Anda di halaman 1dari 13

Jenis dan Fungsi Hormon Reproduksi

Diperbaharui pada : 12 March, 2016

Hormon Reproduksi

Meskipun jenis kelamin suatu organisme sudah dapat ditentukan pada saat fertilisasi, namun alat-
alat reproduksi baru terbentuk setelah mencapai usia dua bulan dari proses kehamilan. Proses
pematangan fungsi alat-alat kelamin baru terjadi pada masa yang dikenal sebagai masa pubertas.

Tweet

Masa pubertas, yaitu masa suatu gonad (kelenjar kelamin) mulai dapat menghasilkan sel-sel kelamin
matang atau gamet, yang Anda kenal sebagai spermatozoa pada pria dan ovum pada wanita. Pria
mengalami masa pubertas pada usia 14 – 16 tahun, sedangkan wanita mengalami masa pubertas
lebih awal, yaitu pada usia 11 – 14 tahun.

Masa pubertas dicirikan oleh terlihatnya ciri-ciri kelamin sekunder yang mulai tampak. Ciri-ciri
kelamin sekunder pada pria, yaitu terjadinya perubahan suara, tumbuhnya bidang dada, mulai
tumbuhnya kumis, jenggot, jambang, atau rambut-rambut di sekitar alat kelamin, sedangkan pada
wanita, kelamin sekunder dicirikan dengan suara yang melengking atau tinggi dan halus,
terbentuknya payudara, pembesaran pinggul, dan juga tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin.

Pada pria tanda-tanda pubertas terlihat dengan keluarnya sperma untuk pertama kalinya, sedangkan
pada wanita tanda-tanda pubertas ditandai dengan terjadinya menstruasi atau haid yang pertama.

Tanda-tanda pubertas tersebut ternyata sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon kelamin tertentu.
Hormon-hormon kelamin yang berperan terhadap perkembangan organ-organ kelamin, yaitu FSH
(Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), testoteron, estrogen, progesteron,
oksitosin, relaksin, dan laktogen (prolaktin). Masing-masing hormon tersebut memiliki pengaruh
yang berbeda-beda, untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih rinci.

1) FSH (Follicle Stimulating Hormone), yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon
FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal sebagai
spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH juga merangsang
produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita.
2) LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat
merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah
terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).

3) Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam spermatogenesis dan
penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.

4) Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan alam
oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga
berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH.

5) Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium.
Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima
ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan hormon
estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami pertumbuhan, membentuk plasenta,
menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.

Hormon Reproduksi

Hormon-hormon kelamin yang berperan terhadap perkembangan organ-organ kelamin, yaitu FSH
(Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), testoteron, estrogen, progesteron,
oksitosin, relaksin, dan laktogen (prolaktin)

6) Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran, untuk
merangsang kontraksi awal dari otot uterus.

7) Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi ligamen
pelvis pada proses kelahiran.

8) Laktogen, dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan progesteron merangsang
pembentukan air susu.

HORMON REPRODUKSI PRIA


NAMA : ABDUL SALAM

NIM : P1106002

PRODI : ILMU KEPERAWATAN

e-mail 1: ns.zsalam@yahoo.co.id (facebook)

e-mail 2 : zsalam.s.kep.ns@gmail.com (google)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2012

KATA PENGANTAR

Penyusun ucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga Makalah ini dapat terwujud. Paparan materi yang saya sajikan dalam Makalah ini mengacu
pada “Hormon Reproduksi Pria”

Makalah ini kami buat dengan sebaik- baiknya agar dapat dimengerti oleh seluruh
pembacanya. Namun saya sadar bahwa Makalah ini masih banyak kekurangannya, sehingga saran
pembaca sangat saya harapkan untuk pembuatan Makalah selanjutnya.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehinnga makalah
ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan
Harapan penyusun kiranya Makalah ini bermanfaat serta dapat meningkatkan mutu dan daya
saing pendidikan kesehatan.

Makassar,Maret 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………….4

B. Rumusan Masalah………………………………………………………..5

C. Tujuan……………………………………………………………………...5

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Hormon…………………………………………………………..6

B. Kelenjar Kelamin (Gonad)………………………………………………..7

C. Mekanisme Kerja Gonad………………………………………………….9

D. Hormon Reproduksi Pria………………………………………………….9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………...16

B. Saran………………………………………………………………………..16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak memiliki saluran sendiri.

Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan
hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut homeostasis, yang
berarti seimbang.

Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipotalamus, hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan kelenjar gonad (ovarium atau testis).

Mekanismenya yang bertanggung jawab bagi mulai kerja fungsi testis pada masa puberitas dianggap
bsrasal dari saraf, karena gonad yang tidak matang dapaat dirangsang oleh gonadotropin yang sudah
ada didalam hipotalamus dan karena hipofise berespon terhadap hormon penglepas gonadotropin
hipotalamus, pusat maturasi seperti amgadala, didalam otak, melepaskan penghambat sel
eminensia mendiana hipotalamus, yang memungkinkan untuk menghasilkan hormon penglepas
gonadotropin (gonadotropin –releasing hormone, GnRH) Pada pulsasi dengan frekuensi dan
amplitudo yang tepat, yang merangsang pelepasan hormon penglepasan hormon perangsang folikel
(follicle-stimulating hormone, FSH) dan luteinizing hormone (LH).

Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh hipotalamus,dipengaruhi oleh
banyak faktor obat yaitu hormon alamiah,analog dan disekantagonis hormon.hubungan antara
hipofisis anterior dengan jaringan ferifer yang dipengaruhi merupakan contoh sempurnah
mekanisme umpan balik.hormon hipofisis antrior mengatur sintesis dan sekresi hormon dan zat-zat
kimia di sel target;sebaliknya hormon yang disekresi tersebut mengatur juga sekresi hipotalamus
dan /atau hipofisis.konsep ini mendasari penggunaan hormon untuk diagnosi dan terapi kelainan
endokrin diklinik.interaksi berbagai hormon ini menjelaskan mekanisme terjadinya efek samping
beberapa jenis obat.

Hormon hippofisis anterior sangat esensial untuk pengaturan pertumbuhan dan perkembangan,
reproduksi, metabolisme dan respon terhadap stress.

Hormon-hormon yang di hasilkan oleh hipofisis anterior dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok.
Kelopmpok pertama berupa hormon somatropika yang meliputi hormon pertumbuhan (GH=
Samatotoprin), prolaktin (PRL),Laktogen plasenta (PL). Kelompok ke dua berbentuk glikoprotein
yaitu pirotropin (TSH): Lutinizing Hormon (LH,) hormon folikel (FSH, Gonadotropin) berperan dalam
pertumbuhan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Defenisi Hormon !

2. Jelaskan kelenjar yang memproduksi hormone reproduksi pria !

3. Jelaskan cara kerja kelenjar hormone !

4. Jelaskan macam-macam hormone reproduksi pria, pembentukan, fungsi, dan akibat kelebihan
serta kekurangan hormone !

C. Tujuan

1. Mengetahui defenisi hormon

2. Mengetahui kelenjar hormon

3. Mengetahui kerja kelenjar hormon

4. Mengetahui hormone reproduksi pria, pembentukan, fungsi, akibat kelebihan dan


kekurngannya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Hormon
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran
darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik. Jaringan yang dipengaruhi umumnya
terletak jauh dari empat hormon tersebut dihasilkan, misalnya hormon pemacu folikel (FSH, follicle
stimimulati hormone ) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior hanya merangsang jaringan
tertentu di ovarium. Dalam hal hormon pertumbuahn lebih dari satu organ menjadi terget sebab
hormon pertumbuahan mempengaruhi sebagai jenis jaringan dalam badan. Jaringan target suatu
hormon sangat spesifik karena sel-selnya mempunyai reseptor untuk hormon tersebut. Sumber
hormon alami adalah ternak sapi, babi dan biri-biri. Tetapi beberapa hormon demikian khas sifatnya
sehingga yang berasal dari binatang tidak efektif pada manusia misalnya hormon pertumbuahan,
FSH dan LH9 (luteinizing hormone). Hormon yang berasal dari hewan dapat menimbulkan reaksi
imunologis.

Saat ini uintuk menghasilkan hormon alami dipakai cara rekayasa genetika. Melalui rekayasa
genetika, DNA mikroba dapat di arahkan untuk memproduksi rangkayan asam amino yang urutnya
sesui hormon manusia yang diinginkan. Dengan cara ini dapat dibuat hormon alami dalam jumlah
banyak dan dalam waktu singkat. Hormon hasil rekayasa genetika tidak menimbulkan reaksi
imunologi karena sama dengan hormon manusia asli. cara ini sangat membantu pengadaan hormon
yang dialam ini jumlahnya sangat sedikit misalnya hormon pertumbuhan.

B. Kelenjar Kelamin ( Gonad )

Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi sel-
sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar kelamin laki-laki terdapat
pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada ovarium.

Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon
(GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari .Hipofisis mengsilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur
fungsi alat reproduksi yaitu hormon pemacu folikel (FSH=folicle stimulating hormone dan LH=
lutenizing hormone). Pada setiap spesies tertentu hipofisis penting selama kehamilan, sedangkan
umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa hipofisis.

Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila diberikan dalam
bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur radioimmunoasay, berdasarkan
antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan dengan masing-masing hormon hipofisis.

Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau androgen. Hormon
testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses pembentukan sperma)
dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai
dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada bagian
tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.

Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen dihasilkan
oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi saat
pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul
menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen
juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.

Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat


produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh
korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf. Di bawah
pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan progesteron. LH
menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk mensekresi estrogen
dan progesteron. Proses terakhir dikenal sebagai aktivitas laktogenik, yang pada beberapa spesies
berada dibawah pengaruh proklatin. Sedangkan FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya
spermatogenesis, antara lain dengan mempertahankan fungsi tubulus seminiferus, LH merangsang
sel leydig mensekresi testoteron.

C. Mekanisme Kerja Kelenjar Gonad

Mekanisme kerja hormon tropik adenohipofisis misalnya hormon Gonadotropin (hormon kelamin)
merupakan mekanisme kerja hormon pada taraf selular tergantung jenis hormonnya, mengikuti
salah satu mekanisme berikut:

Hormon berinteraksi dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau penghambatan


mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP ,selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai mediator
intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik
sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.

Siklik AMP mempengaruhi berbagai proses dalam sel,dan efek akhirnya bergantung dari kapasitas
serta fungsi dari sel tersebut.siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein kinase yang
terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel.siklik AMP mempengaruhi kecepatan
proses ini.metabolisme siklik AMP menjadi 5,AMP dikatalisis oleh enzim fosfodiesterase yang
spesifik.dengan demikian zat-zat yang menghambat enzim fosfodiesterase dapat menyebabkan
timbulnya efek mirip hormon.

D. Hormon-Hormon Reproduksi pada Pria

1. Hormon Testosteron

Hormon laki-laki, testosterone, dan hormon-hormon perempuan terbentuk dari bahan dasar yang
sama yaitu kolesterol.

Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal.
Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan
oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah
testis pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis distimulasi oleh LH untuk
menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya
sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan
androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.

Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LH
dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di
dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang
menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah testosteron menurun
produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi
tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.

Ø Fungsi Hormon Testosteron

Baik bagi jantan atau betina, testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan. Fungsinya
adalah meningkatkan libido, fungsi imun, energi, dan perlindungan dari osteoporosis.

Namun pengaruh testosteron bagi pria lebih besar sebab pria memproduksi hormon testosteron
lebih banyak, yakni sekira 20 kali lipat dari testosteron pada wanita. Bagi pria, testosteron
merupakan hormon seks yang punya peran penting dalam fungsi seksual,produksi sperma,
pembentukan otot, dan intonasi suara.

Riset membuktikan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk
mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskular/peredaran darah. Selain itu,pria yang kadar
hormon testosteronnya normal lebih panjang umur daripada pria yang kadar hormon
testosteronnya rendah.

Kadar testosteron yang normal adalah berada di kisaran 12 nmol/1 sampai 40 nmol/1. Jika kurang
dari itu,maka mengidap sindrom kekurangan testeron ( Testosterone Deficiency Syndrome/TDS ).
Pada pria, testosteron menyebabkan otot tubuh pria bisa terbentuk dan tumbuhnya rambut di
sekitar tubuh, juga meningkatkan libido dan agresivitas. Sementara estrogen diproduksi secara
signifikan dalam jumlah yang lebih tinggi pada wanita, meskipun para peneliti percaya bahwa pria
atau orang yang kurang produksi estrogennya, memiliki libido rendah.

Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :

1. Efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas cirri kelamin pria primer dan sekunder serta
memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam
mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).

2. Efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan sel-
sel otot.

3. Efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat dengan kuat
yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.
Ø Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Kadar Testosteron

Male menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya. Pria yang
mengalami menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah yang dikaitkan dengan ereksi
pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.

Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun. Meski
menopause pada pria bisa terjadi, menopause pada pria bisa dibilang langka. Kadar testosteron
rendah ini juga terkait dengan simptom lain seperti depresi, lelah, dan tak bisa berhubungan intim.
Selain itu juga terdapat simptom yang tidak terkait dengan testosteron rendah. Simptom antara lain
terdiri dari gangguan pola tidur, konsentrasi buruk, merasa tidak berharga dan merasa sangat
cemas.

Namun jangan salah meng-istilahkan male menopause, karena artinya bisa menyesatkan,
menganggap bahwa semua pria akan mengalaminya. Penurunan testosteron pada pria tua benar-
benar alamiah dan proses normal yang akan dialami pria ketia menua.

1. Penyebab menopause pada pria / andropause adalah :

a. Faktor lingkungan. Bisa berupa pencemaran/ polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia
(termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan,
kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan pola makan.

b. Faktor organik. Perubahan hormon, seperti testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S


(Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth
Factor-1), prolaktin.

c. Faktor psikogenik. Misalnya: stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis,
penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut: tua,
ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).

d. Terlalu banyak lemak meningkatkan kadar estrogen yang menurunkan kadar testosteron,
sebagai hasilnya hubungan seksual Anda akan menderita kinerja rendah dan dorongan seks dan
libido berkurang.

2. Gejala pria yang akan mengalami menopause adalah:

a. Produksi testosteron melemah

Produksi testosteron semakin melemah seiring dengan berbagai penyakit yang menemani masa
andropause pada pria. Penyakit seperti depresi, obesitas, atau kondisi lain mempengaruhi produksi
testosteron. Bedanya, saat menopause wanita kehilangan hormon estrogen secara total, dan
kesempatan mendapati anak mulai berkurang. Andropause pada pria tidak lantas berarti produksi
testosteron berhenti total. Meski menunjukkan gejala endropause, saat usia semakin menua pria
masih bisa memiliki anak.
b. Tubuh panas dingin

Sama seperti gejala pada wanita, pria juga mengalami panas-dingin. Tubuh panas dan berkeringat
secara esktrem, lalu mulai dingin. Gejala ini diikuti dengan pusing dan mual. Gejala seperti ini hanya
bertahan beberapa menit, dan terjadi dalam 2 hingga 4 jam.

c. Perubahan mood

Perubahan mood merupakan hasil dari fluktuasi pada hormon saat menopause. Hormon
mempengaruhi level serotonin dalam otak, yang kemudian mempengaruhi mood. Mood akan positif
dengan jumlah serotonin yang tinggi, dan menjadi negatif jika levelnya sedikit. Perubahan mood
pada pria memang tidak terlalu intens seperti pada wanita. Meski begitu, mood pada pria bisa
terlihat berubah saat merespons kondisi tertentu. Bahkan gejala seperti ini jika bertahan lama akan
menjadi depresi.

d. Mudah lupa

Kemampuan konsentrasi dan mengingat akan berkurang saat pria memasuki masa andropause,
meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara tingkat hormon dengan penurunan memori.

Kombinasi gejala panas-dingin, perubahan mood, penurunan libido dan berat badan, merupakan
gejala andropause yang mengarah kepada stres dan penurunan kemampuan mentalitas. Cepat lupa,
misalnya, namun ini juga terkait dengan usia. Namun hanya karena lupa menyimpan kunci, misalnya,
bukan berarti lantas dikatakan andropause.

e. Gairah seks menurun

Gejala paling umum dari andropause adalah penurunan libido. Hampir 80 persen pria mengalami
gejala ini. Perawatan medis bisa mengatasi disfungsi ereksi yang disebabkan andropause ini.

Ø Akibat Kelebihan dan Kekurangan Testosteron

Rendahnya kadar hormon ini menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kronis,gangguan


ereksi,depresi,dan postur tubuh yang kurang tegap maupun berkurangnya kemampuan atletik.

Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks, dan
kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita. Namun,
kadar testosteron tidak begitu mempengaruhi daya tarik dan gairah seks saat mereka berada pada
batas rata-rata. Gairah seks cenderung dipengaruhi oleh perangsang dari luar (gambar, suara,
sentuhan) daripada oleh variasi hormon seks, kecuali dalam beberapa kasus langka. Pada pria,
terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan sulit mendapat atau menjaga ereksi, namun tidak
jelas apakah kekurangan testosteron mempengaruhi fungsi seksual wanita selain menurunkan
gairah.

Setelah sekitar usia 40, kadar testosteron mulai menurun sekitar satu persen per tahun. Penurunan
ini pada awalnya hampir tidak terlihat. Tapi seiring tahun-tahun berlalu, Anda akan mulai mendapat
ekstra beberapa kilo yang tidak diinginkan, mengalami kehilangan otot, dan pada usia 60 bahkan ada
risiko impotensi dan penyakit tulang rapuh (osteoporosis). Pada pria yang lebih muda kadar
testosteron rendah dapat disebabkan oleh masalah kesehatan mendasar seperti kerusakan testis,
gangguan kelenjar hipofisis atau bahkan dari efek samping obat resep.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :

· Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel.

· Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal.
Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan
oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah
testis pada jantan dan indung telur pada wanita.

· Faktor yang dapat menyebabkan produksi testosteron terganggu antara lain faktor lingkungan,
faktor organik, faktor psikogenik, dan faktor kelebihan lemak.

· Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks,
dan kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita.

B. Saran

Adapu saran kami pada makalah ini yaitu :

· Untuk seluruh lapisan masyarakat hendaknya memperhatikan kondisi kebersihan tubuh dan
alat reproduksi dari hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi.

· Untuk mahasiswa agar lebih fokus dalam mempelajari system reproduksi.

· Untuk pemerintah agar mendirikan lembaga sosialisasi yang mencakup maslah system
reproduksi

· Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembuatan makalah berikutnya

Anda mungkin juga menyukai