Anda di halaman 1dari 11

3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Perpindahan Panas
Secara alami, kalor atau panas dengan sendirinya berpindah dari benda

yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Perpindahan kalor
cenderung menyamakan suhu benda yang saling bersentuhan. Pada abad ke-18,
para fisikawan menduga bahwa aliran kalor merupakan gerakan suatu fluida ,
suatu jenis fluida yang tidak kelihatan (fluida adalah zat yang dapat mengalir).
Fluida meliputi zat cair dan zat gas. Air (zat cair) termasuk fluida karena dapat
mengalir. Udara juga termasuk fluida karena dapat mengalir. Fluida tersebut
dinamakan caloric. Teori mengenai caloric tidak digunakan lagi karena
berdasarkan hasil percobaan, keberadaan caloric ini tidak bisa dibuktikan.
Pada abad ke-19, seorang fisikawan Inggris bernama James Prescott Joule
(1818-1889)

mempelajari

cara

memanaskan

air

dalam

sebuah

wadah

menggunakan roda pengaduk. Berdasarkan hasil percobaannya, Joule membuat


perbandingan dengan air yang dipanaskan menggunakan api. Ketika nyala api dan
wadah yang berisi air bersentuhan, kalor berpindah dari api (suhu tinggi) menuju
air (suhu rendah). Setelah membuat perbandingan antara meningkatnya suhu air
karena bersentuhan dengan api dan meningkatnya suhu air akibat adanya usaha
yang dilakukan oleh pengaduk. Kalor disimpulkan merupakan energi yang
berpindah dari benda bersuhu tinggi menuju benda bersuhu rendah. Kalor bukan
energi (seperti energi kinetik, energi potensial, energi kimia dan lain-lain).
Kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Jadi ketika
kalor mengalir dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu
rendah, sebenarnya energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi menuju
benda yang bersuhu rendah. Perpindahan energi berhenti setelah benda-benda
yang bersentuhan mencapai suhu yang sama atau setimbang termal. Istilah caloric
pertama kali diperkenalkan oleh A.L.Lavoiser seorang ahli kimia dari Perancis.
Oleh para ahli kimia dan fisika, kalor dianggap sebagai sejenis zat alir yang tidak
terlihat oleh manusia. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang

diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik 1 0C. Jika suatu
benda melepaskan kalor pada benda lain maka kalor yang diterima benda lain sama
dengan kalor yang dilepas benda itu. Pernyataan ini disebut juga sebagai azas Black,
yaitu jumlah kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima.
Panas dapat berpindah melalui radiasi, konveksi dan konduksi. Media
yang digunakan dalam perpindahan panas bisa berupa zat padat, cair maupun
udara (gas). Ketika suatu objek material atau fluida berada pada keadaan dengan
temperatur yang berbeda dengan lingkungannya atau benda lain di sekitarnya,
perpindahan energi termal atau lebih dikenal dengan perpindahan panas akan
terjadi, sampai terjadi kesetimbangan panas antara objek tersebut dengan
lingkungan atau benda lainnya tersebut. Ketika ada perbedaan temperatur antara
dua objek yang berdekatan, perpindahan panas antara keduanya tidak akan bisa
dihentikan, hanya bisa diperlambat. Perpindahan panas terjadi dari daerah yang
memiliki temperatur yang lebih tinggi ke temperatur yang rendah.
Perpindahan energi termal klasik hanya dapat berlangsung melalui
konduksi, konveksi dan radiasi atau kombinasinya. Perpindahan panas yang
terjadi bersamaan dengan panas karena adanya perubahan fase dari suatu
substansi (seperti steam yang membawa heat of boiling) dapat dikatakan sebagai
variasi dari heat transfer secara konveksi, dan itu terjadai karena perubahan fase.
Ketika salah satu sisi dipanasi dalam kasus driving force maka molekul
pada bagian itu akan bervibrasi lebih cepat, sehingga menabrak molekul
disebelahnya. Tabrakan ini mengakibatkan transfer energi. Peristiwa ini akan
terjadi secara terus menerus sampai terjadi cycle. Konduksi lebih besar terjadi
pada solid, dimana atom-atomnya berdekatan sehingga kontaknya lebih konstan.
Pada liquid (kecuali liquid logam) dan gas, molekul umumnya terletak berjauhan,
sehingga peluang untuk molekul-molekul saling bertabrakan dan perpindahan
energi lebih kecil. Konduksi panas bisa dianalogikan langsung dengan difusi
partikel ke dalam fluida, pada fluida yag diam.

Difusi panas tipe ini berbeda dengan difusi massa, hanya pada
materialnya, dimana konduksi dapat terjadi pada solid, sedangkan difusi massa
hanya terjadi pada cairan. Logam (terutama tembaga) biasanya adalah konduktor
energi panas terbaik. Hal ini disebabkan karena metal terikat secara kimia dengan
ikatan logam (berbeda dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion). Dimana ikatan
logam ini memiliki elektron-elektron bebas dan membentuk struktur kristal,
membantu perpindahan panas yang besar fluida (kecuali liquid dan gas logam)
bukanlah konduktor yang bagus. Hal ini disebabkan karena jarak antara atom yang
sangat besar pada gas. Semakin sedikit tabrakan antar atom berarti konduksi makin
sulit terjadi. Ketika densitas suatu benda menurun, konduksi pun menurun.
Kondukstivitas gas naik dengan naiknya temperatur tapi hanya sedikit naik
pada tekanan mendekati dan diatas tekanan atmosferik. Konduksi tidak dapat
terjadi sama sekali pada kondisi vakum sempurna. Perpindahan panas dalam
bentuk kalor dapat terjadi diberbagai tipe proses baik secara kimia maupun fisika.
Perpindahan panas sering terjadi dalam berbagai unit operasi . Seperti lumber or
foods, alkohol distillation, burning of fuel, dan evaporasi. Perpindahan panas
terjadi dikarenakan perbedaan temperatur driving force dan aliran panas dari
daerah temperatur panas ke temperatur yang rendah.
2.2.

Mekanisme Perpindahan Panas


Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang karena adanya

perbedaan temperatur. Bila dua buah benda yang suhunya berbeda berada dalam
kontak termal, maka kalor akan mengalir dari benda yang suhunya tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas
yang diketahui, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi merupakan suatu
perpindahan panas dengan media perantara seperti besi dan bahan konduktor
lainnya, sedangkan konveksi perpindahan panas memlalui aliran.
2.2.1. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena adanya gerakan/aliran/
pencampuran dari bagian panas ke bagian yang dingin. Contohnya adalah

kehilangan panas dari radiator mobil, pendinginan dari secangkir kopi dll.
Menurut

cara

menggerakkan

alirannya,

perpindahan

panas

konveksi

diklasifikasikan menjadi dua, yakni konveksi bebas (free convection) dan


konveksi paksa (forced convection). Bila gerakan fluida disebabkan karena
adanya perbedaan kerapatan karena perbedaan suhu, maka perpindahanpanasnya
disebut sebagai konveksi bebas (free/natural convection).
Bila gerakan fluida disebabkan oleh gaya pemaksa/eksitasi dari luar,
misalkan dengan pompa atau kipas yang menggerakkan fluida sehingga fluida
mengalir di atas permukaan, maka perpindahan panas disebut sebagai konveksi
paksa (forced convection). Konveksi berasal dari bahasa latin yang artinya
bersama dan vehereyang memiliki arti membawa, jadi konveksi dapat diartikan
sebagai perpindahan energi termal bulk bersama fluida. Konveksi merupakan
perpindahan panas antara permukaan solid dan berdekatan dengan fluida yang
bergerak atau mengalir dan itu melibatkan pengaruh konduksi dan aliran fluida.
Konveksi sangat erat kaitannya dengan mekanika fluida. Bahkan secara
termodinamika, konveksi itu dianggap bukan sebagai aliran kalor, tetapi sebagai
fluks entalpi. Contoh konveksi ialah perpindahan entalpi oleh pusaran-pusaran
(eddy) aliran turbulen dan oleh arus udara panas yang mengalir melintas dan
menjauhi radiator (pemanas) biasa yang gerakannya merupakan bouyance fluida.
2.2.2. Radiasi
Perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas mengalir dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu
terpisah di dalam ruang, bahkan jika terdapat ruang hampa di antara benda- benda
tersebut.Radiasi, merupakan perpindahan energi karena emisi gelombang
elektromagnet (atau photons). Jika radiasi melalui ruang kosong, ia tidak
ditranformasikan menjadi kalor atau bentuk-bentuk lain energi, dan ia tidak pula
kan terbelok dari lintasannya. Tetapi sebaliknya,

bila terdapat zat pada

lintasannya, radiasi itu akan mengalami transmisi (diteruskan), refleksi


(dipantulkan), dan absorpsi (diserap).
Hanya energi yang diserap itu saja

yang muncul sebagai kalor, dan

transformasi itu bersifat kuantitatif. Sebagai contoh, kuarsa lebur akan

meneruskan hampir semua radiasi yang menimpanya, permukaan buram,


mengkilap atau cermin memantulkan sebagian besar radiasi yang jatuh padanya,
sedangkan permukaan hitam atau yang tidak mengkilap akan menyerap
kebanyakan radiasi yang diterimanya, dan mengubah energi yang diserapnya itu
secara kuantitatif menjadi kalor. Energi radiasi dikeluarkan oleh benda karena
temperatur, yang dipindahkan melalui ruang antara, dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Bila energi radiasi menimpa suatu bahan, maka sebagian radiasi
dipantulkan , sebagian diserap dan sebagian diteruskan.
2.2.3. Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor
dimana kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang
bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara
medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga
terjadi pertukaran energi dan momentum. Peristiwa konduksi adalah salah satu
bentuk peristiwa perpidahan panas yang berupa energi yang terjadi karena adanya
interaksi dari molekul-molekul suatu substansi dimana terjadi perpindahan panas
dalam bentuk liquid, gas, atau padat tanpa adanya perpindahan partikel-partikel
dalam bahan tersebut melalui medium tetap.
Banyak peristiwaperistiwa terjadinya konduksi yang sering kita
temui,dapat kita jadikan contoh antara lain adalah peristiwa kehilangan energi dari
ruangan yang dipanaskan terhadap udara luar melalui dinding yang memisahkan
udara dalam ruangan dengan udara luar pada suatu medium yang dingin, peristiwa
dicelupkannya besi dengan tiba-tiba kedalam air panas, peristiwa ini
menyebabkan besi tersebut menjadi panas sebagai akibat dari adanya konduksi
.Peristiwa ini dapat memindahkan energi dari daerah panas ke daerah dingin dari
substansi dengan interaksi molekuler. Dalam fluida pertukaran energi adalah
dengan persentuhan secara langsung. Dalam solid, mekanisme yang utama adalah
vibrasi lattice relatif.
2.3.

Termal konduktivitas

Termal konduktivitas adalah proses untuk memindahkan energi dari bagian


yang panas kebagian yang dingin dari substansi oleh interaksi molekular. Dalam
fluida, pertukaran energi utamanya dengan tabrakan langsung. Pada solid,
mekanisme utama adalah vibrasi molekular. Konduktor listrik yang baik juga
merupakan konduktor panas yang baik pula. Konduktivitas tergantung pada sifat
bahan yang berbeda beda.
2.3.1. Konduktivitas termal zat padat

Konduktivitas

termal

logam

dalam

fase

padat

yang

diketahui

komposisinya bergantung terutama pada suhu saja. Konduktivitas thermal logam


dalam jangkau suhu. Konduktivitas thermal bahan yang homogen biasanya sangat
bergantung pada densitas lindak semu (aparent bulk density), yaitu massa bahan
dibagi dengan volume total. Dalam hal ini (K) konduktivitas termal zat cair
bergantung pada keadaan suhu zat cair tersebut, tetapi tidak peka terhadap
tekanan. Konduktivitas termal kebanyakan zat cair berkurang bila suhu makin
tinggi, kecuali air dimana k bertambah sampai 300oF dan berkurang pada suhu
yang lebih tinggi dari suhu normal air tersebut. Air mempunyai konduktivitas
termal yang paling tinggi diantara semua zat-cair yang biasa digunakan terkecuali
pada logam cair yang memiliki konduktivitas termal lebih tinggi dari air.
2.3.2. Konduktivitas termal gas
Pada suhu yang semakin tinggi pada tekanan disekitar tekanan atmosfir,
maka konduktivitas termal akan semakin bertambah. Hampir tidak dipengaruhi
oleh tekanan jika berada pada tekanan tinggi yaitu pada saat tekanan mendekati
kritis atau lebih tinggi lagi. Adapun gas yang terpenting pada konduktivitas termal
ini ialah udara dan uap air. Proses perpindahan panas jika panas mengalir dari
tempat yang suhunya tinggi ketempat yang suhunya lebih rendah.
2.4.

Gradien suhu
Perpindahan panas dengan cara ini berlangsung lambat karena diperlukan

beda suhu yang tinggi diantara kedua ujung untuk memindahkan lebih banyak
kalor.Melalui elektron-elektron bebas dalam logam kalor dipindahkan melalui

elektron-elektron bebas yang terdapat dalam struktur atom logam. Elektron bebas
ini mudah berpindah sehingga pertambahan energi dapat dengan cepat diberikan
ke elektron-elektron lain yang letaknya berjauhan melalui peristiwa tumbukan.
Dengan cara ini kalor dapat berpindah dengan lebih cepat.
Yang dimaksud dengan susunan aliran fluida di sini adalah berapa kali
fluida mengalir sepanjang perpindahan kalor sejak saat masuk hingga
meninggalkannya serta bagaimana arah aliran relatif antara kedua fluida (apakah
sejajar/parallel, berlawanan arah/counter atau bersilangan/cross). Dalam fluida
pertukaran energi utamanya dengan cara tabrakan langsung, sedangkan pada solid
mekanisme utamanya adalah vibrasi molekuler. Hukum Fourier menyatakan
tentang aliran panas konduksi adalah sebagai berikut yang akan ditulis setelah
penjelasan dari paragraph di bawah ini, rumus tersebut sangat penting, mengingat
diperlukannya dalam kehidupan sehari hari.Setiap material memiliki konstanta
kesebandingan, dan dalam bentuk matematik dengan menganggap bahwa
temperatur bervariasi dalam arah x yang dinotasikan dengan,
qx

q"
x

dT
dx

qx
Ax

(2.1)

(2.2)

Keterangan :

qx = Fluks (Weber/ m2)


k = konstanta
Ax = Luas Permukaan (m2)
dT = Differensial Temperatur (oc)
dX = arah Perpindahan (m).

Pada medium dingin, terjadi kehilangan energi dari ruangan yang


dipanaskan terhadap udara luar melalui dinding yang memisahkan udara dalam
ruangan dengan udara luar. Konduksi memindahkan energi dari bagian panas ke
bagian dingin darisubstansi oleh interaksi molekul. Hukum Fourier menjadi

10

vektor. Konstanta kesebandingan dimiliki oleh setiap material.Dalam bentuk


matematik, dengan menganggap bahwa temperatur bervariasi dalam arah-X yang
dinotasikan dengan qx dQ / dt dalam arah x, dibawah ini merupakan rumus
yang menggambarkan deskripsi diatas.
qx

qx
Keterangan :

k A

qx
Ax

dT
dx

dT
dx

(2.3)
(2.4)

qx= Fluks (Weber/ m2)


k = konstanta
Ax = Luas Permukaan (m2)
dT = Differensial Temperatur(oc)
dX = arah Perpindahan (m)

Rumus nomor tida dan nomor empat merupakan rumus yang telah di teliti
oleh salah seorang ilmuan yang sangat terkenal di era masanya . Hukum Fourier
untuk heat konduksi ini sesuai untuk seluruh jenis solid, liquid dan gas. Koefisien
K adalah sifat transport dari suatu material dan disebut thermal conductivity,
sesuai untuk beberapa analisa. Kuantitas Ax adalah luas permukaan normal untuk
arah X. Jika T(x,y,z) adalah suatu fungsi multi dimensi, hukum Fourier menjadi
suatu vektor.

q" k T
Keterangan :

(2.5)

qx= Fluks (Weber/ m2)


k = konstanta
T = Perubahan suhu (oc)

Bila bahan/material adalah isotropis maka konduktivitasnya tidak


bervariasi terhadap arah. Catatan bahwa tanda negatif pada persamaan Fourier di
atas diperoleh dari Hukum II Termodinamika untuk meyakinkan bahwa laju panas
positif dalam arah penurunan temperatur (dari daerah panas ke daerah dingin) .
Gradien suhu (temperatur gradien) yang terdapat dalam suatu bahan homogen
akan menyebabkan perpindahan energi yang akan terjadi di dalam medium

11

tersebut yang digunakan, kemudian yang lajunya perpindahan energi tersebut


dapat dihitung dengan rumus:

q"

iq "
x

jq "y

kq :z

(2.6)

q " k T
Keterangan :

2.7)

qx= Fluks (Weber/ m2)


k = konstanta
dT = differensial Temperatur (oc)
T = Perubahan suhu (oc)

Jika material atau bahan adalah isotropik maka konduktivitinya tidak


bervariasi terhadap arah. Tanda negatif pada persamaan Fourier diperoleh dari
Hukum II Thermodinamika untuk meyakinkan bahwa laju panas positif dalam
arah penurunan temperatur. Gradien temperatur yang terdapat dalam suatu bahan
homogen akan menyebabkan perpindahan energi dalam medium itu, yang lajunya
dapat dihitung dengan:
qx

Keterangan :

k A

(2.8)

qx= Fluks (Weber/ m2)


k = konstanta
A = Luas permukaan (m2)
dT = differensial Temperatur(oc)
d = differensial Effisiensi

Dimana dt per dn adalah gradien temperatur dalam arah normal (tegak


lurus terhadap bidang A. konduktivitas thermal K adalah suatu konstanta (tetapan)
yang ditentukan dari eksperimen dengan medium tersebut. Satuan k adalah Btu/hr
ft oF atau w per m K. Jika profil temperatur di dalam medium tersebut bersifat

12

linier, maka gradien suhu tersebut (yang merupakan turunan parsial) dapat diganti
dengan,
T
x
Keterangan :

T2
x2

T1
x1

(2.9)

T = Perubahan Temperature (oc)


x = Perubahan jarak (m)
T1 = Suhu akhir (oc)
T2 = Suhu akhir (oc)
x1=Jarak awal (m)
x2=Jarak awal (m)

Sifat linier diatas selalu ditemukan dalam medium homogen dengan K


tertentu, dalam perpindahan kalor benda itu termasuk titik-titik pada permukaan
benda. Jika suhu berubah menurut waktu, tentulah ada energi yang menumpuk
atau dikeluarkan dari benda itu. Tahanan terhadap aliran kalor berbanding lurus
dengan tebal bahan, tetapi berbanding terbalik dengan konduktivitas termal bahan
dan berbanding terbalik dengan luas tegak lurus dengan arah perpindahan kalor.
Dalam keadaan steady state, laju perpindahan kalor yang masuk melalui
permukaan kiri sama dengan yang keluar dari muka kanan.
2.5. Perpindahan Panas Konduksi Pada Dinding Berlapis
Rangkaian termal dapat digunakan juga pada sistem yang lebih kompleks,
seperti dinding berlapis, yang terdiri dari beberapa rangkaian seri dan paralel
dimana dimana setiap lapisan memiliki material yang berbeda. Perpindahan panas
pada dinding berlapis diperlihatkan pada gambar berikut ini. Gambar di bawah ini
yang merupakan suatu gambara yang akan menjelaskan tentang perpindahan
panas konduksi pada dinding berlapis yang mana biasanya digunakan utnuk
system yang lebih kompleks, artinya bahwa sistem tersebut sangat susah atau
lebih sulit untuk dimengerti maupun dibacanya, tetapi dengan gambar tersebut di
harapakan bisa untuk dimengerti dengan gambar sederhana di bawah ini.

13

Gambar 2.1. Sebuah rangkaian termal seri pada dinding berlapis


(Sumber:Ade, 2014)
2.6.

Perpindahan Panas Konduksi Pada Sistem Radial


Konduksi untuk sistem radial berbentuk dinding satu lapis, berbentuk

silinder, terbuat dari bahan homogen dengan konduktivitas termal tetap dan suhu
permukaan dalam dan suhu permukaan luar seragam. Contoh yang umum untuk
sistem ini adalah silinder, yang memiliki permukaan luar dan permukaan dalam
yang diekspos pada fluida yang memilki perbedaan temperatur.
Untuk kondisi steady state dimana tidak ada panas yang dibangkitkan
maka bentuk persamaan perpindahan panas adalah seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini :

Gambar 2.2. Perpindahan panas konduksi pada silinder


(Sumber: Ade, 2014)

Anda mungkin juga menyukai