Keperawatan Gerontik
Dosen Pembimbing
ko
Oleh :
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, nikmat, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN LANSIA KEBUTUHAN CAIRAN ELEKTROLIT”. Tidak lupa sholawat serta
salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Makalah ini merupakan
inovasi pembelajaran yang bertujuan untuk memahami tentang asuhan keperawatan lansia kebutuhan
cairan elektrolit.
Begitu pula dengan pembuatan makalah ini. Semoga makalah yang penulis buat bisa menambah
pengetahuan dan dapat dinilai dengan baik serta dihargai oleh pembaca. Penulis mohon maaf apabila
ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena
penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis selaku penyusun
makalah ini mohon kritik dan sarannya dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bisa membawa manfaat dan berguna bagi semua pembaca.Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan........................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................................5
A. Definisi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.................................................................................5
B. Sistem Tubuh Yang Berperan Pada Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.................................5
C. Cara Perpindahan Cairan Tubuh...............................................................................................7
D. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia...................................................................................8
E. Pengaturan Volume Cairan Tubuh.............................................................................................9
F. Jenis Cairan.................................................................................................................................10
G. Pengaturan Elektrolit.............................................................................................................10
H. Jenis Cairan Elektrolit............................................................................................................11
I. Keseimbangan Asam Dan Basa.................................................................................................12
J. Masalah Keseimbangan Asam-Basa.........................................................................................12
K. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.......................................13
L. Masalah-Masalah Pada Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit...................................................14
BAB II.....................................................................................................................................................30
PENUTUP...............................................................................................................................................30
A. Kesimpulan..................................................................................................................................30
B. Saran............................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan cairan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh. Dalam pemenuhan diatur oleh sistem atau organ didalam tubuh seperti
ginjal, kulit, paru dan gastrointestinal. Sedangkan dalam pertukaran, keseimbangan cairan diatur
oleh sistem dan mekanisme rasa haus, hormonal yakni ADH (Anti Diuretic Hormonal), si se
aldesteron, prostaglandin dan glukokortiroid.
Kebutuhan cairan bagi tubuh manusia memiliki proposi dalam bagian tubuh yang besar,
hamper 90% dari total berat tubuh, sedangkan sisanya merupakan bagian padat dari tubuh, atau
keseluruhan dapat dikategorikan prosentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah sebagai
berikut bayi baru lahir adalah 75% dari total berat badan, laki-laki dewasa 57% dari total berat
badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan
Manusia membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat di
berbagai jaringan tubuh agar dapat mempertahankan kesehatan dan kehidupannya. Hal tersebut
dapat tercapai dalam serangkaian maneuver fisika-kimia yang kompleks. Air menempati
proporsi yang besar di dalam tubuh. Seseorang dengan berat badan 70 kg bisa memiliki sekitar
50 liter air dalam tubuhnya. Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria
dewasa, dan 55% tubuh pria usia lanjut. Karena wanita memiliki simpanan lemak yang relative
banyak (relative bebas air), kandungan air dalam tubuh wanita 10% lebih sedikit dibanding pria.
Air tersimpan didalam dua kompartemen utama dalam tubuh yaitu, cairan intra seluler dan
cairan ekstra seluler (Wahid, 2007).
Cairan di dalam tubuh terdiri dari cairan intra seluler dan cairan ekstra seluler. Cairan
intra seluler merupakan cairan yang berada dalam sel, sedangkan cairan ekstra seluler adalah
cairan yang berada di luar sel. Sekitar 60% berat tubuh total terdiri atas air. Dari jumlah ini dua
pertiga tiganya 66% adalah cairan intra sel. Cairan berperan penting dalam pembentukan energi,
pemeliharaan tekanan osmotik, dan transport zat-zat tubuh dan menembus membrane sel, dan
satu pertinga 33% adalah cairan ekstrasel. Sedangkan organ utama pengatur keseimbangan
cairan tubuh adalah ginjal. Jika keseimbangan cairan tidak baik, ginjal akan mengalami masalah
(Corwin, 2009)
Menurut Hierarki Maslow kebutuhan cairan merupakan kebutuhan dasar manusia yang
pertama yang harus dipenuhi. Masalah ini harus segera diatasi karena kelebihan volume cairan
apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan beban sirkulasi berlebihan, edema, hipertensi
dan gagal jantung kongestif (Hedrman, 2015). Tipe Dasar keseimbangan cairan adalah isotonik
dan osmolar. Kekurangan atau kelebihan isotonik terjadi jika air dan elektrolit diperoleh atau
1
hilang dalam proporsi yang sama. Ketidakseimbangan isotonik meliputi kekurangan volume
cairan dan kelebihan volume cairan. Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium
dipertahankan dalam proposi isotonik sehingga menyebabkan hipervolemia tanpa desertai
perubahan kadar elektrolit serum. Seseorang beresiko mengalami kelebihan volume cairan
meliputi seseorang yang menderita gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan sirosis
Pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa merupakan hal
yang sangat penting untuk diperhatikan, karena asupan cairan yang berlebih dapat
mengkibatkan kenaikan berat badan yang cepat melebihi (5%). Cairan yang diminum pada
pasien gagal ginjal tahap lanjut harus diawasi dengan seksama. Beberapa pasien mengalami
kesulitan dalam pembatasan asupan cairan yang masuk, tetapi mereka tidak mendapatkan
pemahaman bagaimana strategi yang dapat membantu mereka dalam pembatasan cairan.
Apabila pasien yang mengalami terapi hemodialisis tidak memetuhi pembatasan cairan yang
direkomendasikan, hal ini dapat meningkatkan kenaikan Interdialytic Weight Gain (IDGW)
melebihi batas normal. IDGW merupakan peningkatan volume cairan yang dimanifestasikan
dengan peningkatan berat badan sebagai indikator untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk
2
dan kepatuhan pasien terhadap pengaturan keseimbangan cairan pada pasien yang mendapat
terapi hemodialisis
Pada penderita gagal ginjal kronik pengaturan keseimbangan cairan sangat penting
karena ginjal merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah
untuk disaring setiap hari. Oleh karena itu pada gangguan fungsional ginjal seperti gagal ginjal
kronik sangat beresiko terjadi kelebihan volume cairan yang disebabkan oleh gangguan
mekanisme regulasi. Hal ini menunjukan dibutuhkannya tindakan keperawatan untuk
manajemen cairan dan menilai balance cairan seakurat mungkin. Balance cairan adalah suatu
tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh dan mengukur jumlah cairan
yang keluar dari tubuh (Kusyati dkk, 2006)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi kebutuhan cairan dan elektrolit?
2. Bagaimana Sistem tubuh yang berperan pada kebutuhan cairan dan elektrolit?
3. Bagaimana Cara perpindahan cairan tubuh?
4. Apa saja Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia?
5. Bagaimana Pengaturan volume cairan tubuh?
6. Apa saja Jenis cairan?
7. Bagaimana Pengaturan elektrolit?
8. Apa saja Jenis cairan elektrolit?
9. Bagaimana Keseimbangan asam dan basa?
10. Apa saja Masalah keseimbangan asam-basa?
11. Apa saja Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?
12. Apa saja Masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi kebutuhan cairan dan elektrolit
2. Untuk mengetahui sistem tubuh yang berperan pada kebutuhan cairan dan elektrolit
3. Untuk mengetahui cara perpindahan cairan tubuh
4. Untuk mengetahui kebutuhan cairan tubuh bagi manusia
5. Untuk mengetahui pengaturan volume cairan tubuh
6. Untuk mengetahui jenis cairan
7. Untuk mengetahui pengaturan elektrolit
8. Untuk mengetahui jenis cairan elektrolit
9. Untuk mengetahui keseimbangan asam dan basa
10. Untuk mengetahui masalah keseimbangan asam-basa
11. Untuk mengetahui kaktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
12. Untuk mengetahui masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit
3
D. Manfaat Penulisan
Untuk meningkatkan pengetahunan serta menambah wawasan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan dengan masalah gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
pada kasus Gagal Ginjal Kronik.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cairan tubuh adalah semua bahan menu yang merupakan zat cair yang terdiri dari air
dan semua yang ada di dalamnya.
Elektrolit adalah senyawa dalam tubuh yang mengurai dan ion-ion yang bermuatan
listrik yang berfungsi mengatur keseimbangan asam dan basa membantu memindahkan cairan
dan memungkinkan terjadinya impuls terhadap sel otot dan sel saraf.
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri
jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.
Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama
yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan
berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu,air didalam tubuh juga
akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon
dioksida(CO ) dan juga senyawa nitrat. Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang
terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai
pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi
02 Sports Science Brief tubuh,katalisator reaksi biologik sel,pelindung organ dan jaringan tubuh
serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut. Selain itu
agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga akan berfungsi
sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal yaitu ±
37 C.
5
keluar. Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis
yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi
ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
2. KULIT
Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan
panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan
kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi.
Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang
dikeluarkan tergantung banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam
kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke
udara sekitar, konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi
(pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf
simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapat
dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang
dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh
yang panas.
3. PARU
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water loss
kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat
perubahan upaya kemampuan bernapas
4. GASTROINTESTINAL
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui
proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan hilang dalam system
ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system
endokrin, seperti: system hormonal contohnya :
a. ADH
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis
b. Aldosterone
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di
tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan
konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin rennin.
c. Prostaglandin
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfunsi merespons
radang, mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi uterus, serta mengatur pergerakan
gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal
d. Glukokortikoid
6
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium
e. Mekanisme rasa haus
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara merangsang
pelepasan rennin yang dapat menimbulkan produksi angiostensin II sehingga
merangsang hipotalamus untuk rasa haus.
7
4. TEKANAN CAIRAN
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga
menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan pastikel pelarut untuk
menarik larutan melalui membrane
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi
lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung (larutan disebut koloid). Sedangkan larutan
yang mempunyai kepekatan sama dan dapat bergabung (disebut kristaloid). Contoh larutan
kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein bercampur
dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane sel permeable
tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangat penting dalam proses pemberian cairan
intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian infuse intravena
bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi sama dengan plasma darah. Hal ini penting
untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena
bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding konsentrasi
plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibanding tekanan tekanan osmotic
cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar
dibanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan koloid dan sulit menembud
membrane semipermeabel. Tekanan hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan
yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting guna mengatur keseimbangan cairan
ekstra dan intrasel
5. MEMBRAN SEMIPERMEABLE
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran
semipermeable terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh
tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang
memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sisanya
merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh
berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari
total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan dan dewasa tua 45% dari total
berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada factor usia, lemak dalam
tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit
dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding
pada pria. Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan:
NO Umur Berat Badan (Kg) Kebutuhan Cairan
(mL/24 jam
1 3 hari 3,0 kg 250-300 ml
2 1 tahun 9,5 kg 1150-1300 ml
8
3 2 tahun 11,8 kg 1350-1500 ml
4 6 tahun 20,0 kg 1600-1800
5 10 tahun 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun 45,0 kg 2200-2700
7 18 tahun 54,0 kg 2200-2700
8 Dewasa 60,0 kg 2400-2600
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan
tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake
cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan
gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan
fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan
ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses metabolisme.
1. Asupan cairan.
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ± 2500 cc/hari.
Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan
mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa
haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi
ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang atau adanya
pendarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya penurunan tekanan
darah.
2. Output Cairan
3. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan
proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-
1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang
sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar
keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada
orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300- 400
mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
9
meningkat.
5. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
6. Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon)
F. Jenis Cairan
Cairan nutrien. Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap
harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk
karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori dalam cairan
nutrient dapat berkidar antara 200-1500/liter. Cairan nutrient terdiri atas:
a. Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar ( ½
dextrose dan ½ levulose)
b. Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin
c. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn
G. Pengaturan Elektrolit
1. Pengaturan Keseimbangan Natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan volume
cairan tubuh. Natrium paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel. Pengaturan konsentrasi
cairan ekstrasel diatur oleh ADH dan aldosteron. Aldosteron dihasilkan oleh kosteks
suprarenal dan berfungsi mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam plasma
dan prosesnya dibantu oleh ADH. ADH mengatur sejumlah air yang diserap kembali ke
dalam ginjal dari tubulus renalis. Aldosteron juga mengatur keseimbangan jumlah natrium
10
yang diserap kembali oleh darah. Natrium tidak hanya bergerak ke dalam atau ke luar tubuh,
tetapi juga mengatur keseimbangan cairan tubuh. Eksresi dari natrium dapat dilakukan
melalui ginjal atau sebagian kecil melalui feses, keringat, urine, dan air mata.
2. Pengaturan Keseimbangan Kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi
mengatur keseimbangan elektrolit. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan
mekanisme perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron. Aldosteron
juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel).
Sistem pengaturan keseimbangan kalium melalui tiga langkah, yaitu:
a. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan produksi aldosteron.
b. Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkan
melalui ginjal.
c. Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel
menurun.
d. Kalium berpengaruh terhadap fungsi sistem pernapasan. Partikel penting dalam
kalium berfungsi menghantarkan impuls listrik ke jantung, otot lain, jaringan paru.
Dan jaringan usus pencernaan. Ekskresi kalium dilakukan melalui urine, sebagian
melalui feses dan keringat.
3. Pengaturan Keseimbangan Kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi membentuk tulang, menghantarkan mpuls kontraksi
otot, koagulasi (pembekuan) darah, dan membantu beberapa enzim pankreas. Kalsium
diekskresi melalui urine dan keringat. Konsentrasi kalsium dalam tubuh diatur langsung
oleh hormon paratiroid dalam reabsobsi tulang. Jika kadar kalsium darah menurun, kelenjar
paratirod akan merangsang pembentukkan hormon paratiroid yang langsung menigkatkan
jumlah kalsium dalam darah.
4. Pengaturan Keseimbangan Magnesium
Magnesium merupakan kation dalam tubuh, merupakan yang terpenting kedua dalam
cairan intrasel. Keseimbangannya kelenjar paratiroid, magnesium diabsorbsi dari saluran
pencernaan. Magnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium.
Hipomagnesium terjadi bila konsentrasi serum turun menjadi < 1,5 mEq/1t dan
hipermagnesium terjadi bila kadar magnesium serta serum meningkat menjadi > 2,5
mEq/1t.
5. Pengaturan Keseimbangan Bikarbonat: Bikarbonat merupakan elektrolit utama larutan
buffer (penyangga) dalam tubuh.
6. Pengaturan Keseimbangan Fosfat
Fosfat (PO4) bersama-sama dengan kalsium berfungsi membentuk gigi dan tulang.
Posfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine
11
H. Jenis Cairan Elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap
dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonic, hipotonik dan
hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contoh
cairan elektrolit:
12
2. Asidosis Metabolik
Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadinya penumpukan asam yang
ditandai dengan adanya penurunan pH hingga kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari 22
mEq/lt.
3. Alkalosis Respiratorik
Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru dapat menimbulkan terjadinya
pCO2 arteri < 35 mmHg dan pH > 7,45 akibat adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli
paru dan lain-lain.
4. Alkalosis Metabolik
Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan
tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma > 26 mEq/ltd an pH arteri > 7,45 atau
secara umum keadaan asam-basa dapat dilihat dari :
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan
berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut
akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis
otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat
meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
5. Sakit
13
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel
yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup.
Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan system dalam tubuh, seperti
ketidakseimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.
6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini
akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular
15
Merupakan kondisi berlebihnya kadar magnesium dalam darah, ditandai dengan
adanya koma, gangguan pernapasan dan kadar magnesium mencapai lebih dari 2,5
mEq/lt.
16
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
KEDIRI
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. D
Umur : 62 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
B. RiwayatKeluarga
Pasangan
Umur : 59 tahun
Pekerjaan :-
Tahun meninggal :-
17
Penyebab meninggal :-
Anak
Umur : 40
Pekerjaan : PNS
Tahun meninggal :-
Penyebab meninggal : -
Genogram :
Keterangan :
= meninggal dunia
= klien
C. Riwayat Pekerjaan
18
Status pekerjaan saat ini :Wiraswasta
D. Riwayat Rekreasi
Keanggotaan organisasi :-
Liburan / perjalanan :-
……………………………………………………………………………………………………
………..
………………………………………………………………………..
……………………………………
E. Status Kesehatan
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Pasien mengatakan BAK keluar sedikit
Gejala yang dirasakan : BAK keluar sedikit, nyeri pinggang , tidak tahan mual,
nyeri muntah setiap kali makan, nyeri terasa bila digerakkan, berkurang jika diistirahatkan,
nyeri seperti ditusuk-tusuk, dibagian pinggang belakang, skal nyeri 5, nyeri dirasakan 3 hari
sebelum masuk RS.
