Anda di halaman 1dari 30

KULIAH I :

ANATOMI DAN FISIOLOGI


SISTEM REPRODUKSI PRIA

OLEH :
Ria Khoirunnisa Apriyani, M.Si.
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI PRIA
GENITALIA EKSTERNA
• PENIS
Merupakan organ kopulasi  organ u/ berhubungan
antara alat kelamin jantan dan betina untuk
memindahkan semen (air mani) ke dalam organ
reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis
(kulup) yang nantinya akan dioperasi pada saat
dikhitan/sunat.
• SCROTUM
Merupakan Kantung yang tergantung di bawah penis
dan berisi testis laki-laki. Kantung berfungsi untuk
mempertahankan testis di suhu 34˚C, dimana suhu
tersebut adalah suhu untuk testis yang paling efektif
dalam menghasilkan sperma.
• CORONA
Merupakan mahkota penis yaitu kulit sambungan di mana kepala
dan batang penis menyatu.

• CORPORA CAVERNOSA
Dua ruang didalam penis yang kenyal, dapat menjadi tegak jika
terisi aliran darah dari arteri, sehingga menyebabkan ereksi.

• KULUP
Selaput kulit tipis yang meliputi kepala penis.

• FRENULUM
Bagian daging di bawah penis yang menghubungkan ke batang
kepala penis
GENITALIA INTERNA
• TESTIS
Berjumlah sepasang, berfungsi menghasilkan sel kelamin sperma
(sitogenik) dan hormon kelamin testosteron (endokrinik) untuk
mempertahankan ciri kelamin sekunder. Di dalam testis terdapat tubulus
semeniferus tempat pembentukan sperma pd suhu di bawah suhu tubuh.
Diantara tubulus ini terdapat sel-sel interstitial Laydig yg menghasilkan
hormon testosteron. Sel sertoli berfungsi memberi nutrisi pada sperma.
Setiap testis melalui tubulus seminiferus akan menghasilkan 200 – 250 juta
spermatozoa.
• EPIDIDIMIS
Berjumlah sepasang, panjang ± 6 cm, berfungsi untuk pematangan dan
penyimpanan sperma. Epididimis merupakan sambungan langsung dari
ductus seminiferus sehingga merupakan saluran yang langsung keluar
dari testis, berada di bagian atas testis.
• VAS DEFERENS
Berjumlah sepasang, panjang 40-50 cm, berfungsi untuk
menyalurkan sperma yang berasal dari epididimis menuju
vesikula seminalis.
• SALURAN EJAKULASI
Berjumlah sebuah, berfungsi untuk menampung semen yang
akan dikeluarkan pada waktu ejekulasi. Bagian ini mengandung
otot polos yang berfungsi memberi tekanan pada kantong
sehingga sperma dapat memancar dengan kuat.
• URETHRA
Berjumlah sebuah yang terdiri atas 4 bagian, berfungsi untuk
pengeluaran urine dan sel sperma. Saluran bermuara di ujung
penis.
KELENJAR PADA ORGAN REPRODUKSI PRIA
• VESIKULA SEMINALIS
Merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan
kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna
kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali.
Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi
wanita.
• KELENJAR PROSTAT
Berjumlah sebuah, berfungsi untuk memproduksi cairan berwana putih
yang bersifat alkalis. Cairan ini berfungsi untuk menyeimbangkan cairan
dalam vagina.
• KELENJAR COWPER’s/COWPERY/BULBOURETHRA
Kelenjar yang menghasilkan getah berupa lendir yang bersifat alkali.
Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.
SPERMATOGENESIS  Proses pembentukan sel
spermatozoa  Dibentuk di dalam tubulus
seminiferus.
Sperma yang terbentuk  menuju epididimis  Di
dalam epididimis terjadi pematangan sperma 
SPERMIOGENESIS.
Sperma matang masuk ke dalam vas deferens
bercampur dengan getah kelenjar vesikula
seminalis, getah kelenjar prostat, dan getah kelenjar
cowperi membentuk cairan sperma  SEMEN.
SPERMATOGENESIS, dipengaruhi oleh beberapa hormon
yaitu :
Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang
pembentukan sperma secara langsung. Serta
merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) untuk memacu
spermatogonium melakukan spermatogenesis
Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Laydig
untuk mensekresi testosteron yaitu suatu hormone sex
yang penting untuk perkembangan sperma.
SKEMA
SPERMATOGENESIS
• SPERMATOZOA Spermatozoon dalam jumlah banyak.
• SEMEN Cairan mani yang diejakulasikan pria (terdiri atas plasma
semen dan spermatozoa).
• Volume semen yang biasa diejakulasikan rata-rata adalah 3,5 ml dan
setiap 1 ml semen rata-rata mengandung 60-100 juta spermatozoon.
• Setiap sperma memiliki 23 kromosom  Segala informasi mengenai
tubuh manusia, bahkan hingga seluk-beluknya yang paling kecil,
tersimpan dalam kromosom ini.
• Spermatozoon ini memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu dengan
panjang 0,05 µm.
• Spermatozoon tersebut memiliki kemampuan berenang hingga 1-4
mm/menit  mampu menggetarkan ekornya > 1000 kali hanya untuk
berenang 1,25 cm.
Bagian-bagian sperma yang mendukung proses fertilisasi,
diantaranya :
1. Bagian Kepala
Terdapat NUKLEUS (berisi 23 kromosom) dan SITOPLASMA
yang diselubungi membran tebal yang dinamakan AKROSOM
 Fungsi akrosom : pelindung & menghasilkan enzim, yaitu :
- HIALURONIDASE  enzim yang dapat melarutkan hialuronid
pada korona radiata ovum, sehingga spermatozoon dapat
menembus dan membuahi ovum.
- AKROSIN  enzim protease yang dapat menghancurkan
glikoprotein yang terdapat di zona pellusida ovum.
2. Bagian Badan
Mengandung MITOKONDRIA berbentuk spiral dan berukuran
besar, berfungsi sebagai penyedia ATP/ energi untuk
pergerakan ekor.
3. Bagian Ekor
Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat
AXIAL FILAMENT pada bagian dalam & MEMBRAN
PLASMA dibagian luar  Berfungsi untuk pergerakan
sperma  Berupa FLAGELLA untuk pergerakan
spermatozoon  Bagian ini mengandung sedikit sekali
sitoplasma dan mengandung rangka poros yang disebut
AXONEMA.
FUNGSI SPERMA :
• Membuahi ovum dengan membawa 23 kromosom (22
autosom,1 gonosom)  bergabung dengan 23
kromosom ovum Dengan demikian, bahan dasar
pertama manusia berupa 46 kromosom akan terbentuk.
• Kromosom seks (gonosom) pada sperma  menentukan
jenis kelamin zigot hasil fertilisasi.
Cairan sedikit kental;
Volume 3-5 cc;
Lebih dari 60% sperma bergerak aktif;
Jumlah sperma 60-100 juta/cc, bila kurang dari
20 juta/cc menunjukan infertilitas (mandul);
Jumlah sperma yang normal harus lebih besar
dari 70%.
EREKSI merupakan salah satu fungsi vaskuler korpus
kavernosum di bawah pengendalian saraf otonom.
Pada kondisi biasa, saraf simpatis menyebabkan kontriksi
arteriol korpus kavernosa  aliran darah sedikit.
Pada rangsangan seksual atau yang lain  saraf para
simpatis menyebabkan dilatasi arteriol kavernosa
Sinusoid pada korpus kavernosa dipenuhi darah 
vena menjadi tertekan  darah tetap berada di sinusoid
korpus kavernosa  Penis menjadi keras.
Saraf simpatis menyebabkan konstriksi arteriol  aliran
darah ke kavernosa mengecil  darah dari sinusoid
korpus kavernosa mengalir ke vena  penis menjadi
lunak  impuls simpatis menyebabkan kontraksi
peristaltik di duktus testis, epididimis, dan duktus
deferen  sperma mengalir ke sepanjang saluran 
impuls parasimpatis menyebabkan otot
bulbokavernosum berkontraksi secara berirama 
cairan semen keluar.
REFERENSI
1. Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
PT.Gramedia, Jakarta.
2. Kus Irianto. 2007. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia
untuk Paramedis. Bandung : Yrama Widya
3. Marieb, E.N., dan Hoehn, K. 2010. Human Anatomy and
Physiology. 8th Edition. Pearson Education, Inc.
4. Novel, S.S., Apriyani, R.K., Setiadi, H., dan Safitri, R. 2012.
Biomedik. TIM, Jakarta.
5. Syaifuddin. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk mahasiswa
Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai