Anda di halaman 1dari 25

|:.: Ji:, .

PR0SEB0R PENBERIAN 0BAT


PENGERTIN OBT
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau
binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai
gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Pada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya:
3ama ge3eric yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan
lisensi, kemudian ada 3ama resmi yang memiliki arti nama di bawah lisensi salah
satu publikasi yang resmi, 3ama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan
zat kimianya seperti acetylsalicylic acid atau aspirin, kemudian 3ama daga3g ( trade
mark) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam
menggunakan symbol seperti ecortin, buIIerin, empirin, anlagesik, dan lain-lain.
Berdasarkan Kepmenkes 900/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 25 Juli 2002,
obat-obatan yang dapat digunakan oleh bidan dalam melakukan praktik yaitu:
1. #oborantia
2. Vaksin
3. Syok AnaIilaktik
O Adrenalin 1: 1000
O Antihistamin
O idrokortison
O Aminophilin 240 mg/ 10 ml
O opamin
4. Sedativa
5. Antibiotika
6. Uterotonika
7. Antipiretika
8. Koagulantia
9. Anti kejang
10.Glyserin
11.Cairan inIus
12.Obat luka
13.Cairan desinIektan (termasuk Klorin)
|:.: Ji:, .

14.Obat penanganan asphiksia pada BBL


armakologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat-
obatan, meliputi: penelitian mengenai penyakit-penyakit, kemungkinan
penyembuhan, penelitian obat-obat baru serta penelitian eIek samping obat-obatan
atau teknologi baru terhadap beberapa penyakit berkaitan dengan perjalanan obat di
dalam tubuh serta perlakuan tubuh terhadapnya.
B $TNDR OBT
Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat
diantaranya kemur3ia3 yaitu suatu keadaan yang dimiliki obat karena unsur
keasliannya, tidak ada pencampuran dan standar potensi yang baik. Selain kemurnian,
obat juga harus memiliki bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan
eIektiIitas.

C RE$I OBT
Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja
sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. #eaksi obat dapat dihitung dalam
satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk
proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak
obat dalam tubuh.
Adapun Iaktor yang mempengaruhi reaksi obat yaitu :
bsorbsi obat
Merupakan proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh melalui aliran
darah kecuali dari jenis topikal. al ini dipengaruhi oleh cara dan jalur pemberian
obat, jenis obat, keadaan tempat, makanan dan keadaan pasien.
Distribusi obat
Setelah diabsorpsi, obat didistribusikan ke dalam darah melalui vaskular dan
sistem limIatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu. Proses ini
dipengaruhi oleh keseimbangan cairan, elektrolit dan keadaan patologis.
etabolisme obat
Setelah melalui sirkulasi, obat akan mengalami metabolisme. Obat akan ikut
sirkulasi ke dalam jaringan, kemudian berinteraksi dengan sel dan melakukan
sebuah perubahan zat kimia hingga menjadi lebih aktiI. Obat yang tidak bereaksi
akan diekskresikan
|:.: Ji:, .

Eksresi sisa
Setelah metabolisme (pemecahan), akan terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai.
Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine, dari
intestinal dalam bentuk Ieses, dan dari paru-paru dalam bentuk udara.

Ada 2 eIek obat yakni eIek terapeutik dan eIek samping. Efek terapeutik
adalah obat memiliki kesesuaian terhadap eIek yang diharapkan sesuai kandungan
obatnya seperti paliatif (bereIek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki eIek
pengobatan), suportif (bereIek untuk menaikkan Iungsi atau respon tubuh), subtitutif
(bereIek sebagai pengganti), efek kemoterapi (bereIek untuk mematikan atau
menghambat) dan restoratiI (bereIek pada memulihkan Iungsi tubuh yang sehat).
Sedangkan efek sampi3g adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal,
dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas
(keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.

D PER$IPN PEBERIN OBT
Ada 6 persyaratan sebelum pemberian obat yaitu dengan prinsip 6 benar :
Tepat Obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya bidan harus memperhatikan kebenaran
obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat,
saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ke tempat penyimpanan
Tepat Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat
tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain
sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien.
Tepat Pasie3
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan
cara mengidentiIikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register,
alamat dan program pengobatan pada pasien.
Tepat Cara Pemberia3
Cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/jalur obat pada label yang
ada sebelum memberikannya kepada pasien.
Tepat waktu
|:.: Ji:, .

Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang dprogramkan , karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan eIek terapi dari obat.

E PENGHITUNGN DO$I$ OBT
Dosis pada Bayi da3 3ak Balita
Pembagian dosis obat pada bayi dan anak balita dibedakan berdasarkan 2 standar,
yaitu berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan. Berikut ini rumus
perhitungan obat untuk anak antara lain:
1. Young
o =
n
n +
() o n ono > on

2. illing
o =
n

()

3. Gaubius
o =
n

() n ono sopo r on
o =
n
8
() n ono - on
o =
n

() n ono - on
o =
n

() n ono - on
o =
n

() n ono - on

4. ried
o =

()
keterangan: m umur anak dalam bulan
5. Sagel
o =
+

() (r - on)
o =
8 +

() (r - on)
|:.: Ji:, .

o =
+

() (r -9 on)

6. Clark
o =
ono
oso
()
Keterangan: w berat badan/ kg
7. Berdasarkan area permukaan tubuh
oss no =
ro proon b ono
,
2
oss oso noro

alam penggunaan unit dosis obat dapat dihitung sesuai dari masing-masing
unit obat yang tersedia dan biasanya sudah tertera pada label kemasan dari obat. Jadi
untuk perhitungan unit dosis obat tergantung dari obat itu sendiri dan dosis yang
diberikan ke pasien yang telah ditentukan oleh dokter, misalnya obat yang diberikan
secara parenteral dalam bentuk vial atau ampul dengan bentuk cairan atau bubuk.
Contoh:
1. Berapa cc larutan pengoplos yang diperlukan untuk menyiapkan larutan yang
berisi 500.000 unit/cc dari satu vial penisilin bubuk 5 juta unit
Jawab:
unt
unt

1 cc
x

500.000 x 5.000.000
x

= cc
Jadi dengan menambah 10 cc akan terbuat 10cc penisilin 5 juta unit. Berarti setiap
cc akan berisi penisilin 500.000 unit.
2. Berapa cc yang diperlukan untuk mendapatkan penisilin 150.000 unit dari vial
yang berlabel 600.000 unit/cc
Jawab:

1

1 cc
x

600.000 x 150.000
x
1

0,25 cc
3. Berapakah waktu absorbsi yang diperlukan untuk 500 cc cairan intravena bila
tetesan inIus diatur 20 tetes/ menit dimana 1 cc 10 tetesan
Jawab:
|:.: Ji:, .

a. Ubah kecepatan tetesan menjadi cc untuk mengetahui jumlah cc/menit


10 tetesan : 1 cc 20 tetesan : x cc
10 x 20
x 2 cc/menit
b. itung berapa menit diperlukan untuk menghabiskan 500 cc cairan inIus
500 cc : x menit 2 cc : 1 menit
2 x 500
x 250 menit
c. Ubah menit menjadi jam ( bila diperlukan)
1 jam : 60 menit x jam : 250 menit
60 x 250
x
2


4 jam 16 menit

PENCEGHN IN1URI PENGOBTN
Pencegahan injuri pengobatan adalah dengan memperhatikan beberapa hal yaitu
a. Aspek legal
b. Indikasi dan kontraindikasi pemberian obat
c. aktor alergi obat
d. Teknik pemberian obat yang benar
e. osis obat
Injuri yang biasanya terjadi adalah
a. Over dosis
b. Alergi: #ash (warna kemerah-merahan) pada kulit, pruritis (gatal-gatal), odema,
renitis (pilek), air mata berlebihan, mual, muntah, weezhing, dipsnoe, diare, syok
anaIilaktik, gagal jantung
Penatalaksanaan:
a. Posisikan ibu miring kiri (pasang naIas bantuan bila tidak sadar)
b. Segera panggil bantuan medis, jangan biarkan ibu sendirian
c. Pada anaIilaktik ringan: berikan antihistamin per oral atau adrenalin sub kutan
0,1-0,5 ml, observasi dengan ketat adanya membaik atau memburuk kondisi ibu
|:.: Ji:, .

d. Bila terjadi penyempitan saluran pernaIasan berikan bronchodilator


e. Pada anaIilaktik berat badan adrenalin intramuskuler dalam larutan 1 : 1000 (1
mg/ml) bila perlu ulangi dua kali lagi dengan interval waktu 5-10 menit (dosis
dewasa 0,5 1 ml, bayi 0,05 ml)
I. Lakukan resusitasi sesuai keadaan
g. Lakukan observasi ketat terhadap kondisi ibu atau bayi selama 72 jam karena
dapat terjadi reaksi sekunder

G TENI PEBERIN OBT
Pemberia3 Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati,
mengurangi rasa sakit sesuai dengan eIek terapi dari jenis obat.
lat da3 baha3 :
a. aItar buku obat
b. Obat dan tempatnya
c. Air minum ditempatnya
Prosedur kerja :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu,
tepat tempat, dan tepat pendokumentasian.
d. Bantu untuk meminumnya:
1) Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka
tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke
tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul
jangan dilepaskan pembungkusnya.
2) Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan
campur dengan minuman
3) Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
e. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon terhadap
obat dengan mencatat hasil pemberian obat
I. Cuci tangan

|:.: Ji:, .

Pemberia3 Obat Pare3teral meliputi:


elalui 1ari3ga3 I3trakuta3
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan
tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan dibawah dermis atau
epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan, tangan bagian ventral.
lat da3 baha3:
a. aItar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit 1 cc/ spuit insulin
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
I. Bak steril dilapisi kasa steril (tempat spuit)
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
Prosedur erja:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang buka
dan keataskan
d. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
e. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan / encerkan dengan aquades (
cairan pelarut) kemudian ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc,
dan siapkan pada bak instrument atau injeksi
I. esinIeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan
g. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri
h. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat
dengan permukaan kulit.
i. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung
j. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase
k. Cuci tangan
l. Catat reaksi pemberian, hasil pemberian obat / test obat, tanggal, waktu, dan jenis
obat.

|:.: Ji:, .

Pemberia3 Obat elalui 1ari3ga3 $ubkuta3


Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dapat
dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus (abdomen). Pemberian obat
melalui subkutan ini biasanya dilakukan dalam program pemberian insulin yang
digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe
larutan : yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe
reaksi cepat (insulin regular) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan
protein sehingga memperlambat absorbsi obat atau juga termasuk tipe lambat.
lat da3 baha3 :
a. aItar buku obat / catatan, jadual pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit insulin
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
I. Bak injeksi
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
Prosedur kerja:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang buka
dan ke ataskan
d. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
e. Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan setelah itu
tempatkan pada bak injeksi.
I. esinIeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan
g. Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan)
h. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat
dengan permukaan kulit.
i. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat perlahan-lahan hingga
habis.
j. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan
kedalam bengkok.
|:.: Ji:, .

k. Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu,
dan jenis obat.
l. Cuci tangan

Pemberia3 Obat I3trave3a La3gsu3g
Cara pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti/
cephalika (lengan), vena saphenosus (tungkai), vena jugularis (leher), vena Irontalis/
temporalis (kepala), yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada
pembuluh darah.
lat da3 baha3 :
a. aItar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit sesuai dengan jenis ukuran
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
I. Bak injeksi
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
i. Karet pembendung
Prosedur erja:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang buka
dan keataskan
d. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan
disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan bubuk, maka larutkan dengan
larutan pelarut (aquades)
e. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan disuntik
I. Kemudian tampatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi
g. esinIeksi dengan kapas alcohol
h. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung ( tourniquet ) pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan / minta
bantuan atau membendung diatas vena yang akan dilakukan penyuntikan
i. Ambil spuit yang berisi obat
|:.: Ji:, .

j. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke


pembuluh darah
k. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis
l. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah
penusukan dengan kapas alcohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke
dalam bengkok.
m. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
n. Cuci tangan.

Pemberia3 Obat I3trave3a Tidak La3gsu3g (via Wadah)
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat
kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan eIek samping
dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
lat da3 baha3 :
a. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
b. Obat dalam tempatnya
c. Wadah cairan (kantong/ botol)
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
Prosedur erja :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit
d. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong
e. Lakukan desinIeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.
I. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong / wadah cairan.
g. Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan membalikkan kantong cairan
dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
h. Periksa kecepatan inIus.
i. Cuci tangan
j. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat

|:.: Ji:, .

Pemberia3 Obat I3trave3a elalui $ela3g


lat da3 baha3 :
a. Spuit dan jarum sesuai ukuran
b. Obat dalam tempatnya
c. Selang intravena
d. Kapas alcohol
Prosedur erja:
a. Cuci tangan
b. Jelakan prosedur yang akan dilakukan
c. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
d. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
e. Lakukan desinIeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
I. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang intravena.
g. Setelah selesai tarik spuit.
h. Periksa kecepatan inIus dan observasi reaksi obat
i. Cuci tangan
j. Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya

Pemberia3 Obat per I3tramuskuler
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat
pada daerah paha ( vastus lateralis ), ventrogluteal ( dengan posisi berbaring ),
dorsogluteal ( posisi tengkurap ), atau lengan atas ( deltoid). Tujuannya agar absorbsi
lebih cepat.
lat da3 baha3 :
a. aItar buku obat/ catatan, jadwal pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran : dewasa panjang 2,5-
3,75 cm, anak panjang : 1,25-2,5cm.
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
I. Bak injeksi
g. Bengkok
Prosedur erja:
|:.: Ji:, .

a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis setelah itu
letakkan pada bak injeksi
d. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan).
e. esinIeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
I. Lakukan penyuntikan: Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara anjurkan
pasien untuk berbaring terlentang dengan lutut sedikit Ileksi
1) Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien utnuk miring, tengkurap atau
terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan
dalam keadaan Ileksi
2) Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan
lutut di putar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atats pinggul Ileksi
dan diletakkan di depan tungkai bawah
3) Pada daerah deltoid ( lengan atas ) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk
atau berbaring mendatar lengan atas Ileksi.
g. Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak lurus
h. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat
secara perlahan-lahan hingga habis
i. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan
dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah digunakan letakkan pada
bengkok.
j. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian
k. Cuci tangan

Pemberia3 Obat elalui Rektum
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektum, dengan tujuan memberikan eIek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan eIek terapi
obat, menjadikan lunak pada daerah Ieses dan merangsang buang air besar.
Pemberian obat yang memiliki eIek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang
berIungsi secara lokal untuk meningkatkan deIekasi. Pemberian obat dengan eIek
sistemik pada obat aminoIilin suppositoria dengan berIungsi mendilatasi bronkus.
|:.: Ji:, .

Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati
sIingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.
lat da3 Baha3:
a. Obat suppositoria dalam tempatnya
b. Sarung tangan.
c. Kain kasa.
d. Vaselin/pelicin/pelumas.
e. Kertas tisu.
Prosedur erja:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c. Gunakan sarung tangan.
d. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
e. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
I. #egangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan
perlahan melalui anus, sIingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang
lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
g. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
h. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih
5 menit.
i. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
j. Cuci tangan.
k. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.

Pemberia3 Obat per Vagi3a
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang
bertujuan untuk mendapatkan eIek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk
mengobati inIeksi lokal.
lat da3 Baha3:
a. Obat dalam tempatnya.
b. Sarung tangan.
c. Kain kasa.
d. Kertas tisu.
|:.: Ji:, .

e. Kapas sublimat dalam tempatnya.


I. Pengalas.
g. Korentang dalam tempatnya.
Prosedur erja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Gunakan sarung tangan.
d. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
e. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat.
I. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbert.
g. Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada
obat.
h. #egangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
i. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar oriIisium dan labia dengan tisu.
j. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
k. Cuci tangan.
l. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.

Catatan: apabila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk
krim yang tertera pada kemasan, renggangkan lipatan labia dan masukkan aplikator
kurang lebih 7,5 cm dan dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat dan
lanjutkan sesuai langkah h, i, j, k.

Pemberia3 Obat pada ulit
Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan
mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau
mengatasi inIeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion,
aerosol, dan sprei.
lat da3 Baha3:
a. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosol, spray).
b. Pinset anatomis.
c. Kain kasa.
|:.: Ji:, .

d. Kertas tisu.
e. Balutan.
I. Pengalas.
g. Air sabun, air hangat.
h. Sarung tangan
Prosedur erja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
d. Gunakan sarung tangan.
e. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
I. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan,
mengompres.
g. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
h. Cuci tangan

Pemberia3 Obat pada ata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata digunakan untuk
persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk
pengukuran reIraksi lensa dengan melemahkan otot lensa serta untuk menghilangkan
iritasi mata.
lat da3 Baha3:
a. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
b. Pipet.
c. Pinset anatomi dalam tempatnya.
d. Korentang dalam tempatnya.
e. Plester.
I. Kain kasa.
g. Kertas tisu.
h. Balutan.
i. Sarung tangan.
j. Air hangat/kapas pelembab.
|:.: Ji:, .

Prosedur erja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping
kanan.
d. Gunakan sarung tangan.
e. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke
arah hidung, apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
I. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari
telunjuk di atas tulang orbita.
g. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva. Setelah tetesan selesai sesuai
dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan,
apabila menggunakan obat tetes mata.
h. Apabila obat mata jenis salep pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata
kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata
bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah, secara bergantian
dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk
memejamkan mata dan menggerakkan kelopak mata.
i. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
j. Cuci tangan.
k. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.

Pemberia3 Obat pada Teli3ga
Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga
ini pada umumnya diberikan pada gangguan inIeksi telinga khususnya pada telinga
tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.
lat da3 Baha3:
a. Obat dalam tempatnya.
b. Penetes.
c. Spekulum telinga.
d. Pinset anatomi dalam tempatnya.
e. Korentang dalam tempatnya.
I. Plester.
g. Kain kasa.
|:.: Ji:, .

h. Kertas tisu.
i. Balutan.
Prosedur erja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
d. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas/ke belakang (pada
orang dewasa), ke bawah pada anak.
e. Apabila obat berupa tetes, maka teteskan obat pada dinding mencegah terhalang
oleh gelembung udara dengan jumlah dengan dosis.
I. Apabila berupa salep maka ambil kapas lidi dan oleskan masukkan atau oleskan
pada liang telinga.
g. Pertahankan posisi kepala kurang lebih 2-3 menit.
h. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
i. Cuci tangan.
j. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian

8 Pemberia3 Obat pada Hidu3g
Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada
seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasoIaring.
lat da3 Baha3:
a. Obat dalam tempatnya.
b. Pipet.
c. Spekulum hidung.
d. Pinset anatomi dalam tempatnya.
e. Korentang dalam tempatnya.
I. Plester.
g. Kain kasa.
h. Kertas tisu.
i. Balutan .
Prosedur erja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
|:.: Ji:, .

c. Atur posisi pasien dengan cara:


1) uduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.
2) Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
3) Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah ke belakang.
d. Berikan tetesan obat pada tiap lubang hidung sesuai dengan dosis
e. Cuci tangan.
I. Catat, cara, tanggal, dan dosis pemberian obat.

9 Pemberia3 Obat Epidural
Pemberian obat melalui penusukan anastesi lokal ke dalam ruang lumbal oleh ahli
anastesi obstetri
EIeknya yaitu:
a. Analgesia (bebas dari nyeri) maupun anastesia (penurunan sensasi)
b. Ketidakmampuan menggerakkan kaki dan berkemih normal
Jenisnya yaitu:
Blok Epidural
Anastesiyang diberikan bersiIat lokal kedalam ruangan epidural, perlu pengawasan
yang kontinyu
Anastesi Spinal
Anastesi lokal yang diinjeksikan kedaerah suaraknoid, dibawah lumbal tepat ujung
saraI spinal. Contohnya SC
General Anastesi
Anastesi secara umum/ total diberikan melalui InIus / anastesi keseluruhan
Indikasi Epidural
O Atas permintaan ibu untuk pereda nyeri
O Persalinan dengan alat: mal posisi, malpresentasi, kehamilan kembar, persalinan lama
Yang dilakukan oleh bidan adalah persiapan sebelum ke ruang OK (Kamar Operasi)






|:.: Ji:, .

N1EEN NYERI
Ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri yang dapat dilaksanakan oleh petugas kesehatan,
diantaranya:
1. Mengurangi Iaktor yang dapat menambah nyeri misalnya ketidakpercayaan,
kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan.
a. Ketidakpercayaan
Pengakuan akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri. al ini
dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh
perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa
petugas kesehatan mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang
nyerinya.
b. Kesalahpahaman
Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan membantu
mengurangi nyeri. al ini dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri
yang dialami sangat individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang
nyerinya
c. Ketakutan
Memberikan inIormasi yang tepat dapat membantu mengurangi ketakutan pasien
dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka
menangani nyeri.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya, kembangkan pola
aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.
e. Kebosanan
Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat
digunakan pengalih perhatian yang bersiIat terapeutik. Beberapa teknik pengalih
perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi
berirama, aktiI mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang
menyenangkan, dan lain-lain.




|:.: Ji:, .

2. MemodiIikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik, seperti:


Teknik latihan pengalihan:
a. Menonton televisi
b. Berbincang-bincang dengan orang lain
c. Mendengarkan musik

Teknik relaksasi:
Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan
udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut
dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga
pasien merasa nyaman, tenang dan rileks.
Stimulasi kulit:
a. Menggosok dengan halus pada daerah nyeri
b. Menggosok punggung
c. Menggunakan air hangat dan dingin
d. Memijat dengan air mengalir

3. Pemberian obat Analgesik
Pemberian obat analgesik dilakukan guna mengganggu atau memblok transmisi
stimulus nyeri agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal
terhadap nyeri. Jenis analgesiknya narkotika dan bukan narkotika. Jenis narkotika
digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada Iungsi
vital, seperti respirasi. Jenis bukan narkotik yang paling banyak dikenal di masyarakat
adalah aspirin, asetaminoIen dan bahan antiinIlamasi nonsteroid. Golongan aspirin
(Asetysalicylic acid) digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral dan periIer,
kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah 15-20
menit dan memuncak 1-2 jam. Aspirin juga menghambat agregasi trombosit dan
antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat meningkatkan waktu perdarahan
dan protombin bila diberikan dalam dosis yang tinggi. Golongan asetaminoIen sama
seperti aspirin, akan tetapi tidak menimbulkan perubahan kadar protombin dan jenis
nonsteroid anti inIlamantory drug (NSAI) juga dapat menghambat prostaglandin
dan dosis rendah dapat berIungsi sebagai analgesik. Kelompok obat ini meliputi
ibuproIen, meIenamic acid, IenoproIen, naproIen, zomepirac, dll.

|:.: Ji:, .

Nama Ge3erik Nama


Daga3g
Dosis Cara
Pemberia3
$era3ga3 Pu3cak Lama3ya
hasiat
Morphine
sulIate
- 5-20 mg
Per 3-4 jam
SC, IM 5-10
menit
60
menit
4-6 jam
Codein sulIate - 15-60 mg
Per 3-4 jam
SC, PO 5-30
menit
30-60
menit
3-4 jam
ydromorphone
hydrocloride
ilaudid 2-4 mg
Per 4-6 jam
IV, IM, SC,
PO
5-15
menit
1 jam 4-6 jam
Meperidine
hydrocloride
emeral 50-150 mg
Per 3-4 jam
IV, IM, SC,
PO
10-15
menit
30-60
menit
2-4 jam
Methadone olophine 2,5-10 mg
Per 3-4 jam
IM, SC, PO 10 menit 1-2 jam 4-6 jam
Pentazocine Talwin 50-100 mg
Per 3-4 jam
PO 0,5-2
jam
3-4 jam

Keterangan: SC: Subcutan
IM: Intramuskular
IV: Intravena
PO: Per oral

4. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau mengubah stimulus nyeri
dengan stimulus yang kurang dirasakan. Bentuk stimulator metode stimulus listrik
meliputi:
a. Transcutaneus electrical nerve stimulator (TENS), yang digunakan untuk
mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan
beberapa elektrode di luar
b. Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator
merupakan alat stimulator yang diimplan di bawah kulit dengan transistor timah
penerima pada daerah epidural dan columna vertebrae
c. Stimulator columna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat penerima
transistor yang dicangkok melalui kantong kulit intraklavicula atau abdomen,
yakni elektroda yang ditanam dengan cara bedah pada dorsum sumsum tulang
belakang.







|:.: Ji:, .

TERPI PN$
Terapi panas diantaranya:
a. Superfisal
InIra merah IaraIin Bath
Kompres v botol air panas/ kompres air hangat
Bantuan panas, buli-buli panas
-. alam (!
MW (Mikro Weight iatermi): untuk jaringan lemak yang dilakukan oleh bidan adalah
persiapan sebelum ke ruang OK (Operasi Kamar)
SW (Short Weight iatermi): Permukaan otot
US (Ultra Sound etermi): tulang
Tujuan:
Mengurangi Nyeri
Mengurangi InIlamasi
#elaksasi otot
Memperbaiki sirkulasi
Kontradiksi
#adang Akut
Trauma Akut
Gangguan vaskuler
aemorrhagi iathese
Malinancy
Adanya logam dalam jaringan

TERPI DINGIN
Pengantaran ingin
Convective cooling: kipas angin, AC
Evaporatioan cooling: Chlor Ethyl
Conduktive cooling: kompres es
Indikasi Terapi dingin
#adang akut/ trauma akut : reumatik acut
Menurunnya nyeri
Menurunkan Spastik / kekakuan : cerebral palse
acial otot/ melatih otot
|:.: Ji:, .

Pengawetan Jaringan : otot terpotong dikimpres es


Kontradiksi
Alergi dingin
Psikologi
Pheneumonia
#egenerasi saraI

TERPI OPRE$ HNGT
Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa
nyaman, mengurangi dan membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot,
memberikan rasa hangat.
Persiapan
Botol berisi air panas suhu 46-51,5
0
C
Termometer air
Kain pembungkus
Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Isi botol dengan air panas
4. Tutup botol yang telah berisi air panas kemudian dikeringkan
5. Masukan botol kedalam kantong kain, bila gunakan kain masukan kain kedalam air
hangat lalu diperas
6. Tempatkan botol/ kain yang sudah diperas pada daerah yang akan dikompres
7. Angkat botol/ kain tersebut setelah 20 menitkemudian isi lagi pada daerah yang akan
di kompres
8. Catat perubahan yang terjadi selama tindakan
9. Cuci tangan

TERPI OPRE$ DINGIN
Merupakan tindakan dengan memberikan kompres dingin untuk memenuhi kebutuhan rasa
nyaman, menurunkan suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri, mencegah odema dan mengontrol
peredaran darah dengan meningkatkan vaso konstriksi.


|:.: Ji:, .

Persiapan alat dan bahan


Termometer
Air dingin
Kain/ kantong pelindung
Kantong es atau sejenisnya
Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Ukur suhu tubuh
4. Masukan air dingin pada kantong es. Baila menggunakan kain masukan kain pada air
dingin lalu diperas
5. Letakan kantong/ kain pada daerah yang akan dikompres seperti daerah aksila, di
daerah yang sakit
6. Catat perubahan yang terjadi seama tindakan
7. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai