguna.
 Mula – mula kita menuliskannya sebagai :

 Suku sebelah kiri disederhanakan dengan


memperhatikan bahwa
 Catatan : Bentuk ini dibuktikan dengan
menggunakan aturan – aturan penurunan
suatu hasil kali :
 Sehingga terbukti bahwa :
 Tambahan Catatan : Memanipulasi
persamaan Gibbs – Helmholts
 Jadi dengan cara – cara memanipulasi
persamaan, kita memperoleh “PERSAMAAN
GIBBS-HELMHOLTZ”

 (G, H adalah cara yang membantu


untuk mengingat apa yang dihubungkan oleh
persamaan tersebut).
 Persamaan ini memperlihatkan bahwa, “Jika
Entalpi sistema diketahui, maka
kebergantungan G/T pada temperatur juga
diketahui”.

 Analog :
KEBERGANTUNGAN FUNGSI GIBBS
PADA TEKANAN
 Kita dapat mengintegrasikan persamaan (1)
untuk mencari fungsi Gibbs pada suatu
tekanan berhubungan dengan nilainya pada
tekanan lain.

 Dalam hal cairan atau padatan, ketika


tekanan berubah, volumenya hanya berubah
sedikit sehingga V dapat dianggap sebagai
konstanta dan dikeluarkan dari integral.
 Dengan demikian untuk kuantitas :

 Untuk gas sempurna, Jika persamaan (3)


nilai V diganti dengan nRT/P, maka hasil
integrasinya adalah
POTENSIAL KIMIA GAS SEMPURNA
 Untuk gas sempurna yang ada pada keadaan
standar jika tekanannya Po = 1 bar (istilah
‘bar’ digunakan untuk melaporkan data
termodinamika), Maka fungsi Gibbs nya
adalah Go
 Menurut pers (4), pada sembarang tekanan
lain P, fungsi Gibbsnya G adalah
 Oleh karena itu, fungsi Gibbs Molar, Gm =
G/n (jumlah enegri bebas Gibbs yang dimiliki
oleh zat setiap mol nya) adalah

 Dengan demikian kita definisikan


“POTENSIAL KIMIA” (µ) zat murni sebagai
 Jadi, potensial kimia memperlihatkan
perubahan fungsi Gibbs suatu sistem, jika zat
ditambahkan kedalam sistem pada tekanan
dan temperatur tetap.
 Jika µ > 0, fungsi Gibbsnya bertambah ketika n
bertambah.
 Untuk zat murni, fungsi Gibbsnya : G = n x Gm
 Sehingga potensial kimianya sama dengan
fungsi Gibbs molar :
 Jadi dari persamaan (6), untuk gas
sempurna :

 Variasi potensial kimia terhadap tekanan


dari gas sempurna divisualkan dengan
gambar
 Untuk Sistem Terbuka dan perubahan
komposisi :

 Persamaan ini berarti bahwa G dapat


berubah karena keempat variabel yang
menentukan keadaannya dapat berubah.
POTENSIAL KIMIA
 Sebagai langkah pertama, bayangkanlah G
berubah pada saat komposisi tetap
sedangkan tekanan dan temperatur berubah
sangat kecil

 Kita sudah tahu bahwa, dG = V dP – S dT di


bawah kondisi yang sama.
 Oleh karena itu, karena dG diferensial eksak,
kita dapat mencari koefisien :

 Hubungan ini sama seperti hubungan pada


persamaan (2), tetapi lebih terinci karena
komposisi tetapnya dinyatakan secara
eksplisit.
 Secara definisi, potensial kimia zat dalam
suatu campuran :

 Jadi potensial kimia µ1 menunjukkan


perubahan G ketika zat 1 ditambahkan pada
sistem (tekanan, temperatur dan jumlah zat
2 tetap).
 Secara umum, kita menentukan potensial
kimia suatu zat J sebagai :

Dengan ni adalah jumlah semua komponen


lain selain J tetap.
 Dengan demikian :

 Persamaan di atas merupakan “persamaan


dasar termodinamika kimia”.
 Pada tekanan dan temperatur tetap,
persamaan tersebut menjadi :

 Ini juga dapat diperluas berdasarkan


hubungan termodinamika :

(pada volume dan entropi tetap)


 Pada tekanan dan temperatur tetap,
persamaan tersebut menjadi :

 Sehingga
 Pada tekanan dan temperatur tetap,
persamaan tersebut menjadi :

 Sehingga

Dimana :
 Dengan Analog yang sama juga berlaku :

(pada tekanan dan entropi tetap)


 Dengan Analog yang sama juga berlaku :

(pada volume dan temperatur tetap)

 Jadi, µ𝐽 memperlihatkan bagaimana semua


sifat – sifat termodinamika yang luas, U, H,
A dan G bergantung pada komposisi.

Anda mungkin juga menyukai