Anda di halaman 1dari 3

Beberapa faktor ikut berperan menyebabkan adanya perbedaan tinggi antara pria dan

wanita. Pertama, karena pubertas terjadi lebih dini sekitar dua tahun pada anak perempuan
daripada anak laki- laki, secara rerata anak laki-laki memiliki dua tahun masa pertumbuhan
prapubertas lebih lama daripada anak perempuan. Akibatnya, anak laki-laki biasanya lebih
tinggi beberapa senti meter daripada anak perempuan pada awal lonjakan pertumbuhan.
Kedua, seperti telah disebutkan, anak laki-laki mengalami lonjakan pertumbuhan yang
diinduksi androgen lebih besar daripada anak perempuan sebelum steroid gonad mereka
menghentikan pertum- buhan tulang panjang mereka; hal ini menyebabkan pria umumnya
lebih tinggi daripada wanita. Ketiga, peningkatan estrogen pada masa pubertas dapat
mengurangi lonjakan pertumbuhan pada anak perempuan. Keempat, bukti terkini menunjuk
kan bahwa androgen membuat cetakan dari otak anak laki-laki selama perkembangan,
menghasilkan pola sekresi GH yang "maskulin" yang ditandai oleh kadar puncak yang lebih
tinggi dan diperkirakan berperan men- yebabkan pria lebih tinggi. Selain hormon-hormon
ini yang menimbulkan efek pertumbu han tubuh secara keseluruhan, terdapat sejumlah
peptida faktor pertumbuhan yang belum sepenuhnya diketahui yang merangsang aktivitas
mitotik jaringan tertentu (misalnya, faktor pertumbuhan epidermis).

Pada kedua jenis kelamin, korteks adrenal menghasilkan androgen, atau hormon seks "pria”,
dan estrogen, atau hormon seks "wanita". Tempat utama produksi hormon seks adalah gonad:
testis untuk androgen dan ovarium untuk estrogen. Karena itu, pada pria androgen darah
mendominasi se- mentara pada wanita yang menonjol adalah estrogen. Namun, tidak ada
hormon yang bersifat unik bagi pria atau wanita (kecuali yang berasal dari plasenta selama
kehamilan), karena korteks adrenal pada kedua jenis kelamin menghasilkan sejumlah kecil
hormon seks jenis kelamin lawannya

Androgen, yang dipercayai berperan penting dalam lonjakan pertumbuhan masa


pubertas, secara kuat merangsang sintesis protein di banyak organ. Androgen merangsang
pertumbuhan linier, meni- ngkatkan berat, dan menambah massa otot. Androgen paling
poten, testosteron testis, menyebabkan pria membentuk otot yang lebih berat daripada wanita.
Efek androgen dalam mendorong per- tumbuhan bergantung pada keberadaan GH. Androgen
hampir sama sekali tidak berefek pada pertumbuhan tubuh jika tidak terdapat GH, tetapi
keberadaan GH akan secara sinergistis meningkatkan pertumb- uhan linier. Meskipun
merangsang pertumbuhan, androgen akhirnya menghentikan pertumbuhan lebih lanjut karena
menyebabkan penutupan lempeng epifisis.

Gejala yang terjadi karena sekresi androgen berlebihan bergantung pada jenis kelamin
dan usia ketika hiperaktivitas ini dimulai :
1. Pada wanita dewasa.
Karena androgen menimbulkan efek maskulinisasi, wanita dengan penyakit ini cenderung
mengalami pola pertumbuhan rambut seperti laki-laki suatu, keadaan yang disebut
hirsutisme. Pasien biasanya juga memperlihatkan karakteristik seks sekunder pria misalnya
suara menjadi lebih berat serta lengan dan tungkai berotot. Payudara mungkin mengecil dan
haid berhenti akiba supresi androgen pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium untuk sekresi
hormon seks-wanitanya sendiri.
2. Pada bayi perempuan baru lahir.
Bayi perempuan baru lahir dengan sindrom adrenogenital meperlihatkan genitalia eksterna
mirip pria, karena sekresi androgen berlebihan telah terjadi secara dini selama masa janin dan
memengaruhi perkembangan genetalia mereka sesuai garis pria, serupa dengan pembentukan
pria dibawah pengaruh androgen testis. Klitoris, yang meru- pakan homolog penis pada
wanita, membesar di bwah pengaruh androgen dan tampak seperti penis sehingga pada
sebagian kasus mula-mula sulit dibentukan jenis kelamin bayi. Karena itu, kelainan hormon
ini adalah salah satu kausa utama pseudohermafroditisme wanita, suatu keadaan ketika gonad
wanita (ovarium) terbentuk, tetapi genatalia eksterna mirip dengan pria. (Hemafrodit sejati
memi- liki gonad kedua jenis kelamin.)
3. Pada pria prapubertas.
Sekresi androgen adrenal yang berlebihan pada anak laki-laki prapubertas menyebabkan
mereka mengalami pembentukan karakteristik seks sekunder secara lebih dini misalnya,
suara menjadi lebih berat, janggut, penis membesar, dan doro-ngan seks. Keadaan ini disebut
pseudopubertas prekosia untuk membedakannya dari pubertas sejato, yang terjadi karena
peningkatan aktivitas testis. Pasa pseudopubertas prekoksia, sekresi androgen dari korteks
adrenal tidak disertai oleh produksi sperma atau aktivitas gonad lain karena testis masih
berada dalam keadaan prapubertas non-fungsional.
4. Pada pria dewasa.
Aktivitas berlebihan adrogen adrenal pada pria dewasa tidak menimbulkan efek yang jelas
karena semua efek maskulinisasi dipicu oleh DHEA yang lemah, meskipun dalam jumlah
berlebihan, tidak bermakna dibandingkan dengan efek maskulinisasi yang ditimbulkan oleh
testosteron testis yang lebih poten dan lebih banyak.

Peran melatonin :
1. jika dikonsumsi secara eksogen (dalam pil), melatonin menginduksi tidur alami tanpa efek
samping yang menyertai obat sedatif hipnotik sehingga melatonin mungkin berperan normal
dalam memacu tidur.
2. Melatonin menghambat hormon yang merangsang aktivitas reproduksi. Pubertas dapat
dimulai oleh penurunan sekresi melatonin.
3. Dalam sebuah peran terkaitnya, pada sebagian spesies, fluktuasi musiman sekresi
melatonin yang berkaitan dengan perubahan lama siang hari merupakan pemicu penting
perkembangbiakan, migrasi, dan hibernasi musiman.
4. Melatonin merupakan antioksidan yang efektif, suatu alat pertahanan terhadap radikal-
radikal bebas yang merusak sistem biologis. Radikal bebas adalah partikel defisien elektron
yang sangat tidak stabil yang sangat reaktif dan destruktif. Radikal bebas diperkirakan
berperan dalam beberapa penyakit kronik seperti penyakit arteri koronaria dan kanker, serta
dipercayai berperan dalam proses penuaan.
5. Melatonin dapat memperlambat proses penuaan, mungkin dengan membersihkan radikal
bebas atau melalui cara lain.
6. Melatonin meningkatkan imunitas dan telah dibuktikan dapat mengembalikan sebagian
penyusutan timus, sumber limfosit T, yang terkait-usia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 8th rev.ed.Ong HO, Mahode AA,
Ramadhani D, translator. Jakarta: EGC; 2012. 720-723 p.

Anda mungkin juga menyukai