Anda di halaman 1dari 6

UJIAN MID SEMESTER : FARMAKOKINETIK

KLINIK JAM : 08:00 – 09:30


JURUSAN : S1 Farmasi
NAMA MAHASISWA : NELY PURWANTI,

A.Md.Farm SOAL

1. Jelaskan Tujuan mempelajari Farmakokinetik klinik


Jawaban :
Agar kita dapat mempelajari tentang fate of drug in the body, meliputi absorpsi,
distribusi, dan eliminasi obat didalam badan, merupakan alat pemandu utama di
dalam pemantaun terapetik obat.
Serta Untuk meningkatkan efektivitas terapi atau menurunkan efek samping dan
toksisitas obat pada pasien.

2. Pelayanan Farmakokinetik klink mencangkup apa saja


Jawaban :
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Pasal 3 Pelayanan farmasi
klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. pengkajian Resep;
b. dispensing;
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
d. konseling;
e. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
3. Jelaskan Apa itu ADME
Jawaban : ADME, yaitu absorption, distribution, metabolism, dan
excretion.

a. Absorption ataupenyerapan obat


Tahap pertama kinetika obat adalah penyerapan obat ke dalam darah. Obat masuk
ke dalam tubuh dalam berbagai cara, melalui oral (diminum), rektum
(supositoria), atau dengan menyuntikkan ke dalam pembuluh darah.
Obat yang disuntikkan akan masuk ke pembuluh darah untuk didistribusikan ke
seluruh tubuh melalui aliran darah. Apabila obat masuk
dengan cara oral atau diminum, obat tersebut akan masuk dulu ke dalam sistem
pencernaan sebelum diserap di usus halus untuk dialirkan menuju pembuluh
darah. Berikut faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan obat di dalam
tubuh.
A. Kondisi medis yang mengganggu pencernaan dan aliran darah.
B. Jenis obat (obat hirup dan injeksi cenderung lebih cepat diserap).
C. Interaksi obat.
b. Distribusi Obat

Sesaat setelah obat dikonsumsi dan diserap oleh tubuh, obat tersebut akan
disalurkan lewat sirkulasi darah. Selama berada dalam sirkulasi darah, obat akan
masuk ke dalam jaringan-jaringan tubuh. Obat menembus jaringan yang berbeda
dengan kecepatan yang berbeda. Hal ini tergantung kemampuan obat untuk
menembus membran sel tubuh. Obat yang larut dalam lemak dapat menyeberangi
dan memasuki membran sel tubuh lebih cepat dibandingkan dengan obat yang
hanya larut dalam air. Hal ini akan menentukan juga seberapa cepat obat itu akan
bereaksi di dalam tubuh.Sebagai contoh, obat antibiotik jenis rifampisin tergolong
larut dalam lemak sehingga saat dikonsumsi oral dapat mudah didistribusikan ke
dalam jaringan tubuh. Berbeda halnya dengan penisilin yang cenderung larut
dalam air, antibiotik ini membutuhkan waktu lebih lama memasuki sel tubuh
.Selain itu, proses distribusi obat tergantung pada kondisi tubuh. Tubuh yang
menyimpan lemak lebih banyak memudahkan proses distribusi obat. Namun,
efek samping obat pun lebih cepat timbul pada orang dengan lemak berlebih
daripada orang yang mempunyai lemak lebih sedikit.

C. Metabolisme Obat

Proses kinetika obat selanjutnya adalah metabolisme obat. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, proses metabolisme akan mengubah struktur kimia obat agar
lebih mudah diserap tubuh.
Setelah pendistribusian obat selesai, hati akan mengubah zat sisa obat menjadi
larut air agar mudah dikeluarkan lewat urine.
Menurut buku Drug Metabolism (2022), metabolisme setiap obat dapat berbeda-
beda karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti:
a. kerja enzim,
b. interaksi obat,
c. dosis, dan
d. Jenis Obat yang dikonsumsi.

