Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KEPERAWATAN ANAK DENGAN

“ HIDROCEPALUS “

OLEH:

I DEWA AYU PUTU SRIWAHYUNI (C2117081)

GUSTI AYU EKA PARWATHI (C2117082)

NI LUH PUTU EKA ARIANI (C2117083)

NI GUSTI PUTU SHELVIANI (C2117084)

NI MADE SUTARSIH (C2117085)

NI WAYAN SURINTEN (C2117086)

IGUSTI AYU AGUNG SATIAWATI (C2117087)

NI NYOMAN ADI SWANDEWI (C2117088)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A.   DEFINISI HIDROSEFALUS

Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikelserebral,

ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).

Hidrosefalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan

bertmbahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial

yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan

serebro spinal (Ngastiyah,2007).

Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang

progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan –

jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan

absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan

meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruang

tempat mengalirnya liquor (Mualim, 2010)

Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani : "hydro" yang

berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal

dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di

dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel

serebral, ruang subarachnoid. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah

banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-

pusat saraf yang vital ( Wikipedia.org)


PATHWAY

Kelainan Infeksi Neoplasma Perdarahan


kongenital

Radang jaringan Fibrosis leptomeningns


hydorcephalus
pada daerah basal otak
Obstruksi salah satu
tempat pembentukan
Obstruksi tempat
ventrikel III/IV Obtruksi oleh perdarahan
pembentukan/penyerapan LCS.

Pembesaran relatif kepala


Hydrocephalus Peningkatan jumlah Jumlah cairan dalam ruang
nonkomunikas cairan serebrospinal sub araknoid

Peningkatan TIK Tindakan pembedahan

Kesulitan
Herniasi falk serebri Penekanan pada Terpasang shunt
bergerak
saraf optikus

Kerusakan Kompresi batang Adanya port de entry dan


Penekanan
mobilitas otak papiledema benda asing masuk
total

Gangguan Depresi saraf Disfungsi persepsi Risiko infeksi


integritas kardiovaskular dan visual spasial
kulit pernapasan Respon inflamasi
Gangguan persepsi
sensori hipertemi

Penurunan kesadaran Otak semakin tertekan Kerusakan fungsi kognitif


dan psikomotroik

Koping keluarga tidak efektif Hipotalamus semakin tertekan


Defisit perawatan diri

Pembuluh darah tertekan kejang Mual muntah Saraf pusat semakin tertekan

Aliran darah menurun Risiko cedera Penurunan BB Kesadaran menurun Sakit kepala

Perfusi jaringan Kebutuhan nutrisi kurang Penurunan Nyeri akut


serebral tidak efektif dari kebutuhan tubuh kesadaran
C. Data subyektip dan obyektif yang mungkin ditemukan

1. Anamnesa
a) Riwayat penyakit / keluhan utama
Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan
pupil, kontriksi penglihatan perifer.
b) Riwayat Perkembangan
Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras
atau tidak.
Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku.
Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
Keluhan sakit perut.
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi :
 Anak dapat melihat keatas atau tidak.
 Pembesaran kepala.
 Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.
b) Palpasi
 Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
 Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela
tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
c) Pemeriksaan Mata
 Akomodasi.
 Gerakan bola mata.
 Luas lapang pandang
 Konvergensi.
 Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.
 Stabismus, nystaqmus, atropi optic.

3. Observasi Tanda-Tanda Vital
-Peningkatan sistole tekanan darah.
-Penurunan nadi / Bradicardia
- Peningkatan frekwensi pernapasan

D. Data penunjang

Selain dari gejala-gejala klinik, keluhan pasien maupun dari hasil pemeriksaan fisik dan
psikis, untuk keperluan diagnostik hidrosefalus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
yaitu :
1)   Rontgen foto kepala
Dengan prosedur ini dapat diketahui:
1. Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala, adanya pelebaran sutura,
tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial kronik berupa imopressio digitate dan erosi
prosessus klionidalis posterior.
2. Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup maka dari foto rontgen
kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
2)   Transimulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini dilakukan
dalam ruangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang dipakai
lampu senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada hidrosefalus, lebar halo dari tepi sinar
akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.

