MAKALAH
Oleh
BAB I PENDAHULUAN
1.1 1
Latar Belakang ........................................................................................................
1.2 1
Rumusan Masalah ...................................................................................................
1.4 2
Manfaat Penelitian ..................................................................................................
2.1 3
GERD Secara Epidemiologi ..................................................................................
2.2 4
GERD Secara Patofisiologi ...................................................................................
2.3 5
Faktor-Faktor Anatomi GERD ..............................................................................
2.4 Klirens Esophageal, Resistensi Pada Mukosa, Pengosongan
5-9
Lambung, Komposisi Refluks, Komplikasi ............................................................
2.5 Presentasi Klinis GERD ........................................................................................
9
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi yang senantiasa memberikan rahmat dan
Makalah ini sebagai tugas pada mata kuliah Patofisiologi, Dengan segala
keterbatasan yang ada, penulisi menyadari bahwa makalah ini belum lah dapat
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
lambung menuju esofagus. GERD juga mengacu pada berbagai kondisi gejala
yang lama, dapat terjadi inflamasi esoagus (esofagitis refluks) dan dalam
6. Treatment GERD?
1
1.3 Manfaat Penelitian
memecahkan masalah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
GERD dapat terjadi pada semua umur tetapi kebanyakan terjadi pada usia
jarang terjadi, gejala dari GERD mungkin memiliki dampak yang signifikan
untuk GERD adalah 10% sampai 20% dari populasi. Prevalensi dari GERD
antara pria dan wanita. NERD cenderung terjadi pada wanita dan pada pasien
sekitar 10 tahun lebih muda dari pasien yang mengalami erosi. Walaupun
GERD, hal ini merupakan faktor penting pada terjadinya Barret esofagus,
komplikasi dari GERD dimana epitel squamous normal digantikan oleh epitel
kolumnar khusus. Barret esofagus sering terjadi pada pria dewasa berkulit
3
2.2 GERD Secara Patofisiologi
oleh (a) relaksasi sementara LES secara spontan, (b) peningkatan sementara
esofagus (waktu kontak asam dengan mukosa esofageal yang terlalu lama),
esofagus termasuk asam lambung, pepsin, asam empedu dan enzim pankreas.
gastroesofageal.
4
2.3 Faktor-Faktor Anatomi GERD
dalam mendiskripsikan gejala pada pasien hernia hiatus adalah tekanan LES.
Pasien dengan hipotensi tekanan LES dan hernia hiatus besar memungkinkan
Klirens Esophageal
isi lambung dan mukosa esofagus. Waktu kontak tersebut tergantung pada
5
merupakan buffer bahan sisa lambung pada permukaan esofagus. Produksi
air liur menurun dengan bertambahnya usia, sehingga lebih sulit untuk
esofagus yang disebabkan oleh refluks terjadi lebih sering pada orang tua,
refluxate di GERD, atau jika ada cacat dalam pertahanan mukosa normal,
teoritis, resistensi mukosa tidak hanya untuk lendir esofagus, tetapi juga
Pengosongan Lambung
6
pengosongan lambung serta jumlah dan frekuensi refluks duodenum ke
Komposisi Refluks
7
permeabilitas ion hidrogen dari mukosa. Presentase pH esofagus dibawah
Komplikasi
8
gastroesophageal adalah proses siklik kompleks. Untuk menentukan yang
sebagai berikut:
• Mulas
• bersendawa
• Regurgitasi
• asma nonallergic
• Batuk kronis
• Suara serak
9
• Faringitis
• Nyeri dada
• erosi gigi
kanker kerongkongan.
• Disfagia
• odynophagia
• Tersedak
10
asam dan ( b ) penggunaan metode tubeless dari monitoring asam.
reflux
11
c. meningkatkan pengosongan lambung
yang digunakan, dimulai dengan modifikasi gaya hidup dan pengarahan terapi
sedang dapat diobati dengan obat – obatan tanpa resep seperti H2-reseptor,
inhibitor pompa proton, antasida, atau asam alginate. Pada pasien dengan
Pasien yang tidak melakukan modifikasi gaya hidup dan pengarahan terapi
setelah 2 minggu harus melakukan terapi medis dan biasanya dimulai pada
Pada pasien dengan gejala yang lebih berat (dengan atau tanpa erosi
12
kerongkongan), atau pada pasien dengan komplikasi lain, terapi pemeliharaan
cukup jarang terjadi. Dalam kasus ini, diagnosis harus dikonfirmasi melalui
tes diagnostik lebih lanjut , terapi dosis tinggi atau pendekatan intervensi
lain :
13
d. Menghindari makanan atau obat yang memperburuk GERD
untuk minum 6 sampai 8 ons air keran biasa dan tetap tegak selama
salah satu dari ini obat dimulai. Jika gejala memburuk, terapi
alkohol.
14
g. Berhenti alkohol Penggunaan alkohol dapat menurunkan LES
2. Pendekatan Intervensi
a. Bedah Antireflux
Bedah antireflux dilkukan jika : (a) bagi pasien yang gagal untuk
gaya hidup karena, termasuk usia, waktu, atau biaya obat (c) yang
b. Terapi Endoskopi
15
dan NDO Bedah secara signifikan mengurangi gejala mulas dan
2. Terapi Farmakologi
inhibitors dan (b) terapi kekuatan resep penekan asam atau promotility
obat.
16
Pasien harus dididik bahwa antasida adalah komponen yang tepat
17
antasida memiliki durasi obat yang singkat sehingga memerlukan
dosis tidur.
Inhibitors
durasi yang lebih lama dari aksi obat dibandingkan dengan antasida.
jangka pendek (14 hari) pada pengobatan heartburn. Pasien yang tidak
18
pengobatan GERD. Antagonis reseptor H2 (Cimetidine, Famotidine,
gejala sedang sampai berat. Dosis yang disetujui FDA ( per hari ) dari
19
mampu mempertahankan pH lambung diatas 4, bahkan selama asam
5. Promotility Agent
metoclopramide.
6. Cisapride
lainnya.
7. Metoclopramide
20
cisapride, metoclopramide tidak meningkatkan pengosongan esofagus
efek samping jauh lebih besar pada pasien usia lanjut dan pada pasien
dengan disfungsi ginjal karena obat ini terutama dieliminasi oleh ginjal
dan pheochromocytoma.
8. Bethanecol
penggunaan rutin.
9. Mucosa protectants
GERD.
21
10. Terapi kombinasi
Terapi kombinasi dengan agen supresi asam dan agen promotility atau
ini tidak hrus secara rutin dianjurkan kecuali pasien memiliki GERD
22
efektif untuk pasien dengan. Inhibitor pompa proton adalah obat
sendiri untuk minum obat mereka dengan cara ini untuk kepentingan
esofagitis erosif.
23
BAB III
PENUTUP
yang melibatkan kedua faktor agresif (asam, pepsin, asam empedu, enzim
sistem kekebalan
24
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyono A, Simadibrata Setiati. Buku Ajar. Ilmu Penyakit Dalam. 5 ed. Jakarta:
Guyton AC. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Human Physiology and
file:///C:/Users/user10/Downloads/2412-4550-1-SM.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Farmakologi-Komprehensif.pdf
25