Nim : G1A116027
UNIVERSITAS JAMBI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “hormon reproduksi”
tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas, selain itu untuk
mengetahui dan memahami hormon reproduksi manusia. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang
hormon reproduksi sehingga mempermudah dalam mempelajari patofisiologi dari system
reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena
hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran
khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya
melalui saluran khusus. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan
hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan
antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi,
metabolisme zat, dan lain sebagainya.2,6
Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormon testosteron atau
androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses
pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada
anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan
tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan
sekitar kemaluan. Sedangkan pada hormone kelamin betina terdapat estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh sel-sel endokrin dalam ovarium.6
Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau
kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut
homeostasis, yang berarti seimbang. Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar
endokrin yang penting, yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal,
pankreas, dan kelenjar gonad (ovarium atau testis).
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena
hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran
khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya
melalui saluran khusus.4
1. Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus.
Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma,
terutama meosis untuk membentuk spermatogenesis sekunder. Dihasilkan oleh sel intertisial
yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi
banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel intertisial banyak menghasilkan hormon testosteron yang
disekresikan oleh testis. Sebagian besar testosteron berikatan longggar dengan protein plasma
yang terdapat dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi
dehidrasi testosteron. Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat di ubah oleh
hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresikan dalam usus
menjadi empedu ke dalam urin.
Fungsi testosteron adalah sebagai berikut:
a) Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal
yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan
faktor keturunan.
b) Perkembangan seks primer dan sekunder: sekresi testosterone setelah pubertas menyebabkan
penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan
sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.
Biosintesis dan Mekanisme Kerja Hormon Testosterone : hormon utama testis adalah suatu
steroid C19. Hormon ini disintesis dari kolesterol di sel-sel Leydig dan juga terbentuk dari
androstenedion yang disekresikan oleh korteks adrenal. Jalur biosintetik di semua organ
endokrin yang membentuk hormon steroid sangat mirip, dan perbedaan hanya terletak pada
sistem enzim yang dikandung organ-organ tersebut. Di sel Leydig tidak terdapat 11- dan 12-
hidroksilase yang dijumpai di korteks adrenal, namun ditemukan 17α- hidroksilase. Oleh
sebab itu, pregnenolon mengalami hidroksilasi di posisi 17 untuk membentuk
dehidroepiandrosteron. Androstenedion juga terbentuk melalui progestero dan 17-
hidroksiprogresteron, namun jalur ini kurang berperan penting pada manusia.
Dehidroepiandrosteron dan androstenedion kemudian diubah menjadi testosteron. Sekresi
testosteron berada di bawah kendali LH, dan mekanisme dalam merangsang sel Leydig
adalah melalui peningkatan pembentukan cAMP melalui reseptor berbentuk –ular dari LH
dan G8.
5. Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus,
yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi. Progesteron untuk menghambat sekresi FSH dan LH.6
Hormon progesteron : berfungsi mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel
telur yang telah dibuahi, mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu, menjaga
penebalan endometrium, menghambat produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi
laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-
hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan
adanya kehamilan.
7. LTH (Lactotrophic Hormon) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi
dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
Pada sistem reproduksi ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi
makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA