Anda di halaman 1dari 3

BAB I

Pendahuluan

I. Latar Belakang

Memasuki abad yang ke-21, akan terjadi suatu perubahan dalam kondisi
demografi. Untuk yang pertama kalinya, populasi anak yang berusia 5 tahun lebih
sedikit dibanding dengan populasi yang berusia diatas 60 tahun. Pada tahun 2006,
diketahui jumlah populasi manusia yang berusia di atas 65 tahun berjumlah 500 juta
jiwa di seluruh dunia, dan berkurang sekitar 8% dari total populasi. Meski demikian,
di perkirakan pada tahun 2030 jumlahnya akan meningkat 2 kali lipat menjadi 1
miliar serta proporsinya juga akan meningkat menjadi 13%. Saat ini jumlah lansia
tersebar pada negara maju, namun jumlah populasi tersebut akan menjadi lebih cepat
pada Negara berkembang.Pada Negara Indonesia, Jumlah penduduk lansia cenderung
meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan hasil susenas tahun 2014 menjelaskan
bahwa jumlah usia lanjut diindonesia sebanyak 20,24 juta jiwa atau 8,03%. Hasil
tersebut bila dibandingkan dengan hasil sensus tahun 2010 maka terdapat
peningkatan jumlah lansia berjumlah 18,1 juta jiwa atau 7,6%.

Bertambahnya umur adalah hal yang akan dialami oleh semua individu yang
di anugrahi umur panjang. Akan tetapi cepat maupun lambatnya proses tersebut
tergantung pada setiap individu yang bersangkutan yang disebabkan oleh proses
menua yang tidak dapat dihindari. Secara individu proses menua dapat menyebabkan
berbagai factor masalah baik secara fisik, biologi, mental dan juga social ekonimi.
Berbagai masalah tersebut dapat dilihat dari beberapa perubahan seperti kulit tubuh
yang mulai kering dan keriput, penurunan daya akomodasi, tulang mulai keropos ,
rambut memutih, sensitivitas emosional meningkat, dorongan seksual menurun,
kecepatan berjalan, dan juga daya pikir menurun . Fenomena menua yang terjadi pada
tiap individu dapat menyebabkan penurunan fungsi tubuh, misalnya otak, yang
mengalami penurunanan fungsi akibat dari penambahan usia yang dialami setiap
individu. Penurunan fungsi otak mengakibatkan perubahan dalam kemampuan
memori (daya ingat), yang nantinya mempengaruhi kemampuan menerima informasi
(acquisition) dan menemukan kembali informasi baru. Gangguan memori mulai
terjadi dari yang ringan, peralihan sampai pada gangguan memori yang bisa sampai
ke demensia.

Demensia merupakan suatu istilah yang menggambarkan kerusakan fungsi


kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan dapat mempengaruhi aktivitas
kehidupan sehari-hari. Peningkatan kasus demensia bersifat multifactorial yang
diantaranya dipengaruhi oleh beberapa factor resiko , seperti meningkattnya usia
setiap individu (diatas 65 tahun), genetikketurunan, trauma kepala ,pendidikan, factor
lingkungan(keracunan aluminium), penyakit tertentu misalnya hipertensi sistolik,
sindrom down, stroke dan lainlain, serta ganguan imunitas. Demensia mengalami
kemunduran kognitif yang biasa diawali dengan terjadinya penurunan memori/atau
daya ingat atau mudah lupa.

Selain dari proses menua yang dapat menyebabkan penurunanan daya ingat ,
Stres oksidatif juga berperan dalam proses penurunan daya ingat. Stres oksidatif
menggmbarkan suatu keadaan yang terjadi akibat ketidaksimbangan antara produksi
reactive oxygen species (ROS) dengan system pertahanan antioksidan pada tubuh.
Radikal bebas dapat memicu terjadinya peroksidasi lipid, oksidasi protein,perubahan
reactive oxygen species (ROS) yang menyebabkan terinduksinya kematian neuron
otak. Pada beberapa tanaman terkandung senyawa antioksidan yang berfungsi
sebagai neuroprotektif pada otak yang dapat mencegah terjadinya stress oksidatif
yang bisa menimbulkan penurunanan daya ingat.

Indonesia memiliki rempah-rempah yang dapat digunakan untuk


mengobati berbagai macam penyakit , sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat
tradisional, rempah-rempah tersebut berasal dari spesies Zingiberaceae seperti jahe,
kunyit, temulawak, dan kencur, yang memiliki peranan sebagai antioksidan. Pada
jahe terkandung 12 komponen fenolik contohnya gingerol, shogaol, dan
diarilheptanoid yang menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan. Sedangkan pada
kunyit, jahe , dan temulawak terbukti mampu menghambat oksidasi low density
lipoprotein (LDL) ,dan juga berfungsi sebagai antioksidan dan antiaterosklerosis atau
menghambat penyumbatan pembuluh darah berkat fungsinya yang mampu
mengakumulasi kolesterol yang terdapat pada makrofag. Dalam jahe terkandung pula
minyak atsiri yang mengandung berbagai zat aktif yang sangat bermanfaat bagi
tubuh, misalnya shogaol, gingerol, zingeron , dan zat-zat antioksidan alami yang
berkontribusi dalam menghindari sekaligus memulihkan beraneka macam penyakit
mulai dari gejala ringan hingga berat, contohnya seperti masuk angin, pegal-pegal ,
rematik, batuk, kepala pusing, mual-mual, mabuk perjalanan , impoten, Alzheimer,
kanker hingga penyakit jantung sekalipun.

Selain jahe , temulawak juga di golongkan dalam family Zingiberaceae


sehingga memiliki senyawa yang bersifat antioksidan, contohnya
bisdemethoxycurcumin, demethoxycurcumin, dan curcumin. Curcumin memiliki sifat
biologi yang tinggi sehingga mampu berperan sebagai antioksidan,yang nantinya
memiliki peran sebagai zat antiinflamasi (antiradang). selain mengandung curcumin ,
dalam temulawak terkandung pula senyawa fenol yang dapat mencegah terjadinya
penyakit kanker karena perannya sebagai antioksidan yang mampu mengurangi
radikal bebas maupun radikal peroksida. Sedangkan untuk kandungan antioksidan
yang terdapat dalam kandungan jahe dan juga temulawak yang memiliki peran bagi
otak dalam meningkatkan daya ingat sampai sekarang masih belum ditemukan
penelitian terkait kombinasi jahe dan temulawak yang berperan dalam meningkatkan
daya ingat.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan


penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian jahe dengan kombinasi temulawak
terhadap daya ingat mencit (mus musculus).

Anda mungkin juga menyukai