Disusun Oleh :
BLOK 6.1
UNIVERSITAS JAMBI
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerahNya maka makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Dosen Pengajar Biokimia Hormon Reproduksi
Pria dan Wanita pada blok 6.1 yaitu dr. Ahmad Syauqi, M. Biomed , yang telah membimbing
serta memberikan arahan dalam proses penyusunan makalah ini. Makalah ini berjudul
“Biokimia Hormon Reproduksi Pria dan Wanita” dalam rangka untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dr. Ahmad Syauqi, M. Biomed.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya
Siska Geralda
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………........................................................................iii
BAB I PEMBAHASAN……………………………………............................................1
3
BAB I
PEMBAHASAN
Hormon adalah suatu zat kimia organik yang dihasilkan dalam sel atau kumpulan sel
(kelenjar) normal dan sehat, disekresikan langsung ke dalam darah, dibawa ke tempat pada
suatu jarak dimana hormon tersebut bekerja (target organ), diproduksi dalam jumlah sedikit
tapi memiliki pengaruh besar dan berfungsi untuk mengintegrasikan serta
mengkoordinasikan fungsi-fungsi alat tubuh.
Morphogenesis yaitu pengaturan pembentukan dan pendewasaan dari gonad tanda- tanda sex
sekunder, pertumbuhan tulang dan lain-lain.
4
Integrasi dari fungsi autonom dan kelakuan berdasarkan insting seperti meneruskan reaksi
simpatis dan kontrol terhadap perilaku sex.
Mempertahankan keadaan tetap dalam lingkungan dalam tubuh, pengaturan penggunaan bahan
makanan, elektrolit dan air dalam tubuh (pengaturan homeostasis cairan tubuh).
Testosteron →disekresi oleh sel-sel leydig yang terletak di interstisium testis. Testosteron penting
untuk pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis, yang merupakan tahap pertama
pembentukan sperma.
Hormon luteinisasi (luteinizing hormone) → disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior, yang
merangsang sel-sel leydig untuk menyekresi testosterone.
Hormon peranngsang folikel (FSH) → disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior,
merangsang sel-sel sertoli. Tanpa rangsangan ini, pengubahan spermatid menjadi sperma
(spermiogenesis) tidak akan terjadi.
Estrogen →dibentuk oleh testosteron oleh sel-sel sertoli ketika sel sertoli dirangsang oleh FSH ,
mungkin juga penting untuk spermatogenesis.
Growth hormone →untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis. Hormon ini secara
spesifik meningkatkan pembelahan awal spermatogonia.
5
Testosteron
Penentuan jenis kelamin pada pria ditentukan adanya gen SRY (sex determining
gene on the Y chromosome), yang akan merangsang pembentukan gonad pada pria.
Hormon androgen memiliki peran yang penting pada pembentukan gonad pada masa
janin. Pada minggu pertama, genitalia eksterna janin belum bisa di bedakan antara pria
atau wanita. Dehidrotestosteron (DHT) menginduksi pertumbuhan “gonadal ridge”,
penyatuan plica genitalis dan differensiasi prostat dari sinus genitalis pada saat usia janin
8 minggu. Pada usia 14 minggu, DHT berperan terhadap pembentukan genitalia eksterna
dan pada saat tersebut produksi testosteron mencapai level tertinggi. Produksi testosteron
pada janin di pacu oleh hCG, baru pada saat usia kehamilan lebih dari 18 minggu
produksi dibawah pengaruh dari LH.3
Pada neonatus, konsentrasi serum testosteron akan menurun pada akhir minggu
pertama dan kemudian meningkat kembali pada bulan kedua sampai akhirnya akan
menurun kembali pada bulan keenam sampai usia 7 tahun. Pada umur 7 tahun produksi
hormon androgen mulai meningkat dan diawali dengan meningkatnya produksi
dehidroepiandrosterone oleh kelenjar adrenal. Sekresi LH oleh pengaruh GnRH dimulai
pada usia 10 tahun, sekresi terjadi ketika tidur semakin lama semakin meningkat
jumlahnya sampai seorang pria menjadi dewasa3
Sintesis dari hormon steroid distimulasi oleh suatu protein yang disebut
Steroidogenic Acute Regulatory Protein ( StAR ). Protein ini merupakan suatu
transporter aktif dari kolesterol melalui membran dalam mitokondria. Mutasi dari
StAR yang biasanya diturunkan secara autosomal resesif akan mengakibatkan
kerusakan dalam steroidogenesis adrenal seperti kurangnya virilisasi pada
individu 46,XY dalam kasus Lipoid congenital adrenal hyperplasia.
Kelangsungan individu dalam kasus di atas selama fase intrauterin akan bertahan,
karena steroidogenesis plasenta tidak bergantung pada StAR.4
Proses enzimatik awal pada sintesis hormon steroid yaitu dari kolesterol
menjadi pregnenolon di mediasi oleh enzim mitokondria, sitokrom P450. Enzim
tersebut akan memotong sisi rantai kolesterol. Enzim lain yang terlibat pada
reaksi berikutnya adalah enzim P450c17 yang merupakan regulator sintesis
dengan dua aktivitas yang berbeda, yaitu 17α-hidroksilase dan 17/20-Liase.
Enzim 17αhidroksilase akan mengkatalisis perubahan pregnenolon menjadi 17-
OH Pregnenolon dan perubahan progesteron menjadi 17-OH progesteron.
Sedangkan 17/20-Liase akan mengkatalisis perubahan 17-OH Pregnenolon
menjadi DHEA dan 17-OH progesterone menjadi androstenedion. P450c17
dikode oleh gen pada kromosom 10q24.3. Mutasi pada gen tersebut akan dapat
menghambat kerja enzim 17α hidroksilase dan 17/20-Liase.4
7
Enzim lain yang mempunyai peran penting dalam sintesis androgen
adalah 3β-hidroksisteroid dehidrogenase ( 3β-HSD ). Enzim ini mengkatalisis
perubahan pregnenolon, 17-OH Pregnenolon dan dehidroepiandrosteron menjadi
progesteron, 17-OH progesterone dan androstenedion. Enzim 3β-HSD dikode
oleh gen yang berada pada kromosom 1p13.1. Langkah selanjutnya pada sintesis
androgen, enzim 17β-hidroksisteroid dehidrogenase ( 17β-HSD ) mengubah
androstenedion menjadi testosteron di dalam testis. Enzim 17β-HSD memiliki 5
jenis isoenzim yang berbeda. Tetapi hanya mutasi pada tipe 3 yang ditemukan
berhubungan dengan gangguan virilisasi berat pada individu 46,XY. Enzim ini
dikode oleh gen pada kromosom 9p22. Enzim 17β-HSD hanya ditemukan pada
testis. Enzim 5α-reduktase lalu akan mengakatalisis perubahan testosteron
menjadi DHT pada sel target perifer. Enzim ini mempunyai 2 jenis isoenzim yang
diekspresikan pada jaringan yang berbeda. Pada struktur genital lebih banyak
didapatkan enzim 5α-reduktase tipe 2. Sementara tipe 1 berperan dalam
pengurangan kadar androgen, yaitu menghambat kelebihan pembentukan dari
estrogen. Pada kasus defisiensi enzim 5α-reduktase, pembentukan DHT akan
sangat berkurang. Tetapi kadar testosteron dapat normal atau meningkat. Individu
46,XY yang mengalami kasus seperti di atas, biasanya akan lahir dengan masalah
genitalia eksterna yang ambigus.4
8
Gambar 1.1 Testosteron dan dihrotestosteron
Metabolisme testosteron
9
binding domain. Fungsi dari ketiga domain tersebut adalah berpartisipasi dalam
regulasi transkripsi.4
Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah, terutama oleh
hati, menjadi androsteron dan dehidroepiandrosteron dan secara serentak
dikonjugasikan sebagai glukuronida atau sulfat (terutama glukuronida). Semuanya
diekskresi ke dalam usus melalui kanalis biliaris hati atau ke dalam urin melalui
ginjal.2
Fungsi Testosteron :2
10
Peningkatan sekresi testosterone menyebabkan penis, skrotum, dan testis membesar kira-kira 8x
lipat sebelum mencapai usia 20 tahun.
Menyebabkan sifat kelamin sekunder laki-laki berkembang, dimulai saat pubertas dan berakhir
pada maturitas.
Testosteron menimbulkan pertumbuhan rambut di beberapa tempat yaitu, di atas pubis, ke atas
disepanjang linea alba kadang-kadang sampai ke umbilicus dan di atasnya, pada wajah, biasanya
pada dada, punggung
Menyebabkan hipertrofi mukosa laring dan pembesaran laring. Pengaruhnya yaitu mula-mula
suara akan serak, namun secara bertahap menjadi suara maskulin dewasa yang khas.
Meningkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dan meningkatkan kekasaran jaringan subkutan.
Meningkatkan kecepatan sekresi kelenjar sebasea tubuh. Oleh karena itu , testosterone dapat
menyebabkan kelebihan sekresi sebasea wajah yang dapat memicu tumbuhnya jerawat.
Meningkatkan laju metabolisme basal sampai 15%. Peningkatan laju metabolism basal mungkin
disebabkan oleh pengaruh tidak langsung testosterone terhadap anabolisme protein, peningkatan
kuantitas protein, teritama enzim yang meningkatkan aktivitas semua sel.
11
Tabel 1.1 Efek Testosteron5
EFEK TESTOSTERON
Pemeliharaan saluran
reproduksi selama masa dewasa
12
Efek yang tidak berkaitan dengan Memiliki efek anabolic protein
reproduksi
Mendorong pertumbuhan
tulang pada pubertas dan
kemudian memicu perilaku
agresif
Kedua hormone gonadotropin, LH dan FSH, disekresi oleh sel yang sama,
yang disebut gonadotrop di kelenjar hipofisis anterior. Tanpa sekresi GnRH dari
hipotalamus, gonadotrop di kelenjar hipofisis hamper tidak menyekresi LH dan
FSH.2
13
beberapa jam sebagai respons terhadap perubahan jangka panjang GnRH. Oleh
karena hubungan antara sekresi GnRH dan sekresi LH yang jauh lebih dekat,
maka GnRH juga dikenal secara luas sevagai hormone pelepas- LH atau LH-
releasing hormone2.
Sifat kimiawi
14
Estrogen
15
Sel Leydig memiliki peran utama dalam memproduksi testosteron.
Aromatase kemudian dapat mengkatalisis testosteron menjadi estrogen. Estrogen
memerlukan reseptor untuk dapat bekerja. Sel Leydig diketahui memiliki
reseptor estrogen yang dapat mengikat estrogen. Estrogen pada sel Leydig
dipercaya dapat memengaruhi fase-fase pembentukan sel Leydig. Pada masa
janin dan neonatus, estrogen akan menghambat fase-fase differensiasi sel Leydig
dari sel progenitor. Terdapat 2 reseptor estrogen yaitu reseptor estrogen α (ERα )
dan β (ERβ). Selama hari 10-26 postnatal, sel Sertoli dan Leydig melakukan
pembelahan dan mengalami proses pematangan. Pada masa ini ERα tidak
ditemukan pada epitelium tubulus seminiferus, namun ERβ cukup dominan. Pada
sel Leydig tikus neonatus, ditemukan adanya eskpresi ERα dan ERβ.24, 25
Estrogen juga mengakibatkan gangguan regenerasi pada sel Leydig dewasa yang
mengalami kerusakan, dibuktikan adanya gangguan regenerasi pada sel Leydig
tikus yang dipapar ethane dimethylsulfonate. Estrogen juga bekerja secara
langsung pada sel Leydig untuk menghambat produksi hormon androgen, baik
dengan menghambat pembentukan dan pertumbuhan sel Leydig secara langsung.3
Hormon estrogen identik dengan hormon pada wanita, namun pada pria
juga terdapat hormon estrogen walaupun jumlahnya tidak sebanyak pada wanita.
Perubahan androgen menjadi estrogen di katalisis oleh sitokrom P450
aromatase yang terdapat di retikulum endoplasma sel dan terjadi secara
ireversibel. Sel Leydig memiliki peran utama dalam memproduksi testosteron.
Aromatase kemudian dapat mengkatalisis testosteron menjadi estrogen.3
Struktur Estrogen
Estrogen disekresikan pada awal siklus menstruasi oleh karena respon dari
LH dan FSH. Sintesis estrogen menempati perkembangan folikel ovarium, baik
sel teka dan sel granulosa. Akibat rangsangan LH, sel-sel teka akan mengubah
kolesterol menjadi androgen yang kemudian berdifusi ke dalam sel-sel granulosa
melalui dasar membran. Sel-sel granulosa, karena dirangsang oleh FSH akan
17
mengaktifkan enzim aromatase untuk mengubah androgen menjadi estrogen.
Sebagian estrogen tetap berada di folikel ovarium untuk membentuk antrum,
sedangkan sebagian lainnya disekresikan ke dalam darah untuk mengikat SHBG
dan albumin yang bekerja melalui reseptor intraseluler menuju sel target.6
Karena kadar basal FSH yang rendah sudah cukup untuk mendorong
perubahan menjadi estrogen ini, kecepatan sekresi estrogen oleh folikel terutama
bergantung pada kadar LH dalam darah, yang terus meningkat selama fase folikel.
Selain itu sewaktu folikel terus tumbuh, estrogen yang dihasilkan juga meningkat
karena bertambahnya jumlah sel folikel penghasil estrogen. Estrogen bekerja pada
pituitari anterior dan hipotalamus untuk mengatur sistem mekanisme umpan balik.
Biasanya mekanisme ini bersifat negatif, oleh karena konsentrsi estrogen yang
tinggi dalam waktu yang lama menyebabkan terjadi mekanisme positif untuk
merangsang LH.4
18
dalam bentuk yang aktif. Androgen yang bebas akan diubah menjadi estrogen
bebas, contohnya pada jaringan kulit dan sel lemak. Lokasi dari sel lemak akan
mempengaruhi kerja androgen. Wanita yang gemuk, akan menghasilkan lebih
banyak androgen. Pada wanita, kelenjar adrenal menyisakan sumber utama
androgen, khususnya androstenedion. Sedangkan pada pria, hampir seluruh dari
sirkulasi estrogen berasal dari peripheral konversi androgen.6
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan. Estrogen juga berguna pada siklus
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Keuntungan penting yang lain dari estrogen adalah merangsang pertumbuhan
tulang dan membantu mempertahankan kesehatan tulang, juga melindungi
jantung dan pembuluh darah dengan meningkatkan kolesterol baik (HDL), serta
menurunkan kolesterol jahat (LDL).6
19
Sedangkan fungsi khusus meliputi:6
Endometrium
Serviks
Vagina
Ovarium
Estradiol memicu sintesis reseptor FSH di dalam sel-sel granula, juga reseptor
LH di sel-sel teka. Adanya khasiat estrogen pada sistim reproduksi wanita
dapat dengan mudah dilihat, tanpa memerlukan pemeriksaan hormon serum
atau urin.
20
Progesteron
GnRH
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak. GnRH akan
merangsang pelepasan FSH (Folicle Stimulating Hormon) di hipofisis. Bila kadar
estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.6
LH dan FSH
Struktur kimiawi
22
Organ/Kelenjar Penghasil Hormon Reproduksi Pria dan Wanita
ORGAN HORMON
Hipofisis
Neurohipofisis Oxcytocin
Testis Testosteron
Hipotalamus
Hipotalamus pada vertebrata terletak didasar otak (sella tursica), meliputi bagian
optik chiasma, tuber cinerum, mammilary bodies, median aminence, infundibulum
(tangkai hipophysa) dan pars nervosa. Hipotalamus telah diketahui menerima informasi
dari indera, mengintegrasikan nya dan membagi-bagi serta menyalurkannya ke alat-
alat yang berkepentingan. Proses ini bekerja secara otonom, tetapi besar kecilnya dan
cepat lambatnya penyaluran tergantung sifat genetik dari individu. Kontrol
neurohumoral terhadap adenohipopisa didasarkan pada data-data anatomi dan fisiologi
bahwa serabut-serabut saraf hipotalamus mengeluarkan hormon ke dalam pembuluh
23
darah portae hypotalamo-hipopiseal. Beberapa macam hormon yang berasal dari
hipotalamus mengontrol fungsi hipopisa. Hormon-hormon tersebut adalah FSH
RH/LH-RH, Oxytocin, Vassopressin, TRH, ACTH-RH, STH-RH PIH dan GIH
(somatostatin).1
Termasuk dalam hormon protein. FSH-RH dan LH-RH mengandung 10 asam amino
(decapeptida), berat molekul ± 1183. FSH-RH/LH-RH menyebabkan perangsangan
sekresi hormon-hormon gonadotropin (FSH dan LH) dari adenohipopisa. Bagian
hipotalamus yang berperanan dalam sekresi FSH-RH/LH-RH adalah pre-optic anterior
hipotalamus, arcuate nukleus, ventromedial nukleus dan median aminence.1
Hormon ini dihasilkan oleh neurohipopisa namun sintesisnya terdapat pada bagian
supra optik nukleus (sumber vassopressin) dan para ventricular nuclei (sumber oxitocin)
dari hipotalamus. Hormon tersebut disekresikan dari hipotalamus melalui axon saraf
hipotalmik hipopiseal oleh aliran axoplasmik dan disimpan pada akhiran saraf. Dari
akhiran saraf kemudian diteruskan ke kapiler-kapiler darah dalam neurohipopisa untuk
selanjutnya disekresikan ke sistem sirkulasi darah.
Baik hormon oxytocin maupun vassopressin disintesa dalam protein pembawa yang
disebut NEUROPISIN. Ikatan neuropisin dengan oxytocin disebut pula prohormon
untuk oxytocin. Oxytocin mempengaruhi kontraksi uterus, kontraksi oviduk sehingga
mempengaruhi transport ova dan spermatozoa, memiliki efek milk let down.
Vassopressin mempengaruhi reabsorbsi air pada ginjal.1
24
TRH atau thyrolibrin, merupakan hormon protein yang mengandung tiga asam amino (tri
peptida). TRH mempengaruhi sekresi hormon prolaktin (LTH) dan TSH dari
adenohipopisa. Menarik bahwa satu macam hormon berhubungan dengan lebih dari
satu hormon dari adenohipopisa. PIH merupakan substansi hormon yang menghambat
sekresi prolaktin.1
Neurohipopisa terdiri atas tangkai atau infundibulum dan pars nervosa, sedangkan
adenohipopisa terdiri atas pars distalis, pars tuberalis dan pars intermedia. Paling tidak
terdapat 7 macam hormon dihasilkan oleh adenohipopisa yaitu FSH, LH, ACTH, TSH
(Thyrotropin), LTH dan MSH (Intermedin). Seluruhnya merupakan hormon protein dan
pada FSH, LH dan TSH mengandung karbohidrat.1
FSH dan LH
Gonad
Merupakan organ reproduksi primer, dimana pada jantan disebut testis dan pada betina
disebut ovarium. Umumnya hormon yang dihasilkan oleh gonad merupakan hormon
steroid yaitu androgen (testosteron), estrogen, progesteron dan relaksin.1
Androgen (Testosteron)
Dihasilkan oleh sel-sel Leydig dalam testis. Testosteron diperlukan untuk diferensiasi
seksual organ- organ kelamin luar, mempengaruhi proses desencus testiculorum,
pertumbuhan dan kelangsungan fungsi kelenjar kelamin pelengkap yang
menghasilkan plasma semen waktu ejakulasi, mempengaruhi libido (kelakuan
kelamin) serta kesanggupan ereksi sewaktu ejakulasi, berpengaruh pada sifat-sifat
kelamin sekunder serta mempertahankan kelangsungan spermatogenesis.1
26
Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium (sel teka folikel). Estrogen diperlukan untuk manifestasi
fisiologik dari estrus; mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium uterus,
perubahan-perubahan histologi pada epitelium vagina selama siklus estrus,
mempengaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae waktu menyusui,
mengontrol pelepasan hormon pituitary (FSH dan LH), bertanggung jawab pada
timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder pada betina, mensensitifkan otot-otot uterus
terhadap oxytocin, mengendorkan servix, vagina dan vulva serta menimbulkan tonus
pada uterus.1
Progesteron
Merupakan hormon yang disekresikan oleh sel-sel lutein korpus luteum pada
ovarium. Progesteron diperlukan untuk mempertahankan kebuntingan dengan jalan
menghambat pergerakan uterus secara spontan dan meniadakan atau menurunkan
respon myometrium terhadap oxytocin, menghambat sekresi FSH dan LH sehingga
mencegah terjadinya estrus, ovulasi dan siklus birahi, bersama-sama dengan
estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan sistem alveolar kelenjar
mammae.1
Relaxin
Relaxin selain dihasilkan oleh korpus luteum juga dihasilkan oleh placenta. Fungsi
relaxin menstimulir pemisahan simphisis pubis pada marmut dan mencit
(memudahkan partus), menimbulkan dilatasi servix uteri pada babi, sapi, tikus (juga
memudahkan partus).1
Plecenta
Termasuk disini adalah hormon PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin), Human
Chorionic Gonadotropin (HCG).1
Hormon ini diekskresikan melalui urine wanita hamil. Disintesa oleh sel-sel
sinsitiotropoblas dari placenta. Pada manusia diketahui ada 8 hari setelah ovulasi
(kira- kira sehari setelah implantasi). HCG menyebabkan korpus luteum menjadi
fungsional untuk kebuntingan. HCG merupakan hormon glikoprotein yang memiliki
aktifitas seperti LH. Sering digunakan mengobati peristiwa sistic ovari (pada sapi)
dan dalam beberapa hal digunakan pula untuk merangsang terjadinya ovulasi.1
Selama proses steroidogenesis, jumlah atom karbon pada kolesterol dapat berkurang
tapi tidak pernah meningkat. Setiap perubahan dimediasi oleh banyak enzim yang
berbeda pada tiap-tiap jaringan. Enzim steroidogenesis adalah salah satu kelompok
dehydrogenase atau kelompok sitokrom P450 dari oksidasi. Enzim P450 dapat
memetabolisme banyak bahan. Enzim P450 dihasilkan dari asam amino dan sequensi
nukleotida yang menunjukan bahwa setiap kolesterol dan pregnenolon dimediasi oleh
protein tunggal yaitu P450scc yang terikat dengan membrane dalam mitokondria.6
28
Perubahan kolesterol menjadi pregnenolon melibatkan hidroksilasi pada atom carbon
20 dan 22 dengan memutus salah satu rantai yang terjadi di mitokondria. Selanjutnya
enzim P450c17 sebagai mediasi untuk mengubah 17- hydroxypregnenolone menjadi
dehydroepiandrosterone. Begitu juga dengan perubahan progesteron menjadi 17-
Hydroxyprogesterone akibat peranan P450c17. Androgen adalah prekursor yang umum
terdapat pada estrogen. Aktivitas 17ß Hydroxysteroid dehydrogenase akan mengubah
androstenedion menjadi testosteron, yang bukan merupakan hasil utama dari ovarium.
Akibat adanya enzim P450arom yang menyebabkan terjadinya aromatisasi perubahan
testosteron menjadi estradiol yang merupakan hormon utama estrogen yang diproduksi
ovarium. Sedangkan Estron dibentuk dari Estradiol yang merupakan estrogen lemah yang
banyak ditemukan pada pascamenopause .6
29
DAFTAR PUSTAKA
Effendie, Hasyim. Fisiologi Sistem Hormonal dan Reproduksi dengan Patofisiologinya. Penerbit Alumni,
Bandung. 1981.
Guyton, Arthur C. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi keduabelas. Singapore: Elsevier.
2014.
Setiawan, Faris Eka. Tinjauan Pustaka Sistem Endokrin. 2014 ( diakses 03 Feb 2018). Diunduh dari URL:
http://eprints.undip.ac.id/44627/3/fariz_eka_setiawan_22010110120091_BAB_2.pdf
Hiort, o. & Holterhus,P.M. . The Molecular Basis Of Male Sexual. 2007 (diakses 03 Feb 2018). Diunduh
dari URL: .http://erepo.unud.ac.id/10438/3/5faa79e4ba0ad118c3ccd7f3a5911e0f.pdf
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia : dari sel ke system Edisi 2. Jakarta: EGC. 2001.
Anonim. Mekanisme sistem reproduksi wanita. Diakses 03 Feb 2018. Diunduh dari URL:
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-234-1769780408-babii.pdf
Staf Pengajar Universitas Gadjah Mada. Sinkronisasi Alami. 2018 (diakses 03 Feb 2018). Diunduh dari
URL: https://nanopdf.com/queue/universitas-gadjah-mada-1-bab-ii-sinkronisasi_pdf?queue_id=-1
30