Eksresi sisa
Setelah metabolisme (pemecahan), akan terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai.
Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine, dari
intestinal dalam bentuk Ieses, dan dari paru-paru dalam bentuk udara.
Ada 2 eIek obat yakni eIek terapeutik dan eIek samping. Efek terapeutik
adalah obat memiliki kesesuaian terhadap eIek yang diharapkan sesuai kandungan
obatnya seperti paliatif (bereIek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki eIek
pengobatan), suportif (bereIek untuk menaikkan Iungsi atau respon tubuh), subtitutif
(bereIek sebagai pengganti), efek kemoterapi (bereIek untuk mematikan atau
menghambat) dan restoratiI (bereIek pada memulihkan Iungsi tubuh yang sehat).
Sedangkan efek sampi3g adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal,
dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas
(keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
D PER$IPN PEBERIN OBT
Ada 6 persyaratan sebelum pemberian obat yaitu dengan prinsip 6 benar :
Tepat Obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya bidan harus memperhatikan kebenaran
obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat,
saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ke tempat penyimpanan
Tepat Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat
tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain
sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien.
Tepat Pasie3
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan
cara mengidentiIikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register,
alamat dan program pengobatan pada pasien.
Tepat Cara Pemberia3
Cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/jalur obat pada label yang
ada sebelum memberikannya kepada pasien.
Tepat waktu
|:.: Ji:, .
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang dprogramkan , karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan eIek terapi dari obat.
E PENGHITUNGN DO$I$ OBT
Dosis pada Bayi da3 3ak Balita
Pembagian dosis obat pada bayi dan anak balita dibedakan berdasarkan 2 standar,
yaitu berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan. Berikut ini rumus
perhitungan obat untuk anak antara lain:
1. Young
o =
n
n +
() o n ono > on
2. illing
o =
n
()
3. Gaubius
o =
n
() n ono sopo r on
o =
n
8
() n ono - on
o =
n
() n ono - on
o =
n
() n ono - on
o =
n
() n ono - on
4. ried
o =
()
keterangan: m umur anak dalam bulan
5. Sagel
o =
+
() (r - on)
o =
8 +
() (r - on)
|:.: Ji:, .
o =
+
() (r -9 on)
6. Clark
o =
ono
oso
()
Keterangan: w berat badan/ kg
7. Berdasarkan area permukaan tubuh
oss no =
ro proon b ono
,
2
oss oso noro
alam penggunaan unit dosis obat dapat dihitung sesuai dari masing-masing
unit obat yang tersedia dan biasanya sudah tertera pada label kemasan dari obat. Jadi
untuk perhitungan unit dosis obat tergantung dari obat itu sendiri dan dosis yang
diberikan ke pasien yang telah ditentukan oleh dokter, misalnya obat yang diberikan
secara parenteral dalam bentuk vial atau ampul dengan bentuk cairan atau bubuk.
Contoh:
1. Berapa cc larutan pengoplos yang diperlukan untuk menyiapkan larutan yang
berisi 500.000 unit/cc dari satu vial penisilin bubuk 5 juta unit
Jawab:
unt
unt
1 cc
x
500.000 x 5.000.000
x
= cc
Jadi dengan menambah 10 cc akan terbuat 10cc penisilin 5 juta unit. Berarti setiap
cc akan berisi penisilin 500.000 unit.
2. Berapa cc yang diperlukan untuk mendapatkan penisilin 150.000 unit dari vial
yang berlabel 600.000 unit/cc
Jawab:
1
1 cc
x
600.000 x 150.000
x
1
0,25 cc
3. Berapakah waktu absorbsi yang diperlukan untuk 500 cc cairan intravena bila
tetesan inIus diatur 20 tetes/ menit dimana 1 cc 10 tetesan
Jawab:
|:.: Ji:, .
4 jam 16 menit
PENCEGHN IN1URI PENGOBTN
Pencegahan injuri pengobatan adalah dengan memperhatikan beberapa hal yaitu
a. Aspek legal
b. Indikasi dan kontraindikasi pemberian obat
c. aktor alergi obat
d. Teknik pemberian obat yang benar
e. osis obat
Injuri yang biasanya terjadi adalah
a. Over dosis
b. Alergi: #ash (warna kemerah-merahan) pada kulit, pruritis (gatal-gatal), odema,
renitis (pilek), air mata berlebihan, mual, muntah, weezhing, dipsnoe, diare, syok
anaIilaktik, gagal jantung
Penatalaksanaan:
a. Posisikan ibu miring kiri (pasang naIas bantuan bila tidak sadar)
b. Segera panggil bantuan medis, jangan biarkan ibu sendirian
c. Pada anaIilaktik ringan: berikan antihistamin per oral atau adrenalin sub kutan
0,1-0,5 ml, observasi dengan ketat adanya membaik atau memburuk kondisi ibu
|:.: Ji:, .
k. Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu,
dan jenis obat.
l. Cuci tangan
Pemberia3 Obat I3trave3a La3gsu3g
Cara pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti/
cephalika (lengan), vena saphenosus (tungkai), vena jugularis (leher), vena Irontalis/
temporalis (kepala), yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada
pembuluh darah.
lat da3 baha3 :
a. aItar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit sesuai dengan jenis ukuran
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
I. Bak injeksi
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
i. Karet pembendung
Prosedur erja:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang buka
dan keataskan
d. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan
disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan bubuk, maka larutkan dengan
larutan pelarut (aquades)
e. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan disuntik
I. Kemudian tampatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi
g. esinIeksi dengan kapas alcohol
h. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung ( tourniquet ) pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan / minta
bantuan atau membendung diatas vena yang akan dilakukan penyuntikan
i. Ambil spuit yang berisi obat
|:.: Ji:, .
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis setelah itu
letakkan pada bak injeksi
d. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan).
e. esinIeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
I. Lakukan penyuntikan: Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara anjurkan
pasien untuk berbaring terlentang dengan lutut sedikit Ileksi
1) Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien utnuk miring, tengkurap atau
terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan
dalam keadaan Ileksi
2) Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan
lutut di putar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atats pinggul Ileksi
dan diletakkan di depan tungkai bawah
3) Pada daerah deltoid ( lengan atas ) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk
atau berbaring mendatar lengan atas Ileksi.
g. Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak lurus
h. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat
secara perlahan-lahan hingga habis
i. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan
dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah digunakan letakkan pada
bengkok.
j. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian
k. Cuci tangan
Pemberia3 Obat elalui Rektum
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektum, dengan tujuan memberikan eIek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan eIek terapi
obat, menjadikan lunak pada daerah Ieses dan merangsang buang air besar.
Pemberian obat yang memiliki eIek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang
berIungsi secara lokal untuk meningkatkan deIekasi. Pemberian obat dengan eIek
sistemik pada obat aminoIilin suppositoria dengan berIungsi mendilatasi bronkus.
|:.: Ji:, .
Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati
sIingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.
lat da3 Baha3:
a. Obat suppositoria dalam tempatnya
b. Sarung tangan.
c. Kain kasa.
d. Vaselin/pelicin/pelumas.
e. Kertas tisu.
Prosedur erja:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c. Gunakan sarung tangan.
d. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
e. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
I. #egangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan
perlahan melalui anus, sIingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang
lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
g. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
h. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih
5 menit.
i. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
j. Cuci tangan.
k. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
Pemberia3 Obat per Vagi3a
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang
bertujuan untuk mendapatkan eIek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk
mengobati inIeksi lokal.
lat da3 Baha3:
a. Obat dalam tempatnya.
b. Sarung tangan.
c. Kain kasa.
d. Kertas tisu.
|:.: Ji:, .
d. Kertas tisu.
e. Balutan.
I. Pengalas.
g. Air sabun, air hangat.
h. Sarung tangan
Prosedur erja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
d. Gunakan sarung tangan.
e. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
I. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan,
mengompres.
g. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
h. Cuci tangan
Pemberia3 Obat pada ata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata digunakan untuk
persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk
pengukuran reIraksi lensa dengan melemahkan otot lensa serta untuk menghilangkan
iritasi mata.
lat da3 Baha3:
a. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
b. Pipet.
c. Pinset anatomi dalam tempatnya.
d. Korentang dalam tempatnya.
e. Plester.
I. Kain kasa.
g. Kertas tisu.
h. Balutan.
i. Sarung tangan.
j. Air hangat/kapas pelembab.
|:.: Ji:, .
Prosedur erja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping
kanan.
d. Gunakan sarung tangan.
e. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke
arah hidung, apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
I. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari
telunjuk di atas tulang orbita.
g. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva. Setelah tetesan selesai sesuai
dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan,
apabila menggunakan obat tetes mata.
h. Apabila obat mata jenis salep pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata
kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata
bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah, secara bergantian
dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk
memejamkan mata dan menggerakkan kelopak mata.
i. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
j. Cuci tangan.
k. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.
Pemberia3 Obat pada Teli3ga
Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga
ini pada umumnya diberikan pada gangguan inIeksi telinga khususnya pada telinga
tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.
lat da3 Baha3:
a. Obat dalam tempatnya.
b. Penetes.
c. Spekulum telinga.
d. Pinset anatomi dalam tempatnya.
e. Korentang dalam tempatnya.
I. Plester.
g. Kain kasa.
|:.: Ji:, .
h. Kertas tisu.
i. Balutan.
Prosedur erja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
d. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas/ke belakang (pada
orang dewasa), ke bawah pada anak.
e. Apabila obat berupa tetes, maka teteskan obat pada dinding mencegah terhalang
oleh gelembung udara dengan jumlah dengan dosis.
I. Apabila berupa salep maka ambil kapas lidi dan oleskan masukkan atau oleskan
pada liang telinga.
g. Pertahankan posisi kepala kurang lebih 2-3 menit.
h. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
i. Cuci tangan.
j. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian
8 Pemberia3 Obat pada Hidu3g
Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada
seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasoIaring.
lat da3 Baha3:
a. Obat dalam tempatnya.
b. Pipet.
c. Spekulum hidung.
d. Pinset anatomi dalam tempatnya.
e. Korentang dalam tempatnya.
I. Plester.
g. Kain kasa.
h. Kertas tisu.
i. Balutan .
Prosedur erja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
|:.: Ji:, .
N1EEN NYERI
Ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri yang dapat dilaksanakan oleh petugas kesehatan,
diantaranya:
1. Mengurangi Iaktor yang dapat menambah nyeri misalnya ketidakpercayaan,
kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan.
a. Ketidakpercayaan
Pengakuan akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri. al ini
dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh
perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa
petugas kesehatan mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang
nyerinya.
b. Kesalahpahaman
Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan membantu
mengurangi nyeri. al ini dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri
yang dialami sangat individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang
nyerinya
c. Ketakutan
Memberikan inIormasi yang tepat dapat membantu mengurangi ketakutan pasien
dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka
menangani nyeri.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya, kembangkan pola
aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.
e. Kebosanan
Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat
digunakan pengalih perhatian yang bersiIat terapeutik. Beberapa teknik pengalih
perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi
berirama, aktiI mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang
menyenangkan, dan lain-lain.
|:.: Ji:, .
TERPI PN$
Terapi panas diantaranya:
a. Superfisal
InIra merah IaraIin Bath
Kompres v botol air panas/ kompres air hangat
Bantuan panas, buli-buli panas
-. alam (!
MW (Mikro Weight iatermi): untuk jaringan lemak yang dilakukan oleh bidan adalah
persiapan sebelum ke ruang OK (Operasi Kamar)
SW (Short Weight iatermi): Permukaan otot
US (Ultra Sound etermi): tulang
Tujuan:
Mengurangi Nyeri
Mengurangi InIlamasi
#elaksasi otot
Memperbaiki sirkulasi
Kontradiksi
#adang Akut
Trauma Akut
Gangguan vaskuler
aemorrhagi iathese
Malinancy
Adanya logam dalam jaringan
TERPI DINGIN
Pengantaran ingin
Convective cooling: kipas angin, AC
Evaporatioan cooling: Chlor Ethyl
Conduktive cooling: kompres es
Indikasi Terapi dingin
#adang akut/ trauma akut : reumatik acut
Menurunnya nyeri
Menurunkan Spastik / kekakuan : cerebral palse
acial otot/ melatih otot
|:.: Ji:, .