Anda di halaman 1dari 3

Hormon reproduksi pria memiliki peran penting dalam mengatur serta merangsang aktivitas sel dan

organ pada pria. Hormon testosteron merupakan hormon terpenting dalam pertumbuhan dan
perkembangan normal pria. Hormon ini diproduksi di testis dan memiliki peran yang penting dalam
produksi sperma. Selain itu, hormon ini juga dapat memengaruhi massa tulang dan otot, bagaimana
cara pria menyimpan lemak dalam tubuh, serta produksi sel darah merah bagi pria 1. Hormon
reproduksi pria lainnya yang penting adalah gonadotropin-releasing hormone, hormon perangsang
folikel, dan luteinizing. Hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH) diproduksi dari sel-sel di
hipotalamus dan merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon luteinizing (LH) dan
hormon perangsang folikel (FSH) 1.

Hormon Laki-Laki dan Fungsinya Sebelum menjelaskan hormon pada laki-laki, penting untuk
diketahui bahwa kelenjar pituitari dan hipotalamus yang terletak di dasar otak, berguna untuk
mengontrol produksi hormon pada pria. Hipotalamus membuat gonadotropin-releasing hormone
(GnRH) yang berfungsi untuk mengontrol pelepasan hormon lain dari kelenjar pituitari. Hormon ini
akan membuat perubahan pada testis. Sementara itu, androgen adalah hormon seks pria yang
meningkat saat pubertas. Bagi laki-laki hormon ini dibutuhkan untuk menjadi matang secara seksual.
Meski begitu, hormon androgen juga diproduksi oleh wanita, hanya saja jumlahnya tidak sebanyak
laki-laki. Androgen juga sering kali digunakan untuk menyebut sekumpulan hormon.
beberapa hormon pada laki-laki dan fungsinya yang penting untuk kita ketahui, di antaranya:
1. Follicle-Stimulating Hormone (FSH) FSH memainkan peran penting dalam
perkembangan dan fungsi seksual. Pada pria, FSH membantu mengontrol produksi sperma.
Terlalu banyak atau terlalu sedikit FSH dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk
infertilitas, menurunnya gairah seks, dan pubertas dini pada anak-anak.
2. Luteinizing Hormone (LH) Hormon ini memainkan peran penting dalam perkembangan
dan fungsi seksual. Pada pria, LH menyebabkan testis membuat testosteron untuk
memproduksi sperma. Normalnya, kadar LH pada pria tidak banyak berubah. Terlalu banyak
atau terlalu sedikit LH dapat menyebabkan berbagai masalah seperti gairah seks yang
menurun dan pubertas dini pada anak-anak. Baca Juga: Sistem Hormon: Jenis, Fungsi,
Penyakit Hormon
3. Hormon Estrogen Jika membahas soal hormon estrogen, maka hal ini erat kaitannya
dengan hormon testosteron. Keduanya perlu seimbang agar fungsi dan karakteristik seksual
bekerja secara normal. Estrogen adalah kunci untuk perkembangan fungsi dan karakteristik
seksual pada pria selama masa remaja, serta membantu mempertahankannya seumur
hidup. Pada pria, bentuk estrogen tertentu yang dikenal sebagai estradiol, penting untuk
seksualitas pria. Kadar estrogen perlu tetap seimbang dengan testosteron untuk membantu
mengontrol dorongan seks, kemampuan ereksi, dan produksi sperma. Testosteron secara
alami menurun seiring bertambahnya usia, sementara estrogen meningkat. Kondisi ini tidak
perlu dikhawatirkan kecuali kadar estrogen Anda tinggi secara tidak normal. Keadaan ini
bisa menjadi faktor risiko untuk kondisi seperti diabetes dan bentuk kanker tertentu.
4. Hormon Testosteron Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab untuk
perkembangan karakteristik seksual pria. Seorang wanita juga bisa bisa menghasilkan
testosteron, namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Testosteron adalah jenis androgen yang
diproduksi oleh testis dalam sel yang disebut sel Leydig. Selain memproduksi sperma,
testosteron juga mengatur sejumlah fungsi lainnya, antara lain: Dorongan seks. Massa
tulang. Distribusi lemak. Ukuran dan kekuatan otot. Produksi sel darah merah. Tanpa jumlah
testosteron yang cukup, tingkat kesuburan seorang pria bisa terganggu karena hormon ini
membantu perkembangan kematangan sperma.
perlu diketahui juga, otak dan kelenjar pituitari memiliki fungsi untuk mengontrol kadar
testosteron. Setelah diproduksi, hormon bergerak melalui darah untuk menjalankan berbagai
fungsi pentingnya. Saat seorang pria memiliki kadar testosteron yang rendah, ia mungkin
akan mengalami: Gairah seks menurun. Disfungsi ereksi. Jumlah sperma rendah. Jaringan
payudara membesar atau bengkak. Seiring waktu, beberapa gejala di atas dapat
berkembang dengan cara berikut: Rambut rontok. Kehilangan massa otot. Hilangnya
kekuatan tubuh. Lemak tubuh meningkat. Apabila testosteron rendah berlangsung lama,
beberapa masalah lain yang bisa muncul adalah osteoporosis, perubahan suasana hati,
penurunan energi, dan penyusutan testis. Hormon pada laki-laki dan fungsinya untuk tubuh,
termasuk fungsi seksual, perkembangan tubuh, dan juga fungsi kesehatan. Kekurangan
satu atau lebih hormon-hormon tersebut, maka akan timbul masalah pada tubuh seorang
pria.

Organ Reproduksi Pria


Berdasarkan letaknya, organ reproduksi pria terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:

Organ eksternal
Organ reproduksi pria bagian luar terdiri dari tiga organ, yaitu:

 Penis, berfungsi sebagai jalan keluarnya urine dan sperma.


 Skrotum (kantong zakar), berfungsi sebagai sistem kontrol suhu pada testis. Suhu
pada testis erat kaitannya dalam memproduksi sperma yang sehat.
 Testis, berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron (hormon utama
pada pria).

Organ internal
Organ reproduksi pria bagian dalam terdiri dari beberapa organ, meliputi:

 Epididimis, berfungsi menyimpan sel sperma yang diproduksi di testis dan


mengangkut sperma yang belum matang menuju tabung vas deferens agar menjadi
sperma matang.
 Kelenjar prostat, berkontribusi dalam memberikan cairan tambahan untuk proses
ejakulasi. Cairan prostat juga membantu sperma agar tetap sehat.
 Kelenjar bulbouretral, berperan dalam menghasilkan cairan yang berfungsi untuk
melumasi uretra dan menetralisir keasaman yang mungkin ada karena tetesan sisa
urine.
 Vesikula seminalis, berfungsi menghasilkan cairan fruktosa yang digunakan sperma
sebagai sumber energi ketika beraktivitas.
 Uretra, saluran yang membawa urine atau sperma ke luar tubuh.
 Vas deferens, yaitu tabung yang berfungsi mengangkut sperma matang menuju uretra
dalam persiapan untuk ejakulasi.

Seluruh organ reproduksi pria ini berperan penting dalam setiap tahapan proses reproduksi,
mulai dari pembuahan hingga terjadinya kehamilan.
Saat pria atau anak laki-laki yang telah melewati masa pubertas terangsang secara seksual,
tubuhnya akan mengalami ereksi. Ketika ereksi, penis akan membesar dan kaku karena
pembuluh darah melebar sehingga darah yang masuk menjadi lebih banyak.
Setelah pria mengalami ereksi, yang kemudian diikuti dengan ejakulasi, penis akan
mengeluarkan air mani bersama dengan sperma di dalamnya. Dalam tiap kali ejakulasi,
volume air mani yang dikeluarkan adalah 2,5–5 mililiter. Tiap mililiter mengandung lebih
dari 20 juta sperma.
Setelah sperma memasuki vagina, sperma akan terus bergerak menuju leher rahim hingga sel
telur untuk mencapai proses pembuahan dan akhirnya terjadi kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai