Anda di halaman 1dari 4

Apa itu hormon

Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluakan,
hormon akan dialirkan oleh dara menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan
efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Contoh efek hormon pada
tubuh manusia:

1. Perubahan Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah tertentu


dan  bentuk tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara membesar, lekuk
tubuh  feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin pada pria).
2. Perubahan Psikologis: Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas,
mood/suasana hati.
3. Perubahan Sistem Reproduksi: Pematangan organ reproduksi, produksi organ 
seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).
Di balik fungsinya yang mengagumkan, hormon kadang jadi biang keladi
berbagai masalah. Misalnya siklus haid yang tidak teratur atau jerawat yang
tumbuh membabi buta di wajah. Hormon pula yang kadang membuat kita senang
atau malah sedih tanpa sebab. Semua orang pasti pernah mengalami hal ini,
terutama saat pubertas.Yang pasti, setiap hormon memiliki fungsi yang sangat
spesifik pada masing-masing sel sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa
memiliki aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh
darah.
Pada dasarnya hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang
berbeda-beda sebagai berikut:
Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin dan 
triodtironin).
Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen,
aldosteron, dan  kortisol).
Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin, oksitosin,
hormon pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH, TSH).
Hormon-hormon ini bisa dibuat secara sintetis. Di antaranya adalah hormon
wanita yaitu estrogen dan progesteron yang dibuat dalam bentuk pil. Pil ini
merupakan bentuk utama kontrasepsi yang digunakan wanita seluruh dunia
untuk memudahkan mereka menentukan saat yang tepat: kapan harus
mempunyai anak dan jarak usia tiap anak.
HORMON WANITA
Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di testis).
Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif
sama. Hanya kadarnya yang berbeda. Hormon seksual wanita antara lain
progesteron dan estrogen. Hormon seksual pria antara lain androstenidion dan
testosteron (androgen). Pada wanita, hormon seksual kewanitaannya lebih
banyak ketimbang pria. Begitu pula sebaliknya.
ESTROGEN
Estrogen merupakan bentukan dari androstenidion (hormon seksual pria yang
utama) yang dihasilkan ovarium. Selain androstenidion, ovarium juga
mengeluarkan testosteron dan dehidroepiandrosteron, tapi dalam jumlah yang
sedikit.
HORMON PROGESTERON.
Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon  yang dihasilkan oleh kelenjar
dan berasal dari kolesterol darah.
TESTOSTERON dan  DEHIDROEPIANDROSTERON.
Hormon ini yang juga diproduksi oleh ovarium tetapi dalam jumlah yang sangat
sedikit. Hormon ini dibutuhkan oleh wanita karena berhubungan dengan daya
tahan tubuh dan libido (gairah seksual).
EFEK HORMON TERHADAP WANITA
Hormon-hormon pada tubuh wanita berperan penting dalam perjalanan
hidupnya termasuk pada keindahan kulit. Berikut ini adalah peran ketiga hormon
utama wanita:
=> Hormon Estrogen:
– Mempertahankan fungsi otak.
– Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.
– Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan
(kulit, saluran kemih, vagina, dan
pembuluh darah).
– Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang 
feminin.
– Produksi sel pigmen kulit.
Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan
struktur normal kulit agar tetap lentur,
menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu  menahan air.
=> Hormon Progesteron:
Sebenarnya  hormon ini tidak terlalu berhubungan langsung dengan keadan kulit 
tetapi  sedikit banyak ada
pengaruhnya karena merupakan pengembangan estrogen  dan kompetitor 
androgen. Fungsi utama hormon
progesteron lebih pada sistem reproduksi wanita, yaitu:
– Mengatur siklus haid.
– Mengembangkan jaringan payudara.
– Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
– Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.
=> Hormon Androgen:
Hormon ini berfungsi untuk:
– Merangsang dorongan seksual.
– Merangsang pembentukan otot, tulang, kulit, organ seksual dan sel darah
merah.
Hormon ini cukup berpengaruh pada penampilan kulit dan pertumbuhan
rambut, yaitu dengan menstimulasi  akar rambut dan kelenjar sebum (kelenjar
minyak) yang terletak di bagian atas akar rambut.
Kelenjar sebum menghasilkan sekresi lemak atau minyak yang berfungsi
melumasi rambut dan kulit. Tetapi bila berlebihan minyak ini akan memicu
tumbunya akne atau jerawat, sehingga mengganggu keindahan penampilan kulit.
Gangguan kelenjar sebum juga bisa mengakibatkan alopesia androgenika
(kebotakan), terutama pada pria. Sebaliknya pada wanita, ketidakseimbangan
hormon Androgen (hormonal imbalance) bisa menyebabkan hirsutisme di mana
rambut tumbuh berlebihan di daerah-daerah yang tidak semestinya.
Aktivitas kelenjar sebum sangat dipengaruhi hormon androgen. Kerja kelenjar ini
memuncak pada saat seseorang mencapai masa pubertas. Semakin tinggi tingkat
kerjanya, semakin banyak pula sekresi yang dihasilkan kelenjar ini. Sekresi
kelenjar sebum pada pria lebih tinggi secara signifikan ketimbang pada wanita.
Tak heran kulit wajah pria tampak lebih berminyak dibanding wanita. Efek kerja
kelenjar sebum mulai berkurang pada wanita sesaat menjelang menopause.
Hiper-androgen pada wanita dengan ciri-ciri aktivitas hormon androgen melebihi
normal ternyata merupakan masalah yang cukup umum terjadi walaupun belum
diketahui penyebabnya dan mempengaruhi 10-20% wanita usia reproduktif.
Gejala Hiper-Androgen pada kulit wanita.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, hormon androgen yang berlebih akan
mengakibatkan efek negatif pada kulit dan kecantikan wanita. Walaupun bukan
merupakan kondisi yang fatal tetapi bisa berefek sosial-psikologis dan
mengurangi rasa percaya diri bahkan mempengaruhi kualitas hidup. Gejala-
gejala itu antara lain:
+ Kulit berminyak dan komedo. Kondisi ini merupakan cikal bakal gejala yang
lebih parah  seperti ketombe dan jerawat.
Berlebihnya produksi minyak di kulit wajah  dipengaruhi oleh:
– Tingginya kadar androgen bebas yang akan memicu aktivitas kelenjar minyak
dan  sebum.
– Meningkatnya kepekaan target organ atau sebum terhadap androgen sehingga 
walaupun kadar androgen bebas dalam
batas normal aktivitas sebum tetap meningkat.
+ Akne / Jerawat. Banyak faktor yang dapat memicu timbulnya jerawat antara
lain  komedo,  minyak dan peradangan
(inflamasi). Belum lagi ada pula pengaruh dari luar  seperti pemakaian  kosmetik
yang bisa menyumbat aliran sekresi
kelenjar sebum ke permukaan apa lagi dalam  jangka panjang ditambah kondisi
iklim tropis yang panas
dan lembab.
+ Hirsutisme. Sekitar 5-8% wanita usia reproduktif menderita hirsutisme yaitu
pola  pertumbuhan  atau distribusi rambut
menyerupai pria (male hair pattern), misalnya di  atas bibir, dagu, dada, 
pinggang dan paha. Ada 40-80% dari penderita
ini menunjukkan peningkatan produksi  testosteron dari 200-300 juta
(microgram) per  hari menjadi 700-800 juta per hari.
+ Alopesia Androgenika (kebotakan). Gejala ini merupakan kebalikan dari
hirsutisme.
Penyebabnya sama:ketidakseimbangan androgen. Masalah kebotakan ini
biasa dialami oleh  pria. Rambut hilang
secara perlahan-lahan di daerah dahi, terus menjalar ke daerah ubun-ubun dan
meluas secara lambat atau cepat ke
seluruh bagian atas kepala.
Gejala Hiper-Androgen secara sistemik.
Selain gangguan pada kulit, ketidakseimbangan hormon androgen juga
berpengaruh secara sistemik yang ditandai dengan gejala-gejala seperti pada
sistem reproduksi berupa:
+ Gangguan siklus menstruasi, a-menore (nyeri haid), dan an-ovulasi.
Siklus haid yang tidak teratur merupakan gejala ketidakseimbangan hormonal
dan sedikit banyak berpengaruh pada
tingkat kesuburan seorang wanita. Jika siklus haid  Anda tidak teratur lebih dari 3
bulan berturut-turut, sebaiknya
konsultasikan dengan ginekolog, karena jika tidak mendapat penanganan yang
serius dapat menyebabkan berbagai
perubahan morfologis pada rahim yang disebut PCOS (Poly – Cystic – Ovarian –
Syndrome) dan dalam jangka panjang
bisa menyebabkan infertilitas (mandul).
+ Abnormalitas metabolisme tubuh. Gejala yang tampak antara lain:
– Profil lemak yang tidak normal (obesitas atau terlalu kurus).
– Resistensi insulin sehingga berakibat peningkatan resiko kencing manis
(diabetis  mellitus).
– Peningkatan resiko penyakit jantung (kardiovaskular).
sumber: http://members.tripod.com/layananebook/hormon.htm

Anda mungkin juga menyukai