Obat-obatan
Nutrisi
Eliminasi
20
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : nyeri saat BAK
Aktivitas
Psikososial
Cemas :( ) Ya (√ ) Tidak
Depresi :( ) Ya ( √) Tidak
Gugup :( ) Ya (√ ) Tidak
21
H. Pemeriksaan Fisik
GCS : 456
Sistem Integumen
Luka : ( ) Ya (√ ) Tidak
Pruritus : ( ) Ya ( √) Tidak
Pigmentasi : ( ) Ya (√ ) Tidak
Hemopoetik
Anemia : ( ) Ya ( √) Tidak
Kepala
Mata
22
Masalah penglihatan : (√ ) Normal ( ) Terganggu : ( ) Kiri ()
Kanan
Telinga
Luka : ( ) Ya (√ ) Tidak
Serak : ( ) Ya (√ ) Tidak
23
Kesulitan menelan : ( ) Ya ( √) Tidak
Leher
Kekakuan : ( ) Ya (√ ) Tidak
Benjolan : ( ) Ya ( √) Tidak
Payudara
Sistem Pernapasan
Batuk : ( ) Ya ( √) Tidak
Asma : ( ) Ya ( √) Tidak
Sistem kardiovaskuler
Palpitasi : ( ) Ya (√ ) Tidak
Polifagia : ( ) Ya ( √) Tidak
Polidipsi : ( ) Ya ( √) Tidak
Poliuria : ( ) Ya ( √) Tidak
Sistem persyarafan
Kejang : ( ) Ya (√ ) Tidak
25
K. Data Tambahan
Depresi Geriatri
Indeks Katz
L. Data Penunjang
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
(Kelompok 10)
26
ANALISA DATA
DO:
- BAK 5 cc
- Edema di wajah 1 mm
- TTV
TD : 120/80mmHg
RR : 20x/menit
S : 36◦C
Nadi : 78x/menit
27
S : pasien mengatakan nyeri skala
6
T : pasien mengatakan nyeri terus
menerus
DO :
TD : 150/100mmHg
RR : 18x/menit
S : 36◦C
Nadi : 100x/menit
28
DIAGNOSA KEPERAWATAN
29
RENCANA KEPERAWATAN
Edukasi
1. Anjurkan melapor jika haluaran urin
<0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
2. Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran cairan
3. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian diuretik
2. Kolaborasi pemberian continous
renal replacement therapy (CRRT),
jika perlu
Edukasi
30
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
31
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NAMA :
Dx medis :
NO
TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP) PARAF
DX
1 01/12/20 09.00 1. Mengindetifikasi tanda gejala S : Pasien mengatakan
. hipervolemia yang timbul mengatakan BAK
2. mengidentifikasi penyebab masih keluar
hipervolemia sedikit dan tidak
3. Memantau intake dan output lancar
cairan O : Edema wajah
4. Memantau kecepatan infus masih terlihat
secara ketat dan berkala TTV : TD : 120/80
5. Menimbang dan memantau BB mmhg, RR :
setiap hari 20x/menit, S : 36oc,
6. Menganjurkan untuk Nadi : 78x/menit
membatasi cairan dan garam A : Hipervolemia
7. Menganjurkan keluarga untuk belum teratasi
melapor haluaran urin P : Intervensi
8. Kolaborasi untuk pemberian dilanjutkan
diuretik
S : Pasien mengatakan
01/12/20 11.00 1. mengidentifikasi lokasi, masih nyeri dan
2 karakteristik, durasi, frekuensi, bertambah saat
. kualitas, intensitas nyeri bergerak
2. mengidentifikasi skala nyeri O : Tampak meringis,
3. Mengajarkan teknik relaksasi memegangi area
nafas dalam nyeri
4. Menjelaskan penyebab, periode TTV : TD :
dan pemicu nyeri 150/100 mmHg,
5. Kolaborasi dengan dokter RR : 18x/menit, S:
untuk pemberian analgetik 36oc, Nadi :
78x/menit
A : Nyeri akut belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
32
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam
urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari
air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan
keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat
dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan
asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan
system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
B. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34