PENDAHULUAN
Papiledema merupakan suatu pembengkakan diskus saraf optik
sebagai akibat sekunder dari peningkatan tekanan intrakranial. Berbeda
dengan penyebab lain dari pembengkakan diskus saraf optik,
pengelihatan biasanya masih cukup baik pada papiledema akut.
Papiledema hampIr selalu timbul sebagai fenomena bilateral dan dapat
berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa minggu. Istilah ini
tidak dapat digunakan untuk menggambarkan pembengkakkan diskus
saraf optik yang disebabkan oleh karena infeksi, infiltratif, atau
peradangan.1
DEFINISI
Papiledema adalah kongesti noninflamasi diskus optikus yang
berkaitan dengan peningkatan intrakranium.2
ANATOMI
Diskus optikus (papila N. Opticus) merupakan bagian dari nervus
optikus yang terdapat intra okuler dimana dapat dilihat dengan
pemeriksaan memakai alat oftalmoskop.
[Type text] 1
PAPILEDEMA
[Type text] 2
PAPILEDEMA
PATOFISIOLOGI
Pembengkakkan diskus saraf optik pada papiledema disebabkan
oleh karena tertahannya aliran aksoplasmik dengan edema intra-axonal
pada daerah diskus saraf optik. Ruang subaraknoid pada otak dilanjutkan
langsung dengan pembungkus saraf optik. Oleh karenanya, jika tekanan
cairan cerebrospinal (LCS) meningkat, maka tekanannya akan diteruskan
ke saraf optik, dan pembungkus saraf optik bekerja sebagai suatu torniket
untuk menghalangi transpor aksoplasmik. Hal ini menyebabkan
penumpukan material di daerah lamina kribrosa, menyebabkan
pembengkakan yang khas pada saraf kepala. Papiledema tidak terjadi
pada kasus yang sebelumnya telah terjadi optik atropi. Pada kasus ini,
ketiadaan papilledema sepertinya adalah sebagai akibat sekunder
terhadap penurunan jumlah serabut saraf yang aktif secara fisiologis.1
ETIOLOGI1
• Setiap tumor atau space-occupying lesions (SOL) pada SSP
(Susunan Saraf Pusat)
• Hipertensi intrakranial idiopatik
• Penurunan resorbsi LCS (contohnya pada thrombosis sinus venosus,
proses peradangan, meningitis, perdarahan subararaknoid)
[Type text] 3
PAPILEDEMA
GEJALA KLINIS
A. Anamnesa1
B. Pemeriksaan Fisik1
[Type text] 4
PAPILEDEMA
o Manifestasi awal:
✔ Hiperemia diskus
✔ Edema yang kurang jelas pada serabut saraf dapat
diidentikasi dengan pemeriksaan slit lamp biomikroskopi
yang cermat dan oftalmoskopi langung. Ini seringkali
dimulai pada daerah nasal dari diskus. Tanda penting ini
terjadi ketika edema lapisan serabut saraf mulai
menghambat pembuluh darah peripapiler.
✔ Perdarahan kecil pada lapisan serabut saraf dideteksi
paling mudah dengan cahaya bebas merah (hijau).
✔ Pulsasi vena spontan yang normalnya ditemukan pada
80% individu dapat menghilang ketika tekanan
intrakranial meningkat lebih dari 200 mm air.
Gambar 2.
Papiledema6
[Type text] 5
PAPILEDEMA
O Manifestasi lanjut
[Type text] 6
PAPILEDEMA
O Manifestasi kronis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan Pencitraan:
[Type text] 7
PAPILEDEMA
Pemeriksaan lain: 1
o Perimetri
DIAGNOSIS BANDING
a. Neuritis Papiledema b. Neuropati
Optik9 iskemik9 optic9
[Type text] 8
PAPILEDEMA
gambaran
sindrom Foster
Kennedy
c. Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada
[Type text] 9
PAPILEDEMA
d. Pseudopapiledema
PENATALAKSANAAN1
A. Obat-obatan:
B. Pembedahan:
[Type text] 10
PAPILEDEMA
C. Diet:
PROGNOSIS
Prognosis dari papiledema sangat tergantung pada penyebabnya.
Kebanyakan pasien yang terkena tumor otak metastase prognosisnya
sangat buruk. Pada penyakit obstruksi ventrikuler dapat dibuat pintasan
dengan sukses. Pada pasien dengan pseudotumor biasanya dapat diobati
dengan cukup baik. Diagnosis papiledema memerlukan penjajakan yang
serius sampai keadaan patologi yang paling buruk dapat disingkirkan.
Konsultasi neurologis, bedah saraf, atau neuroradiologis biasanya
diperlukan. Namun demikian, setelah masalahnya dapat dikurangi
menjadi hanya papiledema saja, ahli penyakit mata dapat menentukan
penatalaksanaan progresif yang terbaik yang perlu dilakukan. Sangat
sering terjadi, kebutaan permanen terjadi pada kondisi yang relatif ringan
seperti hipertensi intrakranial idiopatik karena kurangnya keterlibatan ahli
penyakit mata. Penanggulangan yang kurang cepat dan tepat akan
menjurus pada papil atrofi. Bilamana papiledema timbul secara cepat
maka ini akan merupakan tanda prognosa kurang baik. Papiledema
dengan elevasi lebih dari 5 Dioptri, disertai dengan perdarahan dan
eksudat yang banyak akan memperjelek prognosa penglihatan.1,3
DAFTAR PUSTAKA
[Type text] 11
PAPILEDEMA
1. Mitchell V Gossman, Joseph Giovannini. Papiledema. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1217204-overview . Tanggal: 28 Desember
2009.
2. Vaughan Daniel G, Asbury Taylor, Riordan-Eva Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 14.
Cetakan pertama. Alih bahasa: Tambajong Jan, Pendit Brahm U. Penerbit Widya
Medika. Jakarta. 2000. Halaman: 281 – 282.
5. Guyton Arthur C, Hall John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Cetakan
pertama. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Halaman 813.
9. Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Cetakan ke-1. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta. 2004.Halaman: 183
[Type text] 12