Anda di halaman 1dari 124

ormon Yang Berhubungan Dengan Reproduksi Pria dan Wanita .

Apa Itu Hormon?


Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu
dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh dara menuju berbagai jaringan sel dan
menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Contoh efek hormon pada tubuh manusia :

>> Perubahan Fisik : yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah


tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara
membesar, lekuk tubuh feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin pada
pria).

>> Perubahan Psikologis : Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas,


mood/suasana hati.

>> Perubahan Sistem Reproduksi : Pematangan organ reproduksi, produksi


organ seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).

Di balik fungsinya yang mengagumkan, hormon kadang jadi biang keladi berbagai
masalah. Misalnya siklus haid yang tidak teratur atau jerawat yang tumbuh
membabi buta di wajah. Hormon pula yang kadang membuat kita senang atau
malah sedih tanpa sebab. Semua orang pasti pernah mengalami hal ini, terutama
saat pubertas.Yang pasti, setiap hormon memiliki fungsi yang sangat spesifik
pada masing-masing sel sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa memiliki
aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh darah.
Pada dasarnya hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang
berbeda-beda sebagai berikut:

* Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin


dan triodtironin).
* Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen,
aldosteron, dan kortisol).
* Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin, oksitosin,
hormon pertumbuhan (growth hormone),
FSH, LH, TSH).
Hormon-hormon ini bisa dibuat secara sintetis. Di antaranya adalah hormon
wanita yaitu estrogen dan progesteron yang dibuat dalam bentuk pil. Pil ini
merupakan bentuk utama kontrasepsi yang digunakan wanita seluruh dunia
untuk memudahkan mereka menentukan saat yang tepat: kapan harus
mempunyai anak dan jarak usia tiap anak.

Hormon Pada Wanita


Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di testis).
Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama.
Hanya kadarnya yang berbeda. Hormon seksual wanita antara lain progesteron
dan estrogen. Hormon seksual pria antara lain androstenidion dan testosteron
(androgen). Pada wanita, hormon seksual kewanitaannya lebih banyak ketimbang
pria. Begitu pula sebaliknya.

ESTROGEN
Estrogen merupakan bentukan dari androstenidion (hormon seksual pria yang
utama) yang dihasilkan ovarium. Selain androstenidion, ovarium juga
mengeluarkan testosteron dan dehidroepiandrosteron, tapi dalam jumlah yang
sedikit.

HORMON PROGESTERON

Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon yang dihasilkan oleh kelenjar
dan berasal dari kolesterol darah.

TESTOSTERON dan DEHIDROEPIANDROSTERON

Hormon ini yang juga diproduksi oleh ovarium tetapi dalam jumlah yang sangat
sedikit. Hormon ini dibutuhkan oleh wanita karena berhubungan dengan daya
tahan tubuh dan libido (gairah seksual).

EFEK HORMON TERHADAP WANITA

Hormon-hormon pada tubuh wanita berperan penting dalam perjalanan


hidupnya termasuk pada keindahan kulit. Berikut ini adalah peran ketiga
hormon utama wanita:

=> Hormon Estrogen:


- Mempertahankan fungsi otak.
- Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.
- Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel
jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan
pembuluh darah).
- Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita
yang feminin.
- Produksi sel pigmen kulit.
Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan
struktur normal kulit agar tetap lentur,
menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu menahan
air.

=> Hormon Progesteron:


Sebenarnya hormon ini tidak terlalu berhubungan langsung dengan keadan
kulit tetapi sedikit banyak ada
pengaruhnya karena merupakan pengembangan estrogen dan
kompetitor androgen. Fungsi utama hormon
progesteron lebih pada sistem reproduksi wanita, yaitu:
- Mengatur siklus haid.
- Mengembangkan jaringan payudara.
- Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
- Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.

=> Hormon Androgen:


Hormon ini berfungsi untuk:
- Merangsang dorongan seksual.
- Merangsang pembentukan otot, tulang, kulit, organ seksual dan sel darah
merah.

Hormon ini cukup berpengaruh pada penampilan kulit dan pertumbuhan


rambut, yaitu dengan menstimulasi akar rambut dan kelenjar sebum (kelenjar
minyak) yang terletak di bagian atas akar rambut.
Kelenjar sebum menghasilkan sekresi lemak atau minyak yang berfungsi melumasi
rambut dan kulit. Tetapi bila berlebihan minyak ini akan memicu tumbunya akne
atau jerawat, sehingga mengganggu keindahan penampilan kulit. Gangguan
kelenjar sebum juga bisa mengakibatkan alopesia androgenika (kebotakan),
terutama pada pria. Sebaliknya pada wanita, ketidakseimbangan hormon
Androgen (hormonal imbalance) bisa menyebabkan hirsutisme di mana rambut
tumbuh berlebihan di daerah-daerah yang tidak semestinya.
Aktivitas kelenjar sebum sangat dipengaruhi hormon androgen. Kerja kelenjar
ini memuncak pada saat seseorang mencapai masa pubertas. Semakin tinggi
tingkat kerjanya, semakin banyak pula sekresi yang dihasilkan kelenjar ini.
Sekresi kelenjar sebum pada pria lebih tinggi secara signifikan ketimbang pada
wanita. Tak heran kulit wajah pria tampak lebih berminyak dibanding wanita.
Efek kerja kelenjar sebum mulai berkurang pada wanita sesaat menjelang
menopause.
Hiper-androgen pada wanita dengan ciri-ciri aktivitas hormon androgen melebihi
normal ternyata merupakan masalah yang cukup umum terjadi walaupun belum
diketahui penyebabnya dan mempengaruhi 10-20% wanita usia reproduktif.

Gejala Hiper-Androgen Pada Kulit Wanita.


Seperti telah dijelaskan sebelumnya, hormon androgen yang berlebih akan
mengakibatkan efek negatif pada kulit dan kecantikan wanita. Walaupun bukan
merupakan kondisi yang fatal tetapi bisa berefek sosial-psikologis dan
mengurangi rasa percaya diri bahkan mempengaruhi kualitas hidup. Gejala-gejala
itu antara lain:

+ Kulit berminyak dan komedo. Kondisi ini merupakan cikal bakal gejala yang
lebih parah seperti ketombe dan jerawat.
Berlebihnya produksi minyak di kulit wajah dipengaruhi oleh:
- Tingginya kadar androgen bebas yang akan memicu aktivitas kelenjar minyak
dan sebum.
- Meningkatnya kepekaan target organ atau sebum terhadap androgen
sehingga walaupun kadar androgen bebas dalam batas normal aktivitas sebum
tetap meningkat.

+ Akne / Jerawat. Banyak faktor yang dapat memicu timbulnya jerawat antara
lain komedo, minyak dan peradangan (inflamasi). Belum lagi ada pula pengaruh
dari luar seperti pemakaian kosmetik yang bisa menyumbat aliran
sekresi kelenjar sebum ke permukaan apa lagi dalam jangka panjang ditambah
kondisi iklim tropis yang panas dan lembab.

+ Hirsutisme. Sekitar 5-8% wanita usia reproduktif menderita hirsutisme yaitu


pola pertumbuhan atau distribusi rambut menyerupai pria (male hair pattern),
misalnya di atas bibir, dagu, dada, pinggang dan paha. Ada 40-80% dari
penderita ini menunjukkan peningkatan produksi testosteron dari 200-300 juta
(microgram) per hari menjadi 700-800 juta per hari.
+ Alopesia Androgenika (kebotakan). Gejala ini merupakan kebalikan dari
hirsutisme.
Penyebabnya sama:ketidakseimbangan androgen. Masalah kebotakan ini
biasa dialami oleh pria. Rambut hilang secara perlahan-lahan di daerah dahi,
terus menjalar ke daerah ubun-ubun dan meluas secara lambat atau cepat
ke seluruh bagian atas kepala.

Gejala Hiper-Androgen Secara Sistemik.


Selain gangguan pada kulit, ketidakseimbangan hormon androgen juga
berpengaruh secara sistemik yang ditandai dengan gejala-gejala seperti pada
sistem reproduksi berupa:

+ Gangguan siklus menstruasi, a-menore (nyeri haid), dan an-ovulasi.


Siklus haid yang tidak teratur merupakan gejala ketidakseimbangan hormonal
dan sedikit banyak berpengaruh pada tingkat kesuburan seorang wanita. Jika
siklus haid Anda tidak teratur lebih dari 3 bulan berturut-turut, sebaiknya
konsultasikan dengan ginekolog, karena jika tidak mendapat penanganan yang
serius dapat menyebabkan berbagai perubahan morfologis pada rahim yang
disebut PCOS (Poly - Cystic - Ovarian - Syndrome) dan dalam jangka
panjang bisa menyebabkan infertilitas (mandul).

+ Abnormalitas metabolisme tubuh. Gejala yang tampak antara lain:


- Profil lemak yang tidak normal (obesitas atau terlalu kurus).
- Resistensi insulin sehingga berakibat peningkatan resiko kencing manis
(diabetis mellitus).
- Peningkatan resiko penyakit jantung (kardiovaskular).

Hormon Pada Pria


Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron,

LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan

hormon pertumbuhan.

Testoteron

Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus

seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk

spermatosit sekunder.

LH (Luteinizing Hormone)

LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-

sel Leydig untuk mensekresi testoteron.

FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi

menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi

sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

Estrogen

Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel

sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat

testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada

tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.

Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada

spermatogenesis.

Gangguan Pada Sistem Repruduksi


Gangguan pada sistem reproduksi yang harus diwaspadai kaum pria lainnya
antara lain Hipogonadisme atau penurunan fungsi testis akibat gangguan
interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron,
sehingga menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda
kepriaan. Tapi bisa ditangani dengan terapi hormon. Kriptorkidisme atau kondisi
dimana satu atau kedua testis tidak bisa turun dari rongga abdomen ke dalam
skrotum dan terjadi saat masih bayi. Bisa ditangani dengan pemberian hormon
human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron atau dilakukan
pembedahan. Uretritis atau peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada
penis dan sering buang air kecil akibat kuman Chlamydia Trachomatis,
Ureplasma Urealyticum atau Virus Herpes. Bisa diatasi dengan pengobatan.
Prostatitis atau peradangan prostat akibat infeksi bakteri Escherichia coli.
Epididimitis atau infeksi pada saluran reproduksi pria oleh bakteri Ecoli dan
Chlamydia.Orkitis atau peradangan testis akibat virus parotitis sehingga
mengakibatkan infertilitas. Infeksi virus bisa diobati, tentu saja butuh
kesabaran dan ketelatenan dalam berobat.
Kaum pria juga harus waspada jika ada gejala-gejala kecil pada organ
reproduksinya. Sakit saat buang air kecil atau ejakulasi biasanya disebabkan
peradangan prostat akibat cedera, infeksi, terlalu sering mandi air panas,
minum alkohol, makan makanan pedas, kafein dan duduk terlalu lama. Sindrom
semacam ini bisa dicegah dengan menghindari penyebab-penyebab di atas. Ruam
merah di selangkangan disebabkan oleh jamur akibat kondisi lembab dan bisa
menular melalui hubungan seksual. Pencegahannya dengan memperhatikan
kebersihan celana dalam, mandi setelah berolahraga, dan mengeringkan
selangkangan sebelum memakai celana dalam. Nyeri testis atau buah zakar
akibat trauma tendangan atau saluran spermatika terpuntir sehingga tidak ada
aliran darah ke testis. Jika tidak segera diobati, pria bisa kehilangan testis.
Untuk itu pria perlu menghindari celana yang ketat, mengenakan pakaian
keselamatan saat bekerja dan memilih bahan nilon atau mesh yang mencegah
gerakan berlebihan.
Untuk meningkatkan kesuburan pria, dibutuhkan gaya hidup sehat dan vitalitas
tubuh, sehingga pria mampu memproduksi sperma yang sehat. Suhu yang sejuk
pada testis diperlukan untuk memproduksi sel sperma yang sehat. Buah zakar
yang melindungi testis diciptakan menggantung di luar tubuh agar suhunya lebih
rendah dari suhu tubuh normal. Agar kualitas dan kuantitas sperma bagus,
sebaiknya mengurangi kebiasaan berendam di air panas. Menghindari rokok juga
penting, sebab merokok menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada
pria. Nikotin membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar dengan
lancar, termasuk di pembuluh darah alat kelamin. Mengkonsumsi makanan sehat
membantu produksi hormon yang mempengaruhi perkembangan sperma dan
produksi testosteron di testis. Alkohol dan obat bius pun harus dijauhi karena
berpengaruh buruk pada kualitas dan kuantitas sperma, mengurangi produksi
testosteron, dan dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan hilangnya libido.
Kaum priapun harus waspada pada materi beracun karena zat kimia seperti
pestisida, herbisida, cat, pernis kayu, lem, dan logam berat menyebabkan
gangguan keseimbangan hormon reproduksi. Menjaga berat badan dengan
makan secara benar. Nutrisi membantu mengatur hormon tubuh dan
memelihara sistem reproduksi. Olahraga teratur terutama berjalan, jogging,
berenang, dan bersepeda yang mampu menyembuhkan ketidaksuburan. Cukup
istirahat juga mempengaruhi tingkat kesuburan pria, sebab sering begadang bisa
menurunkan kesuburan. Menghindari radiasi sinar X, karena bisa memberi
pengaruh buruk terhadap kesuburan pria.

Gannguan Reproduksi
Gangguan Pada Sistem Reproduksi Pria
Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan


interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

Kriptorkidisme

Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari
rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat
ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.

Uretritis

Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis
adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.

Prostatitis

Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan


pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra
sehingga timbul rasa nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa
bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis

Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.

Orkitis

Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

Anorkidisme

Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada
sama sekali.

Hyperthropic prostat

Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi


pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.

Hernia inguinalis

Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian


lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.

Kanker prostat

Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak


kematian pada pria usia lanjut.

Kanker testis

Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar),
yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di
dalam skrotum (kantung zakar).

Impotensi

Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis


pada pada hubungan kelamin yang normal.
Infertilitas (kemandulan)

Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan


faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan
sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif,
terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya
menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual.
Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 6 bulan atau
lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.

Kanker vagina

Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena


iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain
dengan kemoterapi dan bedah laser.

Kanker serviks

Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh


lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

Kanker ovarium

Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada
panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan
vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan
kemoterapi.

Kanker rahim
Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan
endometrium adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana
janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.

Kanker payudara

Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita
yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan
obat-obatan.

Fibroadenoma

Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada
payudara. Pengobatannya dengan operasi.

Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar


uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus,
misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa
sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.

Infeksi vagina

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi
vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat
hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.

Condyloma

Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam
atau dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV),
atau virus yang menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan
melalui kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit
ini ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di
sekitar anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat
menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat
diobati dengan obat oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan
operatif dapat dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh
tenaga medis. Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal (oles).

Bartolinitis

Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan


pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai
dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai
demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis
disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian
dalam vagina agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea,
dsb. Bartolinitis dapat menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan
pelumas vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi
kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk
mengatasinya, pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan
pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan melakukan tindakan operatif
untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.

Vulvovaginatis

Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan
gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari
vagina. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya
Gardnerella vagimalis, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes,
Candyloma accuminata, dll.

Candidiasis / keputihan

Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan


karena infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat
ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca
menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-
obatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa
merupakan akibat dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk
candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim
wanita. Peggunaan sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian
intim tak terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan
dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur
misalnya triazol atau imidazol.
Kista ovarium

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput
yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.

Infertilitas (kemandulan)

Pada wanita infertilitas disebabkan oleh:


- Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga
pembentukan ovum terganggu
- Penyumbatan pada tuba fallopi
- Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
Selain kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan
melalui hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:

Syphilis

Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk
spiral yaitu Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ
dalam tubuh, dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang
intim (misalnya ciuman), melalui transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu
ke bayinya.

Gonorrhoea

Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari
uretra, serviks, rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae.

Herpes Simplex Genitalis

Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung


berisi cairan. Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2).
Gejalanya dapat berupa demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh.
Bila menginfeksi sampai bagian dalam organ intim wanita, virus ini bisa
menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di area pinggang. Pengobatan
penyakit ini dengan obat antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga
daerah organ intim agar tidak terlalu lembap dan tetap bersih.
Hormon-hormon yang Bekerja pada Sistem Reproduksi Manusia
By selviafebriani on Juni 2, 2013

Berjalannya sistem reproduksi manusia tidak terjadi dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh
beberapa hormon. Kalian pasti sudah mempelajarinya di sistem hormon, hormon apa saja yang
mempengaruhi sistem reproduksi manusia.

Perempuan

Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin merangsang


kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon
FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam ovarium.

Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekresikan hormon estrogen. Hormon
estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara,
panggul membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen juga membantu pertumbuhan lapisan
endometrium pada dinding ovarium. Pertumbuhan endometrium memberikan tanda pada
kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti dengan sekresi hormon
LH (Luitenizing Hormone).

Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi korpus luteum. Saat
seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus (terjadi ovulasi). Korpus
luteum yang terbentuk segera menyekresikan hormon progesteron. Progesteron berfungsi
menjaga pertumbuhan endometrium seperti pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan
kelenjar endometrium yang menyekresikan cairan bernutrisi. Apabila ovum pada uterus tidak
dibuahi, hormon estrogen akan berhenti. Berikutnya, sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitari
juga berhenti. Akibatnya, korpus luteum tidak bisa melangsungkan sekresi hormon progesteron.
Oleh karena hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh bersama
darah. Darah ini akan keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus menstruasi.
Gambar 9. Kontrol hormonal reproduksi perempuan (sumber :
http://perpustakaancyber.blogspot.com )

Laki-laki

Ada sejumlah hormon yang berperan dalam sistem reproduksi laki-laki terutama saat proses
pembentukan sperma. Di bawah kontrol hipotalamus, sebuah hormon dikeluarkan untuk
merangsang hipofisis anterior. Hormon yang disekresikan hipotalamus yakni hormon
gonadotropin. Hormon ini merangsang hipofisis anterior untuk menghasilkan hormon LH dan
hormon FSH . Hormon LH menstimulasi sel-sel Leydig untuk menyekresikan hormon
testosteron. Hormon testosteron ini berfungsi saat spermatogenesis, pematangan sperma, dan
pertumbuhan kelamin sekunder pada pria. Sementara itu, hormon FSH berperan merangsang sel-
sel sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium
untuk memulai proses spermatogenesis. Selain itu, estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika
distimulasi oleh FSH. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma. Proses pemasakan
spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam
epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Jenis dan Fungsi Hormon Reproduksi


Oleh: Sridianti | Diperbaharui: 9 April, 2016

Meskipun jenis kelamin suatu organisme sudah dapat ditentukan pada saat fertilisasi, namun
alat-alat reproduksi baru terbentuk setelah mencapai usia dua bulan dari proses kehamilan.
Proses pematangan fungsi alat-alat kelamin baru terjadi pada masa yang dikenal sebagai masa
pubertas.

Advertisement

Masa pubertas, yaitu masa suatu gonad (kelenjar kelamin) mulai dapat menghasilkan sel-sel
kelamin matang atau gamet, yang Anda kenal sebagai spermatozoa pada pria dan ovum pada
wanita. Pria mengalami masa pubertas pada usia 14 16 tahun, sedangkan wanita mengalami
masa pubertas lebih awal, yaitu pada usia 11 14 tahun.

Masa pubertas dicirikan oleh terlihatnya ciri-ciri kelamin sekunder yang mulai tampak. Ciri-ciri
kelamin sekunder pada pria, yaitu terjadinya perubahan suara, tumbuhnya bidang dada, mulai
tumbuhnya kumis, jenggot, jambang, atau rambut-rambut di sekitar alat kelamin, sedangkan
pada wanita, kelamin sekunder dicirikan dengan suara yang melengking atau tinggi dan halus,
terbentuknya payudara, pembesaran pinggul, dan juga tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin.

Pada pria tanda-tanda pubertas terlihat dengan keluarnya sperma untuk pertama kalinya,
sedangkan pada wanita tanda-tanda pubertas ditandai dengan terjadinya menstruasi atau haid
yang pertama.

Advertisement

Tanda-tanda pubertas tersebut ternyata sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon kelamin


tertentu. Hormon-hormon kelamin yang berperan terhadap perkembangan organ-organ kelamin,
yaitu FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), testoteron, estrogen,
progesteron, oksitosin, relaksin, dan laktogen (prolaktin). Masing-masing hormon tersebut
memiliki pengaruh yang berbeda-beda, untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih
rinci.

1) FSH (Follicle Stimulating Hormone), yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
Hormon FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang
dikenal sebagai spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH
juga merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita.

2) LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini
dapat merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium,
setelah terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).

3) Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam spermatogenesis dan
penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.

4) Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan
alam oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon
ini juga berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH.

5) Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium.
Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima
ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan
hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami pertumbuhan, membentuk
plasenta, menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu
memproduksi ASI.
Hormon-hormon kelamin yang berperan terhadap perkembangan organ-organ kelamin, yaitu
FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), testoteron, estrogen,
progesteron, oksitosin, relaksin, dan laktogen (prolaktin)

6) Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran,
untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus.

7) Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi ligamen
pelvis pada proses kelahiran.

8) Laktogen, dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan progesteron


merangsang pembentukan air susu.

Jun

4
Hormon yang berhubungan dengan system reproduksi

hormon reproduksi wanita

Hormon-Hormon Reproduksi
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna
untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina
sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.

Gonadotropin Releasing Hormone


GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak.
GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.

FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)


Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh
hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

Masalah normal yang dialami wanita dari usia 8 sampai 65 tahun (terlihat pada
gambar 2) terdiri dari :Masa-masa kehidupan wanita:

1. Prapubertas

1. Bayi wanita
Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000 butir dan
tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam sudah terbentuk.
Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari ibunya.

2. Masa kanak-kanak
Pertumbuhan alat-alat kelamin tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai masa
pubertas. Kadar hormon estrogen dan hormon gonadotropin lainnya sangat rendah.

2. Pubertas
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pubertas mulai
dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan
teratur. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun. Kejadian penting pada masa ini
adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbul ciri-ciri kelamin sekuder, menarche, dan perubahan
fisik. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh estrogen.

3. Masa reproduksi
Merupakan masa terpenting pada wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini
paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan.

4. Masa Klimakterium termasuk menopause dan pasca menopause

0. klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium, yang bukan
merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa ini
berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa premenopause, menopause
dan pasca menopause dikenal sebagai masa klimakterium. Klimakterium dapat dikatakan mulai
sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada
wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik. Keluhan-
keluhan ini dapat bersifat psikis seperti mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat kurang
dan susah tidur. Gangguan neurovegetatif dapat berupa hot flashes, keringat banyak, rasa
kedinginan, sakit kepala, dll.

1. Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir yang disebabkan menurunnya
fungsi ovarium. Diagnosa dibuat setelah terdapat amenorea (tidak haid) sekurang-kurangnya satu
tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus yang lebih panjang dengan perdarahan yang
berkurang. Umumnya batas terendah terjadinya menopause adalah umur 44 tahun. Menopause
dapat terjadi secara artificial karena operasi atau radiasi yang umumnya menimbulkan keluhan
yang lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah.

5. Masa Senile

Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yan baru sehingga tidka ada lagi gangguan
vegetatif maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini adaah kemunduran alat-alat tubuh dan
kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini pula osteoporosis terjadi pada wanita
dengan intensitas yang berbeda. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya
hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang peranan dalam hal ini. Ganggguan-
gangguan lain yang dapat timbul antara lain vagina menjadi kering sehingga timbul rasa nyeri pada
waktu bersetubuh, nyeri pada waktu berkemih dan terasa ingin terus buang air kecil.
Pengertian perubahan-perubahan fisiologis ini sangat berguna bagi
wanita yang secara pasti akan mengalami masalah ini dalam
kehidupannya, sehingga ia bisa mempersiapkan diri sesuai dengan
pendidikan sosial ekonomi yang didapatnya.

Haid
Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-
7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35 hari. Yang merangsang
menimbulkan haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah otak
dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam
keseimbangannya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan apabila
sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon estrogen dan
progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan
perdarahan terjadilah haid.

Turunnya hormon estrogen secara fisiologi dimulai pada masa klimakterium (usia 40-65 tahun). (Gambar
1) Penurunan ini menyebabkan keluhan-keluhan yang mengganggu, diawali umumnya dengan gangguan
haid yang yang tadinya teratur, siklik, menjadi tidak teratur tidak siklik dan jumlah darah dapat
berkurang atau bertambah.

<*>Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan ke II Perhimpunan


Osteoporosis Indonesia , Makassar , 25 Juli 2004.

Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap
wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu
akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena
penurunan produksi hormon Estrogen yang dihasilkan Ovarium (indung
telur ). Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila siklus
menstruasinya telah berhenti selama 12 bulan. Berhentinya haid
tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik
maupun psikis.

Menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih


dipengaruhi oleh hormon-hormon dari otak dan sel telur.
Pra menopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause dan
pascamenopause adalah 3-5 tahun setelah menopause.
Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti
terhentinya produksi estrogen, estron yang terjadi pada usia 55 56
tahun.

Menopause Dengan Bahagia

Seringkali wanita menghadapi menopause dengan rasa cemas dan


waswas karena menopause identik dengan ketuaan. Menopause itu
adalah proses yang alamiah maka wanita bisa menghadapinya dengan
bijak dan tenang sehingga dapat melalui masa itu dengan percaya diri
dan bahagia.

Pada proses menopause terjadi penurunan fungsi indung telur dalam


menghasilkan sel telur dan hormon -hormon reproduksi. Padahal hormon
hormon reproduksi itu berguna pula untuk proses dalam tubuh seorang
wanita., sehingga pada saat itu terjadi penurunan fungsi pula pada
beberapa organ tertentu. Dapat terjadi cepat maupun dapat kita
perlambat dengan serangkaian cara dan sikap hidup yang tepat. Tidak
perlu takut menghadapinya , asalkan kita siap dan dapat
mengantisipasinya maka wanita dapat tetap hidup sehat dan bahagia.

Menopause dimulai dengan masa perimenopause yaitu suatu masa


dimana terjadi tidak teraturnya siklus haid. Masa ini dimulai sekitar usia
40 tahun. Haid menjadi lebih sedikit atau siklusnya menjadi lebih
panjang, lebih pendek atau tidak beraturan sama sekalu. Kadang-
kadang disertai timbulnya nyeri haid.

Setelah terjadi penurunan fungsi ovarium dimana hormon progesterone


sudah sangat berkurang, sementara masih ada sedikit hormon esterogen
seringkali menyebabkan ketidakseimbangan hormonal. Terjadi
pendarahan haid yang tidak sesuai siklus haid sebelumnya. Pada
beberapa wanita yang gemuk dapat terjadi esterogen relatif berlebih
(unopposed esterogen) yang dapat menyebabkan penebalan dinding
endometrium disebut hiperplasia endometrium. Haid menjadi banyak dan
berkepanjangan. Pada masa sebelum menopause ini dapat terjadi,
keluhan klimakterik berupa gangguan vasomotor seperti : gejolak panas
(hot flushes), sakit kepala, cepat lelah, kurang tenaga, obstipasi, jantung
berdebar debar, gangguan libido, kesemutan, berkunang kunang.
Kekurangan esterogen dapat diketahui melalui pemeriksaan darah,
dimana diperiksa kadar hormon esterogen dan hormon gonadotropin
dalam darah.

Esterogen sangat berperan pada metabolisme penting beberapa organ


diantaranya kulit, tulang, sistem jantung dan pembuluh darah, otak,
saluran kencing dan tentu saja organ seksual. Kekurangan esterogen
pada masa menopause dapat menyebabkan gangguan pada beberapa
organ seperti :

Pada otak karena esterogen yang menurun terjadi penurunan aliran


darah ke otak, sehingga metabolisme otak berkurang. Pada gangguan
yang berat dapat terjadi gangguan tidur, takut dan gelisah seperti
gangguan depresi. Tak jarang karena gangguan aliran darah tersebut
terjadi Alzhmeir atau kepikunan. Selain gangguan vasomotor dapat pula
terjadi gangguan psikis seperti gangguan perilaku, suasana hati serta
fungsi kognitif. Wanita menjadi cepat marah, tersinggung dan cepat lupa.
Pada organ seksual dan saluran kemih : kurangnya esterogen
menurunkan aliran darah ke organ organ seksual terlebih dahulu.
Selaput lendir vagina menjadi kering sehingga menyebabkan sakit pada
waktu senggama, kulit vagina menjadi tipis sehingga mudah terinfeksi.
Terasa panas atau gatal, dan mudah sekali terjadi keputihan karena
peradangan. Hal ini dapat mengakibatkan kurang harmonisnya hubungan
suami istri.

Pada saluran kencing; kekurangan esterogen menyebabkan kandung


kemih sering kena infeksi. Menyebabkan nyeri perut bawah, selalu ingin
segera kencing secara tiba tiba dan sampai tidak menahan kenicng
atau bahkan mengompol.
Pada payudara, hormon esterogen dan progesterone membentuk
payudara, sehingga kekurangan kedua hormon ini menyebabkan kisutnya
payudara. Kelenjar yang mengecil terkadang menyebabkan pembentukan
seperti kista, atau dapat terjadi perubahan baik sifat jinak atau ganas.
Periksalah payudara secara teratur dengan tehnik SARARI (perikSa
payudaRA sendiRI) atau dengan USG payudara. Bila dicurigai adanya
keganasan dapat ditambah dengan pemeriksaan mamografi.

Pada tulang : esterogen membantu pembentukan tulang yang secara


alamiah tubuh. Tubuh menjadi lebih pendek dan lama kelamaan menjadi
bongkok. Sebelum hal itu terjadi biasanya timbul rasa nyeri pada
pergerakan ekstremitas; kaki dan terutama tangan. Wanita menjadi lebih
sulit bergerak atau beraktifitas normal. Seringkali terjadi jatuh tiba tiba
dan fraktur /patah tulang. Hal ini disebut osteoporosis. Sebelum terjadi
fraktur, kita dapat mencegah osteoporosis dengan cukup berolah raga
seawktu muda dan diteruskan sampai lansia (lanjut usia). Konsumsi
kalsium yang cukup dan bila perlu menambah hormon esterogen yang
sangat kurang untuk memperbaiki metabolisme tulang.

Untuk mendiagnosis osteoporosis, kita dapat melakukan pemeriksaan


densitas tulang untuk melihat kepadatan mineral tulang disebut bone
densitometri. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan lebih dini, sebelum
terasa keluhan pada anggota gerak. Dapat dilakukan pada usia sesudah
25 tahun untuk mengetahui kepadatan mineral tulang kita. Bila kita
berada pada daerah kuning, segera harus dilakukan upaya pencegahan
osteoporosis, jangan sampai masuk pada daerah merah atau amat
kurangnya kepadatan tulang. Pada keadaan ini dapat terjadi patah tulang
secara tiba- tiba.

Pencegahan osteoporosis adalah dengan mengurangi risiko pengerusakan


tulang yaitu : memperbesar asupan kalsium dengan makanan
mengandung kalsium tinggi seperti susu, mengurangi kebiasaan
makan/minum zat yang menghambat absorpsi kalsium di usus seperti
minum beralkohol atau tinggi kafein, kurang bergerak. Bila osteoporosis
sudah terjadi dapat diberikan preparat hormon esterogen yang dapat
membantu penyerapan kalsium di usus dan memacu pembentukan
tulang.

Gangguan pada masa menopause dapat juga diperberat dengan


kebiasaan yang kurang baik seperti merokok, diet yang terlalu ketat,
kurang istirahat atau kurang berolah raga. Memasuki menopause dengan
bahagia adalah kiat mengatur kebiasaan hidup kita agar dapt
memperbaiki kekurangan kita pada masa menopause, memperlambat
proses pengerusakan dalam tubuh kita akibat menopause.

Bila wanita yang memasuki masa menopause maka jangan lupa merawat
kesehatan dengan rajin memeriksa diri ke dokter. Ada beberapa
pemeriksaan yang secara rutin harus dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan dini.

Pap Smear untuk semua wanita yang pernah melakukan hubungan


seksual, dilakukan setiap setahun sekali, di atas 50 tahun, dilakukan
setiap 6 bulan sekali. Bila dicurigai adanya kelainan yang lebih serius,
dilakukan pemeriksaan kolposkopi.

Pemeriksaan USG ginekologi (lebih sensitive dilakukan dengan USG trans


vagina) untuk mendeteksi kelainan kandungan, dilakukan setahun sekali.
Biasanya bersamaan dengan pemeriksaan pap smear.

Pemeriksaan USG payudara dilakukan setahun sekali.

Pemeriksaan bone densitometri dilakukan dua tahun sekali, kecuali ada


indikasi atau diatas 60 tahun dapat dilakukan lebih sering.
Diposkan 4th June 2012 oleh Firda Chanty

Tambahkan komentar

FISIOLOGI

Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.

Jun

Hubungan ovarium dan gonadotropin hormone

Hubungan ovarium dan gonadotropin hormone

Pertumbuhan dan perkembangan organorgan kelamin betina sewaktu pubertas dipengaruhi


oleh hormonehormone gonadotropin dan hormonehormone gonadal. Pelepasan FSH ke
adalam aliran darah menjelang pubertas menyebabkan pertumbuhan folikelfolikel pada
ovarium. Sewaktu folikelfolikel itu tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium eninggi dan
estrogen diekskresikan di dalam ovaroium untuk di lepaskan ke dalam aliran darah. Estrogen
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan saluran kelamin betina.

Ovum mengalami perubahan-perubahan kearah pematangan. Estradiol dari folikel de


Graafyang matang menyebabkan perubahan perubahan pada saluran reproduksi tubuler
yang maksimal pada fase ini.Matestrus atau postestrus dalah periode segera setelah estrus di
mana corpus luteum bertambah cepat dari sel sel granulose folikel yang telah pecah di
bawah pengaruh hormone LH dari adenohypophisa. Matestrus sebagian besar berada
dibawah pengaruh hormone progesterone yang dihasilkan oleh corpus luteum. Progesteron
menghambat sekresi FSH oleh adenohypophisa sehingga menghambat folikel de Graaf yang
lain dan mencegah terjadinya estrus.

Apabila folikel-folikel menjadi matang, ovum dilepaskan dan turun ke tubafallopii. Dapat
dilihat bahwa hormon juga memegang peranan penting dalam kelangsungan produktivitas
dari suatu ternak. Lebih lanjut mengenai hormon akan dibahas pada bab selanjutnya.

Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak dalam
aliran darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan
sua
Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya
in Biologi - on 03:13 - 6 comments

Selamat datang di softilmu, blog pengetahuan sederhana yang berbagi ilmu tentang berbagai hal. Kali ini

kami akan coba membahas tentang Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya, semoga ilmunya dapat

bermanfaat, langsung saja ya...

Alat Reproduksi wanita adalah organ organ yang berperan dalam serangkaian proses yang bertujuan

untuk berkembangbiak atau memperbanyak keturunan. Agar manusia dapat memiliki anak, maka harus

memiliki organ organ reproduksi dengan fungsi dan dalam keadaan normal. Secara garis besar alat

reproduksi wanita terbagi kedalam dua kelompok, yaitu Alat Reproduksi (Genetalia) luar dan Alat

Reproduksi (Genetalia) dalam.

1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR

SUMBER GAMBAR KLIK DISINI

a. Mons Veneris
Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan bagian yang menutupi tulang kemaluan (simfisis

pubis). Bagian ini disusun oleh jaringan lemak dengan sedikit jaringan ikat. Mons Veneris juga sering

dikenal dengan nama gunung venus, ketika dewasa bagian mons veneris akan ditutupi oleh rambut

rambut kemaluan dan membentuk pola seperti segitiga terbalik.

b. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)

Seperti namanya, Bagian ini berbentuk seperti bibir. Labia Mayora merupakan bagian lanjutan dari mons

veneris yang berbentuk lonjok, menuju ke bawah dan bersatu membentuk perineum. Bagian Luar dari

Labia Mayor disusun oleh jaringan lemak, kelenjar keringat, dan saat dewasa biasanya ditutupi oleh

rambut rambut kemaluan yang merupakan rambut dari mons veneris. Sedangkan selaput lemak yang

tidak berambut, namun memiliki banyak ujung ujung saraf sehingga sensitif saat melakukan hubungan

seksual.

c. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)

Labia Minora merupakan organ berbentuk lipatan yang terdapat di dalam Labia Mayora. Alat ini tidak

memiliki rambut, tersusun atas jaringan lemak, dan memiliki banyak pembuluh darah sehingga dapat

membesar saat gairah seks bertambah. Bibir Kecil Kemaluan ini mengelilingi Orifisium Vagina (lubang

Kemaluan). Labia Minora analog dengan Kulit Skrotum pada Alat Reproduksi Pria.

d. Klitoris
Klitoris adalah organ bersifat erektil yang sangat sensitif terhadap rangsangan saat hubungan seksual.

Klitoris memiliki banyak pembuluh darah dan terdapat banyak ujung saraf padanya, oleh karena itu

Organ ini sangat sensitif dan bersifat erektil. Klitoris Analog dengan Penis pada Alat Reproduksi Pria.

e. Vestibulum

Vestibulum adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi oleh labia minora pada sisi kiri dan kanan,

dibatasi oleh klitoris pada bagian atas, dan dibatasi oleh pertemuan dua labia minora pada bagian

belakang (bawah) nya.

Vestibulum merupakan tempat bermuaranya :


Uretra (saluran kencing)
Muara Vagina (liang Senggama)

Masing Masing Dua Lubang Saluran Kelenjar Bartholini dan Skene (Kelenjar ini mengeluarkan cairan

seperti lendir saat pendahuluan hubungan untuk memudahkan masuknya penis)

f. Himen (Selaput Dara)

Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen ini mudah robek

sehingga dapat dijadikan salah satu aspek untuk menilai keperawanan. Normalnya Himen memiliki satu

lubang agak besar yang berbentuk seperti lingkaran. Himen merupakan tempat keluarnya cairan atau

darah saat menstruasi. Saat Melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya himen biasanya akan

robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan hanya akan tertinggal sisa sisa himen yang disebut

caruncula Hymenalis (caruncula mirtiformis).

Artikel Penunjang : Alat Reproduksi Pria dan Fungsinya

2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) DALAM


SUMBER GAMBAR KLIK DISINI

a. Vagina

Vagina adalah muskulo membranasea (Otot-Selaput) yang menghubungkan rahim dengan dunia luar.

Vagina memiliki panjang sekitar 8 10 cm, terletak antara kandung kemih dan rektum, memiliki dinding

yang berlipat lipat, lapisan terluarnya merupakan selaput lendir, lapisan tengahnya tersusun atas otot-

otot, dan lapisan paling dalam berupa jaringan ikat yang berserat. Vagina berfungsi sebagai jalan lahir,

sebagai sarana dalam hubungan seksual dan sebagai saluran untuk mengalirkan darah dan lendir saat

menstruasi.

Otot pada vagina merupakan otot yang berasal dari sphingter ani dan levator ani (Otot anus/dubur),

sehingga otot ini dapat dikendalikan dan dilatih. Vagina tidak mempunyai kelenjar yang dapat

menghasilkan cairan, tetapi cairan yang selalu membasahinya berasal dari kelenjar yang terdapat pada

rahim.

b. Uterus (Rahim)
Uterus adalah organ berongga yang berbentuk seperti buah pir dengan berat sekitar 30 gram, dan

tersusun atas lapisan lapisan otot. Ruang pada rahim (Uterus) ini berbentuk segitiga dengan bagian

atas yang lebih lebar. Fungsinya adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Otot pada

uterus bersifat elastis sehingga dapat menyesuaikan dan menjaga janin ketika proses kehamilan selama

9 bulan.

Pada bagian uterus terdapat Endometrium ( dinding rahim) yang terdiri dari sel sel epitel dan

membatasi uterus. Lapisan endometrium ini akan menebal pada saat ovulasi dan akan meluruh pada

saat menstruasi. Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga oleh ligamentum dan jaringan ikat.

Uterus memiliki beberapa bagian :

Korpus Uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti segitiga pada bagian atas
Serviks uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti silinder
Fundus Uteri, yaitu bagian korpus yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi

Pada saat persalinan, rahim merupakan jalan lahir yang penting karena ototnya mampu mendorong

janin untuk keluar, serta otot uterus dapat menutupi pembuluh darah untuk mencegah terjadinya

perdarahan pasca persalinan. Setelah proses persalinan, rahim akan kembali ke bentuk semula dalam

waktu sekitar 6 minggu.

c. Tuba Fallopi (Oviduk)

Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubungkan Uterus (Rahim) dengan Indung Telur

(Ovarium). Tuba Fallopi (Oviduk) juga sering disebut saluran telur karena bentuknya seperti saluran.

Organ ini berjumlah dua buah dengan panjang 8 20 cm. Tuba Fallopi berfungsi untuk :

Sebagai saluran spermatozoa dan ovum


Penangkap ovum
Bisa menjadi tempat pembuahan (fertilisasi)
Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu masuk ke bagian dalam Uterus
(Rahim).

Tuba Fallopi (Oviduk) terdiri atas 4 bagian :

1. Infundibulum, yaitu bagian berbentuk seperti corong yang terletak di pangkal dan memiliki
Fimbriae. Fimbriae berfungsi untuk menangkap ovum
2. Pars ampularis, yaitu bagian agak lebar yang merupakan tempat bertemunya ovum dengan
sperma (Pembuahan/fertilisasi)
3. Pars Ismika, yaitu bagian tengah tuba yang sempit
4. Pars Interstitialis, yaitu bagian tuba yang letaknya dekat dengan uterus.

d. Ovarium (Indung Telur)

Ovarium adalah kelenjar reproduksi utama pada wanita yang berfungsi untuk menghasilkan ovum (Sel

telur) dan penghasil hormon seks utama. Ovarium berbentuk oval, dengan panjang 2,5 4 cm. Terdapat

sepasang Ovarium yang terletak di kanan dan kiri, dan dihubungkan dengan rahim oleh tuba fallopi.

Umumnya setiap Ovarium pada wanita yang telah pubertas memiliki 300.000-an, dan sebagian besar sel

telus ini mengalami kegagalan pematangan, rusak atau mati, sehingga benih sehat yang ada sekitar 300 -

400-an benih telur dan 1 ovum dikeluarkan setiap 28 hari oleh ovarium kiri dan kanan secara bergantian

melalui proses menstruasi, sehingga saat benih telur habis, terjadilah menopause . Ovarium juga

menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam proses Menstruasi.

DAFTAR PUSTAKA :

Bagus Gde Manuaba, Ida. 1998. Panyakit Kandungan dan Keluarga berencana untuk pendidikan bidang.

Jakarta : EGC

Ayu Chandranida Manuaba, Ida, dkk. 2009. Memahami reproduksi wanita. Jakarta : EGC
Aryulina, Diah,dkk. 2008. BIOLOGI 2 SMP kelas XI. ESIS/Erlangga.

Furqonita, Deswati. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP kelas IX. Jakarta : Yudhistira Ghalia Indonesia.

Nah itulah artikel kami tentang Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya, semoga dapat bermanfaat

ilmunya. Jika masih ada sesuatu yang membingungkan tentang topik artikel ini, silahkan menanyakannya

pada kota komentar, kami akan berusaha menjawab atau membalasnya dengan cepat dan tepat.

Terimakasih telah berkunjung jangan lupa likenya.

Home Biologi Alat Reproduksi Pria dan Fungsinya

Alat Reproduksi Pria dan Fungsinya


in Biologi - on 03:18 - No comments

Selamat datang di softilmu, blog pengetahuan yang berbagi dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan

berbagi tentang Alat Reproduksi Pria dan Fungsinya. 2 topik utamanya adalah Alat Reproduksi

(Genetalia) Pria Luar dan Alat Reproduksi (Genetalia) Pria dalam. Langsung saja ya.

Alat Reproduksi Pria adalah Organ Organ pada pria yang berperan dalam sistem reproduksi dengan

tujuan berkembangbiak atau memperbanyak keturunan. Agar mampu menjalankan prosesnya dengan

baik, maka keadaan fungsi dan struktur alat kelamin ini harus dalam keadaan normal. Secara Garis

besar, Alat Kelamin Pria dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu :


1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR

Penis (zakar) adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam

alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi). Penis merupakan organ yang tersusun atas

otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan kulit tipis. Proses tegangnya penis disebut Ereksi, hal ini

dikarenakan adanya rangsangan yang membuat pembuluh darah pada penis terisi. Setelah di sunat

(khitan) kulit tipis (preputium) yang melapisi glan penis akan dipotong.

Artikel Penunjang : Pengertian, Struktur dan Proses Pembentukan Sperma

Penis Juga memiliki fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma melalui uretra (saluran dalam

penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung kemih akan mengkerut, untuk mencegah sperma masuk

ke kandung kemih, oleh karena itu kita tidak bisa kencing sambil ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa

bagian yaitu :

Glan Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit
Batang (corpus) Penis
Pangkal Penis

Artikel Penunjang : Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya


2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) PRIA DALAM
SUMBER GAMBAR KLIK DISINI

a. Testis

Testis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum. Testis berjumlah

sepasang dan berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon seks

testosteron. Testis terletak di dalam skrotum yang merupakan organ berugae (memiliki lipatan kulit),

berfungsu untuk menjaga suhu testis agar spermatogenesis dapat tetap berlangsung. Jika Suhu rendah

(dingin) maka skrotum akan berkerut dan mendekat ke arah tubuh, sedangkan jika suhu tinggi, maka

skrotum akan mengendur, menjauh dari tubuh.

Tempat pembentukan sperma dalam testis adalah tubulus seminiferus. Kemudian terdapat pintalan-

pintalan tubulus seminiferus yang terdapat di dalam ruang testis yang disebut lobulus testis, satu testis

umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.

b. Epididimis
Epididimis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk saluran berkelok kelok yang terletak di dalam

skrotum, diluar testis. Epididimis berbentuk seperti huruf C. Epididimis berfungsi dalam pengangkutan,

penyimpanan, dan pematangan sperma. Sebelum memasuki epididimis, sperma tidak memiliki

kemampuan untuk bergerak dan belum subur, namun setelah epididimis menjalankan fungsinya,

sperma sudah subur dan mampu bergerak walaupun belum sempurna. Setelah dari epididimis sperma

akan masuk ke vas (duktus) deferens, lalu disalurkan menuju vesikula seminalis.

c. Vas (duktus) Deferens

Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan sperma ke vesikula

seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma. Dalam proses pematangan dan penyimpanan

sperma, duktus deferens ini mendorong sperma dengan gerak peristaltik lambat menuju vesikula

seminalis. Sedangkan saat ejakulasi, gerakan yang dilakukan cepat dan kuat sehingga sperma yang

keluar dapat muncrat.

d. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin adalah organ organ kelamin dalam pria yang berfungsi untuk menghasilkan cairan

tempat berenangnya sperma, dan cairan ini akan menjaga sperma tetap hidup dengan cara menetralisir

asam, karena cairan itu bersifat basa. Dalam bahasa sehari hari cairan ini kita kenal dengan air mani,

sedangkan dalam bahasa ilmiah dikenal dengan nama semen. Dalam 1 ml air mani, terdapat sekitar 60

100 juta sel sperma. Normalnya semen memiliki pH 7,2 dengan volume 3-5 ml, dan berwarna putih susu

sampai kekuning kuningan serta sedikit kental. Berikut adalah organ yang termasuk ke dalam kelenjar

kelamin :
Vesikula Seminalis (Kantung air mani), yaitu organ berupa saluran berbentuk tabung berjumlah
sepasang di kanan dan kiri tubuh. Vesikula Seminalis memiliki panjang sekitar 5 10 cm.
Vesikula Seminalis berfungsi untuk mensekresikan cairan bersifat basa y (pH 7,3) mukus,
vitamin, fruktosa (sebagai nutrisi bagi sperma), protein, enzim, dan prostaglandin. Cairan dari
vesikula seminalis ini merupakan 60% dari seluruh volume semen. Vesikula Seminalis akan
menyatu dengan vas deferens dan kelenjar prostat untuk membentuk saluran ejakulasi.
Kelenjar Prostat, yaitu organ yang berada di bawah kandung kemih yang berfungsi untuk
mensekresikan cairan berwarna putih keabu-abuan yang bersifat basa. Cairan ini disekresikan ke
dalam saluran ejakulasi dan menyumbangkan sekitar 30% dari seluruh volume semen. Cairan
kelenjar prostat akan bersatu dengan cairan dari vesikula seminalis dan akan menjadi tempat
hidup dan bergeraknya sperma. Cairan yang disekresikan organ ini terdiri atas fosfolipid, asam
sitrat (untuk nutrisi) dan juga antikoagulan.
Kelenjar Bulbouretra (Cowpery), yaitu kelenjar berjumlah sepasang yang berfungsi untuk
menghasilkan cairan lendir bersifat basa ke dalam saluran ejakulasi. Kelenjar ini terletak di
bawah kelenjar prostat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar Bulbouretra ini keluar sebelum
ejakulasi, dan dalam agama islam disebut mazi yang merupakan najis dan cara mensucikannya
sama seperti mencucui kencing.

e. Uretra (Saluran Ejakulasi)

Uretra adalah saluran yang terletak di dalam penis, berfungsi untuk tempat keluarnya sperma dan juga

sebagai tempat keluarnya urin.

DAFTAR PUSTAKA :

Aryulina, Diah, dkk. 2008. BIOLOGI 2 untuk SMA / MA kelas XI. ESIS/Erlangga.

Furqonita, Deswati. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP kelas IX. Jakarta : Yudhistira Ghalia Indonesia. Tim

Matriks Media Literata. Si Teman : BIOLOGI SMP Kelas IX. Jakarta : Grasindo

Nah itulah penjelasan singkat kali ini tentang Alat Reproduksi Pria dan Fungsinya, semoga ilmunya

dapat bermanfaat. Apabila masih ada yang membingungkan tentang penjelasan topik kali ini, silahkan

isikan pertanyaannya di kotak komentar, kami akan berusaha untuk menjawabnya dengan tepat.

Terimakasih telah berkunjung, jangan lupa likenya.


Reproduksi pada manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu baru diawali
dengan bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin wanita (sel telur). Sistem
reproduksi manusia dibedakan menjadi alat reproduksi
laki-laki dan perempuan.

A. Alat reproduksi laki-laki

Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam.
Perhatikan gambar di bawah. Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan
alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis,
dan kelenjar bulbouretral.

Alat Reproduksi Pria

1. Testis

Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan diameter sekitar 5
cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu badan (36,7 oC) agar
dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu
kantong yang disebut skrotum. Ukuran dan posisi testis sebelah kanan dan kiri berbeda. Testis
berfungsi sebagai tempat pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada
manusia berlangsung selama 2 3 minggu. Bentuk sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop. Sperma berbentuk seperti kecebong, dapat bergerak sendiri
dengan ekornya.
Testis juga memiliki tanggung jawab lain, yaitu membuat hormon testosteron. Hormon ini
merupakan hormon yang sangat bertanggung jawab atas perubahan anak laki-laki menjadi
dewasa. Membuat suara laki-laki menjadi besar dan berat, dan berbagai perubahan lain yang
memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa.

2. Skrotum

Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai
tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung
otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum
dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan
menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya
pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.

3. Vas deferens

Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens membentang dari
epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum
dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara dari epididimis. Saluran vas deferens
menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma ini berfungsi untuk menampung
sperma yang dihasilkan oleh testis.

4. Epididimis

Epididimis adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini
mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Epididimis berfungsi
sebagai tempat pematangan sperma.

5. Vesikula seminalis

Alat ini berfungsi sebagai penampung spermatozoa dari testis.

6. Kelenjar prostat

Kelenjar prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan luar.

7. Uretra

Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi membawa sperma dan urine ke
luar tubuh.

8. Penis

Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada bagian kepala terdapat
kulit yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil secara operatif saat melakukan
sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis
bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan
dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam penis terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan
urine. Saluran ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai alat sanggama,
saluran pengeluaran sperma, dan urine.

Sperma

Pada usia remaja (sekitar usia 12 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah mampu
menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi
basah). Sel sperma manusia memiliki panjang 60 m. Dalam satu tetes semen (air mani)
terdapat kurang
lebih 200 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena mempunyai flagela (ekor).

Proses Spermatogenesis

Proses pembentukan dan pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada pembahasan


sebelumnya dikatakan bahwa sperma dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi di tubulus
seminiferus testis. Dalam tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang disebut spermatogonium.
Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis menghasilkan spermatogonium yang
haploid (Lihat gambar di bawah).
Spermatogenesis

Spermatogonium ini kemudian membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer


seterusnya akan membelah secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang
haploid. Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah secara meiosis II untuk
menghasilkan dua spermatid yang hapolid. Sel-sel spermatid akan berdiferensiasi menjadi
spermatozoa atau sperma.

B. Alat reproduksi wanita

Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai alat reproduksi yang lengkap, tetapi belum
berfungsi sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah
memasuki masa pubertas. Alat reproduksi wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat
kelamin luar. Alat kelamin bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora,
mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba
falopii (oviduk), dan uterus (rahim).

Alat Reproduksi Wanita


Female Reproductive System

1. Vulva

Vulva merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia,
klitoris, daerah ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis adalah gundukan jaringan
lemak yang terdapat di bagian bawah perut. Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena
tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa. Labia
adalah lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua
bibir, yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora, merupakan bibir yang
tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium minora, merupakan bibir tipis yang
menjaga jalan masuk ke vagina. Klitoris terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan
dasar mons pubis. Ukurannya sangat kecil sebesar kacang polong, penuh dengan sel saraf
sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.

2. Vagina

Vagina adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim.
Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot,
vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan
vagina bisa
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh
sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda
setiap wanita. Selaput ini akan robek
pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan
sebagainya.

3. Serviks

Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan dari rahim dan
menonjol ke dalam vagina, sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi
cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini
membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis
dan membuka saat proses persalinan dimulai.

4. Rahim

Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam reproduksi wanita.
Rahim berperan besar saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuk rahim seperti buah pear,
berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan
lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu membesar dan
beratnya mencapai 1000 gram. Rahim berfungsi sebagai tempat untuk perkembangan embrio
menjadi janin. Dinding rahim memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal
ketika terjadi pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu:

Lapisan parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga
perut.

Lapisan miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses
persalinan (kontraksi).

Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang
sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.

5. Ovarium

Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak ovarium di
sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berhasil memproduksi sel telur jika
wanita telah dewasa dan mengalami siklus menstruasi. Setelah sel telur masak, akan terjadi
ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur
disebut juga dengan ovum.

6. Tuba fallopi

Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada
pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini menghubungkan rahim dengan
ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan
ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang
bebas berbentuk seperti umbai dan bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk
menangkap sel telur saat dilepaskan oleh
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran
telur menuju ke dalam rahim.

Proses Oogenesis

Proses pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum diawali
dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium yang diploid.
Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer. Ketika
folikel tumbuh, oosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan
badan kutub. Oosit sekunder kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk
dibuahi oleh sperma.

Oogenesis

C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio

Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-
rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum
yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak
dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang telah menebal dan banyak pembuluh darah
akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.

Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan
banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi gangguan.
Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan
progesterone. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.

Perkembangan embrio:
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.

embrio usia 4 minggu

2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari
tangan, hidung, dan kaki.

embrio usia 8 minggu

3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran
kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah
lengkap.
embrio usia 16 minggu

5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio mendapatkan
nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.
Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.

D. Siklus Menstruasi

Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan
endometrium dipersiapkan untuk
menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh,
kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak
waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus
menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari
pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4
fase, yaitu:

1. Fase menstruasi

Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.

2. Fase pra-ovulasi

Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas
gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH.
FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan
merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan
pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga
menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk
menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.

3. Fase ovulasi

Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan
LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi

Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus
menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan
berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan
masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan
menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium
untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi
pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit
mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
Perubahan Hormon Saat Menstruasi

E. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia

Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat menyebabkan
pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh karena itu, kamu harus selalu menjaga
kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak dapat memperoleh keturunan yang sehat.
Beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi adalah
sebagai berikut.

1. HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat terjadi melalui
hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil
kepada anaknya.
Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai
jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan
gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat
di malam hari, dan otot sakit.

a. Gejala HIV

AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara
menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak dapat melindungi dirinya dari
segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa terserang berbagai penyakit.

Pada awalnya, orang yang terinfeksi HIV tampak seperti orang yang sehat dan tidak
memperlihatkan gejala-gejala tertentu. Fase ini dapat terjadi selama 5 7 tahun, tergantung dari
kekebalan tubuh si penderita.

Pada tahap selanjutnya, akan muncul gejala awal seperti hilangnya selera makan, tubuh terasa
lemas, dan badan berkeringat secara berlebihan pada malam hari. Kemudian akan timbul bercak-
bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, mengalami diare terus menerus,
serta flu yang tidak sembuh-sembuh. Fase ini berlangsung 6 bulan sampai 2 tahun.

Tahap terakhir atau fase AIDS akan terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sudah sangat
berkurang. Pada tahap ini biasanya penderita mudah terserang penyakit TBC, pneumonia,
herpes, gangguan saraf, dan sebagainya. Kejadian ini berlangsung selama 3-6 bulan. Untuk
mengetahui apakah seseorang dinyatakan positif menderita AIDS, harus dilakukan pemeriksaan
laboratorium terhadap banyaknya jumlah sel T pada darahnya.

b. Penularan HIV

Sebagian besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat menyerang orang
pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum suntik dan semprotan yang telah
terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah. Ibu hamil yang
mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada janinnya.

Penularan HIV sangat cepat sekali, seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pengguna
narkoba semakin banyak, seks bebas, dan perpindahan penduduk yang tinggi. Untuk itulah, kita
harus menanggapi dengan serius dan sebisa mungkin mencegah penyebaran virus ini.

c. Pencegahan HIV

Obat penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya terhindar dari
penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu,
AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut.
1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2) Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan darahnya.
4) Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.

2. Sifilis

Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh bakteri
Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan
kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian penis laki-laki atau di rahim perempuan.
Bisul ini
tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala selanjutnya muncul
lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut,
sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher,
dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut,
muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan kelumpuhan.
Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.

3. Gonore

Penyakit gonore disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat menular
melalui hubungan seksual. Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain.
Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada
penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin. Namun banyak
perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai
terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis
(pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang
menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat
mengalami kebutaan jika tidak segera
mendapatkan pengobatan.

4. Klamidia (klamidiasis)

Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga mengakibatkan infeksi
pada testis.

5. Herpes (dhab)

Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak, melalui ibu yang
ditularkan ke fetusnya.

6. Candidiasis (keputihan)

Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti bercak-bercak yang menyerang
pada alat kelamin manusia Infeksi pada dinding vagina, langit -langit, lipatan dekat anus. Melalui
proses kelahiran infeksi berasal dari ibu selama kelahiran. Ini dapat diakibatkan karena
kebersihan vagina, mulut dan anus tidak terjaga.
Alat Reproduksi Manusia beserta Fungsinya
Advertisement

Alat reproduksi adalah alat yang digunakan untuk proses reproduksi manusia. Baik wanita
maupun pria pasti memiliki alat reproduksi, dan alat reproduksi itulah yang nantinya digunakan
untuk menghasilkan generasi generasi penerus mereka. Tanpa adanya alat reproduksi sangat
mustahil akan terjadi penerusan generasi dalam keluarga itu. Sekiranya ada dua jenis alat
reproduksi yang nantinya akan dibahas, alat reproduksi terdiri dari dua jenis yaitu alat reproduksi
dalam dan alat reproduksi luar. bagi laki laki terdiri dari penis dan skrotum sebagai alat
reproduksi bagian luar dan juga testis, epididymis, prostat, vesika seminalis, vas deferens dan
juga kelenjar bulbouretral sebagai alat reproduksi bagian dalam. Sedangkan untuk wanita terdiri
dari vagiana, labia mayora, labia minora mons pubis dan klitoris sebagai alat reproduksi bagian
luar dan ada ovarium, tuba falopii atau oviduk dan juga uterus atau Rahim sebagai alat
reproduksi bagian dalam.

Untuk lebih jelaskan akan di jabarkan satu persatu mengenai alat reproduksi manusia :

Pria

Sudah tidak umum lagi mengenai pembelajaran


alat reproduksi manusia pada pria yang memiliki beberapa bagian yang akan
membantu berjalannya proses reproduksi pada pria yang akan melalui berbagai saluran dan juga
akan membantu proses untuk menghasilkan sperma yang akan digunakan untuk membuahi sel
telur sehingga akan terbentuk sebuah janin. Begitu penting juga alat reproduksi pada pria yang
sebaiknya untuk dijaga dan dijauhkan dari yang membahayakan pada alat kelamin pria.

Alat repduksi pada pria terdiri dari penis, skrotum, testis, epididimis, vas deference, dan kelenjar
kelamin yang akan membantu saluran pada alat reproduksi pria.

Berikut adalah penjelasan dari beberapa bagian alat kelamin pada pria beserta gambarnya :

1. Penis
Menurut bahasa penis berasal dari kata Phallus yang memiliki arti sebagai ekor. Penis adalah
organ bagian luar dari alat reproduksi, karena penis berada dibagian luar, penis dapat di lihat
dengan mata tanpa bantuan alat apapun. Pada bagian reproduksi penis ini memilki jaringan
erektil yang cukup besar. Jaringan tersbut terdiri dari tiga jaringan, disetiap jaringan mengandung
pembuluh darah yang jumlahnya cukup besar dan beranastomosa.

Di dalam penis terdapat beberapa bagian yang lain :

korpus kavernosa yaitu jaringan ini merupakan kumpulan jaringan erektil dorsal yang terdiri
dari dua kumpulan itu terdapat jembatan dengan jenis jaringan yang dapat dibilang sama.
Korpus spongiosum Jaringan ini merupakan jaringan vertal yang lebih kecil di bandingkan
jaringan yang lain. Jaringan ini terletak mengelilingi urerta dan juga jaringan ini berfungsi untuk
melindungi uretra, karena kompenen pada jaringan ini membungkus uretra.
Gland penis Gland penis adalah bagian penis yang terletak di ujung penis.

Sedangkan pada kavernosa, pada bagian badan kavernosa juga dikelilingi oleh jaringan yang
padat, jaringan itu adalah jaringan penyambung yang disebut tunika albuginea. Sedangkan pada
uretra dalam penis juga dikelilingi oleh jaringan erektil yang memiliki banyak rongga-rongga
yang mengandung banyak pembuluh darah. Darah pada penis ini akan di terima oleh arteria
penis dan akan dibentuk cabang untuk membentuk arteria dorsal dan juga arteri pada bagian
dalam yang memiliki pasangan atau berpasangan. Pada bagian penis ia memiliki darah yang
melimpah, karena penis merupakan organ yang mempunyai suplai darah yang cukup melimpah
pada urat saraf spinal, parasimpatik dan juga pada saraf simpatik, serta pada organ ujung sensoris
lainnya.

Fungsi Penis

Sebagai sarana untuk jalur air seni di buang Penis merupakan saluran, seperti hal nya sebuah
pipa, ia akan digunakan untuk membuang kotoran yang berada di dalam. Melalui penis, kotoran
atau air seni dapat disalurkan keluar agar tidak terjadi penyakit di dalamnya
Dapat digunakan untuk alat senggama

2. Skrotum

Skrotum merupakan alat yang digunakan untuk membungkus testis. Letak skrotum yaitu diantara
penis dan juga anus. Skrotum terletak di depan perineum. Skrotum ada dua, atau sepasang, ada
skrotum kanan dan skrotum kiri pada bagian ini krotum dibatasi oleh jarignan ikat dan juga otot
dartos. Otot ini memiliki fungsi sebagai alat gerak bagi skrotum hingga skrotum dapat
mengendur dan juga dapat mengerut. Pada bagian skrotum juga memiliki serat-serat yang berasal
dari penerusan otot luring dari dinding perut atau biasa disebut dengan otot kremaster

Fungsi dari skrotum

1. Memberikan lingkungan pada testis yang memiliki suhu dingin antara 1-80C lebih dingin bila
dibandingkan dengan suhu pada tubuh
2. Mengatur suhu pada testis agar tetap terjaga
3. Memberi ruang untuk testis agar dapat bergerak. Baik bergerak menjahui tubuh maupun
bergerrak mendekati tubuh.

3. Testis

Testis adalah organ reproduksi pria yang berada di dalam organ reproduksi, testis ini memiliki
bentuk oval dan juga testis terletak di bagian daalam skrotum, seperti telah dijelaskan diatas tadi
bahwa skrotum adalah alat yang digunakan untuk menjaga testis agar tetap memiliki suhu yang
sesuai dengan suhu pada lingkungannya.

Fungsi testis

1. Digunakan untuk alat penghasil spermatozoa atau sel kelamin jantan


2. Sebagai alat untuk menghasilkan hormone seks testrosteron
3. Menjaga suhu agar spermatogenesis tetap terjadi

4. Epididimis

Bagian ini adalah bagian organ pada alat reproduksi yang memilki bentuk sebagai saluran yang
berkelok kelok, saluran epdidimin berada pada skrotum dan juga berada diluar testis. Apabila
dilihat epdidimis ini berbentuk hampir seperti huruf C

Fungsi epididimis

1. Digunakan sebagai lat penyimpanan


2. Bagian saluran epdidimis merupakan alat untuk pengangkutan
3. Epdidimis merupakan tempat untuk pematangan sperma

5. Vas deferens

vas deferens merupakan saluran organ reproduksi, vas deferens biasa berbentuk seperti layaknya
tabung.

Fungsi vas deferens

1. saluran sebagai jalannya sperma ke veskula


2. tempat untuk menampung sperma
3. tempat untuk proses pematangan sperma

6. kelenjar kelamin

kelenjar kelamin merupakan organ pada kelamin pria. Kelenjar kelamin memiliki tiga bagian
yaitu bagian vesikula seminalis atau disebut kantung air mani, kelenjar prosta, dan juga kelenjar
bulbouretra. Tiga bagian itu
1. vesikula seminalis atau kandung mani merupakan organ yang berfungsi ungtuk mensekresikan
cairan dalam tubuh yang memiliki sifat basa, selain itu vesikula seminalis ini berjumlah sepasang
yaitu kanan dan kiri
2. kelenjar prostat adalah organ reproduksi pria yang berada dibawah kandung kemih. Kelenjar ini
berfungsi untuk mensekresikan cairan yang berada dalam kelenjar ini. cairan ini dan juga cairan
pada seminalis bermanfaat untuk tempat ruang gerak sperma
3. kelenjar bulboutetra adalah kelenjar yang juga memiliki jumlah sepasang, kelenjar ini memiliki
fungsi untuk menghasilkan lender pada saluran ejakulasi yang memiliki sifat basa. Kelenjar
bulboutetra ini beradi di bawah kelenjar prostat.
4. saluran ejakulasi
saluran ini memiliki fungsi menghubungkan uretra dengan vesikula seminalis merupakan bagian
dari penis yang memiliki fungsi untuk tempat keluar sperma dan air mani. jaadi saluran ini
berfungsi untuk meneluarkan airmani disaat melakukan hubungan seksual, dengan adanya air
mani yang berhasil menuju indung telur baru akan terjad masa kehamilan.

itu adalah beberapa dari organ kelamin atau alat reproduksi pria beserta dengan beberapa
fungsinya, selanjutnya akan dirincikan alat reproduksi bagi wanita beserta beberapa
penjelasannya.

Wanita

Sama hal nya pada proses reproduksi manusia


yang terdapat pada wanita yang memiliki beberapa bagian pada saluran reproduksi wanita yang
akan membantu proses reproduksi pada wanita dengan adanya saluran pada alat reproduksi yang
akan membentuk alat reproduksi pada wanita secara sempurna dan akan menjadikan reproduksi
pada wanita menjadi subur sehingga akan mempermudah proses pembuahan sel telur oleh sel
sperma dari pria.

Alat reproduksi wanita terdiri dari vagina, uterus atau rahim, ovarium atau indung telur, mons
veneris, Labia mayora atau bibir besar kemaluan, Labia minora, Vestibulum, dan Hymen.

Berikut adalah bagian-bagian dari alat reproduksi pada wanita :

1. Vagina

vagina memiliki panjang sekitar delapan sampai dengan sepuluh sentimeter dan terletak diantara
rectum dan kandung kemih. Vagina merupakan membranasea yang berfungsi untuk
menghubungkan Rahim ke bagian luar. vagina yang sehat memiliki sifat yang asam, sifat ini
disebabkan karena adanya degradasi glikogen dan menjadi asam laktat yang dihasilakn oleh
bakteri bacillus. vagina juga memiliki selaput lender pada bagian terluar dan juga pada lapisan
tengah vagina terdiri dari otot-otot dan lapisan-lapisan lain yang meiliki banyak serat.

Fungsi vagina :

1. sebagai jalan lahirnya bayi


2. merupakan tempat ketika sedang melakukan hubungan seksual
3. tempat untuk menyalurkan darah ataupun menyalurkan lender pada Rahim.

sponsored links

2. Uterus atau Rahim

Uterus adalah wadah untuk Rahim, uterus memiliki berat sekitar 30 gram, uterus juga tersusun
dari lapisan otot otot yang kuat, karena uterus nantinya yang digunakan untuk tempat tumbuh
kembangnya janin, otot pada uterus memiliki sifat yang elastis sehigga bisa berkembang dan
mampu menompang janin pada saat kehamilan. Selain itu pada bagian uterus juga memiliki sel-
sel epitel yang berada di dalam dinding Rahim yang memiliki fungsi sebagai membatas uterus.

Bagian uterus :

1. korupus uteri
2. fundus uteri
3. servik uteri

3. Tuba Falopi

tuba fallopi merupakan saluran telur tuba fallopi ini memiliki fungsi untuk membawa sel telur
kedalam Rahim, bila dilihat dalam gambar, tuba fallopi memiliki bentuk seperti cabang pada jari,
cabang seperti jari ini biasa disebut dengan fimbriare, fimbriare ini bermanfaat ntuk menjangkau
ke dalam rongga panggul dan bermanfaat untuk mengambil telur, seperti layaknya jari, dia akan
berfungsi untuk mengambil hal yang ada didalamnya dan kemudian dilepaskan pada jalur yang
sudah seharusnya. Sel telur ini akan di alurkan ke dalam Rahim.

Fungsi tuba falopi :

tempat pertumbuhan pembuahan pada janin, sebelum janin itu masuk kedalam Rahim
sebagai alat untuk menangkap ovum
digunakan sebagai alat pembuahan atau tempat fertilisasi
merupakan saluran dari ovum dan sperma sehinggg menghasilkan pembuahan yang berbentuk
janin.

Bagian oviduk :

infundibulum
pars ampularis
pars ismika
pars inertitialis

Kelainan tuba falopi

1. kehamilan ektopik, kehamilan ektopik maksudnya adalah kehamilan yang terjadi pada wanita
tapi tidak terjadi di dalam Rahim, jadi kehamilan akan terjadi di luar Rahim, kehamilan atau telur
itu justru di buahi di sisi tuba fallopi, sehingga disebut dengan kehamilan ektopik, kehamilan ini
sangatlah berbahaya, seperti halnya ketika janin tidak berkembang di tempatnya justru janin
akan terancam keselamatannya, namun ternyata tidak hanya pada janinnya saja tetapi
kehamilan ektopik ini juga mengancam jiwa ibu. Ada hal yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan atau menyembuhkan penyakit ini, yaitu dengan melakukan operasi, pada saat
operasi ini dilakukan penghilangan sel telur yang sudah tertanam, agar sel telur itu tidak menjadi
besar dan malah menyakiti si ibu, dan akan membunuh janin. Ketika tidak melakukan operasi
dan pengambilan sel telur pada tuba fallopi justru akan menyebabkan tabung tuba fallopi pecah,
karena semakin besar pertumbuhan sel telur tersebut.
2. Penyakit radang panggul, penyakit ini disebabkan karena adanya infeksi yang dialami pada organ
reproduksi wanita. Yaitu pada Rahim dan juga ovarium serta pada saluran tuba fallopi. Penyakit
ini biasanya terjadi karena melakukan hubungan seksual yang tidak sehat, ketika melakukan
hubungan seksual ternyata salah satu dari mereka membawa bakteri, bakteri itu akan memasuki
vagina, dan dari vagiana kan berjalan melalui saluran tuba fallopi ini, dan saat itulah saluran tuba
fallopi menjadi terinfeksi, sehingga jaringan pada tuba fallopi akan terganggu yang
mengakibatkan tersumbatnya seluruh tabung pada tuba fallopi.
3. Endometrosis, adalah penyakit yang terjadi karena adanya kesalahan tumbuh pada jaringan,
jaringan yang seharusnya tumbuh di Rahim malah tumbuh berkembang pada tuba valopi
sehingga tuba fallopi harus merasakan tekanan kembali, jarigan yang seharusnya ada dirahim
akan mengakibatkan rusaknya jaringan tuba fallopi. Jaringan yang tumbuh pada tuba fallopi
yang seharusnya pada Rahim akan menyebabkan obtruksi pada Rahim, sehingga tumbuh
jaringan parut.

4. Ovarium atau Indung Telur

Ovarium adalah indung telur yang memiliki fungsi paling utama bagi tubuh, overium
menghasilkan telur guna untuk memupuk dan juga indung telur ini berguna untuk menghasilkan
hormone yang digunakan sebagai reproduksi. Progeseron dan juga estrogen.Pada dasarnya
ovarium memang memiliki fungsi sebagai penghasil sel telur, namun ovarium atau indung telur
ini dikendalikan oleh hormone gonadortropin realizing, yang dilpaskan dari sel sel saraf pada
hipotalamus. Sel-sel ini berfungsi untuk mengirimkan berbagi pesan kepada sel-sel bagian
ovarium lainnya melalui kelenjar pituirtara. Kelenjar ini dimanfaatkan oleh ovarium untuk
menghasilkan hormot stimulus folic dan juga hormone luteinizing. Hormone-hormon tersebut
dimanfaatkan oleh ovarium untuk mengontrol siklus pada menstruasi.

Proses ovarium pada siklus menstruasi

1. Pada siklus menstruasi bagian ovarium inilah yang akan melepaskan sel telur, bila pada saat sel
telur dibuahi maka akan terjadi kehamilan. Ovarium adalah tempat untuk menghasilkan
sekaligus menyimpan sel telur yang digunakan untuk pembentukan janin pada saat melakukan
hubungan seksual nantinya.
2. Pada saat telur di dalam ovarium telur-telur ini ditutupi oleh lapisan sel yang biasa disebut
dengan lapisan sel folikel. Sel-sel telur ini akan terus berkembang dan berkembang sehingga jika
telur itu sudah matang telur akan ikut dialirkan pada saat menstruasi. Sel telur ini pada setiap
siklus menstruasi dilepaskan pada ovulasi.
3. Sel yang menutup telur ini selalu berkembang dan juga sel folikel (penutup sel telur) diproduksi
oleh hormonn esterogen. Hormone-hormon ini juga beranfaat untuk persiapan kehamilan.
4. Sel folikel bisa saja habis dan akhirnya tidak akan mengeluarkan menstruasi lagi yang biasa
disebut dengan menopause. Hal ini disebabkan karena ovarium sudah tidak mampu untuk
mengeluarkan hormone estrogen dan juga hormone progesterone.

Hormon yang dihasilkan oleh ovarium

Hormone estrogen mendominasi paruh pertama menstruasi, hormone progesterone mendominasi


paruh kedua menstruasi. Kedua hormone ini memiliki manfaat untuk mengatur siklus
menstruasi. Selain itu hormone ini juga bermanfaat untuk meniapkan lapisan Rahim, dan pada
Rahim akan membentuk lapisan plasenta yang akan digunakan untuk melindungi bayi nantinya.
Ovarium ini melekat pada Rahim, tapi tidak langsung melekat pada sisa saluran reproduksi
manusia.

5. Mons veneris

mons veneris atau juga memiliki kata lain mons pubis, kerap sekali disebut sebagai kemaluan,
mons veneris ini merupakan lapisan lemak yang berfungsi untuk menutupi tulang pada
kemaluan.

Fungsi mons veneris

1. sebagai perlindungan untuk kemaluan


2. melindungi tulang dan jaringan yang ada di bagian bawah kemaluan
3. melindungi kemaluan pada saat melakukun hubungan seksual
4. sebagai sarana untuk melayani dan mengamankan organ dari bahaya apapun
5. membantu mearangsang dan menambah daya seksualitas pada pasangan.
6. Menghasilkan bau yang dapat merangsang seksual

mon veneris ini memiliki berbagai macam bagian diantaranya adalah bibir besar, atau labia
minora, lubang vagina dan juga klitoris.

6. Labia mayora atau bibir besar kemaluan

bagian ini merupakan bagian luar dari kemaluan wanita, bagian ini berbentuk seperti bibir tapi
agak terlihat lebih lebar, pada bagian ini terdiri dari jaringnan kelenjar keringan dan juga
jaringan lemak

7. Labia minora
sama seperti labia mayora tetapi labia minora ini terletak di dalam labia mayora. Labia minora
ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya seks yang akan dikelauarkan

8. Vestibulum

organ ini dibatasi oleh labia minora dan organ ini dibatasi oleh pertemuan dua labia minora
vestibilum adalah tempat saluran kencing

9. Hymen

hymen atau biasa disebut dengan selaput darah wanita, selaput darah wanita adalah selaput
lender yang merupakan suatu lipatan lipatan dan menutimi introits vagina. Hymen atau selaput
darah ini memiliki berbagai macam bentuk seperti bulat dan juga seperti bulan sabit. Ada juga
bentuk yang memiliki pemisah. Bentuk dari selaput ini bermacam-macam ada juga yang lunak
dan ada pula yang kaku. Selaput dara ini hanya dapat dilalui oleh jari kelingking, bila selaput
dara ini masih utuh dan belum terluka.

Sponsors Link

Bagian dari selaput dara wanita atau hymen

Hymen memilki pembuluh darah, meskipun hanya sedikit sekali, sehingga jika hymen pada
wanita robek, ini akan menghasilkan darah dan mengeluarkan darah, tapi tak jarang tak ada
darah yang keluar akibat robeknya hymen tersebut, karena sebenarnya sangat sedikit sekali
pembuluh darah yang dimiliki oleh hymen. Selain pembuluh darah yang kecil dan halus, hymen
juga memiliki selaput yang sangat elastis, sehingga dalam berhubungan seksual ketika penis
hendak masuk kebagian ini tidak akan merobek bagian hymen ini, karena saking elastisnya
hymen tersebut. Terkadang dari selaput dara atau hymen ini wanita mengetahui apakah masih
perawan atau tidak, padahal indikasi dari keperawanan seseorang tidak hanya dilihat dari
pemeriksaan ada tidaknya hymen tersebut, karena hymen bisa juga saking halusnya dan tidak
begitu terlihat.

Memang banyak sekali fungsi dalam setiap bagian alat reproduksi, bahkan masih banyak yang
belum diketahui dan masih banyak fungsi fugsi lain yang lebih luar biasa lagi, untuk itu ada
beberapa factor yang menyababkan mengapa setiap manusia harus menjaga organ
reproduksinya, selain organ reproduksi digunakan sebagai alat reproduksi dan menambah
keturunan organ ini juga bermanfaat untuk memberi rangsangan dan gairah seksual pada setiap
manusia. Jadi adanya organ reproduksi baik pada wanita maupun pada pria sengatlah penting
sekali. Selain dari berbagai fungsi diatas, alat reproduksi juga memiliki beberapa macam
kelainan jika tidak dapat menjaganya dengan baik. Adapun kelainan pada organ reproduksii akan
dijabarkan dibawah ini.

Kelainan Organ Reproduksi


1. AIDS AIDS disebabkan oleh virus HIV dimana virus ini akan menyerang sisitem kekebalan
tubuh, penyakit ini juga termasuk penyakit yang menular, bisa jadi penyakit ini terjadi pada saat
berhubungan seksual
2. SIFILIS Sifilis atau raja singga ini terjadi karena adanya bakteri troponema palladium, selain itu
penyaki sifilis in juga termasuk penyakit yang menular, dan menularan pada penyakit sifilis ini
biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
3. Genore Penyakit ini disebabkan oleh infeksi dari bakteri neisseira gonokokus dan penyakit ini
sama dengan penyakit yang lain lainnya, penyakit ini terjadi karena adanya hubungan seksual
yang tidak sehat. Penyakit ini biasanya ditandai dengan rasa sakit ketika sedang buang air besar.

EKOLOGI POPULASI
EKOLOGI POPULASI

Setiap populasi makhluk hidup mengalami proses yang sama. Antara lain dia mengemukakan tingkat
fertilitas suatu organisme mungkin sangat tinggi, tetapi bahaya yang mengancam populasinya juga
besar.

Tarumingkeng (1994), Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam satu spesies
(atau kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan), dan
pada waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Smith (1990) mendefinisikan
populasi sebagai kelompok organisme spesies yang sama yang mengalami interbreeding . Krebs (2001)
populasi adalah sekelompok organisme sejenis yang menempati ruang tertentu pada waktu tertentu.

Populasi memiliki karakterisitik kelompok statistical measure yang tidak dapat diterapkan pada
individu. Karakteristik dasar populasi yang banyak didiskusikan adalah kepadatan (density). Empat
parameter populasi yang mengubah kepadatan populasi adalah natalitas ( telur, biji, produksi spora,
kelahiran), mortalitas (kematian), imigrasi dan emigrasi

Karakteristik Populasi

Kepadatan
Kepadatan populasi ialah besarnya populasi dalam hubungannya dengan suatu unit atau satuan
ruangan. Perlu diingat bahwa perhitungan jumlah terlalu mementingkan arti organisme kecil, sedangkan
biomassa terlalu membesarkan arti organisme besar, sedangkan komponen arus energi memberikan
indeks yang lebih baik untuk membandingkan populasi mana saja dalam ekosistem.

Faktor yang mempengaruhi kepadatan:


Perubahan kepadatan populasi dipengaruhi oleh empat parameter primer dari populasi yaitu natalitas,
mortalitas, imigrasi dan emigrasi. Ketika kita menanyakan mengapa populasi meningkat atau menurun
pada spesies tertentu, jawabannya adalah karena salah satu dari parameter ini berubah. Apabila
natalitas dan imigrasi meningkat dalam populasi sedangkan emigrasi dan mortalitas menurun, maka
kepadatan populasi akan bertambah. Pertambahan jumlah organisme kedalam populasi ini disebut laju
kepadatan yaitu jumlah organisme atau individu yang bertambah ke dalam populasi per satuan waktu.
Jika N merupakan simbol untuk jumlah organisme dan t merupakan simbol waktu.

Kepadatan Absolut: Para ekologiwan menentukan kepadatan absolut dengan dua cara yaitu dengan
penghitungan total dan dengan menggunakan sampel.

Natalitas
Salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kepadatan populasi adalah natalitas, yaitu
produksi individu-individu baru di dalam populasi melalui kelahiran, haching, germinasi atau
pembelahan. Fekunditas: kondisi fisiologis yang mengacu pada kapasitas reproduksi organism. Fertilitas :
konsep ekologi yang didasarkan pada kemampuan organisme menghasilkan anak pada periode tertentu.

Fertilitas nyata (realized fertility)


Kelahiran maksimum (kelahiran fisiologis): produksi maksimum dari individu-individu baru dalam
populasi pada kondisi yang ideal (tidak ada faktor lingkungan yang membatasi reproduksi, hanya
dibatasi oleh faktor fisiologi individu sendiri). Disebut juga potensi biotik organism. Kelahiran ekologis :
produksi individu baru dalam populasi pada kondisi lingkungan yang ada, banyak faktor yang dapat
membatasi angka kelahiran atau sangat dipengaruhi kondisi lingkungan

Laju kelahiran
Laju kelahiran adalah jumlah organisme yang dihasilkan individu betina per unit waktu. Besar laju
kelahiran sangat dipengaruhi oleh tipe organisme yang sedang dipelajari. Beberapa spesies melakkukan
perkawinan setahun sekali, spesies lain beberapa kali dalam satu tahun, ada yang sepanjang tahun.
Beberapa spesies menghasilkan banyak biji atau telur sedang yang lain hanya beberapa telur atau biji.
Laju kelahiran populasi disebut angka kelahiran kotor (crude natality). Laju kelahiran individu disebut
laju kelahiran spesifik (specific natality) karena setiap individu akan mempunyai angka kelahiran yang
berbeda. Dalam perhitungan laju kelahiran, harus dibedakan antara Nn dengan N.

Mortalitas (Kematian)
Mortalitas adalah jumlah individu dalam populasi yang mati selama periode waktu tertentu. Dalam studi
populasi biologiwan lebih tertarik pada mengapa organisme mati pada usia tertentu. Mortalitas atau
kebalikannya survival, bisa dilihat dari berbagai aspek. Longitivitas difokuskan pada usia kematian dari
individu dalam populasi. Dua tipe longitivitas yaitu: (a) Longitivitas potensial (potential longitivity), dan
(b) Longitivitas nyata (realized longitivity). Longitivitas potensial adalah usia hidup maksimum suatu
spesies yang semata-mata dibatasi oleh faktor fisiologi organisme tersebut, angka kematian akan
konstan (kemampuan hidup organisme pada kondisi optimum). Longitivitas potensial adalah usia hidup
nyata organisme di alam. Sebgaian besar organisme yang hidup di alam jarang pada kondisi optimum,
sebagian besar hewan atau tumbuhan mati karena penyakit, predator, atau ancaman alamiah lain. Laju
kematian populasi adalah jumlah individu dari suatu populasi yang mati dalam periode waktu tertentu
(jumlah yang mati per satuan waktu). Laju kematian populasi nilainya negatif, karena merupakan
kebalikan dari angka kelahiran. Nisbah antara angka kelahiran dan kematian disebut vital indeks yang
dirumuskan dalam bentuk persentase (%)

Kurva Kehidupan
Di dalam populasi yang penting dipelajari bukan angka kematian, tetapi bagaimana populasi tersebut
dapat menghindari kematian (survival). Jika angka kematian dilambangkan dengan M, maka laju
kehidupan populasi (survival rate) = 1 M. Angka kehidupan atau laju kehidupan organisme secara
umum digambarkan dalam bentuk kurva kehidupan. Ada tiga tipe kurva kehidupan yaitu (a) kurva
cembung, (b) kurva cekung, (c) kurva diagonal.

Tiga tipe kurva kehidupan


(a) Kurva cembung: merupakan kurva kehidupan suatu populasi dimana pada waktu muda laju kematian
populasi rendah, tetapi mendekati umur tua laju kematian populasi tinggi. Individu cenderung berumur
panjang.
(b) Kurva cekung: menunjukkan bahwa laju kematian populasi sangat tinggi pada waktu populasi
berumur muda dan selanjutnya menjadi menurun pada saat populasi mulai berumur tua.
(c) Kurva diagonal: mempunyai umur kehidupan yang relatif konstan, laju kematian populasi konstan.
Jarang di alam ditemukan populasi yang mempunyai laju kematian konstan, yang sering ditemui
mendekati konstan.

Tabel kehidupan (life table)


Kurva kelangsungan hidup suatu populasi didapatkan dengan cara membuat pengamatan terhadap
populasi dalam bentuk tabel kehidupan (life table). Tabel kehidupan memberikan informasi dasar untuk
mempelajari perubahan kepadatan dan laju pertambahan atau pengurangan suatu populasi. Model
perkembangan populasi dapat disusun berdasarkan hasil pengumpulan data kerapatan populasi atau
jumlah individu (N) untuk waktu tertentu (t).

Distribusi umur
Individu di dalam populasi mencakup berbagai tingkat umur. Proporsi individu dalam setiap kelompok
umur disebut distribusi umur. Keadaan distribusi umur berpengaruh terhadap tingkat kematian dan
kelahiran. Rasio dari kelompok-kelompok umur dari populasi menentukan status reproduktif yang
sedang berlangsung dari populasi tersebut, sehingga menentukan pertumbuhan populasi untuk waktu
berikutnya. Dari distribusi umur dapat diramalkan tingkat kelahiran dan kematian sehingga dapat
diperkirakan keadaan populasi masa yang akan datang, karena distribusi umur sangat besar
pengaruhnya perhadap pertumbuhan populasi dan dinamika populasi. (a) Populasi yang berkembang
dengan cepat, sebagian besar individu muda, (b) Populasi stasioner memiliki pembagian kelas umur
lebih merata, (c) Populasi menurun, sebagian besar individunya berusia tua.

Pembagian umur organisme


Piramida umur. Umur di dalam populasi dapat digambarkan dalam bentuk piramida yang disebut
dengan piramida umur populasi. Suatu model yang menggambarkan perbandingan geometri dari
perbedaan kelompok umur di dalam suatu populasi.
(a) Piramida Bentuk Segitiga. Piramida ini menunjukkan persentase individu muda di dalam populasi
tinggi. Di dalam populasi di mana kelompok umur individu muda tinggi biasanya laju kelahiran tinggi dan
dapat saja pertumbuhan populasi eksponensial, seperti pada populasi ragi, Paramaecium dan
sebagainya.Pada keadaan seperti ini setiap perubahan (regenerasi) akan lebih banyak dari
pendahulunya dan akan memberikan dasar piramida umur yang lebar.
(b) Piramida Bentuk Genta. Menunjukkan proporsi yang seimbang dari individu-individu muda sampai
tua. Selanjutnya laju pertumbuhan populasi konstan dan stabil. Fase kelompok umur sebelum
reproduksi dan reproduksi menjadi seimbang berbeda sedikit saja dan kelompok umur populasi
memberikan strukutur bentu genta atau lonceng.
(c) Piramida Bentuk Kendi. Menunjukkan persentase yang rendah untuk individu-individu muda dan
proporsi besar pada fase setelah reproduksi. Hal ini dapat terjadi jika laju kelahiran secara drastis
diturunkan, maka jumlah individu sebelum reproduksi menjadi lebih kecil dan lebih rendah dari
kelompok pos reproduksi.

Distribusi populasi
Kemampuan untuk menyebar merupakan salah satu siklus hidup yang sangat penting dalam organisme,
merupakan proses ekologis yang menghasilkan aliran gen (gen flow) diantara populasi lokal dan
membantu untuk menghindari terjadinya inbreeding. Penyebaran individu dalam populasi dapat
dibatasi oleh halangan geofrafis, dan berpengaruh terhadap komposisi komunitas.

Tiga pola penyebaran populasi


(a) Emigrasi. Suatu pergerakan individu ke luar dari tempat atau daerah populasinya ke tempat lainnya
dan individu tersebut tinggal secara permanen di tempat beru tersebut.
(b) Imigrasi. Suatu pergerakan individu populasi ke dalam suatu daerah populasi dan individu tersebut
meninggalkan daerah populasinya selanjutnya tinggal di tempat baru.
(c) Migrasi. Pergerakan dua arah, ke luar dan masuk populasi atau populasi pergi dan datang secara
periodik selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan maka individu-individu suatu populasi akan
berpindah tempat, sedangkan kalau suadah menguntungkan kembali ke tempat asal.

Dalam kaitannya dengan ruang (skala kecil), individu-individu di dalam populasi menyebar dengan tiga
pola yaitu acak (random), seragam (uniform) dan mengelompok (clumped).
(a) Penyebran acak adalah jika individu-individu dalam populasi dapat hidup dimana saja di dalam area
yang ditempati oleh populasi tersebut
(b) Penyebaran seragam jika individu-individu tersebar secara seragam dalam area, dan
(c) Penyebaran mengelompok jika individu di dalam populasi lebih mudah ditemukan pada area tertentu
dibandingkan pada areal yang lain

Distribusi spasial
Di alam penyebaran secara acak jarang terjadi, penyebaran secara acak akan terjadi jika lingkungan
homogen. Penyebaran individu di dalam populasi seragam terjadi bilamana terjadi persaingan yang
keras diantara individu-individu di dalam populasi sehingga timbul kompetisi (pertentangan) yang
positif, yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama. Penyebaran individu menggerombol umum
terjadi di alam, individu-individu dalam populasi menunjukkan derajad pengelompokan karena adanya
kebutuhan yang bersamaan akan faktor-faktor lingkungan.

Tidak ada populasi yang tumbuh terus-menerus.


Cepat atau lambat akan mencapai titik keseimbangan dengan lingkungan dan sumberdayanya.
Keseimbangan terjadi melalui perubahan laju kelahiran, laju kematian, atau kombinasi dari keduanya.
Laju kelahiran independent terhadap kepadatan populasi, (garis horizontal). Tidak berubah dengan
bertambahnya kepadatan populasi, tetapi laju kematian meningkat. Sepanjang laju kelahiran lebih tinggi
dari laju kematian maka populasi akan menuju titik keseimbangan (K). Setelah mencapai titik
keseimbangan, maka laju kematian meningkat sehingga kepadatan populasi menurun.

Laju kelahiran dan laju kematian dependent pada kepadatan populasi, populasi akan mencapai titik
keseimbangan jika laju kelahiran lebih besar dari laju kematian. Fluktuasi laju kelahiran dan laju
kematian menjaga populasi pada atau sekitar titik keseimbangan dan dipengaruhi oleh kepadatan
populasi. Jika laju kelahiran meningkat, maka laju kematian juga meningkat.

Saat kepadatan populasi meningkat, kompetisi diantara anggota populasi dan kelangkaan sumberdaya
menyebabkan laju kematian meningkat, laju kelahiran menurun atau keduanya Jika kepadatan populasi
turun pada level terendah dan kemelimpahan sumberdaya kembali meningkat maka kepadatan populasi
kembali meningkat dengan penurunan laju kematian dan peningkatan laju kelahiran atau kombinasi
keduanya

Pertumbuhan Populasi
Populasi adalah unit biologis yang menunjukkan perubahan dalam ukurannya.
Setiap populasi mengalami tiga fase sepanjang siklus hidupnya yaitu:
1) Tumbuh
2) Stabil
3) Menurun

Perubahan itu dipengaruhi oleh :


1) Natalitas (kelahiran)
2) Mortalitas (kematian)
3) Migrasi (perpindahan populasi)
4) Imigrasi
5) Emigrasi

Pertumbuhan populasi berarti perubahan ukuran populasi pada periode waktu tertentu. Grafik yang
menggambarkan secara aritmatik laju pertumbuhan populasi dN/dt = rN, dikenal sebagai kurva bentuk J
atau kurva laju pertumbuhan eksponensial

Kurva pertumbuhan eksponensial. Secara teoritik, pada keadaan lingkungan yang ideal dimana tidak ada
faktor lingkungan fisik atau biotik yang membatasi laju pertumbuhan intrinsik yang maksimum maka
populasi tumbuh secara eksponensial Kemampuan populasi tumbuh membentuk kurva eksponensial
disebut dengan potensi biotik. Potensi biotik menunjukkan laju pertumbuhan teoritis yang tidak sesuai
dengan kenyataan di alam. Pada kenyataannya, potensi biotik selalu dekendalikan oleh faktor
lingkungan yang saling berinteraksi sehingga membatasi pertumbuhan. Faktor lingkungan yang
membatasi pertumbuhan populasi dengan cara menurunkan laju kelahiran atau menaikkan laju
kematian atau keduanya disebut dengan resistensi lingkungan. Batas resistensi lingkungan terhadap
kemampuan potensi biotik suatu populasi diberi lambang K (daya dukung lingkungan). Dengan
menukarkan nilai K pada persamaan laju pertumbuhan populasi maka persamaan akan berkembang dan
memberikan kurva pertumbuhan model logistik sederhana. Selanjutnya nilai K disebut dengan carriying
capacity (daya dukung lingkungan). Yaitu jumlah kepadatan populasi yang dapat didukung oleh faktor
lingkungan terbatas akibat adanya resistensi lingkungan.

Hubungan antara potensi biotik, pertumbuhan logistik dan resistensi lingkungan. Penambahan jumlah
individa ke dalam populasi secara tiba-tiba melebihi daya dukung menyebabkan kurva bentuk J pada
kurva potensi biotik menjadi terputus secara tiba-tiba (overshoot). Jika kemampuan daya dukung hanya
dibatasi oleh persediaan makanan. Pada kenyataannya populasi organisme berosilasi disekitar daya
dukung (K). Sedangkan pada keadaan lingkungan yang terbatas, dimana populasi dibatasi oleh daya
dukung lingkungan, sehingga ukuran populasi mempengaruhi laju pertumbuhan, dan laju pertumbuhan
membentuk kurva sigmoid (S).

Pertumbuhan populasi hewan di alam dibedakan atas golongan yang mempunyai sifat satu kali
berkembang biak dan beberapa kali berkembang biak. Untuk itu maka pertumbuhan populasi organisme
dibedakan atas dua golongan yaitu (a) Organisme dengan satu generasi (discret generation), dan (b)
Organisme dengan generasi lebih dari satu (continous generation).

Kondisi lingkungan terbatas


Tingginya angka kepadatan menyebabkan angka kelahiran berkurang atau akan kematian akan
meningkat dengan berbagai sebab (persaingan, penyakit etc). Model matematika sederhana turunnya
laju pertumbuhan tersebut berbentuk linier, dengan asumsi bahwa adanya satu garis lurus yang
menyatakan hubungan antara kepadatan dan angka perkembangbiakan. Dalam hal ini dengan
bertambahnya kepadatan maka angka perkembangbiakannya akan semakin rendah. Laju reproduksi
bersih (R0) sebagai fungsi linier dari kepadatan populasi (N) pada waktu (t).
Kurva pertumbuhan populasi pada lingkungan yang terbatas disebut kurva bentuk S (sigmoid).
Pada kurva ini dikenal laju pertumbuhan pada (a) fase tersendat (lag phase), (b) fase menanjak naik
(accelerating growth phase), (c) fase pertumbuhan melambat (decelerating growth phase) dan (d)
periode keseimbangan (equilibrium period).

Kurva Sigmoid berbeda dengan kurva geometrik (bentuk J) dalam dua hal yaitu: (1) kurva ini memiliki
asimptot atas (kurva tidak melebihi titik maksimal tertentu), (2) kurva ini mendekati asimptot secara
perlahan, tidak secara mendadak atau tajam. Laju pertumbuhan dapat dikurangi dengan penambaan
individu baru dalam populasi, yang mengakibatkan pertambahan menjadi berkurang.

Dari contoh tersebut di atas terlihat bahwa ada hubungan antara kepadatan populasi dengan laju
pertambahan populasi sampai mencapai daya dukungnya. Semakin besar ukuran populasi (makin
mendekati daya dukung) maka laju pertambahan populasinya semakin kecil walaupun laju pertambahan
intirinsiknya tetap. Jadi laju pertumbuhan populasi pada linkungan yang terbatas dipengaruhi oleh
ukuran populasi.

Model pertumbuhan populasi dan sejarah kehidupan


Model logistik memperkirakan laju pertumbuhan yang berbeda untuk populasi dengan kondisi
kepadatan tinggi dan rendah relatif terhadap daya tampung lingkungan. Pada populasi dengan
kepadatan itnggi, masing-masing individu memiliki sedikit sumberdaya yang tersedia dan populasi
tersebut tumbuh secara lambat, atau bahkan berhenti sama sekali. Pada populasi dengan kepadatan
rendah, keadaan yang berlawanan akan berlaku dimana sumberdaya berlimpah dan populasi tumbuh
secara cepat. Selama akhir tahun 1960-an, ahli ekologi populasi Martin Cody memperkenalkan konsep
bahwa adaptasi sejarah kehidupan yang berbeda akan lebih disukai pada kondisi-kondisi yang berbeda
tersebut. Ia berpendapat bahwa pada kepadatan populasi yang tinggi, seleksi akan lebih menyukai
adaptasi yang organismenya dapat bertahan hidup dan bereproduksi dengan sedikit sumberdaya.

Dengan demikian, kemampuan bersaing dan efisiensi maksimum penggunaan sumberdaya lebih disukai
pada populasi yang cenderung tetap berada pada atau di dekat daya tampungnya. Pada kepadatan
populasi yang rendah, adaptasi yang meningkatkan reproduksi yang cepat, seperti peningkatan
fekunditas dan kematangan lebih dini menjadi terseleksi. Laju reproduksi yang tingg, tanpa
memperhitungkan efisiensi, lebih disukai pada kasus ini. Karakteristik Populasi Ideal Terseleksi oleh-r
(oportunistik) dan Terseleksi oleh-K (Kesetimbangan).

Strategi sejarah kehidupan yang berbeda tersebut kadang masing-masing disebut sebagai sifat-sifat yang
terseleksi oleh K dan terseleksi oleh r. Populasi terseleksi ole K (K-selected population) yang disebut juga
populasi kesetimbangan (equilibrial population), adalah populasi yang cenderung akan hidup pada
kepadatan populasi yang mendekati batas sumberdayanya (K atau daya tampung). Populasi terseleksi
oleh-r (r-selected population), yang juga disebut populasi oportunistik (opportunistic population),
kemungkinan besar akan ditemukan dalam lingkungan yang bervariasi, di mana kepadatan populasi
berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka di mana individu kemungkinan besar menghadapi sedikit
persaingan

Sistem Reproduksi Tumbuhan

A. Reproduksi Vegetatif

1. Reproduksi Vegetatif Alami

Reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran tangan manusia. Reproduksi vegetative alami
meliputi pembentukan tunas, batang tebu, batang singkong , daun cocor bebek, laos.

a. Akar Tinggal

Akar tinggal atau rizoma atau rimpang merupakan batang yang tumbuh horizontal menyerupai
akar didalam tanah. Dari bagian ini, tumbuh tunas yang menjadi individu baru, misalnya pada
bungga tasbih, lengkuas, dan jahe.

b. Umbi Batang
Umbi batang atau tuber merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam batang dan terletak
didalam tanah. Jika umbi ini ditanam, dapat tumbuh tunas menjadi tanaman baru. Contoh
tumbuhan yang berkembang biak dengan tuber adalah kentang dan singkong.

c. Reproduksi dengan Daun

Tepi-tepi daun pasti tumbuh, misalnya cocor bebek. Bersifat meristematis. Akibatnya, dari tepi-
tepi daun tersebut dapat tumbuh tunas dan akar yang akan terpisah dari induyknya untuk
membentuk tumbuhan baru. Peproduksi seperti ini dinamakan juga reproduksi melalui tunas
advintif.

2.Reproduksi Vegetatif Buatan

Reproduksi jenis ini sengaja dilakukan manusia untuk memperoleh tanaman baru yang
bersifatnya sama dengan induknya. Tumbuhan baru tersebut diambil dari tanaman induk yang
telah tumbuh besar, sehingga tumbuhan baru itu akan cepat mengahasilkan dengan sifat yang
sama dengan induknya. Berikut ini akan dijelaskan contoh-contoh perkembangan vegetative
buatan.

a. Mencangkok

Mencangkok dilakukan pada tanaman dikotil dengan cara membuang sebagian kulit dan kabium
secara melingkar pada cabang. Kemudian daerah lukanya dibalut oleh tanah atau media lain dan
diikat serta dibiarkan sampai tumbuh akar.

b. Merunduk

Cara ini dilakukan dengan merundukan cabang tanaman kebawah sehingga menyentuh
permukaan tanah. Batang tersebut ditimbun dengan tanah terutama pada bagian yang memiliki
ruas. Pada ruas tersebut akan tumbuh akara dan tunas.

c. Menempel dan menyambung


Menempel (Okulasi) dan menyambung bertujuan mengambungkan sifat dua tanaman sejenis
atau semarga. Prinsip opulasi adalah emnumbuhkan bagian tanaman pada tanaman lain.
Biasanya, bagian yang ditemnpelkan adalah mata tunas.

Prinsip dalam menyambung adalah memindahkan ujung ranting atau pun ujung cabang suatu
tanaman pada bagian ujung ranting tanaman lain. Kemudian, sambungan tersebut diikat.

d. Menyetek

Merupakan cara paling umum dilalakukan karena mudah di kerjakan.Kita hanya memotong
cabang sekitar 20 cm dan membenamkanya dalam tanah sedalam 5-10 cm.Arah mata tunas
sebaiknya menghadap ke atas.
e. Kultur jaringan

Kemajuan ilmu hormon tumbuhan mendorong para ahli pertanian mengembangkan pola
produksi vegetative melalui teknik kultur jaringan. Jaringan tersebut diambil dari daun, batang ,
akar, ataupun bagian tumbuhan lainya. Melalui teknik ini dapat menghasilkan tumbuhan yang
sangat banyak dalam waktu singkat.

3.Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan dan Tumbuhan Tingkat Rendah

a. Membelah diri dan fragmentasi

Contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi
yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing
pipih). Tunas, contoh: Hydra dan ragi (Saccharomyces).

b. Spora

Perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora
dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya dilengkapi dengan
alat gerak berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat bergerak, spora ini disebut
zoospora. Pada paku, biasanya spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak sebagai
bintik-bintik hitam yang dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium.

Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:

1. diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya


2. lebih cepat memperoleh hasil (berbuah)

Kerugian memperbanyak secara vegetatif:

1. tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.


2. jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas tanaman induk akan
menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau dicangkok.

B. Reproduksi Generatif

Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan
berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan.

1. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae)

Adalah menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi pembuahan tunggal.

Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina.

Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan
berbiji terbuka ini antara lain :

Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas.

2. Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)

Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda.
Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan
bunga dan alat kelamin bunga.

a. Perhiasan bunga meliputi kelopak dan mahkota bunga.

b. Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan)

Bagian sebelah dalam dari lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat
kelamin bunga terdiri dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat
pembiakan betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.

PENYERBUKAN

Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan. Pada
angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan
pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari pada bala biji.

1. Macam-macam penyerbukan

Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang membantu
proses penyerbukan.

a. Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari

Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan pada
tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :

1) Otogami

Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama
(satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi
pertemuan antara serbuk sari dan putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk gangguan yang
menghalangi penyerbukan.
Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada putik
Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari
Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik

2) Kleistogami

Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar.

3) Geistonogami

Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain,
tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan tetangga.

4) Alogami

Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari
individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan silang.

5) Penyerbukan bastar (hibridogami)

Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda
jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda.

Macam bastar :

Bastar antar kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan mangga gadung.
Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan kweni.
Bastar antar mangga (genus). Contoh cabai dengan terong.

b. Penyerbukan berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari di kepala putik,

penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Anemogami

Anemogami adalah penyerbukan dengan bantuan angin. Anemogami terjadi pada tumbuhan
yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil; tidak mempunyai mahkota bunga
atau mahkota bunganya berukuran kecil, mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau berwarna
seperti daun; tidak mempunyai kelenjar madu; tangkai bunga panjang. bunga terletak jauh di atas
daun; serbuk sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin;
kedudukan benang sari bergantungan, serbuk sarinya berhamburan jika digoyang; kepala putik
besar, berbulu, tangkai putik terjulur ke luar, kepala putik menyembul keluar dari bunga
sehingga mudah menangkap serbuk sari. Anemogami clapat terjadi pada rumputrumputan, padi,
dan jagung.

2) Hidrogami
Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air. Hidrogami dapat terjadi pada Hydrilla sp,
eceng gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan bantuan air akan terjadi jika tubuh tanarnan
terendam dalam air.

3) Zoidiogami

Zoidiogami adalah penyerbukan dengan bantuan hewan. Zoidiogami terjadi pada tumbuhan yang
memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran besar; mahkota bunga berwarna mencolok
dengan aroma khas; memiliki kelenjar madu; serbuk sari bersifat lengket (mudah melekat).
Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami dibedakan
berdasarkan jenis hewan yang membantu penyerbukan.

Entomogami (penyerbukan dengan bantuan serangga, antara lain lalat, kumbang, dan lebah)

Malakogami (penyerbukan dengan bantuan siput/bekicot), dan kiropterogani (penyerbukan


dengan bantuan kelelawar).
Penyerbukan dengan bantuan manusia (antropogami), sampainya serbuk sari ke kepala putik
dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada perantara yang membantu
penyerbukan. Penyerbukan ini dapat terjadi pada vanili dan beberapa jenis anggrek.
Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul.

2. Proses penyerbukan dan pembuahan

Butir serbuk/serbuk sari menempel pada kepala putik membentuk buluh serbuk (2 inti, inti
vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) inti generatif
membelah 2 inti sperma sampai di mikropil, inti vegetatif mati satu inti sperma
membuahi sel telur embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung
lembaga endosperma(makanan cadangan bagi embrio).

Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut
pembuahan ganda.

Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab yaitu :

a. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)

b. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:

1) Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan
antipoda.

2) Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.

3) Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian
selain kandung lembaga.
Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio
dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan
mangga.

3. Penyebab kegagalan dalam penyerbukan

Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin
terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut:

a. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan
karena:

Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya (protandri). Contoh : seledri, bawang Bombay,
jagung
Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari (protogini).

b. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah. Contohnya
salak dan melinjo(Gnetum Arremon)

c. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama
danberbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.

d. Herkogami : Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili

1. Kanker Vagina

Penyakit ini menyerang wanita. Kanker vagina sampai saat ini tidak diketahui penyebabnya dan
kemungkinan disebabkan oleh virus yang menyebabkan iritasi. Upaya pengobatannya dapat
dilakukan dengan kemoterapi dan bedah laser.

2. Gangguan Menstruasi

Penyakit ini menyerang wanita. Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan
juga amenore sekunder. Amenore primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi
hingga usia 17 tahun dan unsur seksual sekunder juga tidak berkembang. Sementara itu, amenore
sekunder adalah tidak proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang telah
mengalami siklus menstruasi sebelumnya.
3. Kanker Serviks

Penyakit ini menyerang wanita. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks (leher
rahim) yang hampir semuanya disebabkan oleh virus HPV (Human papilloma virus). Gejala
awal berupa pendarahan pada vagina yang baru muncul saat memasuki stadium lebih jauh.
Kanker serviks tidak menular. Penanganannya adalah dengan pengangkatan uterus, oviduk,
ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa panggul.

4. AIDS

Penyakit ini menyerang baik pria maupun wanita. AIDS atau Acquired Immuno Deficiency
Syndrome adalah penyakit yang merusak sistem imun pada manusia dengan menyerang sel darah
putih. Sampai sekarang penyakit ini belum bisa disembuhkan bahkan vaksinnya belum
ditemukan sehingga sangat berbahaya dan mematikan. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human
immunodeficiency virus). Virus ini menular lewat darah dan cairan kelamin baik melalui jarum
suntik, ASI, maupun melalui hubungan seksual.

5. Epididimitis

Penyakit ini menyerang pria. Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididimis yang
disebabkan oleh infeksi atau karena terkena penyakit menular seksual (PMS). Penyakit ini
ditandai dengan rasa nyeri disertai pembengkakan pada salah satu testis.

6. Sifilis

Penyakit ini menyerang pria. Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidium yang ditandai dengan berbagai gejala yaitu:

1. Luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir.


2. Pembengkakan getah bening pada bagian paha.
3. Bercak-bercak di seluruh tubuh.
4. Tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh terutama pada bagian tangan dan telapak kaki.

Gejala ini bisa hilang walaupun bakteri masih terdapat di dalam tubuh. Bakteri ini dapat
menyerang otak hingga mengalami kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat menular ke orang lain.
Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik yang diberikan segera.

7. Herpes Genetalis

Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes yang ditandai dengan rasa
gatal dan sakit di sekitar alat kelamin.

8. Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah penyakit yang menyerang pria dan ditandai dengan penurunan fungsi
testis. Penyebab penyakit ini adalah adanya gangguan pada interaksi hormon yang menyebabkan
infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan penyakit
hipogonadisme adalah dengan terapi hormon.

9. Gonore

Penyakit gonore atau yang biasa disebut kencing nanah disebabkan oleh bakteri. Gejala penyakit
ini adalah keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin, muncul rasa panas, dan sering
buang air kecil. Bakteri yang menyebabkan gonore dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga
menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan. Gonore dapat
disembuhkan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

10. Kanker Ovarium

Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium pada alat kelamin wanita. Gejala
penyakit ini tidak jelas namun biasanya ditandai oleh rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi
saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan abnormal pada vagina. Kanker ovarium dapat
ditangani dengan kemoterapi dan pembedahan.

11. Endometriosis

Endometriosis adalah penyakit dimana jaringan endometrium wanita berada di luar wilayah
rahim yaitu ovarium, oviduk, ataupun di jalur luar rahim wanita. Gejalanya adalah nyeri pada
bagian perut, pinggang sakit, dan rasa tidak nyaman berlebihan saat menstruasi.

12. Kanker Rahim

Kanker rahim (uterus) adalah kanker yang sering terjadi di endometrium. Endometrium adalah
tempat dimana janin tumbuh. Penyakit ini menyerang wanita yang berusia diantara 60 sampai 70
tahun.

13. Keputihan

Ada 2 macam keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila
lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat
tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal.

14. Infeksi Vagina

Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang telah menikah. Penyebabnya adalah
hubungan kelamin. Penyakit ini ditandai dengan keputihan dan timbul gatal-gatal.

15. Hernia Inguinal

Hernia Inguinal adalah gangguan atau kelainan yang ditandai dengan sebagian usus terdorong
menembus dinding abdominal dan masuk ke selangkangan atau skrotum. Kelainan ini terlihat
sebagai suatu pembengkakan di daerah selangkangan. Kelainan ini dapat ditangani dengan cara
pembedahan.

16. Kandida

Kandida adalah bermacam-macam jamur yang hidup di saluran pencernaan, saluran kemih, dan
genital. Jamur kandida yang biasa menyebabkan infeksi adalah Kandida albikans. Gejala yang
terjadi jika infeksi terjadi pada vagina adalah gatal-gatal pada bagian kemaluan terutama pada
malam hari serta keluarnya cairan vagina berwarna pekat seperti keju sampai dengan keruh
encer. Jamur ini dapat menular melalui persetubuhan. Penyakit ini dapat ditangani dengan obat
anti jamur.

17. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk

Kelainan ini merupakan faktor bawaan atau karena infeksi. Saluran telur yang sempit akan
menyulitkan sperma untuk mencapai bagian dalam oviduk. Akibatnya adalah terjadi kesulitan
dalam proses pembuahan.

18. Fibroadenoma

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang ditandai dengan adanya benjolan kenyal pada payudara.
Penyakit ini dapat diobati dengan operasi.

19. Condyloma

Condyloma adalah gangguan yang ditandai dengan benjolan seperti bunga kol atau jengger
ayam. Penyakit ini dikenal sebagai kutil kelamin. Condyloma merupakan penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Pengobatan dapat dilakukan
dengan obat oles, obat suntik, atau operasi.

20. Kanker Prostat

Kanker prostat adalah kanker yang berkembang di bagian kelenjar prostat pada pria. Sel kanker
prostat dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya terutama pada tulang dan lymph node. Ciri-ciri
kanker prostat adalah kesulitan buang air kecil, rasa sakit di bagian prostat, impotensi, dan
lainnya.

21. Pseudohermaphrodite

Kelainan ini sangat langka. Pseudohermaphrodite adalah kelainan dimana bentuk alat kelamin
seperti laki-laki dan perempuan namun tidak sempurna. Kelaminnya memiliki penis yang sangat
kecil namun tidak memiliki testis. Bahkan pada beberapa bayi ditemukan jaringan testis dan
ovarium. Penyakit ini adalah bawaan sejak lahir.

22. Ejakulasi Dini


Ejakulasi dini adalah gangguan dimana pria tidak dapat mengendalikan proses ejakulasi.

23. Impotensi

Impotensi adalah gangguan pada laki-laki yang membuat penis tidak dapat melakukan ereksi.
Impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, faktor psikologis, atau emosional seseorang.

24. Mikropenis

Mikropenis adalah kelainan pada laki-laki dimana penis berukuran di bawah rata-rata.

25. Vulvovaginatis

Vulvovaginatis adalah peradangan pada vulva dan vagina yang menyebabkan keputiha. Penyakit
ini disebabkan oleh berbagai mikroorganisme.

Beberapa Penyakit Pada Sistem Reproduksi Manusia

Kategori : Reproduksi

Sistem reproduksi pada manusia rentan mengalami penyakit, kelainan juga gangguan. Gejala tersebut
bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa saja karena tumor, virus, bakteri atau memang disfungsi
organ reproduksi yang disebbakan oleh hal-hal yang tak terduga misalnya makanan atau zat-zat kimia
yang masuk ke dalam tubuh manusia. Pada artikel ini akan dibahas penyakit pada sistem reproduksi
manusia dan dibagi ke dalam dua kelompok yakni penyakit dan gangguan pada reproduksi wanita dan
penyakit dan gangguan pada organ reproduksi pria.

Gangguan Organ Reproduksi Wanita

Penyakit yang bisa menyerang sistem reproduksi wanita bisa berupa gangguan menstruasi, kanker di
wilayah genital, infeksi pada vagina dan juga endometriosis.

Gangguan Menstruasi

Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan juga amenore sekunder. Amenore primer
merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun dan diikuti dengan tidak
berkembangnya unsur seksual sekunder. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak terjadinya
proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami suklus menstruasi
sebelumnya.

Kanker Pada Wilayah Genital

Penyakit pada sistem reproduksi manusia ini banyak dijumpai biasanya pada wilayah ovarium, serviks
dan juga vagina. Kanker vagina ini belum diketahui apa penyebab pastinya. Namun, para ahli menduga
hal tersebut disebabkan oleh infeksi virus. Pengobatan kanker pada vagina ini bisa dengan kemoterapi
ataupun bedah menggunakan laser. Sementara itu, kanker pada mulut rahim atau serviks terjadi jika ada
sel yang tumbuh secara abnormal di wilayah lapisan epiter mulut rahim. Dan kanker pada ovarium
sendiri tidak menujukan tanda-tanda yang jelas namun biasanya disertai berbagai keluhan seperti rasa
pegal luar biasa pada panggul, terdapat perubahan saluran pencernaan dan muncul pendarahan yang
abnormal pada vagina.

Endometriosis

Merupakan gejala dimana jaringan endometrium wanita berada di luar wilayah rahim yakni di ovarium,
oviduk, ataupun di jalur luar rahim wanita. Gejala yang paling lazim muncul antara lain nyeri pada bagian
perut, wilayah pinggang yang sakit, serta rasa tak nyaman yang berlebihan saat menstruasi.

Infeksi vagina

Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan bau yang sangat menyengat
dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif
khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan seksual. Penyebab
utamanya adalah hubungan seksual.

Penyempitan Pada Oviduk


Oviduk atau saluran telur bisa mengalami penyakit dimana ia akan menyempit. Penyebabnya disinyalir
genetis namun ada juga yang disebabkan oleh kuman jenis tertentu. Saluran telur yang sempit akan
membuat wanita sulit mendapatkan anak sebab jalan sperma terhalangi.

Mandul/Infertilitas

Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit maupun gangguan. Pada kondisi umum, wanita akan mengalami
masa subur sekali dalam sebulan. Bagi wanita yang kurang subur biasanya tidak terdapat masa subur
dalam jangka waktu tertentu. Dan hal ini menandakan gejala infertilitas. Hal ini biasa diatasi dengan
berbagai metode salah satunya adalah terapi makanan dan lain-lain.

Kanker Payudara

Penyakit pada sistem reproduksi manusia tepatnya pada wanita adalah kanker payudara. Meski pria
juga memiliki payudara namun penyakit yang satu ini lebih rentan menyerang wanita sebab jaringan
lemak pada payudaranya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pria. Kanker payudara ini bisa
menyerang wanita yang sudah menikah maupun belum.

Mola Hidalidosa

Atau yang lebih populer dikenal dengan nama hamil anggur merupakan kondisi dimana wanita
mengalami kehamilan namun tak ada janin yang tumbuh di dalam rahim melainkan hanya gelembung
bernama mola juga darah yang membeku. Hamil anggur ini bisa mengakibatkan rasa sakit yang luar
biasa dan bahkan berbuntut pada kematian yang disebabkan pendarahan.

Condiloma Accuminata

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus bernama Human Papiloma. Ia ditandai dengan
munculnya kutil yang terus membesar dan akhirnya menjadi cikal kanker pada mulut rahim wanita.

Gangguan Organ Reproduksi Pria


Adapun gangguan dan penyakit reproduksi yang bisa menyerang pria antara lain kriptorkidisme,
prostatitis, hipogonadisme, epididimitis, dan juga orkitis.

Hipogonadisme

Merupakan gejala dimana terdapat penurunan fungsi testis pada pria dan disebabkan oleh adanya
gangguan interaksi hormon yakni androgen dan juga estrogen. Penyakit ini bisa berujung pada
kemandulan dan juga berkurangnya karakter maskulin pada pria.

Kriptorkidisme

Adalah suatu kegagalan satu atapun dua testis untuk turun dari abodemen menuju scrotum saat pria
masih bayi. Hal ini membuat hormon testoteronnya tidak berkembang dengan baik.

Uretritis

Adalah peradangan pada bagian uretra dengan disertai dengan gejala rasa gatal yang berlebih terutama
pada bagian penis. Pria yang terkena penyakit ini akan sering buang air kecil. Penyebabnya adalah virus
herpes.

ORGAN REPRODUKSI PADA MANUSIA


ORGAN PENYUSUN SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

Organ penyusun sistem reproduksi pada manusia dibedakan menjadi organ


reproduksi pria dan organ reproduksi wanita.

A. Organ reproduksi pria


Secara umum organ reproduksi pria terdiri atas testis, skrotum, vas deferens, kantong
sperma, epididimis, kelenjar prostat, urertra, dan penis. Berikut fungsi dari bagian-
bagian organ reproduksi pada pria.

1). Testis
Testis berjumlah 1 pasang dan terletak di bawah rongga pelvis. Fungsi testis adalah
untuk menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon testosteron. Hormon
testosteron berfungsi untuk menimbulkan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di
antaranya tumbuhnya kumis, suara membesar, dada bidang, dan lain-lain.

2). Skrotum
Skrotum memiliki struktur yang berlipat-lipat dan berwarna gelap. Skrotum dapat
mengkerut dan mengendur yang dipengaruhi oleh suhu. Fungsi skrotum adalah untuk
tempat bergantungnya testis.

3). Epididimis
Epididimis adalah saluran yang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum.
Fungsi dari epididimis adalah sebagai tempat pematangan dan penyimpanan sperma.
4). Vas deferens
Vas deferens merupakan kelanjutan dari epididimis. Fungsi dari vas deferens adalah
untuk menyalurkan sperma ke uretra dan sebagai tempat penyimpanan sperma
sebelum dikeluarkan melalui penis.

5). Vesikula seminalis


Vesikula seminalis berfungsi untuk menyediakan sumber energi bagi sperma.

6). Kelenjar prostat


Fungsi dari kelenjar ini adalah menghasilkan cairan basa untuk melindungi sperma
dari gangguan luar.

7). Uretra
Uretra merupakan kelanjutan dari vas deferens. Fungsi dari uretra adalah untuk
menyalurkan sperma dan urine menuju ke luar tubuh.

8). Penis
Penis merupakan organ reproduksi luar pada pria yang berfungsi sebagai alat
kopulasi. Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada kepala
penis terdapat preputium, yaitu kulit yang menutupi kepala penis yang diambil saat
melakukan sunat.

B. Organ reproduksi wanita


Organ reproduksi pada wanita terdiri dari ovarium, oviduk,tuba fallopi, rahim, serviks,
vulva, dan vagina. Berikut fungsi dari bagian-bagian organ reproduksi pada wanita.

1). Ovarium
Ovarium terletak di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Setiap wanita
memiliki 1 pasang ovarium. Fungsi dari ovarium adalah untuk pembentukan sel telur
(ovum) dan menghasilkan hormon estrogen dan hormon progesteron.

2). Oviduk/tuba fallopi atau saluran telur


Letaknya pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Oviduk berfungsi untuk
menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik. Salah satu ujung oviduk
bermuara di rahim, sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung
ke dalam rongga abdomen.

3). Rahim
Rahim disebut juga uterus. Rahim berbentuk seperti buah pear yang berongga dan
berotot. Rahim manusia bertipe simpleks, artinya hanya mempunyai satu ruangan. Pada
wanita yang belum pernah melahirkan, biasanya rahim berukuran panjang 7 cm dan 4
cm. Rahim bagian bawah mengecil dan dinamakan serviks uteri, sedangkan bagian yang
besar disebut corpus uteri (badan rahim). Rahim berfungsi sebagai tempat untuk
perkembangan embrio menjadi janin.

4). Serviks
Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks berfungsi untuk jalan keluarnya
janin dari uterus menuju vagina dan jalan spermatozoza menuju uterus. Serviks
memproduksi cairan berlendir sehingga membantu spermatozoa untuk mencapai
uterus. Pada saat akan terjadi persalinan, saluran yang berdinding tebal ini akan menipis
dan membuka.

5). Vulva
Vulva terdiri atas mons pubis, labia, klitoris, daerah ujung luar vagina, dan saluran
kemih. Mons pubis adalah gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah
perut. Labia adalah lipatan yang berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons
pubis. Labia terbagi menjadi dua bagian, yaitu labium mayor (bibir besar) dan labium
minor (bibir kecil). Klitoris terletak pada pertemuan antara kedua labia minora dan dasar
mons pubis. Klitoris mengandung saraf sensorik dan pembuluh darah.

6). Vagina
Vagina merupakan organ reproduksi luar yang berfungsi sebagai alat kopulasi pada
wanita. Selain itu, vagina juga berfungsi sebagai jalan keluarnya bayi saat dilahirkan.
Dalam vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu
kelenjar, yaitu kelenjar bartholini.

Home Biologi , Materi Pelajaran SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA


Label: Biologi, Materi Pelajaran Diposkan oleh Memet Mulyadi Rabu, 10 Maret 2010

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA (Plassa.net). Reproduksi berarti membuat kembali, jadi
reproduksi pada manusia berarti kemampuan manusia untuk memperoleh keturunan (beranak),
sehingga sistem reproduksi adalah organ-organ yang berhubungan dengan masalah seksualitas. Dalam
bab ini kita akan mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem
reproduksi manusia.

1. PENDAHULUAN

Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan
(pubertas) atau masa akil baligh. Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin
jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya
tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya
rambut di tempat tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun
membesar. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan
hormon wanita yaitu estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda
kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya
payudara dan pinggul membesar.

2. ORGAN-ORGAN PENYUSUN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh)
oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut, adapun alat-alat tersebut
antara lain:

1. Sistem Reproduksi Pria

Organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada pria terdiri atas:

a. Testis (buah zakar)

Jumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang disebut skrotum dan terletak di luar dan di
bawah rongga pelvis. Testis berfungsi menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin jantan
(spermatozoa). Hormon testosteron berfungsi untuk menimbulkan tanda-tanda kelamin sekunder pada
pria, di antaranya: tumbuhnya kumis, suara membesar, dada tumbuh bidang dan lain-lain.

b. Saluran reproduksi

Saluran reproduksi pada pria terdiri atas:

1) Epididimis, merupakan tempat pendewasaan (pematangan) dan penyimpanan sperma. Epididimis


berupa saluran yang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum.
2) Vas deferens (saluran sperma), merupakan kelanjutan dari saluran epididimis, berfungsi menyalurkan
sperma ke uretra.

3) Uretra, kelanjutan dari vas deferens, berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar dan merupakan
saluran urine dari kandung kemih menuju ke luar.

c. Penis

Merupakan alat kelamin luar, berfungsi untuk alat kopulasi, yaitu untuk memasukkan sperma ke dalam
saluran reproduksi pada wanita.

d. Kelenjar yang terdapat pada pria

1) Vesika seminalis, Kelenjar ini menghasilkan cairan yang pekat berwarna kuning, mengandung
makanan yang merupakan sumber energi untuk pergerakan sperma.

2) Kelenjar prostat, Merupakan kelenjar penghasil semen terbesar, bersifat encer dan berwarna putih,
berisi makanan untuk sperma.

3) Kelenjar bulbourethralis, Kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi mensekresi

cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine yang bersifat asam yang tertinggal pada uretra.
2. Sistem Reproduksi Wanita

Organ yang menyusun sistem reproduksi pada wanita terdiri atas:

a. Ovarium (indung telur)

Jumlahnya 1 pasang, terletak di dalam rongga perut, berfungsi untuk pembentukan sel telur dan
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Pembentukan sel telur terjadi melalui pembentukan
folikel. Hormon estrogen berfungsi untuk menimbulkan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, di
antaranya: payudara membesar, suara semakin tinggi, kulit semakin halus, panggul membesar dan lain-
lain.

b. Saluran reproduksi, terdiri atas:

1) 1 pasang corong infundibulum, berfungsi untuk menangkap sel telur dari ovarium.

2) 1 pasang tuba falopii atau oviduk, merupakan saluran telur, berfungsi sebagai tempat terjadinya
fertilisasi (pembuahan).

3) Uterus (rahim), berfungsi sebagai tempat perkem bangan dan pertumbuhan janin.

4) Vagina, organ untuk kopulasi dan melahirkan.

5) Alat kelamin luar, umumnya dinamakan vulva, terdiri atas labia mayora, labia minora dan klitoris.

Jika sel telur pada ovarium telah masak, akan dilepaskan dari ovarium. Pelepasan telur dari ovarium
disebut ovulasi. Setelah ovulasi sel telur ditangkap oleh infundibulum dan segera menuju ke saluran
fallopi, di saluran inilah terjadi pembuahan. Bila sel telur telah dibuahi menjadi zigot dan zigot
berkembang menjadi embrio yang kemudian menempel pada dinding rahim melalui plasenta dan
berkembang di dalam rahim.

Plasenta dan tali pusat merupakan penghubung antara embrio dengan ibu, fungsinya untuk
menyalurkan makanan dan oksigen dari ibu ke embrio dan menyalurkan zat sisa dari embrio ke darah
ibu. Di dalam rahim, embrio berada di dalam amnion. Amnion adalah kantong yang berfungsi untuk
melindungi embrio dari benturan. Amnion berisi cairan yang disebut cairan amnion atau air ketuban.
Bila bayi sudah berumur kira-kira 9 bulan dan siap dilahirkan maka otot-otot pada rahim berkontraksi
secara teratur dan mendorong bayi keluar dari rahim melalui vagina.

3. PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

1. AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), Acquired berarti diperoleh, Immuno Deficiency berarti
kekebalan yang rapuh dan Syndrom berarti penyakit, sehingga pengidap AIDS mudah sekali terserang
penyakit yang berbahaya.
a. Penyebab AIDS

AIDS disebabkan oleh virus, yang diberi nama HIV (Human Immuno Deficiency Virus), virus ini
menyerang sel darah putih tertentu, dimana sel darah putih berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh
yaitu menangkal infeksi atau serangan penyakit terhadap tubuh. Apabila virus HIV bersarang dalam sel
darah putih dan merusak sel darah putih maka tubuh akan menjadi lemah dan mudah terserang
penyakit.

b. Penularan AIDS

Virus HIV dapat berpindah dari seseorang ke orang lain atau dengan kata lain penyakit AIDS dapat
menular. Penularan AIDS tidak menyebar melalui udara, atau karena berjabat tangan dengan penderita
AIDS juga tidak menular melalui peralatan makan penderita AIDS. Tetapi virus HIV dapat menular masuk
ke tubuh orang lain melalui transfusi darah (donor darah seseorang yang terinfeksi HIV) atau melalui
alat-alat yang menyebabkan luka, seperti jarum suntik, jarum infus, dapat juga melalui kontak seksual.

c. Pencegahannya

Sampai sekarang belum ditemukan cara pengobatan yang efektif pada penderita AIDS, oleh karena itu
akan lebih baik bila kita berusaha menghindari penyakit ini dengan cara mencegah penularan virus HIV,
antara lain:

1) Menggunakan jarum suntik yang steril dan jarum yang sekali pakai lalu dibuang.

2) Memeriksa darah sebelum transfusi darah, sehingga darah dapat dipastikan tidak terinfeksi virus HIV.

3) Hanya melakukan kontak seksual dengan pasangannya yang sah.

2. Gonorea
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak
seksual. Penderita gonorea akan merasakan sakit pada saat urinasi, kadang-kadang urine mengeluarkan
nanah, jika penderita gonorea tidak diobati dapat merusak saluran reproduksi yaitu saluran sperma
pada pria dan saluran tuba falopii pada wanita sehingga dapat mengakibatkan kemandulan.

3. Sifilis

Sifilis disebabkan oleh sejenis bakteri Treponema pallidium, bakteri ini biasa ditularkan melalui kontak
seksual, namun demikian bakteri ini juga dapat ditularkan melalui jalan lain, misalnya bayi yang
dilahirkan dari ibu penderita sifilis. Penyakit ini akan ditandai dengan adanya luka pada alat kelamin dan
jika tidak segera diobati bakteri dapat merusak sel otak, melumpuhkan tulang atau merusak jantung dan
pembuluh darah.

4. BEBERAPA UPAYA PENCEGAHAN YANG DAPAT DILAKUKAN

Karena penyakit tersebut merupakan penyakit yang berbahaya maka lebih baik mencegah daripada
mengobati. Cara pencegahannya antara lain:

1. Memberikan penerangan mengenai bahaya- bahaya penyakit kelamin dan bagaimana cara
pencegahannya.
2. Menghindari hubungan seksual di luar perkawinan.
3. Menjaga kesehatan sistem reproduksi antara lain:

a. Sering mengganti pembalut pada wanita yang sedang menstruasi.


b. Setelah buang air kecil selalu membasuh alat kelamin bagi wanita.

Read more: http://memetmulyadi.blogspot.co.id/2010/03/sistem-reproduksi-pada-


manusia.html#ixzz4UlL7Ub59

sistem reproduksi hewan invertebrata dan vertebrata

Lia Sari Senin, 03 Desember 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisiologi adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari bagaimana
kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah ini dibentuk dari kata Yunani Kuna , physis,
"asal-usul" atau "hakikat", dan , logia, "kajian". Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah
untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan
menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan
tersebut, suatu jenis hewan akan segera punah. Oleh Karena itu, perlu dihasilkan sejumlah besar
individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Proses pembentukkan individu baru inilah
yang disebut reproduksi.
Reproduksi dapat terjadi secara generative atau vegetative. Reproduksi secara vegetative tidak
melibatkan proses pembentukkan gamet, sedangkan reproduksi generative diawali dengan
pembentukan gamet. Di dalam gamet terkandung unit hereditas (factor yang diturunkan0 yang
hereditas yang sebenarnya yang terletak pada DNA.

Reproduksi pada hewan dapat terjadi secara seksual maupun aseksual. Konsep reproduksi
aseksual tidak dapat didefinisikan dengan tepat (Karena terlalu banyak variasi), tetapi jelas bahwa
proses ini tidak berkaitan dengan proses pembentukian gamet. Reproduksi aseksual dapat berlangsung
dengan cara pembelahan, fragmentasi atau budding / bertunas.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana system reproduksi pada hewan vertebrata dan hewan invertebrata ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui system reproduksi pada hewan vertbrata dan invertebrata.

