Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA MAHASISWA BERBASIS PERMASALAHAN PROBLEMATIK

PADA PBL-MULTIREPRESENTASI
Matakuliah MATERI DAN PEMBELAJARAN FISIKA I & II

Pertemuan 1: A. Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor

Tahun Akademik / Semester : 2019/2020 / 6


No. Kelompok :6
Nama / NIM : Briliantama Akbar Taufiq (160321605031)
Desy Fransiska Ayu (160321605026)
Lila Antasari (160321605001)

A. PERMASALAHAN PROBLEMATIK KONTEKSTUAL

Tiga material berbeda dengan


massa yang sama diletakkan dalam
pendingin khusus sehingga terjadi
transfer energi panas dengan laju
konstan tertentu. Selama proses
pendinginan, setiap material
bermula dari wujud cair dan
berakhir dengan wujud padat.
Sumber: Halliday et al. (2014) h. 540

Grafik tiga material berbeda dengan suhu awal yang berbeda dan dengan massa yang sama
diletakkan dalam sebuah pendingin khusus yang mula-mula berwujud cair hingga menjadi
berwujud padat dengan laju konstan.

B. PENULISAN ULANG SECARA VERBAL PERMASALAHAN PROBLEMATIK


KONTEKSTUAL DENGAN ELABORASI YANG MELIBATKAN PEMAHAMAN
AWAL MAHASISWA

Grafik di atas menunjukkan terdapat tiga buah material berbeda memiliki massa
yang sama dengan suhu awal yang berbeda-beda. Ketiga material tersebut diletakkan
dalam sebuah pendingin khusus dan mengalami perubahan fase yang semula berwujud
cair hingga menjadi berwujud padat. Selama proses pendinginan ketiga material tersebut
mengalami transfer energy panas dengan laju yang berbeda satu sama lainnya.

C. IDENTIFIKASI KONSEP-KONSEP DAN ATAU PRINSIP-PRINSIP PENTING


DAN PENJELASANNYA

Kalor Q Energi yang merambat dari suatu benda ke benda lain karena adanya
perubahan suhu.
Kalor jenis Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat
sebesar 1 derajat Celsius.
Kapasitas kalor Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
sebesar 1 derajat Celsius.
Perpindahan kalor Proses perpindahan energi panas dari suatu zat ke zat lain.
Kalor Laten kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud.
Kalor Lebur L kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk melebur.
Perubahan suhu Peningkatan ataupun penurunan tingkat derajat panas suatu benda.
∆𝑻
Wujud cair Zat atau suatu benda yang memiliki volume dan bentuk yang selalu
berubah-ubah sesuai dengan tempat atau wadahnya.
Wujud padat Materi yang mempunyai bentuk dan volume yang tetap, dan susunan
partikelnya dalam baris-baris yang teratur rapi.
Massa (m) Pengukuran berapa banyak materi dalam suatu objek yang
menyatakan kombinasi dari jumlah total atom, kerapatan atom, dan
jenis atom dalam suatu objek

D. PERUMUSAN BEBERAPA SUBPERMASALAHAN YANG DIDASARKAN ATAS


HUBUNGAN ANTARKONSEP DAN ATAU ANTARPRINSIP

1. Perbedaan kalor jenis tiga material saat berwujud cair dan padat
2. Perbedaan kalor jenis masing-masing material
3. Perbedaan titik beku masing-masing material
4. Perbedaan transfer energi masing-masing material

E. PENYELESAIAN SETIAP SUBPERMASALAHAN (4 REPRESENTASI:


VERBAL, DIAGRAM (GAMBAR), GRAFIK, DAN MATEMATIK)

1. Perbedaan kalor jenis tiga material saat berwujud cair dan padat
Kalor jenis dapat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1°C.

Pada grafik di atas karena tiga material memiliki massa yang sama maka
berdasarkan persamaan 𝑸 = 𝒎𝒄∆𝑻 dapat diketahui bahwa kemiringan garis saat benda
tersebut berwujud cair lebih landai dibanding saat material tersebut berwujud padat. Ini
menyatakan bahwa kalor jenis material tersebut saat cair lebih besar jika dibandingkan
dengan saat benda tersebut berwujud padat.
2. . Perbedaan kalor jenis masing-masing material.
Kalor jenis juga dapat diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk melepas
atau menerima kalor.
Dalam proses pendinginan, energi kalor berpindah dari material ke mesin
pendingin, semakin besar kalor jenis c maka kalor Q yang dilepas semakin banyak, Bila
kalor Q yang dilepas semakin banyak maka penurunan suhu ∆𝑇 semakin besar dan
menghasilkan waktu tempuh t yang lebih singkat. Hal tersebut berdampak pada
kemiringan garis yang semakin curam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
curam garis kemiringan maka semakin kecil kalor jenis c dan urutan material yang
memiliki kalor jenis c dari yang besar ke kecil pada grafik di atas adalah: material 1,
material 2, dan material 3.
3. Perbedaan titik beku masing-masing material.
Titik beku adalah titik dimana material tersebut tepat berubah menjadi padat
sepenuhnya. Titik beku pada grafik di samping adalah X, Y, dan Z.

Sehingga berdasarkan grafik di samping, urutan material yang memiliki titik beku dari yang besar
ke kecil adalah: material 1, material 2, dan material 3.

4. Perbedaan transfer energi masing-masing material


Kalor didefinisikan sebagai transfer energi melintasi batas dari sistem karena
perbedaan suhu antara sistem dan sekitarnya. Dalam grafik dapat disimpulkan bahwa
semakin curam garis kemiringan maka semakin kecil kalor jenisnya (c) sedangkan
semakin landai grafik tersebut maka semakin besar kalor jenisnya (c). Dari grafik tersebut
maka pada saat berwujud cair urutan transfer energi terbesar-terkecil yaitu material 1-3-2.
pada saat berwujud padat urutan transfer energi terbesar-terkecil material 1-2-3.

F. LAMAN DAN RINGKASAN (1 ALINEA) PPT YANG SESUAI DENGAN


PERMASALAHAN PROBLEMATIK KONTEKSTUAL DI ATAS.

Laman PPT : https://physicslovva.files.wordpress.com/2010/12/bab-v.ppt


Ringkasan :
Kalor dapat didefinisikan sebagai bentuk energi yang berpindah karena adanya
perubahan suhu dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika
kedua benda saling bersentuhan. Perubahan suatu zat menjadi padat, cair atau gas selalu
diikuti dengan penyerapan atau pelepasan kalor. Jika suatu zat menyerap kalor, maka suhu
akan naik dan jika suatu zat tersebut melepaskan kalor, maka suhu akan turun.

G. LAMAN DAN RINGKASAN (1 ALINEA) SIMULASI (MISALNYA PHET


SIMULATION) YANG SESUAI DENGAN PERMASALAHAN PROBLEMATIK
KONTEKSTUAL DI ATAS.

Laman simulasi : https://phet.colorado.edu/en/simulation/legacy/energy-forms-and-


changes
Ringkasan :
Kalor dapat mengubah wujud zat. Dalam simulasi phet tersebut air didinginkan
dengan suhu rendah. Zat cair dapat berubah menjadi padat apabila melepaskan kalor.
Contoh Air (Zat cair) menjadi Es (zat padat) apabila didinginkan artinya disini air
melepaskan kalor.
H. LAMAN DAN RINGKASAN (1 ALINEA) VIDEO YANG SESUAI DENGAN
PERMASALAHAN PROBLEMATIK KONTEKSTUAL DI ATAS.

Laman video : https://www.youtube.com/watch?v=n5XrtS-loeo(menit ke 21)


Ringkasan :
Kalor biasa disebut dengan panas,termal,bukanlah zat,sebab tidak dapat
menimbang massa kalor. Kalor menunjukan transfer energi dari suatu benda bersuhu
tinggi ke benda lain bersuhu rendah (karena adanya perubahan suhu). Sebaliknya setiap
ada perubahan suhu anatar dua sistem,maka akan terjadi perpindahan kalor.Contohnya :
air yang dimasukkan ke dalam freezer,air tersebut akan menjadi es batu. Air menjadi es
karena air melepaskan kalor.

I. LAMAN DAN RINGKASAN (1 ALINEA) HASIL PENELITIAN DAN ATAU


ARTIKEL YANG SESUAI DENGAN PERMASALAHAN PROBLEMATIK
KONTEKSTUAL DI ATAS (MISKONSEPSI DAN ATAU PEMBELAJARANNYA)
Laman hasil penelitian dan atau artikel :
https://www.researchgate.net/publication/307821768_ANALISIS_KARAKTERISTIK
_UNJUK_KERJA_SISTEM_PENDINGIN_AIR_CONDITIONING_YANG_MENGG
UNAKAN_FREON_R-
22_BERDASARKAN_PADA_VARIASI_PUTARAN_KIPAS_PENDINGIN_KOND
ENSOR.

Ringkasan :
Penelitian dalam artikel ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik kerja
sistem pendingin (air conditioning) yang menggunakan freon berdasarkan pada variasi
putaran kipas pendingin kondensor. Dalam penelitian ini dihasilkan sebuah hubungan bila
semakin bertambahnya kecepatan putaran kipas maka semakin cepat laju pelepasan kalor
pada kondensor. Karena laju pelepasan kalor yang besar akan berimbas pada temperatur
kondensor yang semakin rendah, sehingga dapat mencapai temperatur yang lebih rendah
lagi pada keluaran evaporator. Jadi kerja kompresor lebih ringan pada variasi laju
pelepasan kalor yang paling besar.

J. KAIDAH FISIKA YANG MENAUNGI PERMASALAHAN PROBLEMATIK


KONTEKSTUAL DI ATAS.

Laju transfer energi pada ketiga material dipengaruhi oleh kalor jenis dari suatu material.
Semakin besar kalor jenisnya maka semakin besar kemampuan suatu material untuk
menyerap dan melepas kalor.

K. PETA KONSEP GLOBAL DAN LETAK PERMASALAHAN PROBLEMATIK


KONTEKSTUAL DI ATAS.
L. PENCARIAN DAN PENYELESAIAN BEBERAPA SOAL HOTS DARI UAN
FISIKA SMA, SBMPTN, DAN ATAU 10 FUNDAMENTAL PHYSICS TEXTBOOK
(4 REPRESENTASI: VERBAL, DIAGRAM (GAMBAR), GRAFIK, DAN
MATEMATIK)
Soal 1:
Perhatikan gambar di samping. Benda A dan B
terbuat dari tembaga, tapi massa B tiga kali
massa A. Benda C terbuat dari kaca dan
memiliki massa sama dengan benda B. Setiap
benda menerima kalor Q yang sama sebesar Q
= 14 J. Tentukan kenaikan suhu untuk setiap
benda.

Penyelesaian :
Diketahui kenaikan suhu ∆𝑇 = 𝑄 ⁄𝑚𝑐 . Karena benda A dan B memiliki kalor Q dan kalor
jenis c yang sama, maka kenaikan suhu ∆𝑇 berbanding tebalik dengan massa m. Jadi
benda dengan massa yang kecil akan mengalami kenaikan suhu yang lebih besar. Oleh
karena itu benda A memiliki kenaikan suhu yang lebih besar dibanding benda B.
Kenaikan suhu juga tergantung dari jenis bahan. Benda B dan C terbuat dari bahan yang
berbeda. Karena benda B dan C memiliki kalor Q dan massa m yang sama, maka kenaikan
suhu ∆𝑇 berbanding tebalik dengan kalor jenis c. Jadi benda dengan kalor jenis yang kecil
akan mengalami kenaikan suhu yang lebih besar. Diketahui kalor jenis tembaga dan gelas
berturut-turut adalah 387 𝐽⁄𝑘𝑔℃ dan 840 𝐽⁄𝑘𝑔℃ . Karena benda B terbuat dari tembaga,
yangmana memiliki kalor jenis yang lebih kecil maka benda B mengalami kenaikan suhu
yang lebih besar.
Berikut ini perhitungan dari kenaikan suhu masing-masing benda:
𝑄 14
∆𝑇𝐴 = = = 18℃
𝑐𝐴 𝑚𝐴 387.2. 10−3
𝑄 14
∆𝑇𝐵 = = = 6℃
𝑐𝐵 𝑚𝐵 387.6. 10−3
𝑄 14
∆𝑇𝐶 = = = 2,8℃
𝑐𝐶 𝑚𝐶 840.6. 10−3
Sehingga ∆𝑇𝐴 > ∆𝑇𝐵 > ∆𝑇𝐶

Soal 2:
Gambar disamping menunjukkan air mendidih dalam
labu terbuka. Tak lama setelah labu terbuka dipindahkan
dari pemanas, pendidihan berhenti. Sebuah gabus
kemudian diletakkan pada leher labu untuk menutupnya
dan dituangkan air di atasnya seperti pada gambar. Untuk
memulai kembali pendidihan, sebaiknya air yang
dituangkan ke leher tabung menjadi (a) Dingin atau (b)
Panas, tetapi tidak mendidih?

Penyelesaian:
Ketika labu yang terbuka dikeluarkan dari pembakar, air
mulai mendingin dan tekanan di atas permukaannya
adalah 1 atm. Pendidihan akan cepat berhenti karena air
tidak akan mendidih pada suhu yang kurang dari 100℃
dan tekanan di atasnya 1 atm. Untuk memulai kembali
pendidihan, maka perlu untuk memanaskan kembali air menjadi 100℃ atau mengurangi
tekanan di atas labu yang tersumbat menjadi kurang dari 1 atm sehingga pendidihan dapat
terjadi pada suhu kurang dari 100℃.

Jawaban (b) salah, karena menuangkan air panas ke atas labu yang tersumbat akan
memanaskan air kembali. Namun karena air yang dituang tidak mendidih , suhunya
kurang dari 100℃ . Oleh karena itu air dalam labu yang tersumbat tidak bisa dipanaskan
kembali menjadi 100℃ dan proses pendidihan tidak bisa terjadi.
Jawaban (a) benar, karena ketika air dingin dituangkan di atas labu yang tertutup
menyebabkan beberapa uap air di dalamnya mengembun, akibatnya tekanan di atas cairan
dalam labu turun. Ketika tekanan turun dan pada suhu tertentu yang kurang dari 100℃,
proses pendidihan bisa dimulai kembali.

M.PENULISAN DRAF PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI SALAH SATU


SUBPERMASALAHAN

MATERI: SUHU DAN KALOR


Hubungan antara jumlah kalor dan perubahan suhu.

PROSEDURE
1. Susunlah peralatan seperti gambar di 1.a
2. Ambilah air sebanyak 50 mldengan gelas ukur dan tuangkan ke dalam beker
gelas
3. Ukur suhu air dengan termometer dan catat hasilnya pada tabel sebagai suhu
awal (T1)
4. Panaskan air tersebut selama 2 menit dan ukur suhunya. Catat hasilnya
kedalam table sebagai suhu akhir (T2)
5. Ulangi langkah a-d untuk volume air yang sama tetapi dalam waktu yang
berbeda (3 menit,5menit,7menit)

TABEL PENGAMATAN
No Volume Air Waktu Suhu awal T1 Suhu akhir Perubahan
(ml) (s) (°C) T2 (°C) Suhu (∆𝑻)
1
2
3

ANALISIS
1. Amati baik-baik pasangan data jumlah kalor (Q) dengan perubahan suhu
(∆𝑻) pada tabel. Apabila perubahan sushu semakin besar
a. Bagaimanakah lama waktu pemanasan yang diperlukan?
b. Semakin besar ataukah semakin kecil?
c. Jika demikian bagaimanakah hubungan antara jumlah kalor yang
diterima air dengan perubahan suhunya?

N. IDENTIFIKASI PENERAPAN KONTEKSTUAL KOMPLEKS SETIAP


SUBPERMASALAHAN

1. Air diberi kalor mendidih pada suhu 100°C dan tekanan 1 atm
2. Air melepaskan kalor membeku pada tekanan normal dan suhunya di bawah 0°C.
3. Air yang mendidih diberi kalor suhunya tetap akan menguap menjadi kalor.
4. Jika kamper dipanaskan akan berubah dari padat menjadi cair.
5. Jika es dipanaskan akan berubah dari padat menjadi cair.
6. Es diberi kalor mencair atau melebur pada suhu 0°C menjadi air.
7. Air (cair) melepaskan kalor akan membeku menjadi es (padat).

Anda mungkin juga menyukai