Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

BIOKIMIA HORMON REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

Disusun Oleh :

Siska Geralda (G1A116001)

BLOK 6.1

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerahNya maka makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Dosen Pengajar Biokimia Hormon Reproduksi
Pria dan Wanita pada blok 6.1 yaitu dr. Ahmad Syauqi, M. Biomed , yang telah membimbing
serta memberikan arahan dalam proses penyusunan makalah ini. Makalah ini berjudul
“Biokimia Hormon Reproduksi Pria dan Wanita” dalam rangka untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dr. Ahmad Syauqi, M. Biomed.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya

Jambi, 26 februari 2019

Siska Geralda

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI……………………………........................................................................iii

BAB I PEMBAHASAN……………………………………............................................1

Hormon secara Umum……………………………..............................................1


Fungsi Reproduksi dan Hormonal laki-laki………………........................................2
1.2.1 Testosteron……………..............................................................................3
1.2.2 LH dan FSH................................................................................................10
1.2.3 Estrogen......................................................................................................12
1.3 Hormon Reproduksi Perempuan.......................................................................13
1.3.1 Estrogen......................................................................................................18
1.3.2 GnRH..........................................................................................................18
1.3.3 LH dan FSH................................................................................................18
1.4 Organ/Kelenjar Penghasil Hormon Reproduksi.................................................20
1.4.1 Hipotalamus................................................................................................20
1.4.2 Hipofisa atau Pituitary................................................................................22
1.4.3 Gonad..........................................................................................................23
1.4.4 Placenta.......................................................................................................24
1.4.4.1 Efek Plasenta Dalam Meningkatkan Estradiol......................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28

3
BAB I

PEMBAHASAN

Hormon secara Umum

Hormon adalah suatu zat kimia organik yang dihasilkan dalam sel atau kumpulan sel
(kelenjar) normal dan sehat, disekresikan langsung ke dalam darah, dibawa ke tempat pada
suatu jarak dimana hormon tersebut bekerja (target organ), diproduksi dalam jumlah sedikit
tapi memiliki pengaruh besar dan berfungsi untuk mengintegrasikan serta
mengkoordinasikan fungsi-fungsi alat tubuh.

Hormon mengatur perkembangan organ dan kejadian reproduksi. Differensiasi dan


pertumbuhan gamet yang merupakan tahap awal dari reproduksi seksual; pembentukan
yolk; penyimpanan makanan pada jaringan-jaringan subcutan, otot atau hati untuk
menghadapi proses migrasi atau puasa yang lama; sifat seksual sekunder sering timbul dan
mungkin memerlukan akumulasi sejumlah besar bahan-bahan organik atau substansi yang
berwarna atau bau pheromon; perubahan- perubahan yang terjadi pada saluran-saluran
reproduksi; sinkronisasi tingkah laku kelamin jantan dan betina termasuk di dalamnya
pembuatan sarang; percumbuan; kopulasi; pemeliharaan selama mengandung; fertilisasi;
implantasi sampai proses melahirkan.

Hormon yang mempengaruhi reproduksi terutama berasal dari hyphothalamus,


hyphophysis, gonads dan placenta. Walaupun hormon sangat spesifik dan selektif, dalam
aktifitasnya selalu dipengaruhi oleh ada dan tidaknya hormone lain atau dengan kata
lain hormon selalu bekerja secara sinergik.1

Fungsi umum hormon dapat dikelompokkan sebagai berikut:1

Morphogenesis yaitu pengaturan pembentukan dan pendewasaan dari gonad tanda- tanda sex
sekunder, pertumbuhan tulang dan lain-lain.

4
Integrasi dari fungsi autonom dan kelakuan berdasarkan insting seperti meneruskan reaksi
simpatis dan kontrol terhadap perilaku sex.

Mempertahankan keadaan tetap dalam lingkungan dalam tubuh, pengaturan penggunaan bahan
makanan, elektrolit dan air dalam tubuh (pengaturan homeostasis cairan tubuh).

1.2. Fungsi Reproduksi dan Hormonal laki-laki

Fungsi reproduksi laki-laki :2

spermatogenesis →pembentukan sperma

kinerja kegiatan seks laki-laki

pengaturan fungsi reproduksi laki-laki oleh berbagai hormon

Faktor- faktor hormonal yang merangsang spermatogenesis :2

Testosteron →disekresi oleh sel-sel leydig yang terletak di interstisium testis. Testosteron penting
untuk pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis, yang merupakan tahap pertama
pembentukan sperma.

Hormon luteinisasi (luteinizing hormone) → disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior, yang
merangsang sel-sel leydig untuk menyekresi testosterone.

Hormon peranngsang folikel (FSH) → disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior,
merangsang sel-sel sertoli. Tanpa rangsangan ini, pengubahan spermatid menjadi sperma
(spermiogenesis) tidak akan terjadi.

Estrogen →dibentuk oleh testosteron oleh sel-sel sertoli ketika sel sertoli dirangsang oleh FSH ,
mungkin juga penting untuk spermatogenesis.

Growth hormone →untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis. Hormon ini secara
spesifik meningkatkan pembelahan awal spermatogonia.

5
Testosteron

Penentuan jenis kelamin pada pria ditentukan adanya gen SRY (sex determining
gene on the Y chromosome), yang akan merangsang pembentukan gonad pada pria.
Hormon androgen memiliki peran yang penting pada pembentukan gonad pada masa
janin. Pada minggu pertama, genitalia eksterna janin belum bisa di bedakan antara pria
atau wanita. Dehidrotestosteron (DHT) menginduksi pertumbuhan “gonadal ridge”,
penyatuan plica genitalis dan differensiasi prostat dari sinus genitalis pada saat usia janin
8 minggu. Pada usia 14 minggu, DHT berperan terhadap pembentukan genitalia eksterna
dan pada saat tersebut produksi testosteron mencapai level tertinggi. Produksi testosteron
pada janin di pacu oleh hCG, baru pada saat usia kehamilan lebih dari 18 minggu
produksi dibawah pengaruh dari LH.3

Pada neonatus, konsentrasi serum testosteron akan menurun pada akhir minggu
pertama dan kemudian meningkat kembali pada bulan kedua sampai akhirnya akan
menurun kembali pada bulan keenam sampai usia 7 tahun. Pada umur 7 tahun produksi
hormon androgen mulai meningkat dan diawali dengan meningkatnya produksi
dehidroepiandrosterone oleh kelenjar adrenal. Sekresi LH oleh pengaruh GnRH dimulai
pada usia 10 tahun, sekresi terjadi ketika tidur semakin lama semakin meningkat
jumlahnya sampai seorang pria menjadi dewasa3

Biosintesis Hormon Testosteron

Testis merupakan organ dwifungsi yang memproduksi spermatozoa dan


hormon seks yang dinamakan androgen. Terdapat 3 jenis utama androgen yaitu
Dehidroepiandrosteron ( DHEA ), androstenedion dan testosteron. Hormon
testosteron akan diproduksi oleh sel Leydig yang tersebar dalam jaringan ikat
antara tubulus seminiferus yang bergelung pada testis, sebagai reaksi terhadap
Luteinizing Hormone ( LH ). Produksi hormon ini diatur dengan ketat lewat
lingkaran umpan balik yang melibatkan hipofise dan hipotalamus. Hormon gonad
bekerja lewat mekanisme nukleus yang serupa dengan mekanisme yang dipakai
oleh hormon steroid adrenal. Androgen dapat disintesis dari kolesterol atau
6
langsung dari asetil koenzim A di dalam testis dan adrenal. Kolesterol sebagai
bahan dasar untuk sintesis testosteron berasal dari plasma darah dalam bentuk
Low Density Lipoprotein ( LDL ). Low Density Lipoprotein masuk ke dalam sel
Leydig melalui penangkapan oleh reseptor LDL pada permukaan sel Leydig.
Prekusor antara bagi hormon steroid gonad, seperti halnya hormon steroid adrenal
adalah berupa kolesterol. Tahap yang membatasi kecepatan reaksi, seperti dalam
kelenjar adrenal, adalah tahap pemutusan rantai-samping kolesterol. Konversi
kolesterol menjadi pregnenolon identik di dalam kelenjar adrenal, ovarium dan
testis. Namun demikian, reaksi dalam dua jaringan terakhir bukan ditingkatkan
oleh hormon adrenokortikotropik melainkan oleh LH.4

Sintesis dari hormon steroid distimulasi oleh suatu protein yang disebut
Steroidogenic Acute Regulatory Protein ( StAR ). Protein ini merupakan suatu
transporter aktif dari kolesterol melalui membran dalam mitokondria. Mutasi dari
StAR yang biasanya diturunkan secara autosomal resesif akan mengakibatkan
kerusakan dalam steroidogenesis adrenal seperti kurangnya virilisasi pada
individu 46,XY dalam kasus Lipoid congenital adrenal hyperplasia.
Kelangsungan individu dalam kasus di atas selama fase intrauterin akan bertahan,
karena steroidogenesis plasenta tidak bergantung pada StAR.4

Proses enzimatik awal pada sintesis hormon steroid yaitu dari kolesterol
menjadi pregnenolon di mediasi oleh enzim mitokondria, sitokrom P450. Enzim
tersebut akan memotong sisi rantai kolesterol. Enzim lain yang terlibat pada
reaksi berikutnya adalah enzim P450c17 yang merupakan regulator sintesis
dengan dua aktivitas yang berbeda, yaitu 17α-hidroksilase dan 17/20-Liase.
Enzim 17αhidroksilase akan mengkatalisis perubahan pregnenolon menjadi 17-
OH Pregnenolon dan perubahan progesteron menjadi 17-OH progesteron.
Sedangkan 17/20-Liase akan mengkatalisis perubahan 17-OH Pregnenolon
menjadi DHEA dan 17-OH progesterone menjadi androstenedion. P450c17
dikode oleh gen pada kromosom 10q24.3. Mutasi pada gen tersebut akan dapat
menghambat kerja enzim 17α hidroksilase dan 17/20-Liase.4

7
Enzim lain yang mempunyai peran penting dalam sintesis androgen
adalah 3β-hidroksisteroid dehidrogenase ( 3β-HSD ). Enzim ini mengkatalisis
perubahan pregnenolon, 17-OH Pregnenolon dan dehidroepiandrosteron menjadi
progesteron, 17-OH progesterone dan androstenedion. Enzim 3β-HSD dikode
oleh gen yang berada pada kromosom 1p13.1. Langkah selanjutnya pada sintesis
androgen, enzim 17β-hidroksisteroid dehidrogenase ( 17β-HSD ) mengubah
androstenedion menjadi testosteron di dalam testis. Enzim 17β-HSD memiliki 5
jenis isoenzim yang berbeda. Tetapi hanya mutasi pada tipe 3 yang ditemukan
berhubungan dengan gangguan virilisasi berat pada individu 46,XY. Enzim ini
dikode oleh gen pada kromosom 9p22. Enzim 17β-HSD hanya ditemukan pada
testis. Enzim 5α-reduktase lalu akan mengakatalisis perubahan testosteron
menjadi DHT pada sel target perifer. Enzim ini mempunyai 2 jenis isoenzim yang
diekspresikan pada jaringan yang berbeda. Pada struktur genital lebih banyak
didapatkan enzim 5α-reduktase tipe 2. Sementara tipe 1 berperan dalam
pengurangan kadar androgen, yaitu menghambat kelebihan pembentukan dari
estrogen. Pada kasus defisiensi enzim 5α-reduktase, pembentukan DHT akan
sangat berkurang. Tetapi kadar testosteron dapat normal atau meningkat. Individu
46,XY yang mengalami kasus seperti di atas, biasanya akan lahir dengan masalah
genitalia eksterna yang ambigus.4

Sifat kimiawi androgen

Semua androgen merupakan senyawa steroid, seperti tampak pada formula


testosteron dan dihidrotestosteron pada gambar berikut. Baik pada testis maupun
adrenal, androgen dapat dibentuk , baik dari kolesterol maupun langsung dari
asetil koenzim A. 2

8
Gambar 1.1 Testosteron dan dihrotestosteron

Metabolisme testosteron

Sebagian besar testosteron akan berikatan dengan suatu glikoprotein yang


disebut Sex Hormone Binding Globulin ( SHBG) setelah di sekresi oleh testis.
Glikoprotein tersebut diproduksi di dalam hati. Dalam bentuk ini testosteron akan
bersirkulasi dalam darah. Testosteron akan berada dalam bentuk tersebut selama
30 menit sampai 1 jam atau lebih. Hanya sekitar 2-3% testosteron berada dalam
keadaan bebas tidak terikat pada protein. Hormon yang berada dalam keadaan
bebas inilah yang akan berikatan dengan sel target. Testosteron di dalam jaringan
akan diubah menjadi dihidrotestosteron dan melakukan banyak fungsi
biologisnya.2

Testosteron haruslah berikatan dengan reseptor androgen untuk bisa


menjalankan fungsinya. Reseptor androgen termasuk dalam kelompok reseptor
hormon superfamily 2 intraseluler ( antara lain mineralokortikoid, glukokortikoid
dan hormon tiroid ). Reseptor tersebut memiliki mekanisme kerja yang sama yaitu
berikatan dengan sekuen DNA spesifik dan menginduksi stimulasi sintesis RNA.
Reseptor androgen ini juga memiliki 3 domain fungsional utama, seperti juga
yang dimiliki oleh reseptor steroid lain pada superfamily yang sama. Domain
tersebut yaitu N-terminal domain, DNA binding domain dan C-terminal hormon

9
binding domain. Fungsi dari ketiga domain tersebut adalah berpartisipasi dalam
regulasi transkripsi.4

N-terminal domain adalah ulangan CAG yang merupakan sandi untuk


glutamin. Biasanya pada laki-laki terdapat 17-29 ulangan. Gen reseptor androgen
berlokasi pada kromosom X. Sekuen sandi terdiri dari 8 ekson. N-terminal
domain disandi oleh ekson 1, sedangkan DNA binding domain disandi oleh ekson
2 dan 3. Hormon binding domain disandi oleh ekson 4-8. DNA binding domain
berlokasi di antara C-terminal hormon binding domain dan N-terminal domain.
Domain androgen binding receptor meliputi 30% dari seluruh reseptor dan
bertanggungjawab untuk pengikatan androgen secara spesifik. DNA binding
domain meliputi sekitar 10% dari seluruh reseptor - reseptor androgen
berinteraksi dengan DNA dalam bentuk homodimer dengan 2 komplek reseptor
hormon yang identik. Komplek dimer ditransfer dari sitosol masuk ke dalam
nukleus. Komplek dimer tersebut kemudian akan mengenali sekuen spesifik yaitu
Androgen Sensitive Region ( ASR ) dari genom DNA yang mengakibatkan
rangsangan transkripsi dan sintesis gen androgen-dependent.4

Pemecahan dan ekskresi testosteron

Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah, terutama oleh
hati, menjadi androsteron dan dehidroepiandrosteron dan secara serentak
dikonjugasikan sebagai glukuronida atau sulfat (terutama glukuronida). Semuanya
diekskresi ke dalam usus melalui kanalis biliaris hati atau ke dalam urin melalui
ginjal.2

Fungsi Testosteron :2

Bertanggung jawab terhadap perkembangan karakteristik tubuh laki-laki, meliputi pembentukan


penis dan skrotum. Testosterone juga menyebabkan pembentukan kelenjar prostat, vesikula
seminalis, dan duktus genitalia laki-laki.

Menyebabkan turunnya testis

10
Peningkatan sekresi testosterone menyebabkan penis, skrotum, dan testis membesar kira-kira 8x
lipat sebelum mencapai usia 20 tahun.

Menyebabkan sifat kelamin sekunder laki-laki berkembang, dimulai saat pubertas dan berakhir
pada maturitas.

Testosteron menimbulkan pertumbuhan rambut di beberapa tempat yaitu, di atas pubis, ke atas
disepanjang linea alba kadang-kadang sampai ke umbilicus dan di atasnya, pada wajah, biasanya
pada dada, punggung

Menyebabkan hipertrofi mukosa laring dan pembesaran laring. Pengaruhnya yaitu mula-mula
suara akan serak, namun secara bertahap menjadi suara maskulin dewasa yang khas.

Meningkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dan meningkatkan kekasaran jaringan subkutan.

Meningkatkan kecepatan sekresi kelenjar sebasea tubuh. Oleh karena itu , testosterone dapat
menyebabkan kelebihan sekresi sebasea wajah yang dapat memicu tumbuhnya jerawat.

Meningkatkan pembentukan protein dan perkembangan otot.

Meningkatkan matriks tulang dan menimbulkan retensi kalsium

Meningkatkan laju metabolisme basal sampai 15%. Peningkatan laju metabolism basal mungkin
disebabkan oleh pengaruh tidak langsung testosterone terhadap anabolisme protein, peningkatan
kuantitas protein, teritama enzim yang meningkatkan aktivitas semua sel.

11
Tabel 1.1 Efek Testosteron5

EFEK TESTOSTERON

Efek sebelum lahir  Meskulinisasi saluran


reproduksi dan genitalia
eksterna

 Mendorong turunnya testis ke


dalam skrotum

Efek pada jaringan Spesifikasi- Seks  Mendorong pertumbuhan dan


pematangan system reproduksi
pada pubertas

 Penting untuk spermatogenesis

 Pemeliharaan saluran
reproduksi selama masa dewasa

Efek Lain Yang berkaitan dengan  Memicu pola pertumbuhan


Reproduksi rambut pria (Mis, Janggut)

 Menyebabkan suara menjadi


berat karena pita suata menebal

 Mendorong pertumbuhan otot


yang menyebabkan timbulnya
konfigurasi tubuh pria

12
Efek yang tidak berkaitan dengan  Memiliki efek anabolic protein
reproduksi
 Mendorong pertumbuhan
tulang pada pubertas dan
kemudian memicu perilaku
agresif

 Mungkin memicu perilaku


agresif

Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH)

Biosintesis LH dan FSH

Kedua hormone gonadotropin, LH dan FSH, disekresi oleh sel yang sama,
yang disebut gonadotrop di kelenjar hipofisis anterior. Tanpa sekresi GnRH dari
hipotalamus, gonadotrop di kelenjar hipofisis hamper tidak menyekresi LH dan
FSH.2

LH merupakan perangsang utama untuk sekresi testosterone oleh testes,


dan FSH terutama merangsang spermatogenesis. Gonadotropin- releasing
hormone (GnRH) merupakan suatu peptide dengan 10 asam amino yang disekresi
oleh neuron yang badan selnya terletak di nucleus arkuata hipotalamus. Bagian
ujung neuron ini berakhir terutama di eminensia mediana hipotalamus, tempat
neuron-neuron tersebut melepaskan GnRH ke dalam system pembuluh portal
hipotalamus- hipofisis. GnRH kemudian diangkut ke kelenjar hipofisis anterior
dalam darah portal hipofisis dan merangsang pelepasan dua jenis gonadotropin,
LH dan FSH.2

Sekresi LH oleh kelenjar hipofisis anterior juga merupakan suatu siklus,


yaitu sekresi LH hampir selalu mengikuti pelepasan bertahap dari GnRH.
Sebaliknya, peningkatan dan penurunan sekresi FSH hanya sedikit mengikuti
setiap fluktuasi sekresi GnRH. Bahkan sekresi FSH berubah lebih lambat setelah

13
beberapa jam sebagai respons terhadap perubahan jangka panjang GnRH. Oleh
karena hubungan antara sekresi GnRH dan sekresi LH yang jauh lebih dekat,
maka GnRH juga dikenal secara luas sevagai hormone pelepas- LH atau LH-
releasing hormone2.

FSH yang disekresikan oleh hipofisis anterior, akan berikatan dengan


reseptor spesifik FSH di sel Sertoli. Enzim aromatase merupakan hasil sekresi sel
Sertoli yang dibutuhkan oleh testis untuk katalisis testosteron menjadi estrogen.
Sel Sertoli juga mensintesis Androgen binding protein (ABP), yang akan
berikatan dengan testosteron. Testosteron perlu berikatan dengan ABP untuk
memasuki tubulus seminiferus untuk memulai proses spermatogenesis. Hormon
testosteron yang di sekresi Sel Leydig memiliki efek timbal balik dalam
menghambat sekresi LH, efek tersebut terutama menghambat sekresi GnRH oleh
hipothalamus. Efek penurunan GnRH adalah terjadi penurunan LH dan FSH.
Apabila jumlah testosteron berkurang maka hipothalamus akan meningkatkan
sekresi GnRH dan menyebabkan sekresi LH dan FSH meningkat, yang akan
diikuti oleh peningkatkan produksi testosteron dan estrogen oleh testis. Hormon
inhibin merupakan pengontrol dari proses spermatogenesis pada tubulus
seminiferus. Apabila proses spermatogenesis berlangsung terlalu cepat, inhibin
akan memberikan efek penghambatan pada hipofisis sehingga sekresi FSH akan
turun.6

Sifat kimiawi

LH dan FSH merupakan glikoprotein. LH mempunyai subunit Alpha : 96


asam amino, Subunit Beta: 120 asam amino. Sedangkan FSH mempunyai subunit
Alpha 92 asam amino, Subunit Beta: 118 asam amino.7

Keduanya menggunakan pengaruhnya pada jaringan target di dalam testes


terutama melalui aktivasi system caraka kedua siklik adenosine monofosfat, yang
selanjutnya akan mengaktifkan system enzim khusus di sel-sel target berikutnya.2

14
Estrogen

Peran Estrogen pada sistem reproduksi pria.

Testosteron merupakan bahan pembentuk estrogen pada pria, melalui


proses aromatisasi dari sel Sertoli testosteron dikatalisis menjadi estrogen. Untuk
dapat bekerja, estrogen perlu berikatan dengan reseptor estrogen. Ikatan antara
estrogen dengan reseptor berperan untuk memberikan respon umpan balik negatif
melalui ke hipothalamus. Estrogen bukan merupakan hormon yang dominan pada
pria, namun memiliki peran yang penting dan telah di buktikan pada tikus hamil
dengan estrogen reseptor yang inaktif (ERKO) atau dengan aromatase enzim yang
inaktif (ArKO). Estrogen berperan penting pada proses pembentukan organ
genitalia dan proses spermatogenesis pada saat dewasa. Pada neonatus juga
terdeteksi adanya aktivitas aromatase dan reseptor estrogen di hipotalamus,
membuktikan adanya proses maskulinisasi pada otak. Jumlah estrogen di tubuh
yang sedikit terbukti mengganggu proses pembentukan dan fungsi organ
reproduksi pria, namun terlalu banyak paparan estrogen dapat mengakibatkan
gangguan pembentukan dan fungsi dari sistem reproduksi pria. Pada ibu hamil
yang mengkonsumsi Diethylstilbestrol (DES) yang merupakan senyawa estrogen
ternyata meningkatkan angka kejadian hipospadia, kriptorkismus, kanker testis
dan menurunkan kualitas sperma. Estrogen pada pria dibutuhkan dalam jumlah
yang seimbang.3

Pada sistem reproduksi pria, estrogen telah dibuktikan berperan penting


mengatur mekanisme umpan balik terhadap sekresi Gonadotropin hormone.
Adanya defisisensi aromatase berhubungan dengan gangguan maturasi tulang
yang berat, gangguan dari metabolisme lipid dan glukosa, dan sterilitas, namun
kelebihan dari estrogen juga dapat mengganggu proses spermatogenesis.
Sehingga sekarang ini estrogen juga dikenal sebagai hormon pria.3

Peran Estrogen pada sel Leydig

15
Sel Leydig memiliki peran utama dalam memproduksi testosteron.
Aromatase kemudian dapat mengkatalisis testosteron menjadi estrogen. Estrogen
memerlukan reseptor untuk dapat bekerja. Sel Leydig diketahui memiliki
reseptor estrogen yang dapat mengikat estrogen. Estrogen pada sel Leydig
dipercaya dapat memengaruhi fase-fase pembentukan sel Leydig. Pada masa
janin dan neonatus, estrogen akan menghambat fase-fase differensiasi sel Leydig
dari sel progenitor. Terdapat 2 reseptor estrogen yaitu reseptor estrogen α (ERα )
dan β (ERβ). Selama hari 10-26 postnatal, sel Sertoli dan Leydig melakukan
pembelahan dan mengalami proses pematangan. Pada masa ini ERα tidak
ditemukan pada epitelium tubulus seminiferus, namun ERβ cukup dominan. Pada
sel Leydig tikus neonatus, ditemukan adanya eskpresi ERα dan ERβ.24, 25
Estrogen juga mengakibatkan gangguan regenerasi pada sel Leydig dewasa yang
mengalami kerusakan, dibuktikan adanya gangguan regenerasi pada sel Leydig
tikus yang dipapar ethane dimethylsulfonate. Estrogen juga bekerja secara
langsung pada sel Leydig untuk menghambat produksi hormon androgen, baik
dengan menghambat pembentukan dan pertumbuhan sel Leydig secara langsung.3

Pembentukan estrogen Pria

Hormon estrogen identik dengan hormon pada wanita, namun pada pria
juga terdapat hormon estrogen walaupun jumlahnya tidak sebanyak pada wanita.
Perubahan androgen menjadi estrogen di katalisis oleh sitokrom P450
aromatase yang terdapat di retikulum endoplasma sel dan terjadi secara
ireversibel. Sel Leydig memiliki peran utama dalam memproduksi testosteron.
Aromatase kemudian dapat mengkatalisis testosteron menjadi estrogen.3

Hormon Reproduksi Perempuan

Terdiri atas tiga hierarki hormone, sebagai berikut :2

Hormone yang dikeluarkan hipotalamus GnRH

Hormone seks hipofisis anterior LH dan FSH

Hormon-hormon ovarium Estrogen dan Progesteron


16
Estrogen Perempuan

Struktur Estrogen

Estrogen merupakan hormon steroid dengan 10 atom C dan dibentuk


terutama dari 17- ketosteroid androstendion. Estrogen alamiah yang terpenting
adalah estradiol (E2), estron (E1), dan estriol (E3). Secara biologis, estradiol
adalah yang paling aktif. Perbandingan khasiat biologis dari ketiga hormon
tersebut E2 : E1 : E3 = 10 : 5 : 1. Potensi estradiol 12 kali potensi estron dan 8
kali estriol sehingga estradiol dianggap sebagai estrogen utama.6

Gambar 1.2 Struktur kimia estrogen

Sintesis dan Sekresi Estrogen

Selain di ovarium, estrogen juga di sintesis di adrenal, plasenta, testis,


jaringan lemak dan susunan saraf pusat dalam jumlah kecil. Hal ini menyebabkan
wanita mempunyai kadar estrogen yang rendah setelah menopause. Karena sel
lemak juga dapat mensintesis estrogen dalam jumlah sedikit, wanita gemuk yang
memasuki fase menopause, mungkin akan mengalami beberapa keluhan seperti
hot flashes dan osteoporosis, kedua keluhan ini berhubungan dengan penurunan
estrogen.6

Estrogen disekresikan pada awal siklus menstruasi oleh karena respon dari
LH dan FSH. Sintesis estrogen menempati perkembangan folikel ovarium, baik
sel teka dan sel granulosa. Akibat rangsangan LH, sel-sel teka akan mengubah
kolesterol menjadi androgen yang kemudian berdifusi ke dalam sel-sel granulosa
melalui dasar membran. Sel-sel granulosa, karena dirangsang oleh FSH akan
17
mengaktifkan enzim aromatase untuk mengubah androgen menjadi estrogen.
Sebagian estrogen tetap berada di folikel ovarium untuk membentuk antrum,
sedangkan sebagian lainnya disekresikan ke dalam darah untuk mengikat SHBG
dan albumin yang bekerja melalui reseptor intraseluler menuju sel target.6

Gambar 1.3 Biosintesis Estradiol

Karena kadar basal FSH yang rendah sudah cukup untuk mendorong
perubahan menjadi estrogen ini, kecepatan sekresi estrogen oleh folikel terutama
bergantung pada kadar LH dalam darah, yang terus meningkat selama fase folikel.
Selain itu sewaktu folikel terus tumbuh, estrogen yang dihasilkan juga meningkat
karena bertambahnya jumlah sel folikel penghasil estrogen. Estrogen bekerja pada
pituitari anterior dan hipotalamus untuk mengatur sistem mekanisme umpan balik.
Biasanya mekanisme ini bersifat negatif, oleh karena konsentrsi estrogen yang
tinggi dalam waktu yang lama menyebabkan terjadi mekanisme positif untuk
merangsang LH.4

Sebelum menopause dan pascamenopause, hormon estradiol memegang


peranan, sedangkan sesudahnya estradiol mengalami penurunan, disisi lain estron
akan meningkat . Konversi dari steroid pada jaringan peripheral tidak selalu

18
dalam bentuk yang aktif. Androgen yang bebas akan diubah menjadi estrogen
bebas, contohnya pada jaringan kulit dan sel lemak. Lokasi dari sel lemak akan
mempengaruhi kerja androgen. Wanita yang gemuk, akan menghasilkan lebih
banyak androgen. Pada wanita, kelenjar adrenal menyisakan sumber utama
androgen, khususnya androstenedion. Sedangkan pada pria, hampir seluruh dari
sirkulasi estrogen berasal dari peripheral konversi androgen.6

Fungsi Estrogen Pada Wanita

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan. Estrogen juga berguna pada siklus
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Keuntungan penting yang lain dari estrogen adalah merangsang pertumbuhan
tulang dan membantu mempertahankan kesehatan tulang, juga melindungi
jantung dan pembuluh darah dengan meningkatkan kolesterol baik (HDL), serta
menurunkan kolesterol jahat (LDL).6

Fungsi secara umum estrogen adalah sebagai perangsang sintesis DNA


melalui RNA, pembentuk utusan RNA (messenger RNA), sehingga terjadi
peningkatan sintesis protein.6

19
Sedangkan fungsi khusus meliputi:6

Endometrium

Estradiol memicu proliferasi endometrium dan memperkuat kontraksi otot


uterus.

Serviks

Sawar (barrier) yang terutama menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam


uterus adalah getah serviks yang kental. Produksi estradiol yang kian
meningkat pada fase folikuler akan meninggikan sekresi getah serviks dan
mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi menjadi encer dan bening,
sehingga memudahkan penyesuaian, memperlancar perjalanan spermatozoa
dan meninggikan kelangsungan hidupnya. Dalam praktik klinis, hal ini dapat
digunakan sebagai diagnostik untuk membuktikan adanya estrogen.

Vagina

Estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan produksi


getah dan meningkatkan kadar glikogen, sehingga terjadi peningkatan
produksi asam laktat oleh bakteri Doderlein. Nilai pH menjadi rendah, dan
memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi.

Ovarium

Estradiol memicu sintesis reseptor FSH di dalam sel-sel granula, juga reseptor
LH di sel-sel teka. Adanya khasiat estrogen pada sistim reproduksi wanita
dapat dengan mudah dilihat, tanpa memerlukan pemeriksaan hormon serum
atau urin.

20
Progesteron

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesteron mempertahankan


ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesteron terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG.6

GnRH

GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak. GnRH akan
merangsang pelepasan FSH (Folicle Stimulating Hormon) di hipofisis. Bila kadar
estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.6

LH dan FSH

Struktur kimiawi

LH dan FSH merupakan suatu glikoprotein yang di sekresikan oleh


hipofisis anterior. Struktur LH kaya akan N-acetyl-glucosamine sulfate sehingga
oleh enzim hepar cepat di keluarkan dari sirkulasi tubuh. Struktur FSH yang
didominasi oleh N-acetyl-glucosamine sialylated melindungi dari metabolisme
hepar sehingga memiliki waktu paruh yang lebih lama. Waktu paruh LH di dalam
tubuh adalah 20 menit, sedangkan FSH 2 jam.2

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin, hormon yang diproduksi


oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan
dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel
ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.6

GnRH akan merangsang pelepasan FSH di hipofisis. Dimana FSH akan


menyebabkan pematangan folikel dan selanjutnya akan menghasilkan ovum. LH
mempertahankan korpus luteum untuk tetap menghasilkan ovarium. Dibawah
pengaruh LH, korpus luteum mengeluarkan estrogen dan progesteron, dengan
21
jumlah progesteron jauh lebih besar. Kadar progesteron meningkat dan
mendominasi dalam fase luteal, sedangkan estrogen mendominasi fase folikel.
Walaupun estrogen kadar tinggi merangsang sekresi LH, progesteron dengan kuat
akan menghambat sekresi LH dan FSH. Dibawah pengaruh progesteron akan
mempertahankan sekresi endometrium, sedangkan estrogenpada pertumbuhan
organ.6

22
Organ/Kelenjar Penghasil Hormon Reproduksi Pria dan Wanita

Tabel 1.2 Organ Reproduksi Beserta Hormon

ORGAN HORMON

Hipotalamus FSH-RH, LH-RH,Oxcytocin, TRH, PIH

Hipofisis

Adenohipofisis FSH,LH,ICSH, LTH

Neurohipofisis Oxcytocin

Testis Testosteron

Ovarium Estrogen, Progesteron, Relaxin

Plasenta HCG ( manusia)

Hipotalamus

Hipotalamus pada vertebrata terletak didasar otak (sella tursica), meliputi bagian
optik chiasma, tuber cinerum, mammilary bodies, median aminence, infundibulum
(tangkai hipophysa) dan pars nervosa. Hipotalamus telah diketahui menerima informasi
dari indera, mengintegrasikan nya dan membagi-bagi serta menyalurkannya ke alat-
alat yang berkepentingan. Proses ini bekerja secara otonom, tetapi besar kecilnya dan
cepat lambatnya penyaluran tergantung sifat genetik dari individu. Kontrol
neurohumoral terhadap adenohipopisa didasarkan pada data-data anatomi dan fisiologi
bahwa serabut-serabut saraf hipotalamus mengeluarkan hormon ke dalam pembuluh
23
darah portae hypotalamo-hipopiseal. Beberapa macam hormon yang berasal dari
hipotalamus mengontrol fungsi hipopisa. Hormon-hormon tersebut adalah FSH
RH/LH-RH, Oxytocin, Vassopressin, TRH, ACTH-RH, STH-RH PIH dan GIH
(somatostatin).1

 Hormon FSH-RH dan LH-RH

Termasuk dalam hormon protein. FSH-RH dan LH-RH mengandung 10 asam amino
(decapeptida), berat molekul ± 1183. FSH-RH/LH-RH menyebabkan perangsangan
sekresi hormon-hormon gonadotropin (FSH dan LH) dari adenohipopisa. Bagian
hipotalamus yang berperanan dalam sekresi FSH-RH/LH-RH adalah pre-optic anterior
hipotalamus, arcuate nukleus, ventromedial nukleus dan median aminence.1

 Oxytocin dan Vasopressin

Hormon ini dihasilkan oleh neurohipopisa namun sintesisnya terdapat pada bagian
supra optik nukleus (sumber vassopressin) dan para ventricular nuclei (sumber oxitocin)
dari hipotalamus. Hormon tersebut disekresikan dari hipotalamus melalui axon saraf
hipotalmik hipopiseal oleh aliran axoplasmik dan disimpan pada akhiran saraf. Dari
akhiran saraf kemudian diteruskan ke kapiler-kapiler darah dalam neurohipopisa untuk
selanjutnya disekresikan ke sistem sirkulasi darah.

Hormon ini merupakan hormone protein, mengandung 9 macam asam amino,


struktur keduanya sangat mirip. Terdapat dua macam vassopressin yaitu arginin
vassopressin yang dikenal pula dengan Anti Diuretic Hormone (ADH) dan lysin
vassopressin.

Baik hormon oxytocin maupun vassopressin disintesa dalam protein pembawa yang
disebut NEUROPISIN. Ikatan neuropisin dengan oxytocin disebut pula prohormon
untuk oxytocin. Oxytocin mempengaruhi kontraksi uterus, kontraksi oviduk sehingga
mempengaruhi transport ova dan spermatozoa, memiliki efek milk let down.
Vassopressin mempengaruhi reabsorbsi air pada ginjal.1

 TRH dan PIH

24
TRH atau thyrolibrin, merupakan hormon protein yang mengandung tiga asam amino (tri
peptida). TRH mempengaruhi sekresi hormon prolaktin (LTH) dan TSH dari
adenohipopisa. Menarik bahwa satu macam hormon berhubungan dengan lebih dari
satu hormon dari adenohipopisa. PIH merupakan substansi hormon yang menghambat
sekresi prolaktin.1

Hipofisa atau Pituitary

Pada vertebrata, umumnya hipopisa terletak dibawah hipotalamus di dasar otak,


pada legokan tulang sphenoid yang disebut sella tursica. Hipopisa secara embriologis
berkembang dari ektoderm saluran pernafasan pada langit-langit mulut dan ektoderm
neural pada hipotalamus yang sedang berkembang. Asal berganda ini sebagian terbawa
ke organisme dewasa dimana kedua bagian utama tetap dipertahankan sebagai kesatuan-
kesatuan nyata kelenjar adenohipopisa dan neurohipopisa.

Neurohipopisa terdiri atas tangkai atau infundibulum dan pars nervosa, sedangkan
adenohipopisa terdiri atas pars distalis, pars tuberalis dan pars intermedia. Paling tidak
terdapat 7 macam hormon dihasilkan oleh adenohipopisa yaitu FSH, LH, ACTH, TSH
(Thyrotropin), LTH dan MSH (Intermedin). Seluruhnya merupakan hormon protein dan
pada FSH, LH dan TSH mengandung karbohidrat.1

 FSH dan LH

Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) dikenal


juga sebagai hormon gonadotropin karena keduanya merangsang pertumbuhan dan
perkembangan gonad. Merupakan hormon glikoprotein, dimana kandungan
karbohidrat FSH lebih banyak daripada LH (FSH pada kuda, domba,sapi dan
manusia memiliki sampai 25 % karbohidrat). Rantai karbohidrat terdiri dari
monosakarida yaitu mannosa galaktosa, fucosa, asam sialat dan N-
acetylglucosamine. FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam
ovarium, merangsang sekresi estrogen oleh sel-sel folikel, dan mempengaruhi
spermatogenesis di dalam tubuli seminiferi testis. Sekresi FSH dihambat oleh
estrogen dari ovarium dan testosteron dari sel-sel interstitial testis. LH bersama-sama
dengan FSH merangsang pematangan folikel dan sekresi estrogen, LH menyebabkan
25
terjadinya ovulasi, penting untuk mempertahankan corpus luteum dan sekresi
progesteron. Pada hewan jantan, LH merangsang pertumbuhan dan sintesis hormon
androgen (testosteron) pada sel-sel interstitial testis (sel Leydig) sehingga sering
disebut juga Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH).1

 LTH (Luteotropic Hormone)

Luteotropic hormone (LTH) atau Prolactin merupakan hormon protein mengandung


198 asam amino. LTH merangsang pertumbuhan kelenjar susu pada mamalia
(termasuk tikus, kelinci dan marmot). Bersama-sama dengan LH, LTH memelihara
aktifitas fungsional korpus luteum, LTH juga merangsang tingkah laku maternal
(keibuan) misalnya sifat mengeram pada unggas.1

Gonad

Merupakan organ reproduksi primer, dimana pada jantan disebut testis dan pada betina
disebut ovarium. Umumnya hormon yang dihasilkan oleh gonad merupakan hormon
steroid yaitu androgen (testosteron), estrogen, progesteron dan relaksin.1

 Androgen (Testosteron)

Dihasilkan oleh sel-sel Leydig dalam testis. Testosteron diperlukan untuk diferensiasi
seksual organ- organ kelamin luar, mempengaruhi proses desencus testiculorum,
pertumbuhan dan kelangsungan fungsi kelenjar kelamin pelengkap yang
menghasilkan plasma semen waktu ejakulasi, mempengaruhi libido (kelakuan
kelamin) serta kesanggupan ereksi sewaktu ejakulasi, berpengaruh pada sifat-sifat
kelamin sekunder serta mempertahankan kelangsungan spermatogenesis.1

26
Estrogen

Dihasilkan oleh ovarium (sel teka folikel). Estrogen diperlukan untuk manifestasi
fisiologik dari estrus; mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium uterus,
perubahan-perubahan histologi pada epitelium vagina selama siklus estrus,
mempengaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae waktu menyusui,
mengontrol pelepasan hormon pituitary (FSH dan LH), bertanggung jawab pada
timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder pada betina, mensensitifkan otot-otot uterus
terhadap oxytocin, mengendorkan servix, vagina dan vulva serta menimbulkan tonus
pada uterus.1

 Progesteron

Merupakan hormon yang disekresikan oleh sel-sel lutein korpus luteum pada
ovarium. Progesteron diperlukan untuk mempertahankan kebuntingan dengan jalan
menghambat pergerakan uterus secara spontan dan meniadakan atau menurunkan
respon myometrium terhadap oxytocin, menghambat sekresi FSH dan LH sehingga
mencegah terjadinya estrus, ovulasi dan siklus birahi, bersama-sama dengan
estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan sistem alveolar kelenjar
mammae.1

 Relaxin

Relaxin selain dihasilkan oleh korpus luteum juga dihasilkan oleh placenta. Fungsi
relaxin menstimulir pemisahan simphisis pubis pada marmut dan mencit
(memudahkan partus), menimbulkan dilatasi servix uteri pada babi, sapi, tikus (juga
memudahkan partus).1

Plecenta

Termasuk disini adalah hormon PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin), Human
Chorionic Gonadotropin (HCG).1

 PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin)


27
PMSG diketemukakan pada serum kuda bunting, merupakan glycoprotein dengan
kandungan asam sialat yang tinggi. Disekresikan oleh endometrial cups (mangkuk
endometrium) dari uterus kuda yang terbentuk minggu ke 6 kebuntingan dan
terdapat terus sampai minggu ke tiga puluh. Aktifitas PMSG mirip dengan FSH dan
LH (namun cenderung lebih mirip dengan FSH), sering digunakan untuk
merangsang perkembangan folikel pada superovulasi untuk keperluan tranfer
embrio. Kandungan asam sialat lebih tinggi dan waktu paruh lebih lama
dibandingkan dengan FSH, menyebabkan PMSG lebih efektif daripada FSH.1

 Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

Hormon ini diekskresikan melalui urine wanita hamil. Disintesa oleh sel-sel
sinsitiotropoblas dari placenta. Pada manusia diketahui ada 8 hari setelah ovulasi
(kira- kira sehari setelah implantasi). HCG menyebabkan korpus luteum menjadi
fungsional untuk kebuntingan. HCG merupakan hormon glikoprotein yang memiliki
aktifitas seperti LH. Sering digunakan mengobati peristiwa sistic ovari (pada sapi)
dan dalam beberapa hal digunakan pula untuk merangsang terjadinya ovulasi.1

Efek Plasenta Dalam Meningkatkan Estradiol Pada Ibu

Kolesterol adalah bahan dasar steroidogenesis. Semua organ yang memproduksi


steroid kecuali plasenta dapat mensitesis kolesterol dari acetat Sedangkan progestin,
androgen dan estrogen dapat disintesis langsung di beberapa organ ovarium yang berasal
dari molekul 2-carbon acetate melalui kolesterol. Selanjutnya melalui aliran darah ,
kolesterol akan memasuki sel ovarium dan adanya proses biosintesis maka kolesterol
disimpan dalam bentuk ester.6

Selama proses steroidogenesis, jumlah atom karbon pada kolesterol dapat berkurang
tapi tidak pernah meningkat. Setiap perubahan dimediasi oleh banyak enzim yang
berbeda pada tiap-tiap jaringan. Enzim steroidogenesis adalah salah satu kelompok
dehydrogenase atau kelompok sitokrom P450 dari oksidasi. Enzim P450 dapat
memetabolisme banyak bahan. Enzim P450 dihasilkan dari asam amino dan sequensi
nukleotida yang menunjukan bahwa setiap kolesterol dan pregnenolon dimediasi oleh
protein tunggal yaitu P450scc yang terikat dengan membrane dalam mitokondria.6
28
Perubahan kolesterol menjadi pregnenolon melibatkan hidroksilasi pada atom carbon
20 dan 22 dengan memutus salah satu rantai yang terjadi di mitokondria. Selanjutnya
enzim P450c17 sebagai mediasi untuk mengubah 17- hydroxypregnenolone menjadi
dehydroepiandrosterone. Begitu juga dengan perubahan progesteron menjadi 17-
Hydroxyprogesterone akibat peranan P450c17. Androgen adalah prekursor yang umum
terdapat pada estrogen. Aktivitas 17ß Hydroxysteroid dehydrogenase akan mengubah
androstenedion menjadi testosteron, yang bukan merupakan hasil utama dari ovarium.
Akibat adanya enzim P450arom yang menyebabkan terjadinya aromatisasi perubahan
testosteron menjadi estradiol yang merupakan hormon utama estrogen yang diproduksi
ovarium. Sedangkan Estron dibentuk dari Estradiol yang merupakan estrogen lemah yang
banyak ditemukan pada pascamenopause .6

29
DAFTAR PUSTAKA

Effendie, Hasyim. Fisiologi Sistem Hormonal dan Reproduksi dengan Patofisiologinya. Penerbit Alumni,
Bandung. 1981.

Guyton, Arthur C. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi keduabelas. Singapore: Elsevier.
2014.

Setiawan, Faris Eka. Tinjauan Pustaka Sistem Endokrin. 2014 ( diakses 03 Feb 2018). Diunduh dari URL:
http://eprints.undip.ac.id/44627/3/fariz_eka_setiawan_22010110120091_BAB_2.pdf

Hiort, o. & Holterhus,P.M. . The Molecular Basis Of Male Sexual. 2007 (diakses 03 Feb 2018). Diunduh
dari URL: .http://erepo.unud.ac.id/10438/3/5faa79e4ba0ad118c3ccd7f3a5911e0f.pdf

Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia : dari sel ke system Edisi 2. Jakarta: EGC. 2001.

Anonim. Mekanisme sistem reproduksi wanita. Diakses 03 Feb 2018. Diunduh dari URL:
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-234-1769780408-babii.pdf

Staf Pengajar Universitas Gadjah Mada. Sinkronisasi Alami. 2018 (diakses 03 Feb 2018). Diunduh dari
URL: https://nanopdf.com/queue/universitas-gadjah-mada-1-bab-ii-sinkronisasi_pdf?queue_id=-1

30

Anda mungkin juga menyukai