Anda di halaman 1dari 21

Makalah Farmakologi

Hormon Estrogen Dan Progesteron

Nama : Nur.Latifah
NIM : 17334042
Dosen : Dr.Refdanita,M.Si,Apt

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya, makalah Farmakologi mengenai “Hormon
Estrogen Dan Progesteron” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun
penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.refdanita,M.Si,Apt. yang telah
memberikan tugas makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh


karena itu dengan segala hormat, saya mohon bantuan saran dan kritik yang
konstruktif, guna menyempurnakan tulisan ini.Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak.

Jakarta,Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.latar belakang .............................................................. 1
Bab 11 PEMBAHASAN
Hormon estrogen
a. Hormon estrogen ..................................................... 2
b. Fungsi hormon estrogen ........................................... 3
c. Pengaruh estrogen pada usia dini .............................. 4
d. Sintesa hormon estrogen ........................................... 5-6
e. Perkembangan produksi hormon estrogen ............... 7
Hormon progesteron
a. Hormon progesteron ............................................. 8
b. Jaringan tempat roduksi ....................................... 9
c. Kecepatan produksi ............................................... 9
d. Sumber prekursor kolesterol progesteron .......... 10
e. Metabolisme progesteron selama kehamilan ....... 11-13
Obat estrogen ................................................................. 14
Obat progesteron ........................................................... 15
Bab III kesimpulan ....................................................... 16-17
Daftar pustaka ............................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hormon berasal dari kata hormao yang berarti pembangkit
aktivitas adalah sebuah zat organik. Sifat-sifat atau kekhususan dari hormon
adalah zat ini merupakan pengatur fisiologis terhadap kelangsungan hidup suatu
organ atau suatu sistem.Hormon dapat didefinisikan sebagai zat organik yang
diproduksi oleh sel-sel khususdalam bahan dan dialirkan ke dalam peredaran
darah dan dengan jumlah yang sangatkecil dapat merangsang sel-sel tertentu
untuk berfungsi.Ho r mo n a d a l a h s u b t a n s i ya n g d i h a s il k a n o l e h s e l
a t a u k e l o mp o k se l ya n g bergerak dalam aliran darah yang mengantarnya
keorgan target atau jaringan dalamtubuh yang memberikan suatu reaksi
yang dapat menolongmengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh. Hormon
dapat memberikan efeknya pada struktur-struktur target dengan cara:
1.Mengubah fungsi gen
2.Mempengaruhi jalur-jalur metabolic secara langsung
3.Mengkontrol perkembangan organ-organ spesifik atau produk-produk
skretorisnya.
Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kelenjar endokrin
dand i s e k r e s i s e c a r a a l a mi ya n g k e mu d i a n d a r a h k e a r e a l ya n g
d i t u ju a t a u ditentukan.Adanya hormon menimbulkan efek tertentu
sesuai dengan fungsinyamasing-masing.Oleh karena itu dan sama
halnya dengan sistem tubuh lainnya dan sistemr e p r o d u k s i ju g a
me mp u n y a i h o r mo n ya n g me m b e r i k a n e f e k d a n f u n g s i
d a l a m perkembangannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. HORMON ESTROGEN
PENGERTIAN
Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid, karena mempunyai
struktur kimia berintikan steroid, y ang secara fisiologik, sebagian besar
diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem produksi wanita. Pria sebenarnya juga
memproduksi estrogen, tetapi dalam jumlah jauh lebih sedikit. Hormon ini
termasuk zat lipofil yang sedikit larut dalam air.
Fungsi utamanya adalah sebagai hormon seks wanita dan berhubungan
erat dengan fungsi alat kelamin primer dan sekunder wanita. Walaupun terdapat
baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam
tubuh wanita usia subur.Hal yang spesifik bagi hormon ini pada wanita usia
subur ialah, sekresinya dari ovarium berlangsung secara siklik dan peranannya
sangat penting dalam mempersiapkan kehamilan.