D. Excretion
Ekskresi adalah tahapan kinetika obat yang terakhir, yaitu proses pembuangan
sisa metabolisme secara alami. Proses pengeluaran zat kimia ini dilakukan oleh
dua cara utama, yaitu oleh ginjal melalui urine dan kelenjar empedu melalui usus
halus dalam bentuk feses. Sayangnya, proses ekskresi obat ini bisa terganggu
apabila fungsi ginjal Anda menurun. Selain itu, zat kimia yang dihasilkan oleh
obat tersebut juga akan dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui air liur, keringat,
udara yang diembuskan, serta ASI. Untuk alasan inilah ibu menyusui harus
waspada
dengan obat yang diminum karena dikhawatirkan dapat terserap ke dalam ASI
dan membahayakan bayinya. Dengan mengetahui proses metabolisme obat, Anda
diharapkan lebih cermat dalam mengonsumsi obat-obatan. Sebaiknya
berkonsultasilah dengan dokter sebelum mengonsumsi obat dan patuhi aturan
konsumsi pada label kemasan atau petunjuk dari apoteker Anda.

4. Berikan masing-masing contoh soal/kasus perhitungan dosis


a. Rumus Young,
b. Fried

Jawaban :

a. Rumus Young

Untuk penggunaan resep di bawah 8 tahun


digunakan rumus Young.
Dik
Dosis lazim dewasa = 500 mg n
= 7 tahun
Dit
Dn =?
Jawab

b. Rumus Fried
Contoh soalnya: Apabila ada seorang bayi berusia 9 bulan mengalami
demam tinggi dalam sehari, kemudian diresepkan oleh dokter dengan obat
penurun panas (paracetamol) dosis dewasa 500 miligram. Lalu,
berapa obat penurun panas yang harus diberikan pada bayi tersebut untuk
menurunkan demam?
Begini cara pengerjaan dari soal tersebut:

Jadi jawabannya adalah pada bayi berusia 9 bulan yang mengalami demam tinggi
tersebut diberikan sebesar 30 miligram setiap kali pemberian.

5. Kasus :
- Tn. A masuk rumah sakit lewat ugd tgl 17 November 2023 dengan keluhan nyeri
kepala hebat, mual dan nyeri ulu hati serta gelisah. Setelah dokter
menginstruksikan pemberian obat selama 3 hari pasien membaik dan di
perbolehkan pulang dengan ketentuan wajib kontrol melalui poli interna setelah 3
hari keluar rumah sakit. Pada tanggal 21 November 2023, Tn. A datang kontrol ke
poli interna dan mendapatkan resep :
-
R/ Paracetamol 650 mg Stok obat tersedian di Apotek RS
Dizepam 3 mg obat jumlah Ket Gol
Amitripilin ¼ tab Paracetamol 5.000 Bebas
Pulv No : X 500 tab
3 dd1 n.det Diazepam 5 500 tab Psikotropika
mg
Amitripilin 350 tab Psikotropika
R/ Ranitidin tab No. X
25 mg
2 dd 1 n.det

R/ Mecobalamin caps No. X 2


dd 1
n.det

Silahkan melakukan penyiapan obat di atas dengan Perhitungan dosis yang baik
dan benar
R/

PCT 650 mg

Diazepam 3 mg

Amitripin ¼ Tab

Pulv No. X

" 3 𝑑𝑑 1

R/

Ranitidin No. X

" 2 𝑑𝑑 1

Mecobalamin Caps No. X

" 2 𝑑𝑑 1

R / PCT 600 mg

j𝑢𝑚𝑙𝑎& 𝑦𝑎𝑛* 𝑑i𝑚i𝑛𝑡𝑎 ( 𝑑i 𝑅𝑒𝑠𝑒𝑝)


= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎& 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑i𝑎𝑎𝑛 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

650 𝑚𝑔
= 500 𝑚𝑔 × 10 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑘𝑢𝑠

= 1,3 × 10

= 13 𝐶𝑎𝑝𝑠𝑢𝑙

Diazeapam 3 mg
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎 ( 𝐷𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝)
× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
3 𝑚𝑔
= × 10
5 𝑚𝑔
3 𝑚𝑔
= 5 𝑚𝑔 𝑥 10

= 0,6 × 10

= 6 𝑇𝑎𝑏

Amitripin ¼ Tab

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎 ( 𝑑𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝)


= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛

1
= × 10
4
= 0,25 × 10

= 2,5 𝑇𝑎𝑏

Anda mungkin juga menyukai