3)   Lingkaran kepala


Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar kepala
melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam
kurun waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala dapat normal hal ini disebabkan
oleh karena hidrosefalus terjadi setelah penutupan suturan secara fungsional.
Tetapi jika hidrosefalus telah ada sebelum penutupan suturan kranialis maka penutupan
sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.
4)   Ventrikulografi
Yaitu dengan memasukkan konras berupa O2 murni atau kontras lainnya dengan alat
tertentu menembus melalui fontanela anterior langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah
kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang
melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup untuk memasukkan kontras
dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini
sangat sulit, dan mempunyai risiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT
Scan, prosedur ini telah ditinggalkan.

5)   Ultrasonografi
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan dapat
menunjukkan system ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada
penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam menentukan keadaan sistem
ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem
ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT Scan.

6)   CT Scan kepala


Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari
ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipital horns
pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas
oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.
Pada hidrosefalus komunikans gambaran CT Scan menunjukkan dilatasi ringan dari
semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.

7)   MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medula spinalis dengan menggunakan
teknik scaning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.

.   DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    Perfusi jaringan cerebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan volume cairan

serebrospinal
2.    Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK

3.    Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan penempatan shunt

4.    Ketakutan atau kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

5.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan sumber informasi

F. Rencana keperawatan

NO Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1 Perubahan perfusi NOC : Status sirkulasi NIC :
jaringan serebral Kriteria hasil NOC 1.       Pantau hal-hal berikut ini -
b/d meningkatnya
1. Menunjukkan status Tanda – tanda vital
volume cairan
sirkulasi ditandai - Sakit kepala
serebrospinal,
meningkatnya TIK. dengan indikator -Tingkat kesadaran dan orientasi

berikut: -Diplopia nistagmus, penglihatan kabur,

- TD sistolik dan ketajaman penglihatan

diatolik dalam rentang -Pemantauan TIK

yang diharapkan
dan respon neurologis pasien
- Tidak ada hipotensi
terhadap aktivitas perawatan
otastik
- Pantau tekanan perfusi jaringan
- Tidak ada bising
--Perhatikan perubahan pasien
pembuluh darah besar
sebagai respon terhadap stimulus
2.       Menunjukkan
2.       Penatalaksanaan sensasi
kemampuan kognitif, ditandai

dengan indikator: perifer


- Berkomunikasi dengan - Pantau adanya paresles: mati

jelas dan sesuai dengan usia rasa atau adanya rasa kesemutan
serta kepmampuan - Pantau status cairan termasuk
- Menunjukkan perhatian,
asupan dan keluaran
konsentrasi serta orientasi
3.  Aktivitas kolaboratif
- Menunjukkan memori
-Pertahankan parameter
jangka lama dan saat ini
termodinamik dalam rentang yang
- Memproses informasi
dianjurkan -Berikan obat-obatan
- Membuat keputusan
untuk meningkatkan volume
dengan benar
intravaskuler, sesuai

permintaan

-Berikan obat yang menyebabkan

hipertensi untuk memper

tahankan tekanan perpusi

cerebral sesuai permintaan.

-tinggikan bagian kepala tempat tidur


0 sampai dengan 45 derajat
tergantung dari kondisi pasien dan
permintaan medis.
-berikan obat diuretik dan osmotik,
sesuai dengan permintaan

2 Nyeri akut NOC : TINGKAT NYERI NIC :

berhubungan Kreteria Hasil: 1.    Manajemen Nyeri

dengan 1. Laporan nyeri - Tampilkan pengkajian secara


peningkatan TIK 2. Frekwensi nyeri menyeluruh tentang nyeri

3. Lamanya nyeri termasuk lokasi,

4. Ekspresi wajah karakteristik, durasi,

terhadap nyeri frekwensi, kualitas, intensitas

5. Kegelisahan dan faktor predisposisi nyeri.

6.    Perubahan TTV - Observasi isyarat non verbal

7.    Perubahan ukuran dari ketidaknyamanan,

pupil terutama jika tidak dapat

NOC:    Kontrol Nyeri berkomunikasi secara efektif.

Kreteria Hasil: -    Pastikan pasien menerima

1.     Menyebutkan faktor analgesik yang tepat.

penyebab -Tentukan dampak nyeri

2 .    Menyebutkan waktu terhadap kwalitas hidup (misal ;

terjadinya nyeri tidur, aktivitas, dll).

3.     Menggunakan - Evaluasi dengan pasien dan

analgesik sesuai indikasi tim kesehatan, efektivitas

4.     Menyebutkan dari kontrol nyeri pada masa


gejala nyeri
lalu yang biasa digunakan.

- Kaji pasien dan keluarga

untuk mencari dan menyediakan

pendukung.

- Berikan info tentang nyeri,

misal; penyebab, berapa


lama akan berakhir dan

antisipasi ketidaknyamanan

dari prosedur.

- Kontrol faktor lingkungan

yang mungkin

mempengaruhi respon

pasien untuk

ketidaknyamanan (misal :

temperatur rungan cahaya

dan kebisingan).

- Ajarkan untuk menggunakan

teknik nonfarmokologi (misal

: relaksasi, guided imagery,

therapi musik, di traksi, dll).

3 Resiko infeksi NOC : Kontrol Resiko NIC

berhubungan Kriteria hasil : Ko - control Infeksi

dengan 1.     Dapat memonitor Aktipitas : gunakansarung

pembedahan faktor resiko tangan steril

penempatan shut 2 .    Dapat memonitor -Pelihara lingkungan yang

perilaku individu yang tetap aseptik.

menjadi faktor resiko -Batasi pengunjung

3 .    Mengembangkan -Beritahu pasien dan

keefektifan strategi untuk keluarga tentang tanda


mengendalikan faktor dan gejala infeksi dan jika

resiko terjadi infeksi laporkan

4.     Memodifikasi gaya kepada petugas

hidup untuk mengurangi kesehatan.

faktor resiko -Anjurkan intake nutrisi

NOC :Deteksi Resiko yang baik.

Kritria hasil : identipikasi Resiko.

1.      Mengtahui atau Aktivitas : - Identifikasi pasien

mengungkapkan tanda dengan kebutuhan perawatan

dan gejala tentang secara berkelanjutan

indikasi resiko. - Menentukan sumber

2.     Menggunakan yang finansial.

sumber untuk - Identifikasi sumber

menyediakan informasi agen penyakit untuk mengurangi

tentang resiko potensial. faktor resiko.

3.     Berpartisipasi dalam -Tentukan


pelaksanaan dengan treatment
pemeriksaan. medis dan perawatan

Daftar Pustaka
Anonymuous, 2010. http://ms32.multiply.com/journal/item/23. Diakses tanggal 23 Oktober 
2010

Anonymous,2010.http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/02/hidrosefalus/.Diakses tanggal 23
Oktober  2010

Anonymuous, 2010.http://Asuhan keperawatan pada klien ”HIDROSEFALUS” Blog Penuh


Cinta.htm. Diakses tanggal 23 Oktober 2010

Ropper, Allan H. And Robert H. Brown. 2005. Adams And Victor’s Principles Of Neurology:
Eight Edition. USA.

Anonymuous 2010. http://hesa-andessa.blogspot.com/2010/08/asuhan-keperawatan-anak-


dengan.html tanggal akses 07 Mei 2012  pukul 18.00 WIB

Anonymuous ,2010 .http://putrisayangbunda.blog.com/2009/11/30/asuhan-keperawatan-pada-


klien-hidrosefalus-2/.tanggal akses 07 Mei 2012  pukul 18.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai