Anda di halaman 1dari 38

DOSIS OBAT &

MACAM DOSIS
Drg Ii Puji Herianto, SKG, SFarm, MKM, MM
PENGERTIAN
DOSIS adalah :

takaran obat atau banyaknya


suatu obat yang dapat
diberikan kepada seorang
penderita untuk memperoleh
efek terapetik yang diharapkan.
Kenapa dosis diperlukan dan
diperhitungkan??
Suatu obat untuk dapat memberikan
efek yang diinginkan pada tubuh,
diperlukan minimal konsentrasi obat
yang dikandung di dalam darah.
Untuk dapat mencapai
kadar/konsentrasi yang diinginkan,
atau konsentrasi terapetik
(konsentrasi yang diinginkan untuk
dapat menghasilkan efek terapetik),
diperlukan sejumlah kuantitatif obat
untuk menghantarkan obat tersebut
sehingga tercapai kadar MEC
(minimum effect concentration) nya.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi dosis obat
FAKTOR OBAT
 SIFAT FISIKA
Daya larut obat dalam air / lemak, kristal /
amorf, dsb
 SIFAT KIMIAWI
asam, basa, garam, ester, garam
kompleks, pH
 TOKSISITAS
Faktor-faktor yang
mempengaruhi dosis obat
CARA PEMBERIAN OBAT KEPADA
PENDERITA
 ORAL : diminum
 PARENTERAL :
subkutan, intramuskular, intravena, intra
peritoneal, dsb
 REKTAL, VAGINAL, URETRAL
 LOKAL, TOPIKAL
 Lain-lain :
sublingual, intrabukal, intraligament, dsb
Faktor-faktor yang
mempengaruhi dosis obat
FAKTOR / KARAKTERISTIK PENDERITA
1. Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatrik
2. Berat badan
3. Jenis kelamin (untuk obat gol. Hormon)
4. Ras : slow & fast acetylator
5. Toleransi
6. Obesitas
7. Sensitivitas
8. Keadaan pato-fisiologi
gangguan hati, ginjal, kelainan sal. pencernaan
9. Kehamilan
10. Laktasi
11. Circadiac rhythm
Waktu & Cara Pemberian
Obat
 Time and Route of Administration
Waktu Pemberian Obat
 Waktu pemberian obat dapat mempengaruhi
absorpsi obat: aktivitas obat dipengaruhi oleh
makanan sehingga respon obat dapat
berkurang atau meningkat.
 Kelompok obat absorpsinya terhambat oleh
makanan: Penicillin, Tetracyclin, Digoxin,
Acetaminopen, Aspririn.
 Waktu administrasi yang tepat untuk
meminumobat tersebut adalah 1 jam sebelum
makan atau 2 jam sesudah makan
 Obat-obat absorpsinya meningkat
bersama makanan (makanan
berlemak): Spironolacton, Griseofulvin,
Vitamin ADEK
 pemberiannya setelah makan.
 Obat memerlukan interval waktu
tertentu sehingga interaksinya dapat
dihindari  berikan jeda 2 jam.
Lincomycin dengan Kaolin Pectin
Penicillin dengan Chlorampenicol
 Obat melalui rectal waktu pemberian
obat setelah defikasi.
Pengaruh cara
pemberian obat
 Cepat atau lambatnya obat
mulai bekerja (onset of action)
 Lamanya obat bekerja
 Intensitas kerja obat
 Respon farmakologis
 Bioavaibilitas obat
 Dosis yang tepat
 Cara Intravaskuler :
- administrasi : IV, IA dan
Intrakardial
- obat langsung masuk
peredaran sistemik
- absorpsi obat secara
lengkap/sempurna
- bioavaibilitasnya 100% dan
didistribusikan ke seluruh
tubuh.
 Cara Extravaskuler :
- Obat oral atau rectal melalui
fase disintegrasi
dan fase disolusi baru dapat
diadsorpsi
- Bioavaibilitasnya tidak
mencapai 100%
- Kecepatan pembebasan obat
tergantung jumlah obat yang
terabsorpsi.
Arti Persen (%) dalam Campuran
Obat
 Jumlah bahan obat dalam gram
(W) atau ml (v) didalam setiap
100 gram atau 100 ml sediaan
obat.
 Dalam resep dapat ditulis ;
persen berat/berat (% W/W)
persen berat/volum (%W/V)
persen volum/volum (%V/V)
persen volum/berat (%V/W)
 Alkohol 70%  setiap 100 ml
alkohol 70% mengandung 70 ml
Alkohol fortior.

 Persen V/W : dipakai untuk


menyatakan jumlah zat cair
dalam 100 gram bahan padat.
 Contoh :
Kadar minyak dlm suatu
simplisia Kayu Putih
mengandung 3 % minyak atsiri.
Alat Penakar Dosis u/ Obat Minum

Dalam Bentuk Sendok


 Sendok makan = 15 cc
 Sendok teh = 5 cc

Karena ada variasi volume dlm bentuk


sendok yang digunakan, maka idealnya :
1. tiap wadah obat minum dilengkapi dgn
sendok yang sesuai (ada batas ukurannya)
2. tiap penderita memiliki gelas-obat yang
diberi tanda dgn garis untuk sendok makan
dan untuk sendok teh
Alat Penakar Dosis u/ Obat
Minum
Berupa Obat Tetes
 Penetes yg digunakan adalah penetes
baku
 Penetes baku = penetes internasional yg
sudah memenuhi syarat-syarat khusus
 Karena penetesan sering tidak sesuai dgn
yg dimaksud dokter dan keraguan
penderita dlm menghitung jumlah tetes
obat, maka lebih baik obat diencerkan dgn
cukup air sehingga dengan mudah dapat
diminum
MACAM-MACAM DOSIS
DOSIS TERAPI
Sejumlah obat yang memberikan efek
terapeutik

DOSIS MAKSIMUM
 Batas dosis yang relatif masih aman
diberikan pada penderita
 untuk memberitahukan pada
apoteker, bahwa dokter dgn sadar
melebihkan obat, maka resep diberi
tanda seru (!) disertai paraf
MACAM-MACAM DOSIS
DOSIS TOKSIK
 Dosis obat yang diberikan melebihi
dosis terapeutik, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya keracunan
obat

DOSIS LETHAL
 dosis yang menyebabkan kematian
pada hewan coba
 Besarnya melebihi dosis toksik
MACAM-MACAM DOSIS
INITIAL DOSE
Merupakan dosis permulaan yang
diberikan pada penderita dengan
tujuan agar konsentrasi / kadar obat
dalam darah dapat dicapai lebih awal
MACAM-MACAM DOSIS
MAINTENANCE DOSE
 Dosis obat yang diperlukan untuk
memelihara-mempertahankan efek
klinik atau konsentrasi terapeutik
obat yang sesuai dengan dosis
regimen
 Diberikan dalam tiap obat untuk
menggantikan jumlah obat yang
dieliminasi dari dosis yang terdahulu
 Penghitungan dosis pemeliharaan
yang tepat dapat mempertahankan
suatu keadaan stabil di dalam tubuh
DOSIS OBAT UNTUK PENDERITA
GERIATRIK

PADA UMUMNYA KECEPATAN ABSORBSI OBAT


LEBIH LAMBAT PADA LANSIA DARI PADA
DEWASA MUDA KARENA FAKTOR-2 BERIKUT:

1. BERKURANGNYA SEKRESI GETAH


LAMBUNG SEHINGGA KECEPATAN
DISOLUSI SEDIAAN TABLET & KAPSUL
MENURUN ,
2.PERUBAHAN MUKOSA G.I. DAPAT
MEMPERLAMBAT TRANSPOR AKTIF OBAT
3. PERUBAHAN KECEPATAN PENGOSONGAN
LAMBUNG, MOTILITAS USUS ,
MENURUNNYA ALIRAN DARAH
DISTRIBUSI

PADA ORANG LANSIA PERFUSI SISTEMIK


MENURUN JUGA “CARDIAC OUTPUT”,
SEDANGKAN VOL. DARAH ATAU PLASMA PER
UNIT BB TIDAK TERDAPAT PERUBAHAN
BERMAKNA

METABOLISME

FUNGSI HEPAR TIDAK BANYAK BERUBAH


DENGAN PENINGKATAN UMUR , TETAPI OBAT2
TERTENTU MENGALAMI PERUBAHAN
KECEPATAN METABOLISME
EKSKRESI/ ELIMINASI
KECEPATAN ELIMINASI PADA LANSIA MENURUN JUGA
VOLUME DISTRIBUSI SEHINGGA BERAKIBAT
AKUMULASI OBAT YANG LEBIH TINGGI , KADAR OBAT
DALAM PLASMA MENCAPAI KADAR YG LEBIH TINGGI.
SEHINGGA PADA ORANG TUA , EFEK SAMPING OBAT
DAN KERACUNAN OBAT LEBIH SERING TERJADI

DOSIS OBAT UNTUK LANSIA ANTARA 50% - 80% DARI


DEWASA MUDA

PENTING PERIKSA “CLEARANCE”

PADA FUNGSI GINJAL TIDAK NORMAL : DOSIS OBAT


DIKURANGI
DAN / INTERVAL WAKTU PEMBERIAN ANTARA 2 DOSIS
DIPERPANJANG
Usia Anak-Anak

Pada anak-anak atau bayi yang baru lahir, kepekaanya


terhadap obat sangatlah besar hal ini disebabkan karena
fungsi hati dan ginjalnya belum sempurna, begitu pula
system enzim belum berkembang dengan lengkap.
Parameter-parameter yang membedakan respon tubuh
terhadap obat pada anak-anak adalah :
 Pola ADME (Absorpsi, Distribusi, metabolisme dan Ekskresi)
Perbedaan absorpsi oleh karena perbedaan relative dari kepadatan sel.
Perbedaan distribusi oleh karena persentase cairan ekstraseluler dan
cairan tubuh total relative lebih tinggi.
Perbedaan ekskresi oleh karena glomerulus atau tubuli belum
berkembang sempurna.
 Sensitifitas intriksik yang berlainan terhadap bahan obat.
Jenis kelamin
Wanita dianggap lebih sensitive terhadap pengaruh obat
dibandingkan pria.
Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan sebaiknya diberi
dalam jumlah yang lebih kecil, bahkan untuk beberapa obat yang
dapat mengakibatkan abortus dilarang, juga wanita menyusui, karena
obat dapat diserap oleh bayi melalui ASI.
Pemberian obat pada wanita hamil juga harus mempertimbangkan
terdistribusinya obat ke janin seperti :
pada obat-obat anestesi, antibiotic, barbiturate, narkotik, dan
sebagainya yang dapat menyebabkan kematian janin atau kerusakan
kongenital
BEBERAPA EFEK SAMPING
OBAT PADA JANIN
 STREPTOMISIN  OTOTOKSIK
 KLORAMFENICOL  GREY
BABY SYNDROM
 OPIOID  DEPRESI NAFAS
PADA NEONATUS
 ASPIRIN  PENUTUPAN
DUKTUS ARTERIOSUS DALAM
KANDUNGAN DAN HIPERTENSI
PULMONAL PERSISTEN PADA
NEONATUS
BEBERAPA EFEK SAMPING
OBAT PADA IBU MENYUSUI
 Efedrin  gangguan tidur pada bayi
 Aspirin  Sindrom Reye pada bayi
(pembengkakan pada hati dan otak)
 Tetrasiklin  diskolorasi gigi dan
hambatan pertumbuhan tulang pada
bayi
 Kafein  bayi iritabel (gangguan
pencernaan pada bayi)
 Nikotin  menurunkan produksi ASI
dan gemetar (jitterness) pada bayi
FOCOMELIA, kelainan akibat pemakain obat talidomida
suatu obat kanker dan komplikasi kusta
DISKOLORASI GIGI AKIBAT
TETRASIKILN
PENYIMPANAN OBAT
Harus diperhatikan 3 faktor :
1. Suhu
Untuk menjamin kestabilan obat selama periode self lifenya,
obat harus disimpan pada kondisi yang tepat.

Aturan penyimpanan :

Dingin : Suhu tidak melebihi 8°C→


dalam kulkas atau freezer
 Sejuk : suhu antara 8°C-15°C
 Suhukamar : suhu antara 15°C-30°C
 Hangat : suhu antara 30°C-40°C
 Panas berlebihan : suhu diatas 40°C
2. Letak
Tempat penyimpanan harus terang, bukan
tempat umum. Lemari obat harus terkunci.

3. Kurangi kemungkinan kedaluarsanya obat.


Caranya yaitu obat yang baru datang
diletakkan dibelakang, atau obat yang Ednya
lebih dekat dikeluarkan terlebih dahulu atau
diletakkan di depan.
Perhatikan perubahan warna dan tablet
menjadi basah.
Tanggungjawab Apoteker

apoteker bertanggung jawab


untuk memastikan bahwa
setiap obat yang
dihantarkannya ada dalam
dosis yang benar

Anda mungkin juga menyukai