Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Kuliah Praktik Klinik (KPK)

Pembimbing Akademik:

Ns. Rita Sari, M. Kep

Disusun Oleh:
1. Aziz Muhammad Yusuf
2. Marliana Aulia Sari
3. Sindy Katarani Rose
4. Sisti Anggraeni
5. Tri Anggraini

S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karuniaNya itulah penyusunan laporan
Asuhan Keperawatan ini dapat disesuaikan dengan rencana.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak.Oleh karena
itulah, Penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat Ibu Ns. Rita
Sari, M.Kep. sebagai dosen mata kuliah Keperawatan Dasar semester 2, dan sebagai
dosen pembimbing Kuliah Praktik Klinik sehingga terselesaikannya laporan Asuhan
Keperawatan ini mengenai kasus pada Tn. D dengan penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) berhubungan dengan “Kekurangan Cairan dan Elektrolit”.

Kelompok kami menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.Atas perhatian dan tanggapan dari pembaca kami ucapkan terima kasih.

Pringsewu,15 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang......................................................................1

B.Tujuan....................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI

A.Pengertian..............................................................................3
B.Etiologi..................................................................................4
C.Patofisiologi...........................................................................7
D.Pengkajian.............................................................................7
E.Diagnosa Keperawatan........................................................10
F.Rencana Keperawatan..........................................................10
BAB III TINJAUAN KASUS

I.Data Dasar.............................................................................12

II.Riwayar Kesehatan..............................................................12

III.Pengkajian Fisik.................................................................18

IV.Pemeriksaan Penunjang......................................................22

V.Penatalaksanaan...................................................................22

VI.Data Fokus.........................................................................22

VII.Analisa Data......................................................................23

VIII.Diagnosa Keperawatan Sesuai dengan Prioritas.............23

IX.Rencana Tindakan Keperawatan........................................24

X. Implementasi......................................................................25

X.Catatan Perkembangan........................................................28

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular
yang dipengaruhi oleh perilaku dan lingkungan, yang disebabkan oleh virus
dengue yaitu melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, karena
sebagian besar penderita mengalami kematian.
Dari informasi yang kami dapatkan bahwa di Provinsi Lampung angka
penularan dan penyakit DBD masih sangat tinggi, khususnya di Kabupaten
Pringsewu. Pada tahun 2019 penderita DBD bertambah, tercatat 215 warga
terserang penyakit ini. Semula penderita berjumlah 180 kasus DBD dan hingga
31 Januari 2019 ada 215 orang terkena penyakit DBD (Purhadi.2019).
Bedasarkan data dan laporan dari rumah sakit ke dinas, ada 35 orang
yang terserang DBD. Diantaranya, RSUD Pringsewu merawat 6 orang pasien
DBD, kemudian Rumah Sakit Mitra Husada merawat 29 pasien DBD. “adapun
waga terserang DBD tidak semuanya warga Pringsewu, sebagian diantaranya
berasal dar luar daerah Pringsewu.” Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Pringsewu.
Dan sebagian besar penderita DBD dirawat di rumah sakit, salah satunya
yaitu RS. Mitra Husada Pringsewu. Pada kuliah praktik klinik (KPK) kami di
RS Mitra Husada, kami menemukan 4 pasien DBD yang dirawat di ruang
Mawar, oleh karena itu kami melakukan pengkajian pada pasien DBD tersebut.
Setelah kami melakukan pengkajian keperawatan yang kami dapatkan adalah
pasien kekurangan cairan dan elektrolit oleh karena itu kami akan melakiukan
asuhan keperawatan tentang pemenuhan kebutuhan cairan pasien..

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit pada pasien DBD.

1
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsrikan hasil pengkajian keperawatan masalah pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit pasien.
b. Mendeskripsikan hasil diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
dengan dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
c. Mendeskripsikan intervensi keperawatan pada pasien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan pada pasien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
f. Mendeskripsikan hasil analisa tindakan keperawatan pada pasien dengan
masalah pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.

BAB II

LANDASAN TEORI

2
A. Pengertian
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H, 2008).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan (Tarwoto & Wartonah, 2004).
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air
tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan
osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan
eksternal dan cairan internal. Sedangkan Elektrolit adalah substansi yang
menyebabkan ion kation (+) dan anion (-).
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan
berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 –
2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.
Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500
ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit
ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
Fungsi Cairan menurut Tarwoto & Wartonah, 2010,yaitu:
 Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
 Transport nutrient ke sel
 Transport hasil sisa metabolism
 Transport hormone
 Pelumas antar organ
 Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
1. Komposisi Cairan Utama
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
a. Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh
tubuh (Abdul H, 2008). Cairan ini menyusun sekitar 70% dari total cairan
tubuh (total body water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya
aktivitas kimia sel (Taylor, 1989). Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar
40% berat tubuh atau ⅔ dari TBW, contoh: pria dewasa 70kg CIS 25liter.
Sedangkan pada bayi 50% cairan tubuhnya adalah cairan intraseluler.
b. Cairan Ekstraseluler (CES)

3
Cairan Exstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan
menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. Pada orang dewasa CES
menyusun sekitar 20% berat tubuh (Price & Wilson, 1986).

Gangguan Volume Cairan


1. Hipovolemia (Kekurangan Volume cairan)
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang
pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal
sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama (Brunner & suddarth,
2002), pengertian hipovolemia yaitu sebagai berikut :
a. Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES).
b. Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES).
c. Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES).

B. Etiologi

Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :

a) Penurunan masukkan.

b) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal


abnormal, dll.

c) Perdarahan

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit


tubuh antara lain :

1. Umur

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena


usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan
berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi
ginjal atau jantung.

4
2. Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan


kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan
tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.

3. Diet

Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit.


Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein
dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan
menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

4. Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan


pemecahan glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium
dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan
volume darah.

5. Kondisi Sakit

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan


cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :

 Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air


melalui IWL.

 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses


Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran.

 Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami


gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan
untuk memenuhinya secara mandiri.

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus.


Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus
berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai
respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan
penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri.
Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi

5
oleh tractus gastrointestinal. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute
(proses) yaitu :

 Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui
tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.
Dalam kondisi normal outputurine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam,
atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang
sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,
bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan
menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam
tubuh.

 IWL (Invisible Water Loss)

IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan


mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan
tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi
bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
meningkat.

 Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh


yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan
impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

 Feces

Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL


per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa
usus besar (kolon).

C. Patofisiologi

a. Hipovolemia

Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan


elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi

6
seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan
kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan
interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan
ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan
pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan
asupancairan , perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat
cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula
dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi
intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium,
atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan
dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.

 Manifestasi klinis

Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia,
mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung jenis
kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai ketidak seimbangan asam basa,
osmolar/elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok
hipovolemik. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah
dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan
frekwensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa
haus, pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron.
Kondisi hipovolemia yang lama menimbulkan gagal ginjal akut.

D. Pengkajian

1) Riwayat Kesehatan

 Asupan cairan dan makanan (oral dan Parental).

 Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

 Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan


elektrolit.

 Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status


cairan.

 Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).

 Faktor psikologis (perilaku emosional).

2) Pengukuran Klinik

7
d. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau
pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan yang
berhubungan dengan berat badan :
 Ringan : ± 2%
 Sedang : ± 5%
 Berat : ±10%
e. Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan
tekanan darah serta tingkat kesadaran.
Asupan cairan
f. Asupan cairan meliputi:
 Cairan oral : NGT dan oral
 Cairan parental : termasuk obat-obat intravena
 Makanan yang cenderung mengandung air
3) Pengukuran keluaran cairan
 Urin: volume, kejernihan/kepekatan
 Feses : jumlah dan konsistensi
 Muntah
 IWL
4) Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc.
1. Pemeriksaan Fisik
 Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan,
kelemahan otot, tetani dan sensasi rasa.
 Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin dan bunyi jantung.
 Mata : cekung, air mata kering.
 Neurology : reflek, gangguan motorik dan sensorik,tingkat
kesadaran.
 Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-muntah.

8
5) Pemeriksaan Laboratorium dan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb)
hematrokit (Ht).
Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik : adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
o Data Subjektif
a. Kaji batasan karakteristik.
(1) Asupan cairan (jumlah dan jenis)
(2) Kulit (kering dan turgor)
(3) Penurunan berat badan (jumlah dan lamanya)
(4) Haluaran urine (berkurang dan meningkat)
b. Kaji faktor-faktor yang berhubungan
1) Diabetes mellitus (diagnosa dan riwayat keluarga/diabetes insipidus)
2) Penyakit jantung
3) Penyakit ginjal
4) Gangguan atau bedah gastrointestinal
5) Penggunaan alcohol
6) Pengobatan : laksatif/enema, diuretic dan efek samping yang
mengiritasi saluran pencernaan (antibiotika dan kemoterapi)
7) Alergi (makanan dan susu)
8) Panas tinggi/kelembaban
9) Olahraga yang terlalu banyak mengeluarkan keringat
10) Depresi
11) Nyeri
o Data Objektif:

a. Kaji batasan karakteristik

 Berat badan sekarang dan sebelum sakit


 Asupan (1-2 hari terakhir)
 Haluaran (1-2 hari terakhir)
 Tanda-tanda dehidrasi
 Kulit : mukosa bibir kering, lidah berkerut atau kering, turgor
kulit kurang elastis, warna kulit pucat atau memerah, kelembaban
kering atau diforesis, fontanel bayi cekung dan bola mata cekung.
 Haluaran urine : jumlah bervariasi sangat banyak atau sedikit,
warna kuning tua atau kuning jernih dan berat jenis naik atau
turun.
b. Kaji faktor-faktor yang berhubungan

9
 Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare, drainase
intestinal.
 Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder terhadap
demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan cairan & elektrolit b.d Input dan output yang tidak adekuat

F. Rencana Keperawatan

Diagnosa
Keperawatan Tujuan
No Tanggal Intervensi Rasional
dan Data (SMART)
Penunjang

1 13-05-2019 Kekurangan Tidak terjadi 1.kaji intek 1.Mengetahui


cairan & defisit volume dan ouput input dan
elektrolit cairan klien output klien
KH: 2.kolaborasi 2. Dapat
1.Input output pemberian meningkatkan
seimbang cairan iv jumlah cairan
2.Mempertehanka 3.monitor tubuh
n urin dan output masukan 3. Mengetahui
3.Tekanan darah, makanan,cair volume cairan
nadi, suhu tubuh an dan hitung yang masuk
dalam batas intek kalori kedalam
normal harian tubuh klien
4.Tidak ada 4. Anjurkan 4.untuk
tanda-tanda untuk minum memenuhi
dehidrasi, 1500-2000 kebutuhan
elstisitas turgor cc/hari cairan tubuh

10
kulit baik, peroral
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian Keperawatan Dasar

Ruang : Mawar (ruang 7.1)

No. Medical Record : 04-30-85

Tanggal Pengkajian :13-05-2019

Pukul : 10.20 WIB

I. DATA DASAR
A. Identitas Pasien
1. Nama (inisial klien) : Tn. D
2. Usia : 29 Th
3. Status Perkawinan : Menikah
4. Pekerjaan : Karyawan Swasta
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : Diploma IV
7. Suku : Jawa
8. Bahasa yang digunakan : Indonesia
9. Alamat rumah : Purwosari, Gadingrejo
10. Sumber biaya : BPJS
11. Tanggal masuk RS : 13-05-2019
12. Diagnosa medis saat pengkajia : DBD

B. Sumber Informasi
1. Nama : Ny. T

11
2. Umur : 26 Th
3. Hubungan dengan klien : Istri
4. Pendidikan : Diploma III
5. Pekerjaan : Bidan
6. Alamat : Purwosari, Gadingrejo

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Kesehatan Pasien Masuk RS (UGD/Poliklinik)
 Ruang : UGD
 Waktu : 10.00 WIB
 Keluhan : Demam, naik turun, mual dan muntah
 Pemeriksaan fisik : TD: 114/65, GCS: 15, N: 88 X/menit,
RR: 18, V: 37,2 0C
 Data penunjang : Laboratorium (pemeriksaan darah,
trombosit 71.000
 Penatalaksanaan : - pemasangan cairan infus RL
- pemberian Paracetamol, Ranitidine
- kompres hangat

B. Riwayat Kesehatan Saat Pengkajian / Riwayat Penyakit Sekarang


 Keluhan Utama : lemas
 Keluhan Penyerta : mual dan susah tidur

C. Riwayat Kesehatan Lalu


 Riwayat perawatan di RS : Klien mengatakan bahwa ia pernah
dirawat di rumah sakit, yaitu akibat
kecelakaan motor.
 Riwayat penyakit berat/kronis: DBD
 Riwayat pengobatan : Klien mengatakan pernah berobat untuk
penyembuhan perawatan luka.

D. Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien dan keluarga mengatakan bahwa


ayah klien menderita penyakit diabetes

Genogram

E.

Keterangan: = Klien
B
12
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal bersama
F. Riwayat Psikologis Spiritual
 Konsep diri
- Gambaran diri : Klien merasa sakitnya adalah cobaan dari
Allah SWT.
- Peran : Kepala keluarga, anak
- Harga diri : Klien merasa tidak malu dengan
keadaannya sekarang.
- Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan beraktivitas
dengan normal.
- Identitas : Klien adalah seorang karyawan swasta
 Suport sistem : Perawat dan keluarga memberikan
support kepada klien untuk semangat dan
berusaha untuk sembuh.
 Komunikasi
- Sebelum sakit : Komunikasi klien baik dengan keluarga,
tetangga, kerabat, dan orang lain
disekitarnya.
- Saat sakit : Komunikasi klien terhadap semua orang
masih baik, namun klien banyak diam dan
beristiraha, dan kondisinya masih sedikit
lemas.

 Sistem nilai kepercayaan


- Sebelum sakit : Klien rutin sholat 5 waktu
- Saat sakit : Klien sholat 5 waktu dengan duduk di
atas bad.

G. Pendidikan Pengajaran Keluarga:


 Penyakit : Klien dan keluarga mengatakan bahwa
ayah dari klien mempunyai penyakit
diabetes.
 Program penyakit : Ayah dari klien menjalani program
penyakit yaitu mengurangi makanan yang
mengandung banyak gula.
 Diet : Klien dan keluarga ( selain ayah) tidak
menjalani program diet dan makan biasa.
H. Lingkungan
1. Rumah
 Kebersihan : Rumah klien bersih dan terawat.
 Polusi : Rumah klien dekat dengan jalan raya, jadi
polusi ada di sekitar lingkungan luar
rumah klien.

13
 Bahaya : Rumah klien dekat dengan jalan raya, jadi
bahaya kecelakaan sangat besar.
2. Pekerjaan
 Kebersiahan : Tempat kerja klien bersih
 Polusi : Tempat kerja klien sedikit terdapat polusi.
 Bahaya : Tempat kerja klien bahaya dan rawan
penyebaran penyakit, dikarenakan banyak
terdapat orang di tempat tersebut.

I. Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum dan Saat Sakit


1. Pola Nutrisi Dan Cairan
a. Pola nutrisi
 Asupan : ( * ) Oral ( ) Eenteral ( ) TPN
 Frekuensi makanan : 2 x/hari
 Nafsu makan : ( ) Baik ( *) Kurang
 Diit : Air mineral
 Makanan tambahan : Roti, buahvita, madu
 Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: Buncis
 Kebiasaan makan : Roti, nasi, dan sayuran lain
 Jumlah kalori : 39 kalori
 Perubahan berat badan terakhir : ( ) Bertambah
( ) Tetap
(*) Berkurang (5 Kg)

b. Pola cairan
 Asupan cairan : ( * ) Oral
( ) Enternal
( ) Parental

2. Pola Eliminasi
a. BAK
 Frekuensi : 6 x/hari
 Waktu : 24 jam
 Jumlah : 1500 cc/hari
 Warna : Kuning
 Bau : Khas
b. BAB
 Frekuensi : 1 x/hari
 Waktu : 24 Jam
 Warna : Kuning
 Bau : Khas
 Konsistensi : Normal
 Keluhan : Klien mengatakan BAB kurang lancar

c. IWL
14
Diketahui : BB : 60 Kg

IWL =

IWL = = 37,5 cc/jam

Dalam 24 jam = 37,5 cc 24 = 900 cc

d. Balance cairan :
-CM : Cairan masuk
Infus : 1.800 cc
Injeksi : 10 cc
Minum : 1.000 cc
Makan : 15 cc
CM : 2.825 cc

-CK : Cairan keluar


Urine : 1.500 cc
Feses : 120 cc
Air metabolisme : 250 cc
Muntah : 500 cc
IWL : 900 cc
CK : 3.270 cc
Balance : CM – CK
: 2.825 cc – 3.270 cc
: - 445 cc
3. Pola Personal Hygiene
a. Mandi
 Frekuensi : 1 x/hari
b. Oral hygiene
 Frekuensi : 2 x/hari
 Waktu : 24 jam
c. Cuci rambut :
 Frekuensi : - x/hari
4. Pola Istirahat Dan Tidur
 Lama tidur : 8 jam/hari
 Waktu
- Siang : 2 jam
- Malam : 6 jam
 Kebiasaan sebelum tidur :
( ) Penggunaan obat tidur
( * ) Kegiatan lain (bermain hp)
 Kesulitan dalam hal tidur
( ) Menjelang tidur

15
(*) Sering/mudah terbangun, karena di dalam ruang bangsal terdapat
klien lain yang mendengkur.
(*) Merasa tidak puas setelah tidur, karena saat tidur klien sering
terbangun.
5. Pola Aktivitas Dan Latihan
 Jenis pekerjaan : Karyawan swasta
 Waktu bekerja : 12 jam
 Kegiatan waktu luang : Tanggal merah dan hari minggu
 Keluhan dalam aktivitas : Kelelahan
 Olahraga
- Jenis : Joging
- Frekuensi : 1 x/hari
6. Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Merokok : ( ) Ya (*) Tidak
b. Minuman keras : ( ) Ya (*) Tidak
c. Ketergantungan obat : ( ) Ya (*) Tidak

III. PENGKAJIAN FISIK


1. Pemeriksaan Umum
- Kesadaran : baik
- Tekanan darah : 114/65 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Pernafasan : 18 x/menit
- Suhu : 37,2 0C
- TB/BB : 165/60 cm/Kg
2. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Kepala dan Rambut
- Bentuk kepala (*) Normal ( ) Abnormal
- Kulit kepala (*) Bersih ( ) Kotor
( ) Ada luka/lesi ( ) Pedikulosis

b. Mata
- Posisi mata (*) Simetris ( ) Asimetris
- Kelopak mata ( ) Normal ( ) Ptosis
( ) Lagopthalmus
- Pergerakan bola mata (*) Normal ( ) Abnormal
- Konjungtiva ( ) Normal/merah muda
(*) Anemis
( ) Pendarahan
- Sklera (*) Ikterik ( ) Anitrerik
- Pupil ( ) Isokor ( ) Anisakor
( ) Midriasis (*) Miosis
- Oto-otot mata (*) Tidak ada kelainan
( ) Juling
- Fungsi penglihatan (*) Normal ( ) Kabur
( ) Diplopia ( ) Exopthal
c. Mulut
16
1) Rongga Mulut
- Bau mulut (*) Ya ( ) Tidak
- Radang mukosa ( ) Ya (*) Tidak
- Labio/plato schisis ( ) Ya ( ) Tidak
2) Gigi geligi
- Karang/karies gigi (*) Ya ( ) Tidak
- Gigi yang tanggal ( ) Ya (*) Tidak
- Gigi palsu ( ) Ya (*) Tidak
- Gigi givitis ( ) Ya (*) Tidak
3) Lidah
- Keadaan lidah (*) Bersih ( ) Kotor
- Tepi lidah (*) merah muda ( ) Hipertermik
4) Tolsil
- Peradangan tonsil ( ) Ya (*) Tidak
5) Faring
- Peradangan faring (*) Ya ( ) Tidak
d. Pernafasan
1) Jalan nafas ( ) Ada sumbatan (*) Bersih
2) Karakteristik sumbatan ( ) Sputum ( ) Lendir
(*) Ludah ( ) Darah
3) Pernafasan ( ) Sesak
(*) Dengan aktivitas
( ) Tanpa aktivitas
4) Menggunakan otot-otot bantu ( ) Ya (*) Tidak
5) Frekuensi pernafasan 18 x/menit
6) Irama pernafasan (*) Teratur ( ) Tidak teratur
7) Kedalaman (*) Dalam ( ) Dangkal
8) Batuk ( ) Ya (*) Tidak
9) Sputum ( *) Putih
( ) Hijau
( ) Kuning
10) Konsistensi sputum (*) Kental ( ) Encer
11) Suara nafas (*) Normal
( ) Ronchi
( ) Whezzing
( ) Rales
e. Jantung
1) Sirkulasi perifer
a. Nadi 88 x/menit
- Irama (*) Teratur ( ) Tidak teratur
- Denyut ( ) Lemah (* ) Kuat
b. Tekanan darah 114/65 mm/Hg
c. Temperatur kulit ( *) Hangat ( ) Dingin
d. Warna kulit ( ) Normal
(*) Pucat
( ) Sianosis
2) Sirkulasi jantung

17
- Frekuensi denyut apical 88 x/menit
- Irama ( *) Teratur ( ) Tidak teratur
- Nyeri dada ( ) Ya (*) Tidak
f. Pencernaan
1) Riwayat muntah
 Isi (*) Makanan (*) Cairan
( ) Darah
 Warna (*) sesuai warna makana
( ) Kehijauan
( ) Hitam
 Mual (*) Ya ( ) Tidak
 Nafsu makan ( ) Baik (*) Kurang
 Rasa penuh perut (*) Ya () Tidak
2) Abdomen
 Inpeksi : warna tubuh sawo matang
 Perkusi : tidak ada kembung
 Palpasi : turgor kulit buruk
 Aukultasi : terdengar suara denyut jantung 88x/mnt
 Bising usus : 8x/menit
3) Kebiasaan BAB 1 x setelah 3 hari sakit
4) Diare ( ) Ya (*) Tidak
5) Warna feses ( ) Kuning (*) Cokelat
( ) Hitam ( ) Dempul
( ) Putih seperti cairan beras
6) Konsistensi feses (*) Setengah padat
( ) Terdapat lendir
( ) Tidak ada kelainan
g. Perkemihan
1) BAK
 Pola rutin 6 x/hari (*) Terkontrol
( ) Tidak terkontrol
 Jumlah urin 1500 cc/24 jam
 Warna (*) Kuning ( )
Cokelat ( ) Merah ( )
Putih
 Distensi kandung kemih ( ) Ya (*) Tidak
 Perubahan pola berkemih ( ) Retensi (*) Tidak
lampias
 Keluhan sakit pinggang ( ) Ya (*) Tidak

h. Integument
 Turgor kulit ( ) Elastis baik (*) Buruk
 Warna kulit ( ) Kemerahan ( ) Sionasis
(*) Pucat

18
 Kondisi kulit (*) Baik
( ) Terdapat ulkus
( ) Ada lesi
( ) Ada bercak-bercak merah
( ) Petechie
( ) Memar
( ) Gatal-gatal
( ) Dekubitus
i. Musculoskeletal
 Tonus otot (*) Kelemahan (flasiditas)
( ) Spasitisitas
 Struktu tulang (*) Normal ( ) Abnormlaitas
 Kesulitan gerak ( ) Ya (*) Tidak
 Kemampuan melakukan ROM (* ) Baik ( ) Lemah
( ) Hanya satu sisi
 Nyeri sendi (* ) Ya ( ) Tidak
j. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit
 Lama tidur : 8 jam/hari
 Waktu
-siang : - jam
-malam : 6 jam
Saat sakit
 Lama tidur : 8 jam/hari
 Waktu
-siang : 2 jam
-malam : 6 jam
 Kebiasaan sebelum tidur
Kegiatan lain : Bermain hp sebelum tidur

 Kesulitan dalam hal tidur :


Merasa tidak puas setelah bangun tidur karena sakit kepala
dan nyeri sendi.
k. Pola Aktivitas dalam latihan
Sebelum sakit : Bekerja dan olahraga
Saat sakit : Bergerak normal dan istirahat, kekamar mandi
 Jenis pekerjaan : Karyawan Swasta
 Waktu bekerja : 12 jam
 Kegiatan waktu luang : tanggal merah
 Keluhan dalam beraktivitas : kelelahan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Data laboratorium yang berhubungan:

19
Pemeriksaan darah trombosit 71.000/ul, Hb: 14,5 g/dL, leukosit 1.600/ul,
eritrosit 4.910.000, hematokrit 29,8 %.

V. PENATALAKSANAA
 Penatalaksanaan medis
Terapi obat
- Infuse RL 20 tetes/menit
- Paracetamole (injeksi) 2 x 5 cc : 10 cc
- Omeprazol 10 cc
- Paratidin 1 A
- Dunperidon
 Penatalaksanaan keperawatan
- Anjurkan minum 8 gelas/hari
- Istirahat cukup
- Asupan makan yang baik
VI. DATA FOKUS
 Data Subjektif:
1. Klien mengatakan demam sejak dua hari yang lalu
2. Klien mengatakan mual dan muntah
3. Klien mengatakan susah tidur
4. Klien mengatakan nyeri sendi
 Data Objektif
Normal
1. trombosit 71.000/ul 170.000-380.000/ul
2. Hb: 14,5 g/dL 13-18g/dL
3. Leukosit 1.600/ul 3.200-10.000/ul
4. Eritrosit 4.910.000 4.4000.000-5.6000.000
5. Hematokrit 29,8 % 40%-50%
0
6. Suhu 37,2 C 36-370C
7. TD 114/65 mm/Hg
8. R: 18 x/menit
9. Nadi 88 x/menit
10. Turgor kulit tidak elastis
11. Membran mukosa kering

20
VII. ANALISIS DATA

No Data Masalah Etiologi

1. DS: Kekurangan cairan Input dan output yang


Klien mengatakan demam & elektrolit tidak adekuat
sejak dua hari yang lalu
Klien mengatakan mual dan
muntah
Klien mengatakan susah
tidur
Klien mengatakan nyeri
sendi
DO:
TD 114/65 mm/Hg
R: 18 x/menit
Nadi 88 x/menit
Turgor kulit tidak elastis
Membran mukosa kering

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS

1. Kekurangan cairan & elektrolit b.d Input dan output yang tidak adekuat
dan peningkatan sushu tubuh.

VIII. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

21
Diagnosa
Keperawatan Tujuan
No Tanggal Intervensi Rasional
dan Data (SMART)
Penunjang

1 13-05-2019 Kekurangan Tidak terjadi 1.kaji intek 1.Mengetahui


cairan & defisit volume dan ouput input dan
elektrolit cairan klien output klien
KH: 2.kolaborasi 2. Dapat
1.Input output pemberian meningkatkan
seimbang cairan iv jumlah cairan
2.Mempertehanka 3.monitor tubuh
n urin dan output masukan 3. Mengetahui
3.Tekanan darah, makanan,cair volume cairan
nadi, suhu tubuh an dan hitung yang masuk
dalam batas intek kalori kedalam
normal harian tubuh klien
4.Tidak ada 4. Anjurkan 4.untuk
tanda-tanda untuk minum memenuhi
dehidrasi, 1500-2000 kebutuhan
elstisitas turgor cc/hari cairan tubuh
kulit baik, 5.Kolaborasi peroral
membrane dengan tim 5.Mempercep
mukosa lembab, medis lain at proses
tidak ada rasa dalam penyembuhan
haus yang pemberian
berlebihan. terapi
farmakologi

IX. IMPLEMENTASI

No Masalah/
Hari/tanggal Waktu Tindakan Paraf
Dx problem

13-05-2019 1 Kekuranga 13.50 WIB 1.Mengkaji TTV


2.Memberikan cairan

22
n cairan & Ringer Laktat 20gtt/m
14.10 WIB
elektrolit
3.Berkolaborasi
16.00 WIB memberikan makan dan
menganjurkan banyak
19.20 WIB
minum

4.Berkolaborasi dengan
dokter pemberian obat
melalui injeksi dan oral

PCT 3x500mg

Omeprazole 10 cc
Dunperidon 1 tablet
H:
- klien pucat
-klien mengatakan mulut
terasa pahit
-klien lemas
R:
- kooperatif

14-05-2019 1 Kekuranga 08.10 WIB 1.Mengobservasi


n cairan & membrane mukosa dan
10.00 WIB turgor kulit.
elektrolit
12.30 WIB 2.Menganjurkan klien
untuk minum 2-2,5
liter/hari, makan sedikit
14.00 WIB
16.40 WIB tapi sering seperti roti.

3.Melakukan kolaborasi
18.00 WIB
19.00 WIB pemberikan makanan
kepada klien

4.Memberikan cairan
Ringer Laktat 500 cc

5.Memeriksa TTV klien

6.Memberikan obat
melalui injeksi dan oral

7.Mengobservasi intake

23
dan output klien
H:
-membran mukosa kering
-Kulit tidak elastis
R:
-kooperatif

15-05-2019 1 Kekuranga 08.40 WIB 1.Mengobservasi


n cairan & membrane mukosa dan
turgor kulit
elektrolit 11.12 WIB 2.Mengedukasi klien
untuk terus minum 2-2,5
12.20 WIB
liter/hari, dan
14.00 WIB menghabiskan makanan
3.Mengganti cairan
16.50 WIB Ringer Laktat
4.Mengkaji intake dan
output klien
5.Berkolaborasi
pemberian obat melalui
18.10 WIB injeksi
PCT 3x500mg
Omeprazole 10 cc
Dunperidon 1tablet
6.Memeriksa TTV klien
H:
-klien mengatakan BAB
lancar
-klien mengatakan
banyak minum
-turgor kulit mulai elastis
-Membran mukosa baik
R:
-kooperatif

24
X. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn.D Ruang : Mawar No. RM : 04-30-85

Hari/Tanggal Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi
Waktu

13-05-2019 1.Kekurangan 1.Mengkaji TTV: S:Klien mengatakan


13.50 WIB cairan & masih lemas, pusing,
14.10 WIB elektrolit dan mual
2. Memberikan cairan
Ringer Laktat 20gtt/m O:klien menghabiskan
16.00 WIB
sebagian makan yang
diberikan
3.Berkolaborasi TD: 114/65 mmhg
19.20 WIB memberikan makan
R : 18x/menit
dan menganjurkan
banyak minum N : 88x/menit

S : 37,20C

4.Berkolaborasi A: lidah yang terasa


dengan dokter pahit, sehingga klien
pemberian obat tidak nafsu makan,
melalui injeksi dan dan membuat
oral diberikan badannya lemas dan
pucat.
PCT 3x500mg

Omeprazole 10 cc
Dunperidon 1tablet P: Lanjutkan intervensi
kolaborasi dengan ahli
gizi

14 – 05 - 2019 1.Kekurangan 1.Mengobservasi S: Klien mengatakan


08.10 WIB cairan & membrane mukosa masih mual, lemas, dan
elektrolit dan turgor kulit. BAB belum lancar
10.00 WIB
2.Menganjurkan klien O: Membran mukosa
untuk minum 2-2,5 klien tampak kering
12.30 WIB
liter/hari, makan dan turgor kulit belum
14.00 WIB sedikit tapi sering elastis
seperti roti.

25
3.Melakukan TD: 110/90 mmhg
16.40 WIB kolaborasi pemberikan
makanan kepada klien. R : 20x/menit
18.00 WIB
4.Memberikan cairan N : 72x/menit
Ringer Laktat 500 cc S : 36.60C
19.00 WIB
5.Memeriksa TTV A: Mual saat makan,
klien sehingga makan tidak
6.Memberikan obat dihabiskan.
melalui injeksi dan
oral P:Lanjutkan intervensi

7.Mengobservasi
intake dan output klien

15-05-2019 1.Kekurangan S: Klien mengatakan


08.40 WIB cairan & 1.Mengobservasi tidak mual lagi,masih
elektrolit membrane mukosa sedikit lemas, dan BAB
dan turgor kulit sudah lancar sejak pagi
11.12 WIB
2.Mengedukasi klien O: Membran mukosa
untuk terus minum 2- klien normal, dan
12.20 WIB 2,5 liter/hari, dan turgor kulit elastis
menghabiskan TD: 110/80 mmhg
makanan
14.00 WIB 3.Mengganti cairan R : 20x/menit
Ringer Laktat
N : 68x/menit
16.50 WIB S : 36.30C
4.Mengkaji intake dan
output klien A: Intake dan output
seimbang
5.Berkolaborasi
pemberian obat
melalui injeksi P: Hentikan intervensi,
PCT 3x500mg kolaborasi dengan
18.10 WIB
Omeprazole 10 cc dokter
Dunperidon 1tablet

6.Memeriksa TTV
klien

26
DAFTAR PUSTAKA

Huda Nurafif Amin, Hardi Kusuma. 2015. NANDA NIC NOC Jilid 1.
Yogyakarta; Medi Action
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol 2 Edisi 4.
Jakarta; EGC
STIKes Muhammadiyah Pringsewu. 2019. Buku Panduan Kuliah Praktik
Klinik (KPK) Keperawatan Dasar II. Pringsewu; STIKes Muhammadiyah
Pringsewu.
https://radarlampung.co.id/2019/02/07/penderita-dbd-di -pringsewu-capai-215-
orang/
https://www.saibumi.com/artikel-62079-januari-dinkes-pringsewu-catat-25
pasien-dbd.html

27

Anda mungkin juga menyukai