Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HORMON REPRODUKSI

Disusun oleh : Nur Ramlah Rezi

Nim : G1A116027

Dosen pengampu : dr. Ahmad Syauqi M.Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS JAMBI

2018/2019

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “hormon reproduksi”
tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas, selain itu untuk
mengetahui dan memahami hormon reproduksi manusia. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

Jambi , 23 Februari 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang...... .......................................................................................... 4

1.2. Rumusan masalah .......................................................................................... 4

1.3. Tujuan penulisan................. .......................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi hormon reproduksi........................................................................... 5

2.2. Macam-macam hormon reproduksi .............................................................. 7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 12

3.2. Saran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hormon-hormon reproduksi dibuat di testis ovarium, adrenal korteks, berguna dalam


pembentukan sperma dan ovum, serta membentuk sifat seks sekunder. Hormon- hormon
reproduksi bersifat anabolik. Hormon reproduksi disekresi oleh kelenjar adrenal sama seperti
glukokortikoid dan mineralkortikoid. Hormon reproduksi seperti androgen dan esterogen,
bearasal dari sel-sel zona retikularis dan zona fasikulata, yang berperan dalam pembentukan
sifat seks sekunder.1

Hormon reproduksi merupakan molekul steroid derivat dari kolesterol. Hormon


reproduksi berada di sitoplasma bergabung dengan protein reseptor spesifik. Hormon ini
terikat secara kompetitif membentuk kompleks Hormon-reseptor. Kompleks pengikatan
hormon reproduksi- reseptor berperan sebagai pengatur pembentukan protein dan enzim
sistem reproduksi. Kompleks Hormon reseptor- reseptor masuk ke inti dan terikat pada
kromatin (reversibel) DNA yang selanjutnya sebagai bahan untuk membuat mRNA pada
sintesis protein atau enzim sistem reproduksi. Hormon reproduksi pada konsentrasi tinggi
bekerja langsung melalui aktivitas enzim-enzim yang ada di membran sel-sel target.1,2

Hormon-hormon reproduksi disebut juga hormon adrenal kortikosteroid C-19.


Androgen primer di adrenal meliputi dehidroepiandrosteron, androstenedion dan testosteron.
Efek anabolik terjadi retensi N, P, K, Na dan Cl. Selain hormon steroid, terdapat pula
hormon gonadotropin yang mekanisme kerjanya dipengaruhi oleh poros hipotalamus-
hipofisis, secara struktural merupakan golongan glikoprotein, meliputi TSH, LH, FSH

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1.Apa definisi hormon reproduksi ?

2.Apa macam-macam hormon reproduksi ?

3. Bagaimana fungsi, biosintesis dan rumus kimia dari hormon reproduksi?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang
hormon reproduksi sehingga mempermudah dalam mempelajari patofisiologi dari system
reproduksi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi hormon reproduksi

Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena
hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran
khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya
melalui saluran khusus. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan
hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan
antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi,
metabolisme zat, dan lain sebagainya.2,6
Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormon testosteron atau
androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses
pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada
anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan
tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan
sekitar kemaluan. Sedangkan pada hormone kelamin betina terdapat estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh sel-sel endokrin dalam ovarium.6
Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau
kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut
homeostasis, yang berarti seimbang. Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar
endokrin yang penting, yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal,
pankreas, dan kelenjar gonad (ovarium atau testis).
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena
hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran
khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya
melalui saluran khusus.4

2.2 Macam-macam hormon reproduksi

Hormon pada Pria Hormon pada Wanita


     Hormon testosteron       Hormon GnRH (Gonadotropin
     Hormon gonadotropin Releasing Hormon)
     Hormon estrogen       Hormon FSH
     Hormon pertumbuhan       Hormon LH
      Hormon estrogen

Hormon pada Pria

1.      Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus.
Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma,
terutama meosis untuk membentuk spermatogenesis sekunder. Dihasilkan oleh sel intertisial
yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi
banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel intertisial banyak menghasilkan hormon testosteron yang
disekresikan oleh testis. Sebagian besar testosteron berikatan longggar dengan protein plasma
yang terdapat dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi
dehidrasi testosteron. Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat di ubah oleh
hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresikan dalam usus
menjadi empedu ke dalam urin.
Fungsi testosteron adalah sebagai berikut:
a)   Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal
yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan
faktor keturunan.
b)   Perkembangan seks primer dan sekunder: sekresi testosterone setelah pubertas menyebabkan
penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan
sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.

Biosintesis dan Mekanisme Kerja Hormon Testosterone : hormon utama testis adalah suatu
steroid C19. Hormon ini disintesis dari kolesterol di sel-sel Leydig dan juga terbentuk dari
androstenedion yang disekresikan oleh korteks adrenal. Jalur biosintetik di semua organ
endokrin yang membentuk hormon steroid sangat mirip, dan perbedaan hanya terletak pada
sistem enzim yang dikandung organ-organ tersebut. Di sel Leydig tidak terdapat 11- dan 12-
hidroksilase yang dijumpai di korteks adrenal, namun ditemukan 17α- hidroksilase. Oleh
sebab itu, pregnenolon mengalami hidroksilasi di posisi 17 untuk membentuk
dehidroepiandrosteron. Androstenedion juga terbentuk melalui progestero dan 17-
hidroksiprogresteron, namun jalur ini kurang berperan penting pada manusia.
Dehidroepiandrosteron dan androstenedion kemudian diubah menjadi testosteron. Sekresi
testosteron berada di bawah kendali LH, dan mekanisme dalam merangsang sel Leydig
adalah melalui peningkatan pembentukan cAMP melalui reseptor berbentuk –ular dari LH
dan G8.

 Rumus Kimia: Testosterone; Testoderm; Sustanon; Testosteron; Androderm; Oreton


 Rumus molekul: C19H28O2
 Berat molekul: 288.42442 g/mol. 3

2.   Hormon Gonadotropin


Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutein Hormon
(LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH). Bila testis dirangsang oleh LH dari kelenjar
hipofisis, maka sekresi testosteron selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan
pembentukan organ seks pria.
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel
Leydig untuk mensekresi testoteron. FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis
anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan
spermatid menjadi sperma tidak akan terjadi.
Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosit dalam tubulus seminiferus
dirangsang oleh FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa.
Oleh karena itu, testosteron disekresikan secara serentak oleh sel intertisial yang berdifusi
menuju tubulus seminiferus. Testosteron diperlukan untuk proses pematangan akhir
spermatozoa.
Biosintesis dan sekresi FSH dan LH dikendalikan secara ketat selama siklus
reproduksi. Fungsi gonadotropin dimodulasi oleh faktor hipotalamus (GnRH, gonadotropin
releasing hormone), faktor hipofisis (regulasi autokrin) dan umpan balik gonad (steroid dan
peptide reproduksi). Terdapat berbagai cara untuk meregulasi FSH dan LH, termasuk
perubahan transkripsi gen, stabilisasi mRNA, laju sintesis subunit protein, glikosilasi pasca
translasi dan perubahan jumlah sel penghasil gonadotropin. Dekapeptida hipotalamus yaitu
GnRH disintesis didalam nukleus arkuata di mediobasal hipotalamus dan daerah preooptik di
hipotalamus anterior. GnRH disalurkan sepanjang akson akson sel neuroendokrin khusus ini
melalui eminensia mediana hipotalamus dimana GnRH secara normal dilepaskan ke system
darah portal yang memperdarahi hipofisis anterior. Tidak seperti sebagian besar hormon lain,
GnRH secara normal dilepaskan dalam bentuk pulsasi. Suatu generator denyut tampaknya
terletak didalam hipotalamus mediobasal dan mungkin terbatas untuk neuron penghasil
GnRH itu sendiri. 4,5

3.   Hormon Estrogen


Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel. Hormon ini
memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat
testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus
seminiferus untuk pematangan sperma.
Biosintesis Estrogen Selain testosteron, sejumlah kecil estrogen dibentuk pada pria
(kira-kira seperlima dari jumlah estrogen pada wanita yang tidak hamil), dan jumlah estrogen
yang cukup dapat ditemui pada urin pria. Sumber strogen dalam pria masih belum jelas,
tatapi diketahui hal-hal berikut :
a. Konsentrasi estrogen dalam cairan tubulus seminiferus cukup tinggi dan
memungkinkan memainkan peranan penting dalam spermiogenesis. Estrogen ini diyakini
dibentuk oleh sel-sel sertoli dengan mengubah testosteron menjadi estradiol.
b. Estrogen dengan jumlah yang lebih besar dibentuk dari testosteron dan
androstenediol di jaringan tubuh yang lain, terutama hati, yang memungkinkan 80% total
pembentukan estrogen pada pria.

4.   Hormon Pertumbuhan


Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis. Bila tidak
terdapat hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama
sekali.

Hormon pada Wanita


1.      Hormon GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormon)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH/LH).

2.      Hormon FSH (Follicle Stimullating Hormone)


Diproduksi di sel-sel basa hipofisis anterior, sebagai respon terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium
wanita (pada pria: memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodic/pulsatif,
waktu paruh eliminasi pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah.
Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulose ovarium, melalui mekanisme
feedback negatif.6,7
Follicle Stimulating Hormone (FSH) : berfungsi Merangsang pematangan folikel
dalam ovarium dan menghasilkan estrogen, mengendalikan ciri seksual pria & wanita
(penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin
sifat kepribadian)

3.      Hormon LH (Lutinizing Homone)/ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormon)


Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH,LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan se-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi dipertengahan siklus( LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi siklus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan
progesterone. Pelepasannya juga periodic/pulsatif, kadarnya dalam darah berfariasi setiap
fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar satu jam). Kerja sangat cepat dan
singkat. (Pada pria: LH memicu sintesis tertosteron di sel-sel leydig testis).6
Luteinizing Hormone (LH) : berfungsi mempengaruhi pematangan folikel dalam
ovarium dan menghasilkan progestron, mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan
sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi.5

4.      Hormon Estrogen


Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka internal folikel di ovarium
secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal mrlalui
konfersi hormone androgen. Pada pria diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan,
diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
(proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Estrogen berfungsi untuk merangsang
sekresi hormon LH.
Pada uterus: menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks: menyebabkan
pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks pada vagina : menyebabkan proliferasi
epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara, juga mengatur distribusi
lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu
pertumbuhan / generasi tulang. Pada wanita pascamenopouse, untuk pencegahan tulang
kropos/ osteoporosis, dapat diberikan terapi hormone estrogen (sintetik) pengganti.
Hormon estrogen berfungsi mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem
reproduksi wanita, saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi,
tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan
kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan
endometrium. Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita
adalah estradiol, estriol, dan estron. Sejak menarche sampai menopause, estrogen utama
adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen
dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari
androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita
pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami
maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen [1]. Zat buatan yang
bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang
memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen. Estrogen digunakan sebagai bahan
pil kontrasepsi dan juga terapi bagi wanita menopause.7

5.      Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus,
yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi. Progesteron untuk menghambat sekresi FSH dan LH.6
Hormon progesteron : berfungsi mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel
telur yang telah dibuahi, mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu, menjaga
penebalan endometrium, menghambat produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi
laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
6.      HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-
hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan
adanya kehamilan.
7.      LTH (Lactotrophic Hormon) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi
dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.

BAB III

PENUTUP
3.1.Kesimpulan

Hormon reproduksi merupakan molekul steroid derivat dari kolesterol. Hormon


reproduksi berada di sitoplasma bergabung dengan protein reseptor spesifik. Hormon ini
terikat secara kompetitif membentuk kompleks Hormon-reseptor. Kompleks pengikatan
hormon reproduksi- reseptor berperan sebagai pengatur pembentukan protein dan enzim
sistem reproduksi. Kompleks Hormon reseptor- reseptor masuk ke inti dan terikat pada
kromatin (reversibel) DNA yang selanjutnya sebagai bahan untuk membuat mRNA pada
sintesis protein atau enzim sistem reproduksi. Hormon reproduksi pada konsentrasi tinggi
bekerja langsung melalui aktivitas enzim-enzim yang ada di membran sel-sel target

          

3.2.Saran

Pada sistem reproduksi ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi
makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran. Tangerang : Binarupa Aksara


2. Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
3. Kimball.W.John.1983. Biologi. Jakarta : Erlangga
4. Ben Greenstein & Diana Wood. 2010. At a Glance Sistem Endokrin.Erlangga
5. Guyton, Athur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
6. Shewood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Edisi 6.Jakarta: EGC
7. William F. Ganong. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai