Kalor
1. Pengertian Kalor
Kita tentunya pernah mendengar kalor. Namun, apakah kalor itu sama
dengan suhu? Apakah kalor merupakan besaran yang dimiliki oleh suatu benda
seperti suhu? Untuk menjawabnya mari simak materi mengenai kalor [ CITATION
Sar191 \l 1033 ]
Ada dua ilustrasi. Ilustrasi pertama adalah ketika memasak air dalam
panci, lalu panci tersebut tersentuh yang dirasakan adalah tangan kita merasakan
panas. Lalu ilustrasi kedua, ketika kita menggenggam sebongkah es, tangan kita
terasa dingin dan es tersebut setelah beberapa saat digenggam mencair. Mengapa?
Apa yang menyebabkan es tersebut mencair? [ CITATION Sar192 \l 1033 ]
Jawabannya adalah karena panci lebih panas dari tangan kita, maka energi
merambat memasuki tangan. Sebaliknya, energi merambat dari tangan menuju es
karena tangan kita yang lebih hangat daripada es yang dingin [ CITATION Sar192 \l
1033 ]
Berikut ini adalah analogi mengenai perbedaan kalor dan energi dalam,
yaitu analogi konsep kalor dan usaha. Usaha adalah kemampuan suatu benda
untuk melakukan kerja yang besarnya sebesar perkalian antara Gaya dan
Perpindahan. Tidak ada usaha ketika tidak ada perpindahan. Usaha tidak
dikandung oleh benda. Benda hanya melakukan usaha atau benda dikenai usaha.
Demikian hal nya dengan kalor, ketika dua buah zat atau lebih terjadi kontak
secara termal dan memiliki perbedaan suhu maka kalor menjadi ada. Sekalipun
kontak termal, namun tidak memiliki perbedaan suhu, maka kalor tidak ada. Oleh
karena itu syarat terjadinya kalor adalah memiliki perbedaan suhu. Sementara
energi mekanis seperti energi potensial analog dengan energe dalam yang
berasosiasi dengan massa inersia benda atau jumlah molekul suatu sistem
[ CITATION Sar192 \l 1033 ].
Orang pertama yang menyatakan perbedaan suhu dan kalor adalah Joseph
Black pada tahun 1760. Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda,
sedangkan kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda panas ke benda yang
lebih dingin untuk menyamakan suhunya. Sekarang anda telah mengetahui bahwa
sesungguhnya suhu itu adalah ukuran energi kinetik rata-rata partikel (berkaitan
dengan gerak partikel-partikel) dalam suatu benda. Sedangkan kalor adalah energi
yang berpindah dari suhu benda ke benda lainnya karena adanya perbedaan suhu.
Jadi kalor bukanlah jumlah energi yang dikandung dalam suatu benda, karena
begitu proses perpindahan energi berhenti, kalor tidak lagi memiliki arti
([ CITATION Mar17 \l 1033 ].
Kita dapat menyatakan perbedaan antara suhu, kalor, dan energi dalam
secara sederhana sebagai berikut. Suhu mempresentasikan energi kinetik satu
molekul zat. Energi dalam adalah ukuran energi seluruh molekul dalam zat.
Adapun kalor adalah perpindahan sebagian energi dalam dari suatu zat ke zat lain
karena adanya perbedaan suhu [ CITATION Mar17 \l 1033 ].
4. Kalor Jenis
Ada beberapa jenis makanan yang tetap panas dibandingkan yang lainnya.
Misalnya ketika memanggang brownis. Ketika kita mengangkat brownis yang
masih berada di loyang alumunium dari oven/pemanggang kita rasakan bahwa
Loyang dan brownis masih sama-sama panas. Setelah didiamkan beberapa saat,
ternyata Loyang alumunium lebih cepat dingin sedangkan brownis masih hangat.
Contoh lain ketika kita memesan pizza dan pizza itu datang, ternyata roti pizza
lebuh cepat dingin bila dibandingkan dengan keju mozzarella di topingnya. Hal
ini menunjukkan ternyata zat yang berbeda memiliki kapasitas/kemampuan
menyimpan energi dalam yang berbeda, terbukti dari kedua contoh di atas
[ CITATION Sar192 \l 1033 ].
Lalu ketika kita memanaskan satu ember kecil air pada suhu ruang di atas
kompor, ternyata untuk mendidih diperlukan waktu lima menit. Sedangkan pada
kompor yang sama untuk memanaskan serbuk besi bermassa sama dengan air
tersebut, dibutuhkan waktu sekitar satu menit untuk mencapai suhu seratus derajat
Celcius [ CITATION Sar192 \l 1033 ].
Secara matematis dapat kita tuliskan hubungan antara kalor jenis (c),
jumlah energi yang ditransfer (Q), massa suatu zat (m) dan perubahan temperature
(∆ T ¿ sebagao berikut:
Q
c=
m∆T
[ CITATION
Sar192 \l 1033 ] Suatu zat
yang memiliki kalor jenis yang tinggi dibanding zat lain artinya bahwa
memerlukan transfer energi yang jauh lebih besar bila kita mau menaikkan
temperature yang sama pada massa yang sama. Dari definisi tersebut kita dapat
menghitung jumlah energi yang ditransfer ke dalam suatu sistem sampel yang
bermassa m untuk mengubah temperature sebesar ∆ T sebagai:
Q= m.c. ∆ T
[ CITATION Sar192 \l 1033 ] Q adalah jumlah energi yang ditransfer ke dalam suatu
sistem sampel, m adalah massa sistem sampel (massa zat) satuannya adalah Kg, c
adalah kalor jenis dari sistem sampel (kalor jenis zat), ∆ T adalah perubahan
temperature sistem sampel yang satuannya adalah Kelvin. Satuan kalor dalam SI
adalah joule, dimana:
1 kal = 4,814 J
Berikut ini adalah table Kalor Jenis untuk setiap zat pada 25°C dan tekanan 1 atm.
5. Asas Black
Ketika kita ingin mendinginkan secangkir kopi panas, kita menuangkan air
dingin ke dalam air panas tersebut dan mengaduknya agar tercampur rata. Lalu
setelah kesetimbangan termal tercapai, kita memperoleh air hangat, yang suhunya
diantara air panas dan air dingin [ CITATION Mar17 \l 1033 ].
Qlepas =Qterima
6. Kalorimetri
C. Perpindahan Kalor
[ CITATION Mar17 \l 1033 ] Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke
benda yang suhunya rendah. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu:
a) Konduksi
Dalam kehidupan sehari-hari bahan logam yang sangat mudah
menghantarkan panas dipilih sebagai alat masak. Pada proses memasak,
energi panas dirambatkan oleh panci yang terbuat dari logam yang
biasanya alumunium, sehingga makanan di panci tersebut dapat matang
dengan sempurna dan cepat [ CITATION Sar192 \l 1033 ]. Proses perpindahan
kalor tanpa disertai perpindahan partikel dinamakan Konduksi [ CITATION
Mar17 \l 1033 ]. Juga konduksi kalor adalah perambatan kalor
memanfaatkan tumbukan antar molekul di dalam zat (terutama zat padat)
[ CITATION Sar192 \l 1033 ].
Semakin besar nilai konduktivitas termal, maka energi atau kalor akan
mudah dirambatkan dibandingkan dengan bahan yang memiliki
konduktivitas termal yang rendah [ CITATION Sar192 \l 1033 ].
Cepat lambat konduksi termal bergantung pada sifat dari zat yang
dipanaskan. Contoh gagang panci yang dibuat dari kayu, plastik, dsb agar
kita nyaman ketika memasak. Berdasarkan kemampuan menghantarkan
kalor, ada yang namanya konduktor yaitu bahan yang mudah
menghantarkan panas seperti logam-logam, dll. Ada pula yang namanya
isolator, yaitu konduktor yang buruk, bahan yang buruk dalam
merambatkan kalor seperti wol, kayu, plastik, dsb [ CITATION Sar192 \l
1033 ].
Q
P = ∆T
Di mana transfer energi ini berbanding lurus dengan luas penampang dan
perbedaan temperature ∆ T =T C -T h, dan berbanding terbalik dengan
ketebalan sebagaimana dituliskan dalam persamaan berikut:
Q ∆T
P = ∆T ∝ A ∆ X
b) Konveksi
Suatu saat anda menghangatkan tubuh dengan berdiam di depan
api unggun atau tungku. Lalu anda menempatkan tangan anda di atas
perapian. Pada situasi ini, udara yang berada langsung di atas api,
dipanaskan, dan mengembang. Sebagai hasilnya, kerapatan udara
menurun, dan kemudian udara naik ke atas. Yang berperan
menghangatkan tangan anda adalah udara panas ini. Energi yang ditranfer
karena pergerakan dari suatu zat yang panas, dapat dikatakan energi
tersebut ditransfer dengan cara konveksi [ CITATION Sar192 \l 1033 ].
