Pembimbing Akademik:
Disusun Oleh:
1. Aziz Muhammad Yusuf
2. Marliana Aulia Sari
3. Sindy Katarani Rose
4. Sisti Anggraeni
5. Tri Anggraini
S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karuniaNya itulah penyusunan laporan
Asuhan Keperawatan ini dapat disesuaikan dengan rencana.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak.Oleh karena
itulah, Penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat Ibu Ns. Rita
Sari, M.Kep. sebagai dosen mata kuliah Keperawatan Dasar semester 2, dan sebagai
dosen pembimbing Kuliah Praktik Klinik sehingga terselesaikannya laporan Asuhan
Keperawatan ini mengenai kasus pada Tn. D dengan penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) berhubungan dengan “Kekurangan Cairan dan Elektrolit”.
Kelompok kami menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.Atas perhatian dan tanggapan dari pembaca kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang......................................................................1
B.Tujuan....................................................................................1
A.Pengertian..............................................................................3
B.Etiologi..................................................................................4
C.Patofisiologi...........................................................................7
D.Pengkajian.............................................................................7
E.Diagnosa Keperawatan........................................................10
F.Rencana Keperawatan..........................................................10
BAB III TINJAUAN KASUS
I.Data Dasar.............................................................................12
II.Riwayar Kesehatan..............................................................12
III.Pengkajian Fisik.................................................................18
IV.Pemeriksaan Penunjang......................................................22
V.Penatalaksanaan...................................................................22
VI.Data Fokus.........................................................................22
VII.Analisa Data......................................................................23
X. Implementasi......................................................................25
X.Catatan Perkembangan........................................................28
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular
yang dipengaruhi oleh perilaku dan lingkungan, yang disebabkan oleh virus
dengue yaitu melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, karena
sebagian besar penderita mengalami kematian.
Dari informasi yang kami dapatkan bahwa di Provinsi Lampung angka
penularan dan penyakit DBD masih sangat tinggi, khususnya di Kabupaten
Pringsewu. Pada tahun 2019 penderita DBD bertambah, tercatat 215 warga
terserang penyakit ini. Semula penderita berjumlah 180 kasus DBD dan hingga
31 Januari 2019 ada 215 orang terkena penyakit DBD (Purhadi.2019).
Bedasarkan data dan laporan dari rumah sakit ke dinas, ada 35 orang
yang terserang DBD. Diantaranya, RSUD Pringsewu merawat 6 orang pasien
DBD, kemudian Rumah Sakit Mitra Husada merawat 29 pasien DBD. “adapun
waga terserang DBD tidak semuanya warga Pringsewu, sebagian diantaranya
berasal dar luar daerah Pringsewu.” Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Pringsewu.
Dan sebagian besar penderita DBD dirawat di rumah sakit, salah satunya
yaitu RS. Mitra Husada Pringsewu. Pada kuliah praktik klinik (KPK) kami di
RS Mitra Husada, kami menemukan 4 pasien DBD yang dirawat di ruang
Mawar, oleh karena itu kami melakukan pengkajian pada pasien DBD tersebut.
Setelah kami melakukan pengkajian keperawatan yang kami dapatkan adalah
pasien kekurangan cairan dan elektrolit oleh karena itu kami akan melakiukan
asuhan keperawatan tentang pemenuhan kebutuhan cairan pasien..
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit pada pasien DBD.
1
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsrikan hasil pengkajian keperawatan masalah pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit pasien.
b. Mendeskripsikan hasil diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
dengan dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
c. Mendeskripsikan intervensi keperawatan pada pasien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan pada pasien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
f. Mendeskripsikan hasil analisa tindakan keperawatan pada pasien dengan
masalah pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
BAB II
LANDASAN TEORI
2
A. Pengertian
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H, 2008).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan (Tarwoto & Wartonah, 2004).
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air
tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan
osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan
eksternal dan cairan internal. Sedangkan Elektrolit adalah substansi yang
menyebabkan ion kation (+) dan anion (-).
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan
berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 –
2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.
Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500
ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit
ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
Fungsi Cairan menurut Tarwoto & Wartonah, 2010,yaitu:
Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
Transport nutrient ke sel
Transport hasil sisa metabolism
Transport hormone
Pelumas antar organ
Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
1. Komposisi Cairan Utama
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
a. Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh
tubuh (Abdul H, 2008). Cairan ini menyusun sekitar 70% dari total cairan
tubuh (total body water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya
aktivitas kimia sel (Taylor, 1989). Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar
40% berat tubuh atau ⅔ dari TBW, contoh: pria dewasa 70kg CIS 25liter.
Sedangkan pada bayi 50% cairan tubuhnya adalah cairan intraseluler.
b. Cairan Ekstraseluler (CES)
3
Cairan Exstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan
menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. Pada orang dewasa CES
menyusun sekitar 20% berat tubuh (Price & Wilson, 1986).
B. Etiologi
a) Penurunan masukkan.
c) Perdarahan
1. Umur
4
2. Iklim
3. Diet
4. Stress
5. Kondisi Sakit
5
oleh tractus gastrointestinal. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute
(proses) yaitu :
Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui
tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.
Dalam kondisi normal outputurine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam,
atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang
sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,
bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan
menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam
tubuh.
Keringat
Feces
C. Patofisiologi
a. Hipovolemia
6
seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan
kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan
interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan
ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan
pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan
asupancairan , perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat
cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula
dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi
intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium,
atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan
dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia,
mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung jenis
kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai ketidak seimbangan asam basa,
osmolar/elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok
hipovolemik. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah
dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan
frekwensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa
haus, pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron.
Kondisi hipovolemia yang lama menimbulkan gagal ginjal akut.
D. Pengkajian
1) Riwayat Kesehatan
2) Pengukuran Klinik
7
d. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau
pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan yang
berhubungan dengan berat badan :
Ringan : ± 2%
Sedang : ± 5%
Berat : ±10%
e. Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan
tekanan darah serta tingkat kesadaran.
Asupan cairan
f. Asupan cairan meliputi:
Cairan oral : NGT dan oral
Cairan parental : termasuk obat-obat intravena
Makanan yang cenderung mengandung air
3) Pengukuran keluaran cairan
Urin: volume, kejernihan/kepekatan
Feses : jumlah dan konsistensi
Muntah
IWL
4) Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc.
1. Pemeriksaan Fisik
Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan,
kelemahan otot, tetani dan sensasi rasa.
Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin dan bunyi jantung.
Mata : cekung, air mata kering.
Neurology : reflek, gangguan motorik dan sensorik,tingkat
kesadaran.
Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-muntah.
8
5) Pemeriksaan Laboratorium dan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb)
hematrokit (Ht).
Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik : adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
o Data Subjektif
a. Kaji batasan karakteristik.
(1) Asupan cairan (jumlah dan jenis)
(2) Kulit (kering dan turgor)
(3) Penurunan berat badan (jumlah dan lamanya)
(4) Haluaran urine (berkurang dan meningkat)
b. Kaji faktor-faktor yang berhubungan
1) Diabetes mellitus (diagnosa dan riwayat keluarga/diabetes insipidus)
2) Penyakit jantung
3) Penyakit ginjal
4) Gangguan atau bedah gastrointestinal
5) Penggunaan alcohol
6) Pengobatan : laksatif/enema, diuretic dan efek samping yang
mengiritasi saluran pencernaan (antibiotika dan kemoterapi)
7) Alergi (makanan dan susu)
8) Panas tinggi/kelembaban
9) Olahraga yang terlalu banyak mengeluarkan keringat
10) Depresi
11) Nyeri
o Data Objektif:
9
Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare, drainase
intestinal.
Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder terhadap
demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan cairan & elektrolit b.d Input dan output yang tidak adekuat
F. Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan
No Tanggal Intervensi Rasional
dan Data (SMART)
Penunjang
10
kulit baik, peroral
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA DASAR
A. Identitas Pasien
1. Nama (inisial klien) : Tn. D
2. Usia : 29 Th
3. Status Perkawinan : Menikah
4. Pekerjaan : Karyawan Swasta
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : Diploma IV
7. Suku : Jawa
8. Bahasa yang digunakan : Indonesia
9. Alamat rumah : Purwosari, Gadingrejo
10. Sumber biaya : BPJS
11. Tanggal masuk RS : 13-05-2019
12. Diagnosa medis saat pengkajia : DBD
B. Sumber Informasi
1. Nama : Ny. T
11
2. Umur : 26 Th
3. Hubungan dengan klien : Istri
4. Pendidikan : Diploma III
5. Pekerjaan : Bidan
6. Alamat : Purwosari, Gadingrejo
Genogram
E.
Keterangan: = Klien
B
12
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal bersama
F. Riwayat Psikologis Spiritual
Konsep diri
- Gambaran diri : Klien merasa sakitnya adalah cobaan dari
Allah SWT.
- Peran : Kepala keluarga, anak
- Harga diri : Klien merasa tidak malu dengan
keadaannya sekarang.
- Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan beraktivitas
dengan normal.
- Identitas : Klien adalah seorang karyawan swasta
Suport sistem : Perawat dan keluarga memberikan
support kepada klien untuk semangat dan
berusaha untuk sembuh.
Komunikasi
- Sebelum sakit : Komunikasi klien baik dengan keluarga,
tetangga, kerabat, dan orang lain
disekitarnya.
- Saat sakit : Komunikasi klien terhadap semua orang
masih baik, namun klien banyak diam dan
beristiraha, dan kondisinya masih sedikit
lemas.
13
Bahaya : Rumah klien dekat dengan jalan raya, jadi
bahaya kecelakaan sangat besar.
2. Pekerjaan
Kebersiahan : Tempat kerja klien bersih
Polusi : Tempat kerja klien sedikit terdapat polusi.
Bahaya : Tempat kerja klien bahaya dan rawan
penyebaran penyakit, dikarenakan banyak
terdapat orang di tempat tersebut.
b. Pola cairan
Asupan cairan : ( * ) Oral
( ) Enternal
( ) Parental
2. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 6 x/hari
Waktu : 24 jam
Jumlah : 1500 cc/hari
Warna : Kuning
Bau : Khas
b. BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Waktu : 24 Jam
Warna : Kuning
Bau : Khas
Konsistensi : Normal
Keluhan : Klien mengatakan BAB kurang lancar
c. IWL
14
Diketahui : BB : 60 Kg
IWL =
d. Balance cairan :
-CM : Cairan masuk
Infus : 1.800 cc
Injeksi : 10 cc
Minum : 1.000 cc
Makan : 15 cc
CM : 2.825 cc
15
(*) Sering/mudah terbangun, karena di dalam ruang bangsal terdapat
klien lain yang mendengkur.
(*) Merasa tidak puas setelah tidur, karena saat tidur klien sering
terbangun.
5. Pola Aktivitas Dan Latihan
Jenis pekerjaan : Karyawan swasta
Waktu bekerja : 12 jam
Kegiatan waktu luang : Tanggal merah dan hari minggu
Keluhan dalam aktivitas : Kelelahan
Olahraga
- Jenis : Joging
- Frekuensi : 1 x/hari
6. Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Merokok : ( ) Ya (*) Tidak
b. Minuman keras : ( ) Ya (*) Tidak
c. Ketergantungan obat : ( ) Ya (*) Tidak
b. Mata
- Posisi mata (*) Simetris ( ) Asimetris
- Kelopak mata ( ) Normal ( ) Ptosis
( ) Lagopthalmus
- Pergerakan bola mata (*) Normal ( ) Abnormal
- Konjungtiva ( ) Normal/merah muda
(*) Anemis
( ) Pendarahan
- Sklera (*) Ikterik ( ) Anitrerik
- Pupil ( ) Isokor ( ) Anisakor
( ) Midriasis (*) Miosis
- Oto-otot mata (*) Tidak ada kelainan
( ) Juling
- Fungsi penglihatan (*) Normal ( ) Kabur
( ) Diplopia ( ) Exopthal
c. Mulut
16
1) Rongga Mulut
- Bau mulut (*) Ya ( ) Tidak
- Radang mukosa ( ) Ya (*) Tidak
- Labio/plato schisis ( ) Ya ( ) Tidak
2) Gigi geligi
- Karang/karies gigi (*) Ya ( ) Tidak
- Gigi yang tanggal ( ) Ya (*) Tidak
- Gigi palsu ( ) Ya (*) Tidak
- Gigi givitis ( ) Ya (*) Tidak
3) Lidah
- Keadaan lidah (*) Bersih ( ) Kotor
- Tepi lidah (*) merah muda ( ) Hipertermik
4) Tolsil
- Peradangan tonsil ( ) Ya (*) Tidak
5) Faring
- Peradangan faring (*) Ya ( ) Tidak
d. Pernafasan
1) Jalan nafas ( ) Ada sumbatan (*) Bersih
2) Karakteristik sumbatan ( ) Sputum ( ) Lendir
(*) Ludah ( ) Darah
3) Pernafasan ( ) Sesak
(*) Dengan aktivitas
( ) Tanpa aktivitas
4) Menggunakan otot-otot bantu ( ) Ya (*) Tidak
5) Frekuensi pernafasan 18 x/menit
6) Irama pernafasan (*) Teratur ( ) Tidak teratur
7) Kedalaman (*) Dalam ( ) Dangkal
8) Batuk ( ) Ya (*) Tidak
9) Sputum ( *) Putih
( ) Hijau
( ) Kuning
10) Konsistensi sputum (*) Kental ( ) Encer
11) Suara nafas (*) Normal
( ) Ronchi
( ) Whezzing
( ) Rales
e. Jantung
1) Sirkulasi perifer
a. Nadi 88 x/menit
- Irama (*) Teratur ( ) Tidak teratur
- Denyut ( ) Lemah (* ) Kuat
b. Tekanan darah 114/65 mm/Hg
c. Temperatur kulit ( *) Hangat ( ) Dingin
d. Warna kulit ( ) Normal
(*) Pucat
( ) Sianosis
2) Sirkulasi jantung
17
- Frekuensi denyut apical 88 x/menit
- Irama ( *) Teratur ( ) Tidak teratur
- Nyeri dada ( ) Ya (*) Tidak
f. Pencernaan
1) Riwayat muntah
Isi (*) Makanan (*) Cairan
( ) Darah
Warna (*) sesuai warna makana
( ) Kehijauan
( ) Hitam
Mual (*) Ya ( ) Tidak
Nafsu makan ( ) Baik (*) Kurang
Rasa penuh perut (*) Ya () Tidak
2) Abdomen
Inpeksi : warna tubuh sawo matang
Perkusi : tidak ada kembung
Palpasi : turgor kulit buruk
Aukultasi : terdengar suara denyut jantung 88x/mnt
Bising usus : 8x/menit
3) Kebiasaan BAB 1 x setelah 3 hari sakit
4) Diare ( ) Ya (*) Tidak
5) Warna feses ( ) Kuning (*) Cokelat
( ) Hitam ( ) Dempul
( ) Putih seperti cairan beras
6) Konsistensi feses (*) Setengah padat
( ) Terdapat lendir
( ) Tidak ada kelainan
g. Perkemihan
1) BAK
Pola rutin 6 x/hari (*) Terkontrol
( ) Tidak terkontrol
Jumlah urin 1500 cc/24 jam
Warna (*) Kuning ( )
Cokelat ( ) Merah ( )
Putih
Distensi kandung kemih ( ) Ya (*) Tidak
Perubahan pola berkemih ( ) Retensi (*) Tidak
lampias
Keluhan sakit pinggang ( ) Ya (*) Tidak
h. Integument
Turgor kulit ( ) Elastis baik (*) Buruk
Warna kulit ( ) Kemerahan ( ) Sionasis
(*) Pucat
18
Kondisi kulit (*) Baik
( ) Terdapat ulkus
( ) Ada lesi
( ) Ada bercak-bercak merah
( ) Petechie
( ) Memar
( ) Gatal-gatal
( ) Dekubitus
i. Musculoskeletal
Tonus otot (*) Kelemahan (flasiditas)
( ) Spasitisitas
Struktu tulang (*) Normal ( ) Abnormlaitas
Kesulitan gerak ( ) Ya (*) Tidak
Kemampuan melakukan ROM (* ) Baik ( ) Lemah
( ) Hanya satu sisi
Nyeri sendi (* ) Ya ( ) Tidak
j. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit
Lama tidur : 8 jam/hari
Waktu
-siang : - jam
-malam : 6 jam
Saat sakit
Lama tidur : 8 jam/hari
Waktu
-siang : 2 jam
-malam : 6 jam
Kebiasaan sebelum tidur
Kegiatan lain : Bermain hp sebelum tidur
19
Pemeriksaan darah trombosit 71.000/ul, Hb: 14,5 g/dL, leukosit 1.600/ul,
eritrosit 4.910.000, hematokrit 29,8 %.
V. PENATALAKSANAA
Penatalaksanaan medis
Terapi obat
- Infuse RL 20 tetes/menit
- Paracetamole (injeksi) 2 x 5 cc : 10 cc
- Omeprazol 10 cc
- Paratidin 1 A
- Dunperidon
Penatalaksanaan keperawatan
- Anjurkan minum 8 gelas/hari
- Istirahat cukup
- Asupan makan yang baik
VI. DATA FOKUS
Data Subjektif:
1. Klien mengatakan demam sejak dua hari yang lalu
2. Klien mengatakan mual dan muntah
3. Klien mengatakan susah tidur
4. Klien mengatakan nyeri sendi
Data Objektif
Normal
1. trombosit 71.000/ul 170.000-380.000/ul
2. Hb: 14,5 g/dL 13-18g/dL
3. Leukosit 1.600/ul 3.200-10.000/ul
4. Eritrosit 4.910.000 4.4000.000-5.6000.000
5. Hematokrit 29,8 % 40%-50%
0
6. Suhu 37,2 C 36-370C
7. TD 114/65 mm/Hg
8. R: 18 x/menit
9. Nadi 88 x/menit
10. Turgor kulit tidak elastis
11. Membran mukosa kering
20
VII. ANALISIS DATA
1. Kekurangan cairan & elektrolit b.d Input dan output yang tidak adekuat
dan peningkatan sushu tubuh.
21
Diagnosa
Keperawatan Tujuan
No Tanggal Intervensi Rasional
dan Data (SMART)
Penunjang
IX. IMPLEMENTASI
No Masalah/
Hari/tanggal Waktu Tindakan Paraf
Dx problem
22
n cairan & Ringer Laktat 20gtt/m
14.10 WIB
elektrolit
3.Berkolaborasi
16.00 WIB memberikan makan dan
menganjurkan banyak
19.20 WIB
minum
4.Berkolaborasi dengan
dokter pemberian obat
melalui injeksi dan oral
PCT 3x500mg
Omeprazole 10 cc
Dunperidon 1 tablet
H:
- klien pucat
-klien mengatakan mulut
terasa pahit
-klien lemas
R:
- kooperatif
3.Melakukan kolaborasi
18.00 WIB
19.00 WIB pemberikan makanan
kepada klien
4.Memberikan cairan
Ringer Laktat 500 cc
6.Memberikan obat
melalui injeksi dan oral
7.Mengobservasi intake
23
dan output klien
H:
-membran mukosa kering
-Kulit tidak elastis
R:
-kooperatif
24
X. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi
Waktu
S : 37,20C
Omeprazole 10 cc
Dunperidon 1tablet P: Lanjutkan intervensi
kolaborasi dengan ahli
gizi
25
3.Melakukan TD: 110/90 mmhg
16.40 WIB kolaborasi pemberikan
makanan kepada klien. R : 20x/menit
18.00 WIB
4.Memberikan cairan N : 72x/menit
Ringer Laktat 500 cc S : 36.60C
19.00 WIB
5.Memeriksa TTV A: Mual saat makan,
klien sehingga makan tidak
6.Memberikan obat dihabiskan.
melalui injeksi dan
oral P:Lanjutkan intervensi
7.Mengobservasi
intake dan output klien
6.Memeriksa TTV
klien
26
DAFTAR PUSTAKA
Huda Nurafif Amin, Hardi Kusuma. 2015. NANDA NIC NOC Jilid 1.
Yogyakarta; Medi Action
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol 2 Edisi 4.
Jakarta; EGC
STIKes Muhammadiyah Pringsewu. 2019. Buku Panduan Kuliah Praktik
Klinik (KPK) Keperawatan Dasar II. Pringsewu; STIKes Muhammadiyah
Pringsewu.
https://radarlampung.co.id/2019/02/07/penderita-dbd-di -pringsewu-capai-215-
orang/
https://www.saibumi.com/artikel-62079-januari-dinkes-pringsewu-catat-25
pasien-dbd.html
27