Pada tahun 1926, Loewe dan Frank pertama kali melaporkan


adanya aktifitas estrogen dalam darah manusia, sedangkan Frank dan
Goldberger pada tahun yang sama berhasil menemukan
kondisi“double peak” selama siklus menstruasi normal dengan
menggunakan teknik bioassay. Pada tahun 1935, Mac. Corquodale
pertama kali mendapatkan kristal estradiol dari cairan folikuler
ovarium dan juga estron ditemukan dalam cairan folikel tetapi dalam
jumlah yang kecil

2
B.FUNGSI HORMON ESTROGEN
Estrogen berperan dalam proses perubahan habitus seorang anak
perempuan menjadi wanita dewasa. Hormon ini menyebabkan perkembangan
dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda
kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria
tanpa melihat kelaminnya, seperti perkembangan pinggul dan payudara pada
wanita, kulit menjadi halus dan juga terlibat dalam penebalan endometrium
maupun dalam pengaturan siklus haid.

Adanya hormon estrogen pada wanita yang masih aktif menstruasi akan
menekan Lipoprotein(a) atau Lp(a). Kadar Lp(a) rata-rata adalah 2 mg/dl, dan
apabila Lp(a) meningkat sampai 20-30 mg/dl maka akan muncul risiko penyakit
jantung koroner. Lp(a) ini berperan sebagai penggumpal yang kemudian
bersama-sama plak yang ada dalam pembuluh arteri akan menyumbat aliran
darah sehingga muncul serangan jantung.

Estrogen sebenarnya bukan hanya sekedar hormon pada wanita, tetapi


diketahui juga bahwa estrogen dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan.
Kolesterol LDL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh
darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan
adalah mencegah proses oksidasi LDL, sehingga kemampuan LDL untuk
menembus plak akan berkurang.

Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung
sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen
secara cukup.

Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga Akan tetapi, seiring
dengan meningkatnya usia, khususnya menjelang masa menopause, kadar
hormon estrogen dalam organ kaum wanita akan terus menurun, sehingga dapat
menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu
tidur, dan kecemasan yang berlebihan, termasuk meningkatnya resiko mengidap
berbagai penyakit.

3
C.Pengaruh Estrogen pada Usia Dini
Pada minggu I & II kehidupan di dunia luar, masih ada pengaruh
Estrogen dari ibu pada si bayi, karena itu uterus bayi baru lahir agak lebih besar
daripada anak kecil, juga menimbulkan pembengkakan payudara pada bayi
wanita maupun laki-laki selama sekitar 10 hari dan kadang-kadang disertai
sekresi cairan seperti air susu, sedangkan pada sekitar10 – 15 % bayi wanita
dapat timbul perdarahan pervaginam dalam minggu pertama kehidupannya.

Terdapat tiga 7ormone estrogen utama, yaitu yang disebut estradiol, estrone,
dan estriol.

1. Estradiol (E2) adalah estrogen terkuat, diproduksi oleh ovarium dan


bertanggungjawab terhadap tumbuh kembangnya payudara.
2. Estrone (E1), estrogen yang lebih lemah, diproduksi oleh ovarium dan
jaringan lemak.
3. Estriol (E3), estrogen terlemah dari ketiga estrogen utama, dibuat di
dalam tubuh dari estrogen-estrogen lain.

Secara biologis, estradiol adalah yang paling aktif. Perbandingan khasiat


biologis dari ketiga 7ormone tersebut E2 : E1 : E3 = 10 : 5 : 1.

Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas


bersifat mirip estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut
xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas
seperti estrogen disebut fitoestrogen

4
D.Sintesa Hormon Estrogen
Sintesis hormon estrogen terjadi di dalam sel-sel theka dan sel-sel
granulose ovarium, dimana kolesterol merupakan zat pembakal dari hormon ini,
dan pembentukannya melalui serangkaian reaksi enzimatik.

Pada tahun 1959 Ryan dan Smith mengemukakan hipotesa 2 sel yakni
mekanisme produksi hormon steroid dalam ovarium, hipotesa ini untuk
menerangkan kerja sama antara sel theka dan sel granulose dalam pembentukan
hormon.
LH diketahui berperan dalam sel theka untuk meningkatkan aktivitas
enzim pembelah rantai sisi kolesterol melalui pengaktifan ATP menjadi cAMP,
dan dengan melalui beberapa proses reaksi enzimatik terbentuklah
androstenedion, kemudian androstenedion yang dibentuk dalam sel theka
berfungsi kedalam sel granulose, selanjutnya melakukan aromatisasi
membentuk estron dan estradiol 17 β.
Kolesterol sebagai pembakal (prekursor) steroid disimpan dalam jumlah
yang banyak di sel-sel theka. Pematangan folikel yang mengakibatkan
meningkatnya biosintesa steroid dalam folikel diatur oleh hormon gonadotropin.

Pada proses pembentukan hormon steroid dapat terjadi reaksi-reaksi sebagai


berikut :

1. Reaksi desmolase : pemecahan / pembelahan rantai samping.


2. Konversi kelompok hidroksi menjadi keton atau kelompok keton menjadi
kelompok hidroksil : reaksi dehidrogenase.
3. Reaksi hidroksilasi : perubahan kelompok OH.
4. Pemindahan hidrogen : terbentuknya ikatan ganda
5. Saturasi : penambahan hidrogen untuk mengurangi ikatan ganda

Kolesterol mengandung 27 atom karbon, setelah hidroksilasi dari kolesterol


pada atom C20 dan atom C22 terjadi pemecahan rantai samping menjadi bentuk
pregnenolon dan asam isocaproat, pemecahan ini di samping adanya enzim 20β
hidroksilasi dan 22 β hidroksilasi juga adanya peran LH dalam meningkatkan
aktivitas enzim.

5
Dari pregnenolan proses pembentukkan estrogen ada 2 cara yaitu :
1. Melalui Δ5 – 3 β hidroksi steroid Pathway / Pregnenolon pathway
2. Melalui Δ4 – 3 β ketone pathway / Progesteron pathway

Cara yang pertama melalui pembentukan dehidroepiandrosteron,


sedangkan cara yang kedua melalui pembentukan progesterone. Progesteron
dibentuk dari pregnenolon melalui penghilangan atom hidrogen dari C3 dan
pergeseran ikatan ganda dari cincin B pada posisi 5-6 ke cincin A pada posisi 4-
5, perubahan ini oleh adanya bantuan enzyme 3 β hidroksi dehidrogenase dan
Δ4-5 isomerase, selanjutnya dengan bantuan enzyme 17α hidroksilase,
progesteron akan diubah menjadi 17 hidroksi progesterone yang kemudian
mengalami demolase menjadi bentuk testoteron, yang selanjutnya testosterone
mengalami aromatisasi (pembentukan gugus hidroksi fenolik pada atom C3)
menjadi estradiol (E2), sedangkan androstenedion juga dapat mengalami
aromatisasi membentuk eston (E1) Proses aromatisasi androstenedion
dipengaruhi juga oleh FSH.

Sedangkan pembentukan estrogen melalui pembentukkan


dehidroepiandrossteron yaitu dengan cara perubahan pregnenolon menjadi 17
hidroksi pregnenolon dengan bantuan enzim 17α hidroksilase, yang kemudian
17 hidroksi pregnenolon mengalami desmolase membentuk
dehidroepiandrosteron. Dengan bantuan enzim 3β OH dehidrogenase serta Δ4-5
isomerase, dehidroepiandrosteron diubah menjadi androstenedion dengan cara
penghilangan hydrogen dan atom C3 serta pergeseran ikatan ganda dari cincin
B (posisi 5-6) kecincin A (posisi 4-5), proses selanjutnya sintesis hormon
estrogen sama halnya seperti yang diperlihatkan melalui pembentukan
progesteron.

Pada wanita masa reproduksi, estradiol diproduksi sebanyak 0,09-0,25


mg/hari, estron 0,11-0,26 mg/hari. Kadar estradiol dalam darah berkisar antara
20-500 pg/ml dan estron 50-400 pg/ml, sedangkan pada wanita masa
menopause kadar estrdiol dibawah 10 pg/ml, dan kadar estron dibawah 30
pg/ml, sebagai perbandingan diketahui kadar estradiol pada laki-laki berkisar
antara 15-25 pg/ml dan kadar estron 40-75 pg/ml.

Kadar estradiol mencapai puncaknya pada saat 2 hari sebelum ovulasi


dengan kadar mencapai 150-400 pg/ml. Setelah ovulasi kadar estradiol
menurun, untuk kemudian meningkat lagi sampai kira-kira hari ke 21,
selanjutnya hormon ini menurun lagi sampai akhir siklus.

6
Seperti diketahui zat awal untuk sintesis hormon steroid terdapat di
semua kelenjar hormon steroid, hormon mana yang pasti dan dimana akan
dihasilkan tergantung dari :
1. Reseptor yang tersedia untuk pengaturan hormon (ACTH, FSH, LH)
2. Enzim yang dominan untuk perubahan-perubahan susunan molekul steroid
dalam setiap kelenjar hormon.

E.Perkembangan Produksi Hormon Estrogen

Seorang gadis pertama kali memproduksi estrogen pada usia antara 8


sampai 13 tahun. Hormon ini diproduksi oleh Folikel Graaf dan
pembentukannya dirangsang oleh Folichel Stimulating Hormone
(FSH). Produksi 10ormone estrogen yang pertama ini merupakan tanda
dimulainya masa pubertas. Estrogen mengakibatkan 10ormo (uterus), vagina,
tubai Fallopii (saluran dari indung telur atau ovarium ke 10ormo) berkembang.

Pada saat itu rambut di ketiak dan kemaluan mulai tumbuh serta memacu
tumpukan lemak di bagian bawah tubuh (pantat, paha) dan yang pasti membuat
payudara juga tumbuh. Pada saat estrogen mencapai level yang cukup tinggi,
ovulasi pun terjadi pertama kali. Ketika itu sel telur yang telah masak, akan
lepas dari ovarium dan mulailah siklus menstruasi

Sebagai seorang yang telah dewasa, level estrogen naik turun sesuai
dengan siklus menstruasi. Pada awal siklus level 10ormone sangat rendah.
Ketika kelenjar hypothalamus (di otak kecil) menangkap tanda level estrogen
rendah, kelenjar ini merangsang ovarium untuk mulai memproduksi lebih
banyak estrogen. Estrogen bertanggungjawab pada pemasakan sel telur selama
rentang waktu dua minggu siklus menstruasi. Ketika estrogen mencapai level
puncak sekitar hari ke-12, ovulasi terjadi.

7
HORMON PROGESTERON
a. PENGERTIAN
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus
menstruasi wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis.
Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon
progestogen yang banyak terdapat secara alami.

Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium,


khususnya setelah ovulasi di corpus luteum, pada fase luteal atau sekretoris
siklus haid. Hormon ini juga di sintesa di korteks adrenal, testis, pada otak,
selama kehamilan, dan pada plasenta.Pembentukannya dirangsang oleh LH dan
berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah
dibuahi. Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna
mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini
dapat mempertahankan kehamilan.

Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan


menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang
diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi terjadi 7 hari
setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan
hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi. Hormon ini akan ditemukan di
urin beberapa hari sebelum taksiran waktu perdarahan haid yang berikutnya.

Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus luteum akan dipertahankan


dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester
I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi
estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus atau saat proses
kelahiran, korpus luteum tidak diperlukan lagi.

Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram


sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20
mg pada fase luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir masa
kehamilan. Pada pria sekresi ini hanyamencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini
kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.

8
b.Jaringan Tempat Produksi

Biosintesis progesteron dalam kehamilan manusia disempurnakan melalui


penggunaan kolesterol low-density lipo-protein plasma ibu oleh plasenta. Ingat
bahwa kapasitas untuk sintesis de novo steroid di plasenta hanya terbatas;
sebagian, ini disebabkan oleh kecepatan pembentukan kolesterol yang lambat di
trofoblas. Meskipun jauh lebih banyak progesteron daripada estrogen
diproduksi selama kehamilan normal, relatif jauh lebih sedikit yang diketahui
tentang biosintesisnya sampai hari ini. Sangat sedikit progesteron yang
diproduksi sepanjang kehamilan manusia muncul di ovarium setelah beberapa
minggu pertama kehamilan (Diczgalusy dan Troen,1961). Pengangkatan secara
bedah korpus luteum atau ooforektomi bilateral yang dikerjakan pada minggu
ke-7 sampai ke-10 kehamilan tidak mengakibatkan menurunnya kecepatan
ekskresi pregnanediol urin, metabolit utama progesteron. Ada peninggian
bertahap kadar progesterone plasma dan kadar estradiol-17β serta estriol pada
kehamilan manusia yang normal.

c.Kecepatan Produksi

Teknik-teknik dilusi isotop untuk pengukuran kecepatan endogen


produksi hormon pada manusia pertama kali diterapkan pada suatu penelitian
produksi progesteron pada kehamilan. Hasil-hasil penelitian ini, yang
dikerjakan oleh Pearlman pada tahun 1957, menunjukkan bahwa produksi
harian progesterone pada kehamilan tunggal normal lanjut adalah sekitar 250
mg. Hasil-hasil penelitian yang memakai metoda-metoda lain cocok dengan
nilai di atas. Tetapi, pada beberapa kehamilan dengan janin multiple kecepatan
produksi progesteron harian dapat melebihi 600 mg per hari.

9
d.Sumber Prekursor Kolesterol untuk Biosintesis Progesteron

Progesteron dibentuk dari kolesterol pada semua jaringan


steroidogenik dalam suatu reaksi enzimatik dua langkah. Pertama,
kolesterol dikonversi di mitokondria, menjadi pregnenolon steroid
intermediat, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim sitokrom
P-45, 3β-hidroksisteroid dehidrogenase.

Solomon dan kawan-kawan (1954) mendemonstrasikan bahwa


perfusi plasenta in vitro dengan kolesterol radiolabel menghasilkan
pembentukan progesterone radiolabel. Di samping itu, inkubasi
pregnenolon menjadi progesterone telah diperlihatkan dengan
penelitian perfusi plasenta in situ yang dikerjakan di Laboratorim
Diczfalusy. Tetapi sementara plasenta memproduksi sejumlah
progesterone yang sangat banyak, kapasitas biosintesis kolesterol di
organ ini sangat terbatas.

Kecepatan penggabungan asetat radiolabel ke kolesterol oleh


jaringan plasenta berjalan sangat lambat dan aktivitas enzim pembatas
kecepatan dalam biosintesis kolesterol, yaitu 3-hidroksi-3-
metilglutaril koenzim A (HMG CoA) reduktase, di mikrosom jaringan
plasenta terbatas. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sumber
kolesterol untuk pembentukan progesteron plasenta. Dengan
penelitian in vivo, Bloch (1945) dan Werbin dan kawan-kawan (1957)
memperlihatkan bahwa setelah pemberian intravena kolesterol
radiolabel pada wanita hamil, aktivitas spesifik pregnanediol
urin adalah sama dengan aktivitas spesifik kolesterol plasma. Hellig
dan kawan-kawan (1970) juga memperlihatkan bahwa kolesterol
plasma ibu merupakan prekursor utama (sampai 90%) untuk
biosintesis progesteron pada kehamilan manusia.

10
e.Metabolisme Progesteron selama Kehamilan

Angka bersihan metabolik progesteron pada wanita hamil


adalah sama dengan yang ditemukan pada laki-laki atau wanita tak
hamil. Ini merupakan pertimbangan yang penting dalam
mengevaluasi peran progesterone dalam inisiasi persalinan. Selama
kehamilan, ada peningkatan tak seimbang konsentrasi 5α-
dihidroprogesteron di plasma dan dengan demikian rasio konsentrasi
metabolit ini dengan konsentrasi progesteron bertambah kecil pada
wanita-wanita hamil (Milewich dan kawan-kawan,1975). Mekanisme
untuk terjadinya hal ini tidak diketahui, tetapi mungkin ada
sangkut pautnya dengan perlawanan agen-agen penekan yang timbul
pada wanita hamil normal (Everett dan kawan-kawan,1978).
Progesteron juga dikonversi menjadi mineralokortikoid
deoksikortikosteron (DOC) yang poten pada wanita hamil dan janin.

Selama kehamilan manusia, konsentrasi DOC meningkat menyolok


baik pada kompartemen ibu maupun kompartemen janin; dan
pembentukan ekstraadrenal deoksikortikosteron dari progesteron
sirkulasi menghasilkan sebagian besar dari mineralokortikosteroid ini
yang diproduksi pada kehamilan manusia.

f.Metabolisme Progesteron selama Kehamilan


Efek progesteron pada uterus. Fungsi dari progesteron yang paling penting adalah
untuk mempersiapkan endometrium di uterus dalam fase sekresi yang tiap bulannya pada
siklus reproduksi wanita, demikian juga mempersiapkan uterus untuk implantasi telur.
Disamping untuk mempersiapkan endometrium, progesteron juga berfungsi menurunkan
frekuensi dan intensitas dari kontraksi uterus, dengan demikian dapat membantu untuk
mencegah ekspulsi dari hasil implantasi ovum.
Efek progesteron pada tuba fallopi. Progesteron juga meningkatkan sekresi, pada
lapisan mukosa pada tuba fallopi. Sekresi ini adalah kebutuhan untuk nutrisi dari hasil
fertilisasi, mempersiapkan tuba fallopi sebelum implantasi.

11
Berikut adalah efek fisiologis dari Progesteron:
Efek pada sistem reproduksi

 menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan


 selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu, untuk
menerima janin.
 menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)
 menghambat laktasi selama kehamilan
 penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula
proses kelahiran bayi.

Efek pada sistem syaraf


progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar dan
daya ingat

Efek pada payudara

 Progesteron mempersiapkan lobules dan alveoli pada payudara,


 menyebabkan sel alveoli untuk berproliferasi, memperluas, dan menjadi sekret secara
alamiah.
 Walaupun, progesteron tidak menyebabkan aktivasi alveoli untuk menghasilkan ASI,
mulailah terjadi pengeluaran air susu ibu karena rangsangan prolaktin dari kelenjar
pituitary anterior.
 Progesteron juga menyebabkan payudara bertambah besar. Selain karena bertambah
besarnya payudara akibat sekresi pada lobules dan alveoli payudara, hal ini juga
sebagai hasil dari peningkatan cairan pada jaringan subkutaneus.

Efek pada sistem lainnya

 menurunkan kejang otot polos


 menururunkan kerja empedu dan kandung kemih
 memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh
 menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel, dan
lemak yang disimpan untuk energi.
 mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.
 mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.

12
g. Metabolisme Progesteron selama Kehamilan

Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus
luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan endometrium
untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar mammary.
Di samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolik,
androgenik atau estrogenik (biasanya lemah).
Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai
hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan
estrogen secara endogen. Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai
berikut :

1. Ovulasi
Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus-
hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang
disebabkan oleh progesteron.

2. Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini yang menjadi
dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron. Pemberian progesteron-
eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi
produksi progesteron yang berkurang dari korpus luteum menyebabkan penghambatan dari
implantasi. Pemberian progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama
menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.

3. Transpor Gamet atau Ovum


Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesteron sebelum terjadi fertilisasi.

4. Luteolisis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus luteum yang
tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis.

5. Lendir serviks yang kental

1. Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang
kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.
2. Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya sedikit,
kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan spinnbarkeit

13
OBAT ESTROGEN
Mekanisme Kerja
Cara kerja Premaston dapat dicermati dari kandungan bahan aktifnya
yang berupa allylestrenol. Senyawa ini merupakan steroid sintetis yang struktur
dan fungsinya mirip dengan progesteron dan progestin. Senyawa ini dapat
berikatan dengan reseptor progesteron dan estrogen pada sel target di saluran
reproduksi wanita, kelenjar susu, hipotalamus dan hipofisis. Efek yang
ditimbulkannya yaitu memperlambat pelepasan hormon GnRH (Gonadotropin
Realeasing Hormon) dari hiptalamus dan juga memperlambat peningkatan
hormon LH (luetenezing hormon). Saat embrio sudah tertanam di dalam rahim,
progesteron akan bertindak mempertahankan kehamilan. Ia juga akan
menstimulasi pertumbuhan jaringan alveolar mamae untuk membantu
mempersiapkan produksi ASI dan melemaskan otot polos uterus untuk
mendukung pertumbuhan janin.
Indikasi atau Kegunaan Premaston
Premaston digunakan pada ibu hamil yang mengalami ancaman abortus
atau keguguran akibat kekurangan hormon plasenta. Serta umumnya diresepkan
pada ibu hamil yang saat hamil sebelumnya sering mengalami keguguran.
Selain itu obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi ancaman kelahiran
prematur.
Kontraindikasi
-Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui
memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan: Memiliki riwayat
hipersensitivitas/alergi terhadap kandungan aktif obat ini yang berupa
allylestrenol.
-Penderita gangguan fungsi hati, tromboflebitis serta pendarahan vagina yang
tidak diketahui penyebabnya.
-Menderita kanker payudara atau kanker pada organ genital lainnya.

14
OBAT PROGESTERON
Komposisi:
Crinone merupakan obat berbentuk gel untuk penggunaan di vagina,
mengandung progesteron sebagai senyawa aktifnya
Indikasi:
Crinone diindikasikan untuk terapi infertilitas pada wanita yang
disebabkan produksi hormon progesteron yang tidak memadai
Mekanisme Kerja Obat:
Progesteron merupakan salah satu hormon yang secara alami diproduksi
oleh ovarium. Progesteron memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh, namun
fungsi utamanya adalah mempertebal dinding rahim pada masa ovulasi (masa
kematangan sel telur / ovum) untuk mempersiapkan rahim untuk ditempati oleh
embrio jika terjadi pembuahan. Selain itu, progesteron juga berperan penting
dalam mempertahankan kehamilan. Wanita yang memproduksi progesteron
dalam jumlah yang tidak mencukupi seringkali sulit hamil, mengalami
keguguran atau melahirkan bayi yang prematur. Kondisi seperti ini dapat diatasi
dengan memberikan terapi progesteron, salah satunya adalah dengan
menggunakan gel Crinone yang mengandung progesteron. Progesteron yang
diberikan ini akan menghasilkan efek yang sama seperti progesteron alami pada
tubuh.

DOSIS:
Crinone biasanya diresepkan untuk digunakan sebanyak 1 kali sehari
pada hari ke18-21 siklus menstruasi. Jika terjadi kehamilan, maka penggunaan
Crinone sebaiknya dilanjutkan selama 10-12 minggu. Berikut adalah cara
menggunakan Crinone dengan benar (secara umum, langkah-langkah ini bisa
diterapkan untuk menggunakan obat lain yang juga berbentuk gel vaginal)

15
BAB III
KESIMPULAN
1.Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid, karena mempunyai struktur
kimia berintikan steroid, y ang secara fisiologik, sebagian besar diproduksi oleh
kelenjar endokrin sistem produksi wanita. Pria sebenarnya juga memproduksi
estrogen, tetapi dalam jumlah jauh lebih sedikit. Hormon ini termasuk zat lipofil
yang sedikit larut dalam air.
2. Ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa melihat
kelaminnya, seperti perkembangan pinggul dan payudara pada wanita, kulit
menjadi halus dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam
pengaturan siklus haid.
Terdapat tiga hormon estrogen utama, yaitu yang disebut estradiol, estrone, dan
estriol.

o -Estradiol (E2) adalah estrogen terkuat, diproduksi oleh ovarium dan


bertanggungjawab terhadap tumbuh kembangnya payudara.
o -Estrone (E1), estrogen yang lebih lemah, diproduksi oleh ovarium dan
jaringan lemak.
o -Estriol (E3), estrogen terlemah dari ketiga estrogen utama, dibuat di
dalam tubuh dari estrogen-estrogen lain.

3.Sintesis hormon estrogen terjadi di dalam sel-sel theka dan sel-sel granulose
ovarium, dimana kolesterol merupakan zat pembakal dari hormon ini, dan
pembentukannya melalui serangkaian reaksi enzimatik.

4.Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi


wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Progesteron
tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen
yang banyak terdapat secara alami.

5.Fungsi dari progesteron yang paling penting adalah untuk mempersiapkan


endometrium di uterus dalam fase sekresi yang tiap bulannya pada siklus
reproduksi wanita, demikian juga mempersiapkan uterus untuk implantasi telur.
Disamping untuk mempersiapkan endometrium, progesteron juga berfungsi
menurunkan frekuensi dan intensitas dari kontraksi uterus, dengan demikian
dapat membantu untuk mencegah ekspulsi dari hasil implantasi ovum.

16
6.Efek progesteron pada tuba fallopi. Progesteron juga meningkatkan sekresi,
pada lapisan mukosa pada tuba fallopi. Sekresi ini adalah kebutuhan untuk
nutrisi dari hasil fertilisasi, mempersiapkan tuba fallopi sebelum implantasi.

7.Mekanisme Kerja Hormon Progesteron, Progestin merupakan hormon yang


secara alami terutama diproduksi oleh corpus luteum dan plasenta yang
berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan endometrium untuk
implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya
kelenjar mammary

8.Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah Ovulasi,implantasi,


Transpor gamet atau ovum, Luteolisis, Lendir serviks yang kental

17
DAFTAR PUSTAKA
1. Turner, C. D., dan J. T. Bagnara.1988. Endrokrinologi Umum.
Terjemahan Harsojo. Airlangga University Press, Surabaya.
2. Drutel A, Archammbeaud F, Carron P. 2013. Selenium and The
Thyroid Gland. Clin Endocrinol 78(2) : 155-164
3. Azizah, D.N. 2013. Kadar Hormon Estrogen dan Progesteron pada
Kambing Bligon yang Diberi Pakan Daun Papaya. Tesis. Program
Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
4. Widiyono, I., P. P. Putro, Sarmin, P. Astuti, dan C. M. Airin. 2011.
Kadar Estradiol dan Progesteron Serum, Tampilan Vulva dan
Sitologi Apus Vagina Kambing Bligon Selama Siklus Birahi.
Jurnal Vet. Vol. 12 (4): 263-268.
5. Wijono, D. B. 1998. Peran Kadar Hormon Progesteron dalam
Plasma Darah untuk Deteksi Estrus dan Aktivitas Ovarium.
Proseding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 1-2
Desember 1998. 267-271

18

Anda mungkin juga menyukai