D. Manfaat

Agar kita mampu mengetahui system reproduksi pada hewan vertebrata dan invertebrata.
BAB II

PEMBAHASAN

Proses pembelahan menghasilkan sel anakan yang sama besarnya, proses tersebut dinamankan
pembelahan biner. Pembelahan biner adalah proses yang melibatkan pembelahan kromosom secara
mitosis sehingga menghasilkan dua sel anakan yang memiliki jumlah kromosom yang sama dengan
kromosom induk. Apabila sel anakan yang diperoleh tidak sama besar, proses pembelahan dapat
dinamakan pembagian atau fragmentasi. Proses fragmentasi akan memberikan hassil pembagian
(individu baru) yang tidak mempunyai strutur tertentu. Contoh, pembelahan yang terjadi pada hydra
dan poliseta. Aurelia melakukan fragmentasi dengan cara membentuk medusa.

Gemasi atau budding atau bertunas merupakan proses pembetukan individu baru yang biasanya
dimaksudkan untuk menambah koloni. Gemasi sulit dibedakan dari fragmentasi. Dalam hal ini. tunas
yang berbentuk berukuran lebih kecil daripada induknya, terletak di samping (lateral), dan dibentuk dari
sekelompok sel embrional. Pembentukkan tunas samping tubuh hydra akan terjadi jika pasokan atau
ketersediaan makanan di lingkungannnya dalam keadaan baik.

Reproduksi seksual dicirikan dengan bersatunya gamet jantan dan betina melalui proses
fertilisasi atau singami. Akan tetapi, kadang-kadang pertemuan gamte tersebut tidak terjadi. Hal ini
tampak pada peristiwa parthenogenesis. Dalam peristiwa parthenogenesis, individu baru terbentuk dari
telur atau sperma tanpa peran serta sel benih dari lawan jen isnya. Meskipun demikian, hewan
partenogenetik hanya dapat berkembang dari telur. Parthenogenesis pada hewan dapat diamati pada
insekta tertentu, conttohnya lebah madu dan beberapa jenis tawon lainnya. Telur lebah madu yang
dibuahi bakan berkembang menjadi jantan haploid.

Dalam peristiwa lainnya, sperma mengaktivasi ovum untuk membelah, tetapi tidak ikut
menyumbangkan materi genetic. Peristiwa ini disebut ginogenesis. Dalam ginogenesis, embrio hanya
membawa kromosom induk betina. Kebalikan dari peristiwa ginogenesis dalah androgenesis.

Individu parthenogenesis, ginogenesis, dan androgenesis menunjukkan kesamaan dalam hal


materi genetic yang dibawanya, yaitu materi genetic dari salah satu induk saja. Kadang-kadang, gamet
jantan dan betina dikeluarkan oleh individu yang sama. Individu yang mengalami hal itu disebut hewan
hermaprodit.

Dari uraian di atas, dapat dipahami adanya reproduksi pada tingkat individu, yang dapat terjadi
melalui proses menetas atau lahir. Proses reproduksi juga dapat terjadi pada tingkat sel, seperti
pembelahan biner yang terjadi pada protozoa, yang mengalami pembelahan sel secara mitosis. Namun
masih dapat diamati reproduksi pada tingkat yang lebih khusus lagi yaitu di tingklat molekuler. Contoh
peristiwa reproduksi yang terjadi pada tingkat molekuler misalnya proses membuat salinan DNA, yang
mengawali proses pembelahan mitosis. Jadi, pembelahan di tingkat molekul merupakan bentuk proses
reproduksi yang paling awal.

Proses menyalin DNA sebenarnya merupakan proses reproduksi berbagai faktor yang akan
diwariskan kepada keturunannya. Molekul DNA merupakan rantai ganda berdiameter kira-kira 2 mm.
hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa DNA dapat membuat saliana dirinya. Mekanisme membuat
salinan DNA ini merupakan proses reproduksi pada tingkat molekuler.

Susunan Fungsional Organ Reproduksi Pada Hewan

Pada hewan primitive jaringan yang menghasilkan sel gamet tersusun menyebar. Jaringan ini
terdiri atas sejumlah lokus yang berfungsi untuk perbanyakkan sel kelamin. Pada hewan yang
perkwmbangannya sudah lebih maju, bentuk dan lokasi gonad sudah lebih jelas (terlokalisir secara lebih
baik) terletak simetris bilateral dan biasanya merupakan organ berpasangan.
Kadang-kadang, salah satu gonad mengalami degenarsi, seperti yang ditemui pada burung
betina. Pada hewan ini, ovarium yang berkembang hanya bagian kiri, sedangkan burung jantan tetap
memiliki sepasang testis.

Ovarium dan testis (tepatnya tubulus seminiferus) merupakan organ penghasil gamet yang
terbetuk melalui gametogenesis. Gamet dihasilkan dari sel khusus, yaitu sel benih primordial, yang
terdapat dalam gonad (ovarium atau testis). Gamet ini selanjutnya kan berkembang menjadi sel benih.

Spermatogenesis dan Oogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukkan sperma (gamet jantan) yang terjadi dalam testis
tepatnya pada tubulus seminirfus. Testis mamalia tersusun atas ratusan tubulus seminirfus, yang
merupakan bagian terpenting dalam proses pembentukkan sperma. Pada bagian yang terdekat dengan
dinding tubulus seminirfus terdapat spermatogonia, yang merupakan sel diploid pembentuk sperma
yang belum terdiferensiasi.

Selama proses spermatogenesis, spermatogonia akan berkembang biak dengan cara membelah,
menghasilakn spermatosit primer, spermatosit sekunder, dan akhirnya spermatid. Spermatid akan
mengalami proses diferensiasi dan pemasakan (maturasi) sehingga akhirnya terbentuk sperma atau
spermatozoon haploid (memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom spermatogonia).
Diferensiasi spermatid menjadi spermatozoon berlnagsung di dekat lumen tubulus, yaitu dalam sel
sertoli. Jika telah masak, spermatozoon akan dilepakan ke lumen tubulus seminiferus.

Bentuk sel sperma pada berbagai hewan bervariasi, tetapi pada prinsipnya dapat dibedakan
menjadi bagian kepala, bagian tengah, dan ekor. Pada kepala sperma bagian paling depan terdapat
akrosoma, yang mengandung enzim untuk melisiskan bungkus telur (pada sperma manusia enzim
tersebut dinamakan hialuronidase). Di pusat kepala sperma terdapat inti sperma, yang menyimpan
sejumlah kode/informasi genetic yang akan diwariskan kepada keturunannya. Di belakang kepala
sperma terdapat bagian tengah sperma (sering disebut leher) yang banyak menyimpan mitokondria.
Mitokondria sangat penting dalam pembentukkan ATP, yang merupakan sumber energy bagi sperma.
Sementara, bagian ekor sangat diperlukan untuk membantu pergerakan sperma.

Proses pembentukkan sperma (spermatogenesis) dikendalikan oleh hormon. Informasi tentang


proses pengendalian spermatogenesis oleh hormone banyak diperoleh dari hasil studi pada mamalia.
Diferensiasi spermatid menjadi spermatozoon (spermiogenesis) berlangsung di dalam sel sertoli. Sel
sertoli merupakan sel berukuran besar yang berperan sangat penting antara lain dalam menyediakan
makanan bagi calon sperma yang sedang berkembang dan menyingkirkan sel sperma yang mati. Oleh
karena itu, sel ini juga sering disebut sebagai sel perawat atau nurse cells. Kerja sel sertoli dirangsang
oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari bagian depan.

Pengeluaran FSH dirangsang oleh GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), yaitu hormone
pelepas gonadotropin dari hipitalamus. Gonadotropin pada manusia meliputi FSH dan LH. Pada
mulanya, FSH merangsang sel spermatogonia untuk membelah secara mitosis beberapa kali, dan diakhiri
dengan pembelahan meiosis sehingga dihassilkan spermatid yang bersifat haploid. Diduga, FSH juga
merangsang sel Sertoli untuk melepaskan zat tertentu yang dapat merangsang dimulainya
spermiogenesis (diferensiasi spermatid menjadi sperma).

Selain oleh FSH, sel sertoli juga dirangasang oleh testosterone atau androgen (hormone yang
dikeluarkan oleh sel Leydig). Testosteron merupakan hormon yang juga penting untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi serta cirri seks sekunder pada hewan jantan.
Pelepasan testosterone dikendalikan oleh hormon pituitari anterior yang lain, yaitu LH (Luteinizing
Hormone), yang pengeluarannya juga dikendalikan oleh GnRH.

Spertmatogenesis yang terjadi pada vertebrata yang lebih rendah pada dasarnya sama dengan
proses yang terjadi pada manusia. Namun, di antara kelas vertebrata terdapat perbedaan struktur testis.
Testis mamalia, burung, reptile, dan amfibi anura memperlihatkan komponen tubulus seminiferus
berbentuk tubular (saluran/pipa), yang berselang-seling dengan sekumpulan sel interstitial. Sementara,
testis amfibi urodela dan ikan tersusun atas lobus atau lobules yang masing-masing mengandung
sejumlah besar kista seluler.

Kista adalah organ berongga yang berisi cairan. Setiap kista berasal dari jaringan spermatogonia.
Semua sel dalam suatu kista dan semua kista dalam suatu lobula biasanya memiliki tingkat
perkembangan spermatogenesis yang sama. Di dalam setiap kista juga terdapat sel sertoli. Lobula yang
terletak paling belakang kemungkinan besar mengandung spermatozoa yang sudah lebih siap untuk
membuahi daripada lobula yang terletak pada bagian depannya.

Oogenesis adalah proses pembentukkan gamet betina (ovum) yang terjadi dalam ovarium.
Proses ini ditandai dengan adanya perubahan oogonium menjadi oosit (calon ovum) yang akan
mengalami pemasakan sehingga menjadi ovum yang siap dibuahi. Selama perkembangan oosit,
vitelogenesis. Vitelus yang disintesis akan ditimbun di ooplasma sebagai cadangan makanan bagi embrio
yang akan berkembang kelak. Adanya timbuna vitelus dalam ovum (pada ooplasma) menyebabkan
oosit bertambah besar.

Pada akhir oogenesis, oosit mengalami pembelahan meiosis atau sering disebut pembelahan
pemasakan, yang akan menghasilkan ovum haploid, yaitu ovum yang memiliki kromosom setengah dari
jumlah kromosom sel induk (n kromosom). Akan tetapi, proses meiosis tersebut pada umumnya tidak
berlangsung hingga tuntas dan berhenti pada meiosis tahap pertama. Oleh karena itu, pada saat
diovulasikan, ovum (oosit) masih mengandung dua perangkat kromosom dan belum bersifat haploid.

Proses penyeleaian pembelahan meiosis pada ovum akan terjadi jika ada rangsang berupa
pemasukan sperma ke ovum. Jadi, meiosis tahap dua baru terselesaikan pada saat sperma masuk ked
al;am ovum, tepatnya ketika inti sperma baru sampai di sitoplasma, sebelum terjadi pertemuan antara
inti sperma dan inti ovum. Pada saat inti sperma bertemu dengan inti ovum, pembelahan meiosis tahap
dua sudah berlangsung, sehingga ovum benar-benar telah menjadi ovum haploid dan telah siap dibuahi.
Pada vertebrata rendah, misalnya ikan, pertumbuhan oosit, vitelogenesis, dan ovulasi juga dipacu oleh
hormone gonadotropin.

Proses pemasakan telur (ovum) yang terjadi pada mamalia telah dipahami dengan lebih baik
daripada pemasakan telur yang terjadi pada hewan lain. Proses pemasakna telur pada hakikatnya
merupakan peristiwa yang membentuk siklus. Siklus pemasakan telur pada kebanyakan mamalia disebut
siklus estrus, sedangkan siklus pada primate disebut siklus menstrual. Kedua siklus tersebut
memperlihatkan adanya perbedaan.

Pada hewan yang mengalami siklus estrus, selama satu siklus hewan betina siap menerima
hewan jantan untuk kawin hanya dalam waktu yang singkat yaitu pada masa ovulasi. Selain itu, dinding
saluran reproduksi pada akhir siklus tidak mengalami disintegrasi dan tidak luruh sehingga tidak ada
pendarahan. Siklus estrus terdiri atas empat tahap/fase yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus, dan
melestrus. Tahapan/ fase estrus yang dialami hewan dapat dikenali dari gambaran sel yang diperoleh
melalui hasil apus vagina.

Pada hewan yang mengalami siklus menstrual, setiap saat di sepanjang siklus hewan betina siap
menerima hewan jantan untuk kawin, sekalipun ovum baru dilepaskan kira-kira pada pertengahan
siklus. Dalam tubuh hewan betina, ovum mampu bertahan hidup dalam keadaan baik dan siap dibuahi
hingga 72-96 jam setelah ovulasi. Pada hewan ini, selama siklus menstrual dapat ditemukan berbagai
perubahan di dalam tubuh dan organ reproduksinya. Perubahan yang dimaksud meliputi perubahan
keadaan ovarium, rahim (ketebalan endometrium), dan tingkat hormone reproduktif di dalam darah.

Siklus menstruasi dan siklus estrus merupakan proses yang dikendalikan oleh berbagai hormone,
baik hormone dari hipotlamus-hipofisis maupun dari ovarium. Pengendalian hormone terhadap
oogenesis dan siklus menstrual pada mamalia. Tampak bahwa awal siklus ditandai dengan adanya
menstruasi. Selanjutnya, terjadi perkembangan folikel yang diawli oleh hormon FSH dari kelenjar pitutari
bagian depan. Folikel yang sedang berkembang akan mengeluarkan esterogen, yaitu hormone yang
merangsang endometrium untuk menebal. Hormone ini juga berperan untuk merangsang
perkembangan cirri seks sekunder wanita, sekaligus menekan pengeluaran FSH dan merangsang
pengeluaran LH dari pituitary bagian depan. LH adalah hormone yang bertanggung jawab terhadap
pemasakan folikel agar dapat berembang secara sempurna. Apabila folikel telah masak, ovum akan
keluar dari ovarium dan membiarkan sisa folikel tetap tertinggal di dalam ovarium. Proses keluarnya
ovum dari ovarium dinamakan ovulasi.

Di bawah pengaruh LH sisa folikel di ovarium diubah menjadi badan kunig atau korpus luteum,
yang selama beberapa hari akan menghasilkan progesterone. Progesterone yaitu hormone yang
berfungsi untuk mempertahankan ketebalan endometrium dan perkembangan kelenjar air susu. Apabila
fertilisasi tidak terjadi dan pengeluaran progesterone dari korpus liteum mulai berkurang maka kadar
progesterone dalam darah akan menurun. Hal ini mengakibatkan endometrium meluruh dan menstruasi
pun terjadi lagi.

Proses reproduksi pada semua hewan dikendalikan oleh hormone. Akan tetapi, pengendalian
reproduksi yang terjadi pada setiap kelas hewan tidak selalu sama. Pada ikan reproduksi bukan hanya
dipengaruhi oleh hormone, tetapi juga oleh factor lingkungan luar sepreti foto periodic, kondisi air,
makanan dan rangsang social. Rangsang luar tersebut diterima oleh ikan melalui reseptor, kemudian
diteruskan ke pusat neuroendokrin dan akhirnya akan memengaruhi perubahan dalam gonad (organ
reproduksi).

Pembuahan, Kebuntingan, dan Kelahiran

Proses gametogenesis akan menghasilkan ovum dan sperma. Untuk dapat menghasilkan
individu baru, ovum harus dibuahi oleh sperma (kecuali pada peristiwa parthenogenesis), yang biasanya
terjadi melalui proses pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan yaitu penyatuan antara sel gamet (sel
kelamin) jantan dan betina. Proses tersebut akan menghasilkan zigot.
Pembuahan dapat terjadi di luar tubuh (disebut fertlisasi ekstrenal) atau di dalam tubuh induk
betina (disebut fertilsasi internal). Berkaitan dengan hal tersebut, zigot ada yang berkembang di dalam
ataupun di luar sebuah induk.

Apabila zigot berkembang di dalam tubuh induk, hewan muda akan keluar dari tubuh induk
melalui proses melahirkan. Hewan yang berkembang biak (mengahsilkan keturunan) dengan cara
melahirkan dinamakan hewan bersifat vivipar. Pada vivipar, makanan yang diperlukan untuk
perkembangan embrio dapat diperoleh dari tubuh induk melalui organ khusus yang disebut plasenta.

Hewan vivipar yang di dalam tubuhnya mengandung embrio yang sedang berkembang biak
dikatakan bunting. Istilah bunting atau kebuntingan biasanya digunakan untuk hewan, sedangkan untuk
manusia biasanya digunakan istilah hamil atau kehamilan. Kebuntingan (kehamilan.pregnansi) akan
terjadi apabila ovum yang diovulasikan dapat dinuahi oleh sperma, serta mengalami perkembangan
lebih lanjut melalui tahap blastula, gastrula, dan seterusnya. Apabila perkembangan embrio telah selesai
hewan muda akan keluar dari tubuh induk.

Jika ovum dibuahi di luar tubuh induk, embrio pada umumnya berkembang di luar tubuh induk
juga. Dalam keadaan demikian, embrio memproleh seluruh makanan yang diperlukan dari cadangan
makanan yang telah tersedia di dalam ovum atau telur. Namun kondisi lingkungan di luar tubuh hewan
sering kali tidak sesuai dengan kondisi yang diperlukan untuk perkembangan embrio yang maksimal.
Untuk itu, induk hewan pada umumnya menyiapkan sarang khusus untuk menyimpan dan mengerami
telur mereka. Dengan demikian tercipta keadaan lingkungan yang mendukung pembentukkan individu
baru. Di dalam telur yang di erami (atau disimpan di dalam sarang), embrio berkembang di dalam
bungkus telur, yang biasanya terdiri atas beberapa lapis. Hewan yang berkembang biak dengan cara
bertelur dinamakan hewan bersifat ovipar. Apabila perkmbangan embrio telah selesai hewan muda
akan keluar dari dalam cangkang / bungkus telur melalui proses menetas.

Selain golongan ovipar dan vivipar, kita juga mengenal adanya hewan yang memperlihatkan
gejala khusus yang merupakan perpaduan antara keduanya. Golongan hewan ini disebut ovovivipar.
Hewan ovovivipar menyimpan telur disuatu tempat pada tubuhnya yang juga merupakan tempat
berlangsu gnya pembuahan sekaligus tempat berlangsungnya perkembangan embrio. Pada hewan ini,
makanan yang diperlukan untuk perkembangan embrio sepenuhnya diperoleh dari telur (tidak dari
tubuh induk), seklaipun embrio berkembang dalam tubuh induk. Apabila sudah mencapai
perkembangan yang memadai hewan muda akan dikeluarkan dari tubuh induk seperti tampak pada
hewan vivipar.

Pengeluaran individu baru / muda dari tubuh induk disebut kelahiran atau parturisi. Factor yang
memicu terjadinya kelahiran tidak diketahui dengan jelas. Akan tetapi, proses tersebut diduga diawali
dengan adanya relaksin, senyawa kimia yang dikeluarkan oleh plasenta. Relaksin sangat diperlukan
untuk meniingkatkan keluwesan (fleksibilitas) jaringan di daerah panggul (pelvis) dan pelebaran mulut
rahim serta leher rahim (serviks uterus/jalan lahir). Pelebaran (dilatasi) serviks merupakan salah satu
factor yang akan mengahsilkan reflex pengeluaran hormone oksitosin dari hipotalamus (melalui hipofisis
bagian belakang). Selanjutnya, oksitosin akan merangsang otot rahim untuk berkontraksi sehingga
individu muda terdorong turun ke jalan lahir. Turunnya individu muda ke jalan lahir akan menyebabkan
serviks (bahkan dinding vagian juga) semakin meregang. Hal ini mendorong reflex pengeluaran oksitosin
dalam jumlah yang lebih banyak sehingga kontraksi dinding uterus pun akan semakin kuat. Keadaan
demikian terus berlangsung sampai akhirnya hewan muda terdorong speenuhnya dari dalam rahim, dan
terjadilah kelahiran. Dalam proses tersebut, tubuh induk akan mengeluarkan individu muda beserta
plasentanya.

Berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran, induk betina akan mengalami perunahan pada
kelenjar susunya sehingga dapat menghasilkan air susu. Air susu sangat dibutuhkan oleh hewan muda
sebagai sumber makanan utama pada awal hidupnya. Masa pemberian air susu kepada hewan muda
dinamakan masa laktasi. Pembentukkan air susu dikendalikan oleh hormone prolaktin dari pituitary
bagian depan, yang pengeluarannya dirangsang oleh beberapa factor antara lain adanya isapan/pijatan
pada putting susu, kontraksi otot polos di sekitar sel kelenjar air susu dan kontraksi otot lurik di daerah
dada. Bahkan rangsang psikis seperti mendengar tangisan bayi pun dapat merangsang pengeluaran
oksitosin yang memacu kontraksi otot pada kelenjar susu. Jadi, pengeluaran air susu dari kelenjarnya
akibat oksitosin sesungguhnya tejadi karena oksitosin memacu kontraksi otot polos pada kelenjar air
susu sehingga kelenjar mengerut dan air susu memancar keluar.

Reproduksi merupakan proses pembentukkan individu baru. Reproduksi dapat terjadi secara
generative dan secara vegetative. Reproduksi dipengaruhi oleh factor dalam yaitu saraf dan hormone
dan juga oleh berbagai faktor luar seperti suhu lingkungan, makanan, dan fotoperiodisitas.
Pembentukan individu baru secara generative diawali dengan adanya pembentukkan gamet,
pembuahan, dan proses perkembangan embrio sehingga individu baru akan muncul melalui proses
kelahiran atau penetasan. Mamalia memelihara hewan muda dengan memproduksi air susu, yang
proses pembentukkannya dikendalikan pleh saraf dan hormon. Masa pemberian air susu kepada
mamalia muda dinamakan masa laktasi.

Proses reproduksi merupakan proses yang membentuk siklus dengan gejala yang mudah
diamati, terutama pada hewan betina.kebanyakan mamalia betina mengalami siklus estrus, tetapi
primate mengalami siklus menstrual. Hormone yang mengendalikan proses reproduksi dinamakan
hormone gonadotropin, yang pada umumnya dapat dibedakan menajdi dua yaitu LH dan FSH. Kedua
hormone tersebut dihasilkan dari kelenjar pituitary bagian depan dan pengeluarannya dikendalikan oleh
Gn-RH dari hipotalamus.

Reproduksi pada Invertebrata


1. Perkembangbiakan aseksual

Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:

a) Membelah Diri

Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel satu),
misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena.

Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti
pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi masing-masing nukleus
tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dan diikuti pemisahan yang membentuk
dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri
dengan membentuk kista yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri
berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi
lingkungan membaik, dinding kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar, tumbuh dan
berkembang menjadi Amoeba dewasa.

b) Fragmentasi

Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian potongan


tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi
adalah cacing Planaria.
Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong
menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing
Planaria.

c) Pembentukan Tunas

Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh dari
induk yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang berkembang biak dengan membentuk tunas
ialah Hydra sp.

Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan
melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi dengan tunas misalnya
ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut.

d) Sporulasi

Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan


spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium sp. Plamodium adalah
protozoa bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria.

Dalam siklus hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase
generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase vegetatif berlangsung
di dalam tubuh penderita penyakit malaria.

2. Perkembangbiakan seksual

Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk
individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi
individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.

2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.

Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium.

Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan mikrogamet

dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.

1. Invertebrta
a. Platyhelminthes
Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium) pada Platyhelminthes terdapat
dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral
tubuh. Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas
memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.
Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.

Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.
Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi,
atau manusia.

Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual akan
menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat
dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua
Platyhelminthes. Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara
membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.

b. Nemathelminthes
Nemathelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem reproduksinya bersifat
gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi
dilakukan secara internal. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari 100.000 telur per hari. Saat berada
di lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur dapat membentuk kista untuk perlindungan
dirinya.
c. Annelida

Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet, memiliki klitelum
sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur reproduksi yang mengsekresi cairan & membentuk kokon
tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian
beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada
yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui larva trochophore berenang bebas.

d. Arthropoda
Secara normal udang adalah diossious, hanya dalam keadaan luar biasa mereka adala
hemaprodit. Alat reproduksi jantan adalah testis terletak di bawah pericardial sinus. Dua vasa differensia
yang terbuka melalui coxopodite pada kaki jalan ke 5. Alat reproduksi betina adalah ovarium yang
berupa testis baik bentuk maupun letaknya. Sebuah oviduct terbuka pada coxopodite pada kaki jalan
ketiga. Kopulasi udang biasanya terjadi pada bulan September, Oktober, Nopember pada tahun
pertama. Mereka hidup bersama setelah umur mereka lebih satu bulan. Kopulasi kedua terjadi pada
musim hujan kedua.

e. Moluscca
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada
individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur
berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
f. Echinodermata
Secara umum filum Echinodermata, menglami seks secara terpisah dengan beberapa
perkecualian. Gonad yang relative besar terletak di sebelah luar dengan pembuluh sederhana, jumlah
ovum banyak sekali dan pembuahan terjadi dalam air, larva mikroskopis, bersilia dan transparan serta
biasanya hidup bebas dengan berenag-renang dalam air, bermetamorfosis yang kompleks. Beberapa
spesies vivipar, beberapa berkembang biak dengan aseksual yaitu dengan pembelahan sel, memiliki
daya regenerasi yang besar sekali bila terdapat bagian yang rusak atau terlepas.
Contohnya pada bintang laut, seks bintang laut terpisah yakni ada yang jantan atau betina. Alat
reproduksi strukturnya bercabang-cabang pada masing-masing lengan terdapat dua cabang yang berada
di bagian dasar pertemuan lengan. Pada hewan betina alat seksnya dapat melepaskan 2,5 juta telur
dalam tiap 2 jam, sehingga tiap musim bertelur dapat melepaskan telur sebanyak kurang lebih 200 juta.
Hewan jantan pun dapat menghasilkan sperma lebih banyak dari jumlah sel telur telur betina. Fertilisasi
atau pembuahan terjadi dalam air, kemudian akan tumbuh menjadi larva bipinria.
g. Porifera
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual
terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule
dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual
dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.

h. Coelenterata
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan
dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk
polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga
membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan
sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata
bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

2. Vertebrata
a. Pisces
Pada fase permulaan tidak dapat dibedakan jantan atau betinanya, tapi fase berikutnya akan
tumbuh menjadi jantan atau betina. Dengan demikian cyslostomata adalah diocious pada hewan
dewasa. Pada hewan yang dewasa terdapat gonad yang memanjang terletak dalam rongga abdominalis.
Tidak memiliki saluran genetialis, sel telur atau sperma ditumpahkan melalui sepasang porus genitalis ke
dalam sinus urogenitalis kemudian keluar. Contoh pada kelas chondrichthyes (kelas ikan bertlang rawan)
:
Seks terpisah, alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, terdapat beberapa vasa efferensia
yang menuju vasa deferensia. Saluran itu terbentang sebelah bawah ginjal dan berakhir pada papil
urogenitalis. Pada perkawinan sperma tertuang pada kloaka hewan betina dengan bantuan claspers.
Alat reproduksi ikan (a) betina dan (b) jantan

Alat kelamin betina terdiri atas sebuah ovarium yang menggantung sebelah dorsal denga satu
membrane. Dua buah ovianterior mempunyai saluran besar di mana sel-sel telur masak kedalamnya.
Pada bagian anterior masing-masing saluran melebar sebagai glandulae shell. Pada jenis yang ovovivipar
pada bagian posterior itu mengalami perluasan menjadi uterus yang akan berisi hewan yang masih
muda sekali. Saluran oviduct akan terbuka secara terpisah ke dalam kloaka.
b. Amphibi
System reproduksi pada amphibi terjadi atas :
1. Sistema genitalis masculinus

Berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna keputih-putihan, terletak di sebelah anterior
dari ren, diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan
peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum suatu zat lemak yang berwarna
kekuning-kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluran-saluran halus yang
disebut vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju ke kloaka. Akhir dari
ureter mengalami pembesaran dan disebut vesicular seminalis, yakni sebagai tempat penampungan
spermatozoa sementara.

2. Sistema genitalis feminus


Sistema genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovarium dilkatkan denga bagian dorsal
coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terjadi dari lipatan peritoneum. Pada
hewan yang telah dewasa kadang-kadang ovum yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintik-bintik.
Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning-kuningan.
Pada breeding season ovum yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk
kedalam oviduct, yaitu suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak
berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar dengan dinding yang tipis,
kadang-kadang ada yang menyebut sebagai uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu
papillae. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, tapi walaupun demikian breeding season katak jantan
menempel di punggung katak betina untuk memudahka terjadinya fertlilisasi.
c. Reptilia
Sistem reproduksi atau genitalis dapat dibedakan menjadi sistema genitalis feminalis dan
sistema genitalis masculinalis.
Sistema genitalis feminus terdiri atas sepasang ovarium yang berbentuk ovoid, pada datarannya
terdapat benjolan retroperitoneal. Oviduct yang merupakan saluran berdinding tipis, mulai cranial
sebagai corong ostium abdominalis. Oviduct memiliki kelenjar dindingnya yang member kulit keras pada
ovum yang sudah dibuahi. Oviduct bermuara di cloaka yang dinding dorsal agak ke muka dari pada
muara ureter.
Alat reproduksi reptil (a) betina dan (b) jantan.
Sistema genitalis musculinus terdiri atas sepasang testis, yang berbentuk oval kecil berwarna
keputih-putihan. Di dekatnya terdapat saluran epididimis, kemudian dilanjutkan oleh saluran vasa
deferensia. Pada bagian caudanya bersatu dahulu dengan ureter baru masuk kloaka. Di samping itu
semua terdapat alat kopulasi yang di sebut hemi penis, yang terjadi atas dua organon yang terjadi
karena tonjolan dinding kloaka. Pada waktu istirahat melipat masuk dengan dinding otot di sebelahnya.
Pada waktu hemipenis ditonjolkan keluar sedang otot daging ke sebelah dalam. Semua bagian alat-alat
genetalis itu digantung oleh penggantung yang masing-masing ialah mesovarium untuk ovarium,
ligament untuk oviduct, mesochium untuk testis.
d. Aves
Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat di sebelah
anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri.
Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferensia sejajar dengan ureter yang berasal dari ren.
Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminlais yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar
sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada
kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa spesies memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma
ke kloaka hewan betina.
Pada hewan betina terdapat sepasang ovary, hanya yang dextrum mengalami atrophis
(mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovary menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada
bagian cranial dengan suatu bentuk corng. Lubang oviduct itu disebut ostium abdominalis. Dinding
oviduct selanjutnya tersusun atas musculus dan epithelium yang bersifat glandular, yang member
sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih telur, membrane tipis di sebelah luar
albumen, dan cangkok yang berbahan zat kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus
yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi.

e. Mamalia
Pada hewan jantan terdapat testis yang terletak dalam skrotum yang merupakan perluasan kulit
ganda dari rongga abdomen di sebelah bawah atau muka anus. Antara rongga skrotum dan abdomen
terdapat saluran penghubung yang disebut canalis inguinalis. Dari masing-masing testes (jamak, testis)
sperma dikumpulkan melalui pembuluh epididmis terus ke saluran sperma atau vasa deferensia. Saluran
ini bersama-sama pembuluh darah dan saraf pada canalis inguinalis membentuk funiculus spermaticus
masuk dalam rongga abdomen. Kedua vasa deferensia pada akhirnya masuk dasar uretra membentuk
saluran umum urogenitalis melalui alat kopulasi penis yang akan mentransfer sperma ke dalam vagina
hewan betina pada waktu kopulasi.
Terdapat dua kelenjar yakni kelenjar prostat yang terletak sekitar dasar uretra dan glandulae
bulbo urethralis yang glandulae cowperi yang terletak juga pada sekitar urethra pangkal pennies. Kedua
kelenjar itu mengeluarkan yang sifatnya memudahkan dalam transper sperma. Kecuali kedua macam
kelenjar tersebut beberapa jenis mamalia memiliki glandulae vesicalis (kadang-kadang dengan salah
disebut vesica seminalis) dan glandulae inguinalis yang terletak pada pangkal penis, kelenjar itu
mengeluarkan getah berbau yang merangsang hewan betina.
Hewan betina memiliki dua ovari yang terletak di belakang ren. Sebelah lateral dari masing-
masing ovarium terdapat pembuluh ostium yang selanjutnya berhubungan dengan saluran silindris
oviduct (tuba falopi). Kedua oviduct itu membentuk saluran yang berdinding tebal yang disebut vagina
yang terletak antara vesica urinaria dan rectum dan berakhir pada muara urogenitalis. Di sebelah ventral
dari muara urogenitalis terdapat badan kecil yang disebut clitoris yang homolog dengan pennies pada
hewan jantan.
Dalam reproduksi ova dihasilkan oleh foliculus graafi (follicle de graff) yang kemudian masuk
ostia. Di dalam oviduct ova akan dibuahi oleh sperma yang pindah dari vagina setelah kopulasi. Ova yang
telah dibuahi akan memisahkan pada uterus. Dalam proses selanjutnya terbentuk membrane fetalis dan
plasenta. Melalui plasenta itu embrio mendapat makanan dari induknya selama dalam kandungan
sampai lahir.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Reproduksi merupakan proses pembentukkan individu baru. Reproduksi dapat terjadi secara
generative dan secara vegetative. Reproduksi pada hewan dapat terjadi secara seksual maupun
aseksual. Konsep reproduksi aseksual tidak dapat didefinisikan dengan tepat (Karena terlalu banyak
variasi), tetapi jelas bahwa proses ini tidak berkaitan dengan proses pembentukian gamet. Reproduksi
aseksual dapat berlangsung dengan cara pembelahan, fragmentasi atau budding / bertunas.

SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN VERTEBRATA DAN


INVERTEBRATA

Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya
fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio.
Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal. Fertilisasi
eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam
suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak). Fertilisasi
internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat
terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin
betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari
kelompok reptil, aves dan Mamalia.

Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu
dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
Ovipar (Bertelur)

Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio
mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk
betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.

Vivipar (Beranak)

Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus
(rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina induk
betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci
dan kucing.

Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)

Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di
dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur.
Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk
betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.

1. Reproduksi Ikan
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin
luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak
akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium
melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang
rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.

Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui
saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga
terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum
yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi
tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 40
jam.

Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya,
yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak
ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
2. Reproduksi Amfibi (Amphibia)
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina
tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan
dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak
betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air.
Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak
yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan
melalui oviduk.

Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang
disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok
dan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan
sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens.
Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah
terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut
berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari
gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.

Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal
kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan
dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup.
Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.

Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan
menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai
berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi
insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat
itulah metamorfosis katak selesai.

3. Reproduksi Reptil (Reptilia)


Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya
terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang
bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh
induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil
betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju
kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang
langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis
yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil
mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk,
ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan
setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam
tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang
berlimpah.

Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya
melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika
meletakkan telurnya.

4. Reproduksi Burung (Aves)


Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan
kloaka.

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum
yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada
burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah
oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.

Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan
menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat
mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

5. Reproduksi Mamalia (Mammalia)


Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali
Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat
internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara
memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium
menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat
serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak
dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan
ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat
menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.

Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk
mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel
pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan
perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh
dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN INVERTEBRATA

1. Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:

Membelah diri (pembelahan biner), yaitu pembelahan diri dari satu selmenjadi dua sel baru.
Misalnya, terjadi pada Protozoa.
Fragmentasi, yaitu pemisahan sebagian sel dari suatu koloni dan selanjutnya membentuk koloni
sel baru. Misalnya, terjadi pada Volvox.
Sporulasi atau pembentukan spora, misalnya Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit.
Oosit akan membelah dan selanjutnya akan menghasilkan sporozoit.
Pembentuhan tunas, misalnya pada hewan Hydra dan Porifera
Dengan regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh
menjadi individu baru yang lengkap. Misalnya pada Planaria dan Bintang Laut

2. Perkembangbiakan seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk
individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh
menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.

o Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya
Paramecium.
o Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya
peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan
ovum di dalam rahim.

Pembiakan seksual lainnya dapat kita temukan pada:

Hydra
Selain berkembang biak secara aseksual (bertunas) Hydra juga dapat berkembang biak secara
seksual. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan testis dan ovarium, yang
terdapat pada satu tubuh (hermafrodit). Alat tersebut masing-masing menghasilkan spermatozoid dan
ovum. Hasil pembuahannya adalah zigot yang selanjutnya akan berkembang menjadi hewan baru.

Cacing pita

Tubuh cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Pada setiap proglotid
terdapat ovarium yang menghasilkan ovum dan testis yang menghasilkan sel sperma. Bila sel telur dan sel
sperma sudah masak, maka terjadilah pembuahan didalam proglotid yang menghasilkan zigot.

Cacing tanah

Dalam tubuh cacing tanah terdapat beberapa segmen yang kulitnya menebal disebut klitelum.
Dalam segmen tersebut terdapat testis yang membentuk spermatozoid, dan ovarium yang membentuk
ovum. Walaupun ovum dan spermatozoid terdapat dalam satu tubuh, cacing tanah tidak pernah
mengadakan pembuahan sendiri, tetapi melakukan perkawinan dengan mempertukarkan spermatozoid
(perkawinan silang).

Serangga

Pada beberapa jenis serangga, misalnya lebah madu (Apis indica), terdapat koloni yang terdiri
atas ratu yang fertil, pejantan fertil dan mati setelah kawin, dan pekerja yang mandul (steril). Pada waktu
kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung sperma di induk betina. Sperma ini merupakan
cadangan sperma selama ratu hidup. Bila telur yang telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut akan
berkembang menjadi calon ratu, calon pekerja atau prajurit, sedangkan yang tidak dibuahi
(partenogenesis) akan berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja dan prajurit menjadi mandul (streril)
karena pengaruh lingkungan, yaitu kurang makan.

Sistem Reproduksi (1) : Reproduksi pada hewan


By Dosso Sang IsahiPosted on 24 March 2011
Posting ini sudah dibaca 76644 kali

Seperti halnya tumbuhan, reproduksi pada hewan juga dapat dengan cara kawin maupun secara
tak kawin.

Reproduksi pada Invertebrata

1. Perkembangbiakan aseksual

Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:

Membelah diri (pembelahan biner), yaitu pembelahan diri dari satu sel menjadi dua sel baru.
Misalnya, terjadi pada Protozoa.
Fragmentasi, yaitu pemisahan sebagian sel dari suatu koloni dan selanjutnya membentuk koloni
sel baru. Misalnya, terjadi pada Volvox.
Sporulasi atau pembentukan spora, misalnya Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit.
Oosit akan membelah dan selanjutnya akan menghasilkan sporozoit.
Pembentuhan tunas, misalnya pada hewan Hydra dan Porifera
Dengan regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh
menjadi individu baru yang lengkap. Misalnya pada Planaria dan Bintang Laut

Amoeba, membelah diri Volvox, berbiak dengan fragmentasi


Plasmodium, melakukan sporulasi Hydra, hewan bertunas

Planaria, melakukan regenerasi Bintang Laut, melakukan regenerasi

2. Perkembangbiakan seksual

Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk
individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan
invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh
menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.

Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya
Paramecium.
Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan
mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam
rahim.

Pembiakan seksual lainnya dapat kita temukan pada:

Hydra

Selain berkembang biak secara aseksual (bertunas) Hydra juga


dapat berkembang biak secara seksual. Perkembangbiakan secara
seksual dilakukan dengan pembentukan testis dan ovarium, yang
terdapat pada satu tubuh (hermafrodit). Alat tersebut masing-
masing menghasilkan spermatozoid dun ovum. Hasil pembuahannya adalah zigot yang
selanjutnya akan berkembang menjadi hewan baru.

Cacing pita

Tubuh cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang disebut


proglotid. Pada setiap proglotid terdapat ovarium yang
menghasilkan ovum dan testis yang menghasilkan sel sperma.
Bila sel telur dan sel sperma sudah masak, maka terjadilah
pembuahan didalam proglotid yang menghasilkan zigot.

Cacing tanah

Dalam tubuh cacing tanah terdapat


beberapa segmen yang kulitnya
menebal disebut klitelum. Dalam segmen tersebut terdapat testis
yang membentuk spermatozoid, dan ovarium yang membentuk
ovum. Walaupun ovum dan spermatozoid terdapat dalam
satu tubuh, cacing tanah tidak pernah mengadakan
pembuahan sendiri, tetapi melakukan perkawinan dengan
mempertukarkan spermatozoid (perkawinan silang).

Serangga

Pada beberapa jenis serangga, misalnya lebah madu (Apis indica),


terdapat koloni yang terdiri atas ratu yang fertil, pejantan fertil
dan mati setelah kawin, dan pekerja yang mandul (steril). Pada
waktu kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung sperma
di induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma selama
ratu hidup. Bila telur yang telah matang dibuahi oleh sperma,
telur tersebut akan berkembang menjadi calon ratu, calon pekerja
atau prajurit, sedangkan yang tidak dibuahi (partenogenesis) akan
berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja dan prajurit menjadi mandul (streril) karena
pengaruh lingkungan, yaitu kurang makan.

Reproduksi pada Vertebrata

Vertebrata hanya dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu melalui peleburan antara
ovum dan spermatozoid. Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi di luar tubuh maupun di dalam
tubuh. Bila terjadi di luar tubuh disebut fertilisasi eksterna, misalnya pada ikan dan katak. Bila
pembuahannya terjadi di dalam tubuh disebut fertilisasi interna. Misalnya pada reptilia, burung,
dan hewan menyusui.

Perkembangbiakan pada vertebrata dapat dibedakan atas:


1. Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya. Embrio berkembang di
dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari cadangan makanan dalam telur. Misalnya
ikan, burung, amfibia, dan sebagian reptilia.
2. Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan telur, dan embrio berkembang
dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok hewan ovovivipar tidak mengeluarkan
telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetap tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di
dalam tubuh induk. Saat menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti melahirkan.
Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
3. Vivipar (beranak), ialah hewan yang melahirkan anaknya. Embrio berkembang di dalam tubuh
induknya dan mendapatkan makanan dari induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari).
Misalnya, manusia dan hewan menyusui lainnya.

Ikan

Ikan termasuk hewan yang bersifat ovipar. Ikan tidak mempunyai organ perkawinan. Pembuahan
terjadi diluar tubuh, yaitu di dalam air. Sekali bertelur ikan mampu menghasilkan ribuan telur
yang tidak dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah dibuahi selanjutnya ada yang dibiarkan
terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan dalam sarang dan dijaga oleh induknya, ada
yang ditempelkan pada tanaman dalam air, serta ada pula yang disimpan di dalam rongga mulut
induk betinanya seperti pada mujaer.

Amfibi

Seperti pada ikan, katak juga bertelur dengan fertilisasi eksternal. Telur yang telah dibuahi akan
bergerombol dipermukaan air. Setelah enam hari telur akan menetas menghasilkan berudu atau
kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas dengan insang. Setelah mengalami
metamorfosis selama 1- 3 bulan, ia akan berubah bentuk menjadi katak. Pada umur satu tahun
katak telah menjadi dewasa.

Reptilia

Ada yang meletakkan telur (ovipar) dan ada pula yang bersifat ovovivipar. Pembuahan terjadi di
dalam tubuh (fertilisasi internal). Telur dilindungi oleh cangkang. Telur yang dikeluarkan ada
yang disembunyikan didalam pasir, di dalam lumpur, ada yang dierami. Pada kadal telurnya
menetas di dalam tubuh (ovovivipar).

Aves

Fertilisasi internal dengan kloaka. Semua jenis burung bereproduksi dengan cara bertelur
(ovipar). Ada burung yang mengerami telurnya, ada yang menyimpannya dalam lubang-lubang
yang ditutupi daun, ada pula yang menyimpan telurnya didalam pasir. Seekor burung sekali
musim hanya mampu bertelur beberapa butir saja. Pada burung merpati, sekali musim bertelur
mengeluarkan 2 butir telur yang akan menetas menghasilkan burung jantan dan betina. Embrio
yang berkembang dalam cangkang mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan
dalam telur tersebut.

Mamalia
Fertilisasi intemal, karena telah memiliki organ reproduksi sempurna. Kecuali golongan hewan
berparuh bebek (Platypus), semua hewan menyusui selalu melahirkan (vivipar). Telur mamalia
kecil dan mengandung sedikit cadangan makanan. Embrio mendapat makan dari rahim induknya
melalui plasenta.

Prostatitis

Adalah gejala dimana prostat meradang. Penyebabnya adalah bakteri bernama Escherichia colia.

Epididimitis

Adalah infeksi yang biasanya terjadi pada sistem reproduksi pria. Penyakit yang satu ini biaanya
disebabkan oleh bakteri E. Coli dan juga Chlamydia.

Sifilis

Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan seseorang melalui
hubungan seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi darah.

Gonorhea

Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri Neisseria Gonorrheae. Ia
ditularkan melalui prilaku seks yang bebas dan menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan
berwarna putih yang disertai dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil.

Masih ada banyak penyakit pada sistem reproduksi manusia lainnya. Penyakit ini bisa dihindari dengan
berprilaku seks yang baik dan rutin memeriksakan diri. Asupan makanan yang baik juga akan membuat
sistem reproduksi Anda sehat .

Anda mungkin juga menyukai