Q
=hA ∆ T
t
Dengan h adalah koefisien konveksi yang nilainya bergantung pada bentuk
dan kedudukan permukaan, yaitu tegak, miring, mendatar, menghadap ke
bawah, atau menghadap ke atas. Nilai h diperoleh secara percobaan
[ CITATION Mar17 \l 1033 ].
c) Radiasi
Bagaimanakah energi kalor dari matahari dapat melalui atmosfer
bumi dan menghangatkan bumi? Udara yang terdapat di atmosfer
tergolong konduktor yang buruk sehingga kalor dari matahari tidak dapat
melalui atmosfer secara konduksi. Konveksi harus selalu diawali dengan
pemanasan bumi terlebih dahulu oleh karena itu kalor dari matahari juga
tidak dapat sampai ke bumi melalui konveksi. Selain itu, tidak mungkin
terjadi perpindahan kalor konduksi dan konveksi melalui ruang hampa
yang terdapat diantara atmosfer bumi dan matahari. Bagaimanakah proses
perpindahan kalor dalam peristiwa ini? [ CITATION Mar17 \l 1033 ].
melalui ruang hampa udara kalor dari matahari dapat sampai ke
bumi tanpa zat perantara (medium). Perpindahan kalor seperti ini disebut
radiasi. Energi kalor dibawa dalam bentuk energi elektromagnetik, oleh
karena itu dapat terjadi perpindahan kalor melalui ruang hampa. Jadi
radiasi atau pancaran adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk
gelombang elektromagnetik[ CITATION Mar17 \l 1033 ].
a) Penyerap Kalor Radiasi yang Baik dan Buruk
Beberapa permukaan zat menyerap kalor radiasi lebih baik
daripada permukaan zat lainnya. Permukaaan yang hitam dan kusam
adalah penyerap dan pemancar kalor radiasi yang baik, oleh karena itu
di siang hari baju hitam kusam terasa lebih panas daripada baju putih
mengkilap dan pada malam hari terasa lebih dingin ketika
menggunakan baju hitam kusam daripada baju putih mengkilap.
Sedangkan permukaan putih dan mengkilap adalah penyerap dan
pemancar kalor yang buruk, sehingga ketika di siang hari terasa lebih
dingin ketika menggunakan baju putih berkilap daripada menggunakan
baju hitam kusam dan ketika malam hari terasa lebih hangat
dibandingkan menggunakan baju hitam kusam [ CITATION Mar17 \l 1033
]
Suhu kopi atau teh panas akan bertahan lebih lama dalam suatu
cangkir yang permukaan dalamnya mengilap daripada yang permukaan
dalamnya gelap. Aplikasi lain yaitu permukaan dalam pada termos
selalu diberi lapisan perak mengilap. Banyak bangunan yang dicat
dengan warna terang (misalnya putih). Pada musim panas terasa lebih
dingin karena banyak memantulkan kalor radiasi yang mengenainya.
Cat terang sekaligus juga pemancar kalor radiasi yang buruk, sehingga
lebih mempertahankan energi dalamnya pada musim dingin, dan
bangunan terasa lebih hangat [ CITATION Mar17 \l 1033 ].
b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Kalor Radiasi
Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang dipancarkan
benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya total itu
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Lima tahun
kemudian, Ludwig Boltzmann menurunkan hubungan yang sama.
Persamaan yang didapat dari hubungan ini disebut Hukum Stefan-
Boltzmann, yang berbunyi: energi yang dipancarkan oleh suatu
Q
permukaan hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu ( )
t
sebanding dengan luas permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat
empat suhu mutlak permukaan itu (T⁴) [ CITATION Mar17 \l 1033 ].
Q
=σA T ⁴
t
Daya Radiasi
Q
=e σA T ⁴
t
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, M. (2017). Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Cimahi: PT. Gelora Aksara Pratama.
Sari, I. M., Ramalis, T. R., & dkk. (2019). Suhu & Kalor. Bandung.