Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATERI BIOPSIKOOGI

HORMON DAN SEKS

Dosen Pengampu :
Aisyah Putri Rawe Mahardika ,M.Psi Psikolog
Disusun Oleh:
Ummu Salsabilla (221007003)
Lubna Hirmayasani (221007004)
A. DEFINISI HORMON SEKS
Hormon Seks memiliki berbagai peran penting untuk tubuh yang tidak hanya berhubungan
dengan proses pembuahan atau seksual, tapi juga penting untuk perkembangan fisik serta
metabolisme tubuh. Hormon adalah suatu zat kimia dari kelenjar endokrin di tubuh, yang
kemudian disebarkan melalui aliran darah. Hormon memiliki fungsi yang sangat penting bagi
tubuh, seperti mengatur jam tidur, nafsu makan, hingga pertumbuhan.Hormon seks,
merupakan jenis hormon yang berperan dalam proses perkembangan seksual serta
reproduksi. Hormon seks dihasilkan di kelenjar adrenal dan gonadal.Pada wanita, kelenjar
tersebut berada di ovarium (indung telur), sementara pada pria, kelenjar tersebut terletak di
testis. Hormon seks juga berperan dalam berbagai fungsi tubuh lain, di luar perihal seksual
dan reproduksi, seperti:
1. Mengatur pertumbuhan tulang dan otot
2. Mengatur respons peradangan
3. Mengatur kadar kolestrol
4. Memicu pertumbuhan rambut
5. Mengatur penyebaran lemak di tubuh Saat keseimbangan kadar hormon di tubuh
terganggu, maka dapat terjadi berbagai penyakit seperti hipogonadisme, kista, jerawat, hingga
kebotakan.
Pria dan wanita memiliki jenis hormon seks yang berbeda. Pada pria, hormon testosteron
merupakan jenis utama. Sementara itu pada wanita, hormon estrogen dan progesteron
merupakan jenis yang masuk ke dalam hormon seks.
Jenis-Jenis Hormon Seks pada Wanita :
1. EstrogenEstrogen merupakan hormon sex utama pada wanita. Selain diproduksi di
ovarium(indung telur), estrogen juga bisa dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan sel lemak.
Selama masa kehamilan, hormon ini juga dibuat di plasenta. Estrogen memiliki peran penting
dalam proses reproduksi dan perkembangan seksual, seperti kehamilan dan menstruasi.
Selain itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas dan menopause seorang
wanita.Hormon ini juga dapat memengaruhi otak, jantung, dan rambut. Tidak hanya itu,
bagian tubuh seperti tulang, otot, kulit, dan saluran kemih, juga dapat dipengaruhi oleh
estrogen.
2. ProgesteronHormon progesteron dibuat di kelenjar adrenal, ovarium, serta plasenta, dan
berfungsi untuk menstabilkan siklus menstruasi pada wanita dan membantu tubuh
mempersiapkan kehamilan. Kadar progesteron yang terlalu rendah dapat mengakibatkan:a.
Menstruasi tidak teraturb. Sulit mendapatkan kehamilanc. Peningkatan resiko komplikasi
pada kehamilanKadar progestero pada wanita akan meningkat saat masa ovulasi dan pada
saatkehamilan.
3. TestosteronSelain hormon estrogen dan progesteron, pada wanita juga terdapat
hormontestosteron yang merupakan hormon seks utama pada pria. Namun jumlahnyasangat
kecil jika dibandingkan dengan hormon testosteron yang ada pada pria.Hormon tertosteron
pada wanita memiliki peran dalam hal gairah seksual, siklusmenstruasi, dan kekuatan tulang
serta otot.Jenis-Jenis Hormon Seks pada Pria :1. TestosteronPada pria, hormon yang
dikategorikan sebagai hormon sex adalah testosteron.Hormon inilah yang membuat pria
memiliki ciri khas fisik seperti suara berat,tubuh yang tinggi, serta rambut-rambut di
wajah, berupa kumis dan jenggot.Hormon ini juga berguna untuk pertumbuhan penis
dan testis pada pria. Selain itu,testosteron membantu tubuh untuk membentuk otot dan tulang
yang kuat. Priajuga membutuhkan hormon ini untuk bisa memproduksi sperma dan
membuahisel telur. Jika kadar testosteron di tubuh kurang dari normal, akan timbul gejala-
gejala seperti :
a. Berkurangnya gairah seksual.
b. Mudah berkeringat dan tubuh terasa panas.
c.Payudara membesar
d. Depresi.
e. Mudah lelah dan lemas.
Menumpuknya lemak, terutama di area perut. Ereksi menjadi tidak maksimal. Berkurangnya
jumlah sperma yang keluar saat ejakulasii. Rambut di tubuh mulai rontokj. Penurunan
kekuatan otot dan tulang.
B. Hormon Prinatal Dalam perkembangan Perilaku Hormon yaitu pembawa pesan
kimiawi antar sel atau antar kelompo sel.Hormon beredar di dalam sirkulasi darah
dan fluida sel untuk mencari sel target.Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan
mengikat protein reseptor tertentupada permukaan sel dan mengirimkan sinyal,
reseptor protein menerima sinyal sehingga bereaksi balik dengan mempengaruhi
ekspresi genetik atau mengubahpreotein selular. Pada banyak kasus, satu hormon
dapat mengatur produksi danpelepasan hormon lainnya.Hormon-hormon prinatal dan
perkembangan perilaku paparan androgenprenatal memiliki kontribusi pada berbedaan
dalam minat, kemampuan spasial, danagresivitas yang biasanya terobservasi diantara
laki-laki dan perempuan. Hormonprinatal mempengaruhi perkembangan otak. Peran
hormon-hormon prinatal dalamperkembangan perilaku kopulatorik yang secara
seksual bersifat dimorfik padahewan-hewan laboratorium. Menurut hipotesis aromatisasi,
testosteron prinatal tidaksecara langsung memaskulinkan otak. Otak dimaskulinkan oleh
estradiol yang telahdiaromatisasi dari testosteron prinatal. Meskipun ide bahwa estradiol
hormon yangdiduga keras adalah hormon perempuan adalah yang memaskulinkan otak
merupakanide yang kontaintuitif. Pada manusia aromatisasi tampaknya tidak dibutuhkan
olehtertosteron untuk memiliki efek memaskulinkan otak, bagaimanapun etradiol
mampumemiliki efek memaskulinkan yang serupa dengan testosteron. Tidak ada bukti
yangmeyakinkan bahwa perbedaan paparan dari antrogen prenatal memberikan
kontribusipada perbedaan perilaku yang terobservasi di antara para perempuan dan dia
natarapara laki-laki.
C. Orientasi Seksual dan Hormon Hormon AwalSebagian besar orang memiliki pemikiran
mengenai homoseksual memiliki hormon yang lebih rendah ketimbang oleh orang yang
heteroseksual. Pada kenyataanya, homoseksual dan heteroseksual memiliki kadar hormon
yang sama dalam sirkuklasi darahnya. Pada orkidektomi yang dilakukan laki – laki dapat
mengurangi perilaku seksual pada laki – laki heteroseksual maupun homoseksual. Tetapi,
orkidektomi tidak akan megubah arah seksual laki – laki tersebut. Dan juga pada orang yang
melakukan operasi ganti kelamin, mereka akan melakukan yang disebut terapi hormon,
dimana tubuh akan disuntikkan hormon yang berlawanan dengan kelamin asli orang tersebut.
Pada proses tersebut diketahui bahwasannya terapi hormon hanya akan megaktifkan
preferensi yang ada sebelum operasi ganti kelamin.Asumsi – asumsi masyarakat banyak
berkembang mengenai orientasi seksual. Asumsi tersebut mengenai preferensi seksual
merupakan masalah pilihan orang tersebut. hal tersebut merupakan ketidak benaran orang
tidak bisa memilih preferensi seksualnya melainkan orang tersebut menemukan preferensi
seksualnya secara tepat. Pada tahap perkembangan preferensi seksual merupakan
perkembangan yang sangat awal, indikasi anak mengenai ketertarikan seksual seseorang
tidak akan berubah sampai mencapai usia kematangan. Hal ini (orientasi seksual) dipengaruhi
oleh homon – hormon perinatal. Melalui eksperimen yang dilakukan oleh benyak peneliti.
Percobaan mengenai pada hewan seperti tikus, hamster, musang, babi, zebra finch, dan anjing
dilakukan tahap kastrasi perinatal terhadap spesies dan penanganan testosteron pada betina
bertujuan untuk menginduksi preferensi sesama jenis. Tetapi, hal tersebut bisa saja tidak
berlakukarena program yang didesai Tuhan kepada manusia jauh lebih kompleks darpada
program yang didesain Tuhan kepada hewan. Jadi, bisa dikatakan penelitian tersebut belum
relevan bahkan tidak relevan pada manusia. Tetapi malalui penelitian Enhardt (1985) dengan
melakukan wawancara kepada perempuan dewasa yang ibunya terpapar dietilstillbestrol
(estrogen sintetik) selama kehamilan. Perempuan dewasa tersebut mengakui bahwasannya
mereka lebih tertarik secara seksual pada perempuan juga. Jadi dapat disimpulkan
bahwasannya paparan estrogen tersebut dapat meningkatkan homoseksualitas dan
biseksualitas pada perempuan tetapi hal tersebut masih lemah karena dari semua subjek
hanya satu yang menyukai perempuan.
pada pangkal otak, di bawah thalamus, dekat dengan kelenjar pituitari dan besarnya hampis
sama dengan almond.Hipotalamus adalah bagian dari otak yang mengeluarkan bahan
kimiawi yang berupa hormon yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu mengendalikan
organ dan sel dalam tubuh. hipotalamus bertindak sebagai penghubung antara endokrin dan
sistem saraf. Hipotalamus merangsang endokrin untuk memproduksi hormon lewat sinyal
saraf yang kemudian diedarkan keseluruh tubuh.
Fungsi hipotalamus adalah membantu mengatur:
1. Suhu tubuh
2. Rasa haus dan lapar
3. Emosi dan suasana hati
4. Siklus tidur (kualitas dan kuantitas tidur)
5. Gairah seks
6. Persalinan
7. Tekanan darah dan detak jantung
8. Produksi asam lambung
9. Proses metabolisme dan tumbuh kembang
10. Keseimbangan cairan tubuhHipotalamus bekerja sama dengan kelenjar pituitari, dan
menghasilkan hormon hormon yang penting untuk tubuh, yang membantu mengendalikan
banyak proses dan fungsi organ tubuh.
Hormon yang dilepas oleh hipotalamus meliputi : 1. Hormon antidiuretik, yaitu hormon yang
berfungsi untuk meningkatkan jumlah airyang diserap oleh darah melalui ginjal
2. Hormon pelepas kortikotropin, yaitu hormon yang berfungsi untuk membantu mengatur
metabolisme dan respon imun
3. Hormon pelepas gonadotropin, yaitu hormon yang berfungsi untuk memberi tahu kelenjar
pituitari memproduksi hormon yang menjaga fungsi organ-organ seksual
4. Oksitoksin, yaitu hormon yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, produksi ASI, dan
kendali siklus tubuh termasuk mentruasi. Dalam perilaku seksual oksitoksin berperan dalam
menimbulkan rasa empati, dan kesetiaan serta meningkatkan rasa percaya satu sama lain.
Memeluk dan menyentuh pasangan akan mendorong pelepasan oksitoksin yang berperan
dalam proses ereksi dan
orgasme. Oksitoksin juga berperan untuk mendukung pergerakan sperma menuju sel telur.
5. Hormon pengendali prolaktin, yaitu hormon yang mengatur kelenjar pituari untuk memulai
atau menghentikan produksi ASI pada ibu menyusui6. Hormon pelepas thyrotropin, yaitu
hormon yang mengaktivasi fungsi tiroid, menyebabkan dilepaskan hormon yang meregulasi
metabolisme, kadar energi dan tumbuh kembang.
Perbedaan seks pada hipotalamus :
1. Hipotalamus jantanHipotalamus jantan tidak dapat menghasilkan pola pelepasan hormon
yang bersiklus seperti bagian-bagian hipotalamus betina, begitu pula pada hipotalamus betina
yang sudah terpapar testosteron tambahan pada masa awal perkembangan juga tidak dapat
menghasilkan pola pelepasan hormon yang bersiklus.
2. Hipotalamus betinaKelenjar hipotalamus dan pituitari wanita berinteraksi dengan ovarium
untuk menghasilkan siklus menstruasi, yaitu sebuah periode ketika kadar hormon dan
kesuburan mengalami perubahan, dan berlangsung sekitar 28 hari.Perubahan hormon selama
siklus mentruasi juga mengubah ketertarikan seksual pada wanita.
PERKEMBANGAN HORMON SEKS
kembangan seksual adalah proses kompleks yang melibatkan kombinasi faktor genetik,
lingkungan, dan hormonal. Hormon adalah pembawa pesan kimia yang memainkan peran
penting dalam mengatur perkembangan seksual, termasuk perkembangan karakteristik
seksual primer dan sekunder, perilaku seksual, dan fungsi reproduksi.

Hormon diproduksi oleh kelenjar endokrin dan dilepaskan ke aliran darah, di mana mereka
melakukan perjalanan ke berbagai bagian tubuh untuk memberikan efeknya. Dalam konteks
perkembangan seksual, ada beberapa hormon yang berperan penting, antara lain testosteron,
estrogen, dan progesteron.

Testosteron adalah hormon seks pria utama dan bertanggung jawab untuk perkembangan
karakteristik seksual pria primer dan sekunder. Pada laki-laki, testosteron diproduksi oleh
testis dan bertanggung jawab untuk pertumbuhan penis dan testis, serta perkembangan
rambut wajah dan tubuh, suara yang lebih dalam, dan peningkatan massa otot. Testosteron
juga berperan dalam perkembangan perilaku seksual pria, termasuk hasrat dan agresi seksual.

Estrogen adalah hormon seks wanita primer dan bertanggung jawab untuk perkembangan
karakteristik seksual primer dan sekunder wanita. Pada wanita, estrogen diproduksi oleh
ovarium dan bertanggung jawab untuk perkembangan payudara, rahim, dan vagina, serta
distribusi lemak tubuh dan pengaturan siklus menstruasi. Estrogen juga berperan dalam
perkembangan perilaku seksual wanita, termasuk hasrat dan penerimaan seksual.

Progesteron adalah hormon seks wanita penting lainnya yang diproduksi oleh ovarium.
Progesteron terutama terlibat dalam pengaturan siklus menstruasi dan juga penting untuk
menjaga kehamilan yang sehat.

Sementara testosteron, estrogen, dan progesteron masing-masing dikaitkan dengan


perkembangan seksual pria dan wanita, hormon-hormon ini juga ada pada kedua jenis
kelamin dalam jumlah yang bervariasi. Misalnya, wanita menghasilkan testosteron dalam
jumlah kecil, sedangkan pria menghasilkan estrogen dan progesteron dalam jumlah kecil.
Selain hormon seks primer tersebut, ada juga beberapa hormon lain yang berperan penting
dalam perkembangan dan perilaku seksual. Misalnya, oksitosin adalah hormon yang terlibat
dalam ikatan sosial dan dilepaskan selama aktivitas seksual, yang menimbulkan perasaan
keintiman dan kedekatan.

Secara keseluruhan, hormon memainkan peran penting dalam perkembangan dan perilaku
seksual. Sementara faktor genetik dan lingkungan juga memainkan peran penting, hormon
adalah pengatur utama perkembangan dan fungsi seksual. Dengan memahami peran hormon
dalam perkembangan seksual, peneliti dapat memperoleh wawasan tentang mekanisme yang
mendasari perilaku seksual dan faktor-faktor yang memengaruhi orientasi seksual, identitas
gender, dan aspek lain dari seksualitas manusia.
C. Gangguan Pada Hormon Seksual Hormon seks adalah hormon yang bertanggung jawab
untuk mengontrol pubertas, reproduksi, kelahiran, dan menyusui. Hormon seks bisa
terganggu, hal ini disebut juga gangguan hormon reproduksi. Gangguan hormon seks dapat
mempengaruhi jumlah hormon yang direproduksi.Dengan demikian, hal tersebut dapat
memicu berbagai masalah kesehatan, seperti kurangnya gairah seks dan produksi rambut
yang berlebihan.Wanita lebih cenderung mengalami gangguan hormon seks dibandingkan
pria.Pasalnya, wanita mengalami perubahan normal yang mempengaruhi produksi
hormonseks. Antara lain menstruasi dan menopause. Gangguan hormon seks juga bisa
disebabkan oleh cedera atau penyakit pada kelenjar dan organ utama yang tugasnya
memproduksi dan mengatur hormon. Gangguan hormon seks dapat menyebabkan berbagai
kondisi medis, yang dapat menimbulkan gejala berbeda, diantaranya sebagai berikut :
1. Sindrom ovarium polikistik Di dalam tubuh wanita mengandung hormon pria yang disebut
androgen. Sindromovarium polikistik ini disebabkan oleh terlalu banyaknya androgen pada
wanita, yang akhirnya membuat menstruasi tidak teratur, rambut di tubuh terlihat lebat, dan
munculnya jerawat. Tapi kebanyakan wanita tidak menyadarinya, karena dianggap bahwa ini
hal yang wajar. Berlebihnya androgen juga dapat mengganggu
siklus ovulasi dan menghambat operasi folikel, yang seharusnya dapat membuka dan
melepaskan sel telur yang matang.
2. HirsutismeHirsutisme adalah pertumbuhan rambut seperti pria yang tidak diinginkan di
bagian wajah, dada, atau punggung wanita. Itu dapat terjadi karena faktor kondisi medis
tertentu atau faktor genetik. Biasanya penyebab hirsutisme adalah terlalu banyak androgen,
terutama testosteron. Sensitivitas folikel rambut terhadap androge juga mempengaruhi
testosteron yang memicu tumbuhnya rambut berlebih.
3. HipogonadismeHipogonadisme adalah kondisi dimana terdapat kelenjar seks atau gonad
yang menghasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan hormon seks. Hipogonadisme
dapat terjadi baik pada pria maupun wanita, gangguan ini terjadi di testis pria dan ovarium
wanita. Kondisi ini sering dikaitkan dengan penyebab menopause pada wanita dan
andropause pada pria, padahal tidak selalu demikian. Hipogonadisme bisa bersifat bawaan,
tetapi juga bisa dialami oleh seseorang yangcedera atau terinfeksi saat dewasa.
hipogonadisme dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Hipogonadisme primerJika masalahnya terdapat pada organ intim (testis atau ovarium)
disebut hipogonadisme primer, yang mana organ seks masih dapat menerima sinyal dari otak
untuk menghasilkan hormon, tetapi testis atau ovarium sendiri tidak dapat lagi memproduksi
hormon. Hipogonadisme ini dapat disebabkan oleh penyakit tertentu yang menyebabkan
gangguan fungsi organ seksual. Misalnyapenyakit autoimun seperti hipoparatiroidisme,
penyakit genetik seperti sindrom turner, penyakit ginjal dan hati, hingga paparan radiasi.
b. Hipogonadisme sekunderHipogonadisme sekunder adalah kelainan hormon yang terjadi
karena adanya masalah pada hipotalamus atau kelenjar pituitari, yang merupakan dua bagian
otak yang menghasilkan hormon. Sama seperti hipogonadisme primer, hipogonadisme jenis
ini juga bisa disebabkan oleh penyakit tertentu yang mengganggu hipotalamus atau kelenjar
pituitari otak. Misalnya infeksi HIV, TBC, kurang gizi, dan cedera otak.
ntasi seksual, identitas gender, dan aspek lain dari seksualitas manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Pinel, John P.J. 2009. Biopsikologi: Edisi Ketujuh (Terj.). Yogyakarta: Pustaka
PelajarAtkinson, Rita L, dkk. 2000. Pengantar Psikologi Jilid 2. Jakarta:
Anderson, C. A., & Dill, K. E. (2000). Video games and aggressive thoughts, feelings, and
behavior in the laboratory and in life. Journal of Personality and Social Psychology, 78(4),
772-790

Anda mungkin juga menyukai