Anda di halaman 1dari 6

LO SKENARIO 4 BLOK 9

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi waktu pubertas pada seseorang?


2. Bagaimana perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas dan apa saja yang bisa
mempengaruhinya?
3. Bagaimana hormon testosteron mempengaruhi perkembangan sifat kelamin primer dan
sekunder orang dewasa?
4. Bagaimana ereksi pada pria?

JAWAB

1. BELUM
2. Unsur Psikis Rangsangan Seks Laki-Laki. Rangsangan psikis yang sesuai dapat sangat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seks. Hanya dengan
memikirkan pikiran-pikiran seks atau bahkan hanya dengan berkhayal sedang melakukan
hubungan seks, dapat memicu kegiatan seks laki-laki, dan menyebabkan ejakulasi. Emisi
nokturnal saat bermimpi terjadi pada banyak laki-laki selama beberapa tahap kehidupan
seks, terutama pada usia remaja.
3. Androgen: hormon steroid yang mempunyai efek maskulinisasi. Disekresi oleh testes,
kelenjar adrenal,
- Testosteron
Testosteron dibentuk oleh sel-sel interstisial Leydig, yang terletak di celah-celah antar-
tubulus seminiferus dan kira-kira merupakan 20 persen massa testes dewasa.
Sel-sel Leydig hampir tidak ditemukan di testes pada masa kanak-kanak, saat testis
hampir tidak menyekresi testosteron, tetapi hormon tersebut ada dalam jumlah yang
banyak pada bayi laki-laki yang baru lahir selama beberapa bulan pertama kelahiran dan
pada laki-laki dewasa. setelah pubertas; pada kedua masa tersebut, testes menyekresi
sejumlah besar testosteron.
Fungsi: sifat maskulin tubuh. Bahkan selama kehidupan janin, testes sudah dirangsang oleh
gonadotropin korionik (HCG) plasenta untuk membentuk sejumlah testosteron sepanjang periode
perkembangan janin dan selama 10 minggu atau lebih setelah kelahiran; setelah itu, pada
dasarnya tidak ada testosteron yang diproduksi selama masa kanak-kanak sampai kira-kira
berusia 10 sampai 13 tahun. Kemudian produksi testosteron meningkat dengan cepat akibat
rangsangan hormon-hormon gonadotropin hipofisis anterior pada awal pubertas dan berlangsung
seumur hidup  menurun dengan cepat di atas usia 50 tahun menjadi 20 sampai 50 persen dari
nilai puncak, pada usia 80 tahun.

Kromosom laki-laki memiliki gen SRY (sex-determining region Y atau regio penentu-seks Y)
yang mengodekan suatu protein bernama faktor penentu testis (juga dinamakan protein SRY) 
Protein SRY menginisiasi suatu kaskade pengaktifan gen yang menyebabkan sel-sel tonjolan
genitalia berdiferensiasi menjadi sel-sel yang menyekresi testosteronejadi Testes  janin
laki-laki sekitar minggu ke tujuh masa embrional bentuk Testosteron.

Fungsi testes: pembentukan penis, skrotum, kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan duktus
genitalia laki-laki
Testosteron berperan pada perkembangan sifat primer dan sekunder laki-laki
1) Pengaruh pada Distribusi Rambut Tubuh.
Testosteron menimbulkan pertumbuhan rambut
(1) di atas pubis
(2) ke atas di sepanjang linea alba kadang-kadang sampai ke umbilikus dan di atasnya
(3) pada wajah
(4) biasanya pada dada
(5) kurang sering pada bagian tubuh yang lain, seperti punggung.
Testosteron juga menyebabkan pertumbuhan rambut yang berlebih di bagian tubuh
lainnya
2) Kebotakan.
Testosteron menurunkan pertumbuhan rambut di puncak kepala; seorang laki-laki dengan
testes yang tidak berfungsi, tidak akan menjadi botak. Akan tetapi, banyak lakilaki jantan
tidak menjadi botak, karena kebotakan merupakan akibat dari dua faktor; pertama, latar
belakang genetik untuk mengalami kebotakan dan kedua, memperkuat latar belakang
genetik ini, yaitu banyaknya hormon androgen

3) Pengaruh pada Suara.


Testosteron yang disekresi oleh testes atau disuntikkan ke dalam tubuh akan
menyebabkan hipertrofi mukosa laring dan pembesaran laring. Pengaruhnya mula-mula
berupa suara agak sumbang, "serak", namun secara bertahap berubah menjadi suara
maskulin dewasa yang khas.
4) Testosteron Meningkatkan Ketebalan Kulit, dan Dapat Memicu Pertumbuhan Jerawat.
Testosteron meningkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dan meningkatkan kekasaran
jaringan subkutan. Testosteron juga meningkatkan kecepatan sekresi beberapa atau
mungkin semua kelenjar sebasea tubuh. Hal yang paling penting adalah kelebihan sekresi
oleh kelenjar sebasea wajah, karena hal tersebut dapat menyebabkan jerawat. Oleh
karena itu, jerawat merupakan salah satu gambaran umum laki-laki remaja ketika tubuh
pertama kali mengenali peningkatan testosteron. Setelah beberapa tahun mengalami
sekresi testosteron, kulit biasanya beradaptasi terhadap testosteron sedemikian rupa
sehingga memungkinkan kulit mengatasi jerawat.
5) Testosteron Meningkatkan Pembentukan Protein dan Perkembangan Otot.
Salah satu karakteristik laki-laki yang terpenting adalah peningkatan perkembangan otot
setelah pubertas, rata-rata peningkatan massa otot sekitar 50 persen lebih dari perempuan.
Hal ini juga berkaitan juga dengan peningkatan protein di bagian lain tubuh yang tidak
berotot. Banyak perubahan pada kulit disebabkan oleh penumpukan protein di kulit, dan
perubahan pada suara juga disebabkan sebagian oleh fungsi anabolik protein testosterone
6) Testosteron Meningkatkan Matriks Tulang dan Menimbulkan Retensi Kalsium.
Setelah peningkatan besar sirkulasi testosteron yang terjadi saat pubertas (atau setelah
penyuntikan testosteron jangka yang panjang), tulang menjadi sangat tebal dan
menyimpan sejumlah besar garam kalsium tambahan. Jadi, testosteron meningkatkan
jumlah total matriks tulang dan menyebabkan retensi kalsium. Peningkatan matriks
tulang diyakini akibat dari fungsi anabolik protein umum testosteron dan penyimpanan
garam-garam kalsium sebagai respons terhadap peningkatan protein Testosteron
memberikan pengaruh khusus pada panggul yang menyebabkan
(1) penyempitan pintu atas panggul
(2) memanjangkan panggul
(3) menyebabkan panggul berbentuk terowongan
(4) sangat meningkatkan kekuatan seluruh panggul sebagai penahan beban.

Akan tetapi, testosteron juga menyebabkan penyatuan epifisis tulang panjang dengan
batang tulang pada usia muda. Oleh karena itu, meskipun terjadi pertumbuhan tulang
yang cepat, penyatuan dini epifisis ini mencegah orang tersebut tumbuh setinggi yang
seharusnya seandainya testosteron tidak disekresi sama sekali. Bahkan pada laki-laki
normal, tinggi badan dewasa sedikit lebih rendah daripada tinggi badan laki-laki yang
dikastrasi (kebiri) sebelum pubertas.
7) Testosteron Meningkatkan Laju Metabolisme Basal.
Penyuntikan sejumlah besar testosteron dapat meningkatkan laju metabolisme basal
sampai 15 persen. Selain itu, bahkan jumlah testosteron yang biasa disekresi oleh testes
selama masa remaja dan dewasa muda meningkatkan laju metabolisme sekitar 5 sampai
10 persen di atas nilai yang didapat seandainya testes tidak aktif. Peningkatan laju
metabolisme tersebut mungkin disebabkan oleh pengaruh tidak langsung testosteron
terhadap anabolisme protein, peningkatan kuantitas protein terutama enzim
meningkatkan aktivitas semua sel
8) Testosteron Meningkatkan Jumlah Sel Darah Merah.
Ketika testosteron dalam jumlah normal disuntikkan kepada orang dewasa yang
dikastrasi, jumlah sel darah merah per milimeter kubik meningkat 15 sampai 20 persen.
Selain itu, rata-rata lakilaki memiliki 700.000 sel darah merah/mm3 lebih banyak
daripada rata-rata perempuan. Meskipun ada hubungan kuat antara testosteron dan
peningkatan hematokrit, testosteron tampaknya tidak langsung meningkatkan kadar
eritropoetin atau mempunyai efek langsung pada pembentukan sel darah merah. Efek
testosteron dalam meningkatkan pembentukan sel darah merah mungkin paling tidak,
sebagiannya tidak langsung, disebabkan oleh peningkatan laju metabolisme yang terjadi
setelah pemberian testosteron.

4. Ereksi Penis—Peran Saraf Parasimpatis.

Ereksi penis merupakan efek pertama rangsang seks laki-laki, dan derajat ereksi sebanding
dengan derajat rangsang, baik rangsang psikis atau fisik.
Ereksi disebabkan oleh impuls saraf parasimpatis yang menjalar dari bagian sakral medula
spinalis melalui saraf-saraf pelvis ke penis.
Berlawanan dengan sebagian besar serat saraf parasimpatis lain, serat parasimpatis ini
diyakini melepaskan:
- oksida nitrat dan/atau vasoactive intestinal peptide ; mengaktifkan enzim guanilil siklase,
yang menyebabkan peningkatan pembentukan guanosin monofosfat (GMF) siklik GMF
siklik ini terutama melebarkan anteri-arteri penis, dan jalinan trabekula serat-serat otot
polos di jaringan erektil korpus kavernosa dan korpus spongiosium dalam batang penis
 melemasnya otot-otot polos pembuluh darah, aliran darah ke dalam penis bertambah,
 lepasnya aksida nitrat dari sel-sel endotelial pembuluh darah dan terjadinya
vasodilatasi.
Jaringan erektil penis ini terdiri atas sinusoid-sinusoid kavernosa yang lebar, yang normalnya
tidak terisi penuh dengan darah namun menjadi sangat berdilatasi saat darah arteri mengalir
dengan cepat ke dalamnya sementara sebagian aliran vena dibendung.
Selain itu, badan erektil, terutama kedua korpus kavernosa, dikelilingi oleh lapisan fibrosa
yang kuat; oleh karena itu, tekanan yang tinggi di dalam sinusoid menyebabkan
penggembungan jaringan erektil sedemikian sehingga penis menjadi keras dan memanjang.

Anda mungkin juga menyukai