Anda di halaman 1dari 30

TUGAS 10

KELOMPOK 1
HORMON DAN AKTIVITAS SELULAR

Oleh :

Erisha Putri NPM: 1815041025


Fajar Rimba Buana NPM: 1815041060
Yuni Saputri NPM: 1815041054

Mata Kuliah : Rekayasa Biokimia

Dosen : Panca Nugahini F, S.T., M.T

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Lampung
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Bahan Konstruksi
Teknik Kimia dengan judul “Hormon dan aktivitas selular”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, 17 november 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon
dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan
tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil
sekresinyamelalui saluran khusus. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah
penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan

antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.
Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormon testosteron atauandrogen. Hormon testosteron sangat berpengaruh
terhadap proses spermatogenesis, proses pembentukan sperma dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder
padaanak laki"laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dantumbuh rambut pada bagian tubuh
tertentu misalnya kumis, janggut, jambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.
Sedangkan pada hormone kelamin betina terdapat estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh sel-sel endokrin dalam
ovarium

1.2 Capaian Pembelajaran


1. Mahasiswa dapat menguasai mata kuliah rekayasa biokimia
2. Mahasiswa dapat menjelaskan materi tentang Hormon dan aktivitas selular
3. Mahasiswa dapat memahami pentingnya hormon dalam tubuh manusia

1.3 Tujuan Topik Bahasan


1. Mahasiswa memahami apa itu Hormon dan aktivitas selular
2. Mahasiswa mengetahui jenis dan fungsi Hormon dan aktivitas selular
3. Mahasiswa mengetahui bagaimana hormon bekerja
4. Mahasiswa memahami hormon reproduksi
BAB II
ISI

2.1 Sifat dan Jenis hormon


Hormon (dari bahasa Yunani, yang berarti “menimbulkan atau membangkitkan”). Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas
sebagai pembawa pesan (chemical messenger), disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang sangat kecil dan dibawa oleh
darah menuju target jaringan dibagian lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus.

Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur
pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan, dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ
target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon
mempengaruhi kerja organ dan sel (Faisal, 2011).

Hormon disebut juga substansi kimia spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh (glandula endrokrin) yang langsung dicurahkan
masuk ke dalam aliran darah dan dibawa ke jaringan tubuh untuk membantu dan mengatur fungsi fisiologisnya (Sturkie, 1987).

Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ sasaran yang ditentukan secara genetik. Organ sasaran
segera bereaksi terhadap suatu hormon tertentu untuk menghasilkan zat atau perubahan-perubahan sebagaimana yang telah
diprogramkan secara genetik (Nalbandov, 1964).

Ciri- ciri dari hormon adalah:


a. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil.
b. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
c. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
d. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target berlainan (Faisal,
2011).

Faktor yang mempengaruhi kerja hormon pada organ sasaran :


a. Kecepatan sintesis hormon dan sekresi hormon dan kelenjarnya.
b. Sistem transportasi hormon di dalam plasma (spesifik carrier protein).
c. Reseptor hormon khusus yang terdapat pada organ sasaran yang berbeda dengan letak reseptornya.
d. Kecepatan degradasi hormon.
e. Kecepatan perubahan hormon dari bentuk inaktif menjadi bentuk yang aktif.
f. Jarak

Hormon merupakan getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan moleh darah. Kelenjar tersebut tidak
mempunyai saluran khusus dan disebut sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kata hormon berasal dari kata hormaein
yang yang berarti memacu atau menggiatkan. Hormon diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi mempunyai pengaruh
yang amat besar. Hormon mempunyai ciri-cirinya sebagai berikut. (Hamid A, Abdul. 2005)
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil
2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Hormon memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengatur kadar air (homeostatis), berfungsi untuk memacu
pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku. Berdasarkan aktivitasnya,

kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut. (Hamid A, Abdul. 2005)
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan dalam metabolisme
2. Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misalnya hormon kelamin
3. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misalnya hormon pertumbuhan dan hormon timus

Berdasarkan letaknya, kelenjar endokrin dapat dibedakan sebagai berikut.


No Kelenjar Endokrin Lokasi
1 Kelenjar hipofisis Terletak di pada dasar otak besar
2 Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok Terletak di daerah leher
3 Kelenjar paratiroid Terletak dikelenjar tiroid
4 Kelenjar pankreas atau pulau langerhans Terletak di dekat ventrikulus (perut besar)
5 Kelenjar adrenal Terletak di bagian atas ginjal
6 Ovarium Terletak di daerah abdomen (rongga perut)
7 Testis Terletak di buah zakar dalam skroturn
No Kelenjar Letak Hormon Fungsi
1 Hipofisis/Pituitari Dasar otak
Besar
a.Lobus Anterior 1. Hormon - Merangsang korteks
Adrenokortikotropik kelenjar adrenal untuk
(ACTH): melepaskan beberapa
Suatu polipeptida hormonnya ke dalam
yang mengandung 39 aliran darah
asam amino - Merangsang kelenjar
adrenal untuk
mensekresi
glukokortikoid
(Hormon yang
dihasilkan untuk
metabolism
karbohidrat)

2. Hormon - Merangsang
Pertumbuhan pertumbuhan kerangka
manusia (HGH)/ dan tubuh
somatomedin: secara keseluruhan

Rantai polipeptida - Merangsang sintesis


yang mengandung 191 protein dan metabolisme
asam amino lemak, serta
merangsang
pertumbuhan tulang
otot, dan jaringan ikat
lainnya
3. Hormon Perangsang - Merangsang
Folikel (FSH): Bekerja spermatogenesis
pada gonad - Merangsang
pematangan folikel
dalam ovarium
- Menghasilkan
hormone estrogen
4. Hormon Luteinizing - Menstimulasi
(LH) pembentukan hormon
progresteron

5. Prolaktin (PRL) - Merangsang sekresi


susu setelah kelahiran
- Meningkatkan
reabsorpsi garam
oleh ginjal
- Pada wanita untuk
retensi cairan tepat
terjadinya menstruasi
- Pada laki-laki
meningkatkan
perkembangan kelenjar
kelamin pelengkap
(misalnya kelenjar
prostat dan kantung
mani) dan sekresi
testosterone.
- Pada vertebrata
memicu kegiatan
maternal yang tepat
bagi spesies (misalnya
pada beberapa burung
merangsang sifat
mengeram, yaitu
kecenderungan duduk
di sarang)
- Pada spesies
salamander,
merangsang hewan
tersebut kembali ke air
untuk
meletakkan dan
membuahi telur- telurnya.

6. Hormon perangsang - Merangsang


tiroid (TSH) kelenjar teroid dan
mensekresi hormone
tiroksin

7. Beta –lipotropin (𝛽- - Mingkatkan


LPH): metabolism lemak
Suatu polipeptida yang
mengandung
91 asam amino.
b. Intermedia Hormon perangsang - Mempengaruhi
melanosit (MSH) pembentukan warna kulit
(Melamin)

c. Lobus - Oksitosin - Merangsang kontraksi


Posterior otot pada uterus saat
proses kelahiran
- Mencegah
- ADH (antidiuretic pembentukan urine
hormon)/ vasopresin dalam jumlah
banyak
2 Kelenjar Daerah leher - Tiroksin - Mempengaruhi
Tiroid/gondok dekat jakun proses metabolisme,
pertumbuhan fisik,
menurunkan kadar
kalsium (Ca) dalam
darah, dan mempengaruhi
perkembangan mental
- Mempengaruhi
- Triyodotironin distribusi air dan
garam dalam tubuh
- Memacu
- Kalsitonin pengendapan
kalsium dalam
tulang
3 Kelenjar Daerah dorsal Parathormon - Mengendalikan
Paratiroid/anak gondok kelenjar gondok kadar kalsium dalam darah
dan tulang

4 Adrenal/anak Daerah diatas


ginjal ginjal
a. Korteks - Glukokortikoid - Menaikkan kadar
glukosa darah,
mengubah glikogen
menjadi glukosa
- Korteks Mineral - Menyerap natrium
darah
- Mengatur reabsorpsi
air pada ginjal

b. Medula - Androgen - Membentuk sifat


kelamin sekunder pria
- Mengubah glikogen
- Adrenalin/epineprin dalam otot menjadi
glukosa (dalam darah)
5 Prankreas/Langer Sebelah bawah - Insulin - Mengubah glukosa
hans lambung menjadi glikogen dihati
- Mengubah glikogen
- Glukagon menjadi glukosa
6 Gonad/Kelamin - Daerah perut - Estrogen - Menentukan ciri
(wanita) pertumbuhan
kelaminsekunder pada
wanita
- Progesteron - Penebalan dan
perbaikan dinding
uterus
- Dalam buah - Testosteron - Menentukan ciri
dzakar (pria) pertumbuhan
kelamin sekunder pada pria

7 Timus - Daerah dada Thymosin Sistem imun


(kekebalan)

2.1.1. Klasifikasi Hormon


Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat
sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel

A. Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya


a. Golongan Steroid:Turunan dari kolestrerol yaitu androgen ,estrogen dan adrenokortikoi
b. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
c. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil: tiroid, Katekolamin,epinefrin dan tiroksin
d. Golongan Polipeptida atau protein : Insulin, Glukagon, GH, TSH, oksitosin vaso perin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa
usus dan lain –lainnya.

B. Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon


a. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
b. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

C. Berdasarkan lokasi reseptor hormon


a. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
b. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran).

D. Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel:


Kelompok Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+, fosfoinositol, lintasan kinase
sebagai mediator intraseluler. (Fiana Rianti,dkk, 2015)

2.1.2. Jenis-Jenis Hormon

Sumber: Fiana Rianti,dkk, 2015

A. Hormon Saluran Pencernaan.


a. Gastrin
Gastrin diproduksi oleh mukosa pilorik dan terbentuknya hormon ini dirangasang oleh adanya protein dari makanan atau
mungkin juga oleh asam lambung. Rangsangan mekanik berupa gerakan lambung juga dapat meningkatkan produksi gastrin.
Hormon ini dibawa oleh darah ke sel-sel tujuan dan mengakibatkan sel-sel tersebut mengeluarkan HD lebih banyak. Molekul
gastrin adalah suatu heptapeptida.

b. Sekretin
Sekretin diproduki oleh mukosa usus, dan diangkut oleh darah ke pankreas. Hormon ini merangsang pankreas untuk
mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung banyak bikarbonat. Sekretin merupakan polipeptida yang kemungkinan juga
merangsang aliran cairan usus dan merupakan salah satu faktor yang meningkatkan sekresi ampedu oleh hati.

c. Kolesistokinin
Kolesistokinin diproduksi oleh mukosa usus halus. Kolesistokinin merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas
yang mengandung banyak enzim.

d. Pankreozimin
Pankreozimin diproduksi oleh mukosa usus halus bagian atas. Pengeluaran hormone pankreozimin dirangsang oleh adanya
beberapa zat antara lain kasein, dekstrin, maltosa, laktosa, dan lain-lain. Pankreozimin merangsang keluarnya cairan pankreas
yang mengandung banyak bikarbonat maupun enzim tinggi. Pankreozimin bersifat tahan terhadap panas, tidak dapat dirusak
oleh asam, namun tidak stabil terhadap alkali. (Fiana Rianti,dkk, 2015)

B. Hormon Adenohipofisis
Sekresi hormon hipofisis selian dikontrol oleh hipotalamus, dipengaruhi banyak faktor antara lain oleh obat hormon alamiah, atau
antagonis hormon. Hormon hipofisis mengatur sintesis dan sekresi hormon serta zat-zat kimia di sel target, sebaliknya hormone
yang disekresi tersebut juga mengatur sekresi hipofisis.

Pada vertebrata dikenal 10 hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis, 6 diantranya sudah diketahui kegunaannya pada manusia,
sisanya belum diketahui peranannya. Pada saat ini susunan asam amino semua hormon hipofisis telah diketahui dan beberapa
telah dapat disintesis sebagian maupun keseluruhan. Sehingga memudahkan pembuatan hormon secara masal dalam waktu cepat
dengan metode rekayasa genetik. Proses ini penting sebab pada umumnya hormon hipofisis sangat spesifik untuk tipa spesies,
sehingga sumber untuk penggunaan klinis yang memenuhi syarat hanya mungkin didapat dari ekstrak hipofisis manusia.

a. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida dengan berat molekul 22.000 atau sekitar 10% dari berat kelenjar hipofisis
kering. Fungsi hormon pertumbuhan jelas untuk pertumbuhan, defisiensi hormon ini pada anak-anak menyebabkan
kekerdilan (dwarfisme) sedangkan kelebihan hormon ini menyebabkan gigantisme pada anak atau akromegali pada orang
dewasa.

Hormon pertumbuhan terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak, dengan mekanisme kerja yang belum
jelas. Hormon pertumbuhan memperlihatkan efek antiinsulin yaitu meninggikan kadar gula darah, tetapi disamping itu juga
berefek seperti insulin yaitu menghambat penglepasan asam lemak dan merangsang penyerapan asam amino oleh sel. Pada
keadaan lapar hormon pertumbuhan menyebabkan mobilisasi lemak dari depot lemak untuk masuk ke peredaran darah.
Hormon ini agaknya mengalihkan sumber energi dari karbohidrat ke lemak.

Sekresi hormon pertumbuhan secara fisologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan faktor penglepas hormon
pertumbuhan (GHRF = growth hormone releasing factor) yang merangsang sekresi hormon pertumbuhan . selain itu dalam
hipotalamus juga menghasilkan somatostatin (GH-RIH = growth hormone releasing inhibitory hormone) yang bmenghambat
sekresi beberapa hormon salah satunya hormon pertumbuhan.

Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan sekitar 1-2 ng/ml, sedangkan pada keadaan puasa
meningkat perlahan mencapai 8 ng/ml. Kadar ini meningkat segera setelah seseorang tertidur. Pada orang dewasa hormon
pertumbuhan meningkat hanya ketika tidur, namun pada anak dan remaja hormon pertumbuhan juga meningkat pada waktu
bangun tidur. Kerja fisik, stress dan rangsangan emosi merupakan stimulus fisiologi untuk meningkatkan sekresi hormon ini.

b. Prolaktin
Pada manusia satu-satunya fungsi prolaktin yang jelas adalah untuk masa laktasi. Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar
susu dalam mempersiapkan, memulai, dan mempertahankan laktasi. Sekresi Prolaktin adalah hisapan bayi saat menyusui
(suckling) sekresi prolaktin menghambat gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi ovarium. Itu semua
menjelaskan infertilitas sementara pada ibu menyusui. Pengaturan sekresi prolaktin diatur oleh hipotalamus. Kadar prolaktin
dalam darah 5-10 ng /ml, pada pria sedikit lebih rendah. Kadar meningkat pada masa hamil, pada saat stress, dan
hipoglikemia.

c. Gonadotropin
Hipofisis menghasilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur alat reproduksi, yaitu FSH dan LH. Keduanya diatur oleh
hipotalamus melalui satu hormon pelepas LHRH ( LH releasing hormone) atau nama lainya GnRH (Gonadotropin releasing
hormon). Pada wanita FSH menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel Graaf. Setelah folikel berkembang
maka LH akan merangsang folikel untuk mensekresi estrogen dan progesteron. Pada pria FSH berfungsi menjamin terjadinya
spermatogenesis, kemudian LH merangsang sel leydig untuk mensekresi testosteron. (Fiana Rianti,dkk, 2015)

C. Hormon di prankreas
Pulau Pankreas mensekresikan paling sedikit empat jenis hormon yaitu:
a. Isulin
b. Glukagon
c. Somastotatin
d. Polipeptida Pankreas

Gen insulin manusia terdapat pada lengan pendek dari kromoson 11. Insulin disekresikan sebagai preproinsulin. Preproinsulin
suatu peptida rantai panjang dengan BM 11.500. Rangkain pemandu atau sequence yang bersifat hidropfobik berfungsi untuk
signal mengarahkan molekul ini ke endoplasma retikulum dan kemudian dikeluarkan. Disini terjadi proses pembelahan molekul
preproinsulin oleh enzim-enzim mikrosomal menghasilkan molekul proinsulin (BM kira-kira 9000). Proinsulin diangkut ke badan
golgi dimana berlangsung proses pengemasan menjadi granula-granula sekretorik berlapis klatrin. Granula-granula ini matang,
mengandung insulin yang terdiri dari 51 asam amino ;terkandung dalam rantai A 21 asam amino dan rantai B 30 asam amino serta
C-Peptida. Insulin disekresikan dari pankreas 40-50 unit/hari (15-20% dari penyimpanan). Sekresi insulin dapat berlangsung
secara:
a. Sekresi insulin basal: terjadi tanpa adanya rangsangan eksogen Ini merupakan jumlah insulin yang disekresikan dalam keadaan
puasa.
b. Sekresi insulin yang dirangsang: sekresi insulin karrena adanya respon terhadap rangsang eksogen. Sejumlah zat yang terlibat
dalam pelepasan insulin disini adalah:

1) Glukosa rangsang pelepasan insulin paling poten.

Glukosa dapat masuk kedalam sel β pankreas secara difusi pasif yang diperantarai protein membran yang spesifik disebut Glukosa
Transpoter 2 → rangsang sekresi insulin.
2) Asam Amino, Asam lemak, Badan keton
3) Faktor hormonal

Preparat β adrenergik merangsang pelepasa insulin yang mungkin dengan cara peningkatan cAMP intrasel.Paparanyang terus
menerus dengan hormon pertumbuhan, kortisol, laktogen plasenta, estrogen, progestin dalam jumlah yang berlebihan juga
meningkatkan sekresi insulin
4) Preparat farmalologik:
a) Senyawa Sulfonilurea
b) Tolbutamid
Fungsi insulin adalah merangsang sintesis enzim – enzim kinase dalam hati ,misalnya kibase piruvat, glukokinase, dan
Fosfofruktokinase. Di samping itu insulin juga berfungsi sebagai penghambat atau penekan terbentuknya enzim–enzim
glukoneogonik, misalnya glukosa-6 fosfatase, Fruktosa-1,6-difosfatase dan karboksilase piruvat .Dengan demikian insulin dapat
mengendalikan proses metabolisme karbohidrat dan karenanya kadar glukosa dlam darah orang normal relatif konstan. Insulin
adalah suatu protein dengan bobot molekul sebesar 5734 dan mempunyai titik isolistrik pada 5,3 sampai 5,36. Hormon itu dengan
alkali dapat beraksi dan dapat menimbulkan amoniak. Kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan penurunan
aktivitas enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar glukosa menjadi lebih tinggi daripada keadaan normal. Di
samping perananya dalam penggunaan glukosa bagi tubuh ,insulin juga mempunyai pengaruh pada metabolime protein dan asam
nukleat, sebagai contoh insulin memermudah masuknya asam amino kedalam sel ,meningkatkan sintesis protein dalam ribosom.
(Fiana Rianti,dkk, 2015)

D. Glukagon
Hormon ini juga di produksi oleh sel sel lengerhans dalam pankreas .glukagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin
yaitu dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan jalan menigkatkan glikogenolisis dalam hati. Glukagon juga
berfungsi mengaktifkan enzim siklase adnil yang mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP siklik dpapat meningkatkan
aktivitas enzim fosforilase yang bekerja sebagai katalis dalam proses penguraian glikogen menjadi glukosa -6-fosfat. Hal ini
mengakibatkan kenaikan kadar glukosa dalam darah. (Fiana Rianti,dkk, 2015)

E. Hormon-hormon Adrenokortikoid
Hormon-hormon ini diproduksi pada kelenjar adrenal. Binatang yang telah diambil kelenjar adrenal hanya dapat bertahan hidup
satu sampai dua minggu dan hal ini disebabkan oleh tidak adanya jaringan adrenokortikal. Pada Binatang yang tidak memiliki
kelenjar adrenal terdapat gejala berikut.
a. Gangguan Keseimbangan air dan elektrolit.
b. Kadar Urea darah naik ,disebabkan antara lain fungsi ginjal menurun
c. Kelemahan pada otot yang merupakan akibat gangguan metabolisme karbohidrat serta keseimbagan air dan elektrolit
d. Penurunan jumlah glikogen dalam hati
e. Kemampuan mengatasi pengaruh luar berkurang

f. Ada Hambatan pertumbuhan tubuh sebagai akibat terhambatnya anabolisme protein


Hormon adrenokortikoid terbagi menjadi dua golongan yaitu mineralokoritkoid yang terutama bekerja pada metabolisme
elektrolit atau mineral dan glukortikoid yang mempunyai pengaruh terhadap metaolime karbohidrat.

Sumber : Fiana Rianti,dkk, 2015


17 –Hidroksikortikosteron adalah hormon yang mempunyai peranan sangat penting dalam metabolisme karbohidrat dan protein
sedangkan deoksikortikosteron dan aldosteron adalah contoh dari mineral kortikoid. Aldosteron 30 lebih aktif dari pada
deoksikortikosteron .penurunan volume darah atau penurunan tekanan darah akan merangsang peningkatan sekresi aldosteron yang
selanjutnya kan mengembalikan volume dan tekanan darah pada keadan normal .Diatas telah diberikan beberapa rumus struktur
hormon adrenokortikal. (Fiana Rianti,dkk, 2015)

F. Hormon Kelenjar Tiroid


Hormon yang di keluarkan dari kelenjar tiroid mengandung iodium dan lebih dari setengah jumlah keseluruhan iodium tubuh
terdapat dalam kelenjar tiroid. Pengeluaran hormon tiroid di pengaruhi oleh persediaan iodium dalam kelenjar tiroid berkurang.
Dalam keadaan demikian kelenjar tiroid berusaha mengambil iodium dari iodida yang terdapat dalam darah. Apabila defisit iodium
menjadi makin besar, maka pengeluaran hormon berkurang. Kekuarang iodium dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya
penyakit gondok. Beberapa hormon yang di produksi oleh kelenjar tiroid anatara lain adalah tiroksin dan 3,5 diiodotirosin,
triiodotirosin. (Fiana Rianti,dkk, 2015)
Gambar Struktur Hormon Tiroid

Sumber : Fiana Rianti,dkk, 2015

G. Hormon di ovarium

Ovarium mensintesa tiga macam hormon, yaitu estrogen, progesterone, dan relaxin. Estrogen dan progesterone adalah hormon
steroid, sedangkan relaxin adalah polipeptida. Estrogen dan progesterone dibicarakan secara mendetail dibagian hormon steroid
(Partodihardjo, 1980).

a. Estrogen dan progesteron


Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium
(Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem saluran
ambing betina dan pertumbuhan ambing (Wodzicka-Tomaszewska et al.,1991). Hormon ini memacu perkembangan tubuh,
mempengaruhi deposisi dan distribusi lemak tubuh (Toelihere, 1995) dan membuat jaringan kulit lebih halus (Wilson dan
Gisvold, 1993). Pengaruh estrogen dalam jaringan reproduksi, terutama memacu proliferasi sel. Aksi estrogen dalam jaringan
atau sel target, membutuhkan reseptor estrogen yang dikendalikan oleh gen pada kromosom (Johnson and Everitt, 1988;
Ganong, 2003). Estrogen dibentuk oleh sel-sel granulosa dalam folikel ovarium melalui serangkaian konversi melalui reaksi
enzimatis. Substrat utama pembentuk estrogen adalah kolesterol, secara berurutan mengalami perubahan menjadi
pregnenolon, progesteron, 17α-hidroksiprogesteron, androstenedion dan testosteron. Androstenedion kemudian diubah
menjadi estron, sedangkan testosteron diubah menjadi estradiol 17-β, baik di sel teka maupun sel granulosa pada folikel
ovarium (Johnson and Everitt, 1988; Hiller, 1991; Ganong, 2003).

Progesteron salah satu hormon penting yang berhubungan dengan reproduksi yang disekresikan oleh sel-sel luteal corpus
luteum (CL) (Hafez dan Hafez, 2000). Corpus luteum merupakan organ endokrin yang bertanggung jawab untuk
memproduksi hormon progesteron (Djojosoebagio, 1990). Konsentrasi progesteron serum darah dapat menentukan keadaan
hewan tersebut dalam keadaan infertil, normal, birahi, dan bunting sehingga dapat digunakan untuk deteksi birahi,
pemeriksaan kebuntingan dan mengetahui kondisi patologis lainnya (Hartantyo, 1995).

Proses reproduksi berkaitan dengan mekanisme sistem hormonal, yaitu hubungan antara hormon-hormon hipotalamushipofisa
yakni gonadotrophin releasing hormone (GnRH), follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), hormon-
hormon ovarium (estrogen dan progesteron) dan hormon uterus (prostaglandin) (Hafez dan Hafez 2000). Menurut Siregar et
al., (2004), timbulnya birahi akibat pemberian PGF2α disebabkan karena lisisnya corpus luteum oleh kerja vasokontriksi
PGF2α sehingga aliran darah menuju corpus luteum menurun secara drastis. Akibatnya, kadar progesteron yang dihasilkan
oleh corpus luteum akan menurun dalam darah. Penurunan kadar progesteron ini akan merangsang hipofisa anterior
menghasilkan dan melepaskan FSH dan LH. Kedua hormon ini bertanggung jawab dalam proses folikulogenesis dan ovulasi,
sehingga terjadi pertumbuhan dan pematangan folikel. Folikel-folikel tersebut akhirnya menghasilkan hormon estrogen yang
mampu memanifestasikan gejala birahi (Hafez dan Hafez, 2000). Dalam menginduksi birahi, estrogen memerlukan kerja
sama dengan progesteron. Hal ini ditandai dengan birahi pertama pada hewan pubertas tanpa gejala birahi karena hanya ada
estrogen dalam sirkulasi, tetapi pada ovulasi kedua, estrogen dari folikel untuk ovulasi dan progesteron dari corpus luteum
bersama-sama menginduksi tingkah laku birahi (Siregar, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Murasawa et al., (2005) folikel diklasifikasikan menjadi tiga kategori: folikel kecil (1 - < 5
mm), folikel medium (5 – < 8,5 mm) dan folikel besar ( ≥ 8,5 mm ). Klasifikasi ini berdasarkan status fungsional dari folikel.
Folikel kecil tidak tergantung pada gonadotropin, folikel medium tergantung pada gonadotropin dan peranan hormon FSH
yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan folikel sedangkan folikel besar merupakan folikel yang berasal dari folikel
dominan yang akan mengalami ovulasi dengan adanya lonjakan LH. Menurut Rensis (2001), sehari setelah terjadinya ovulasi
ukuran folikel pada sapi berkisar antara 2-5 mm dan terseleksi antara hari ke-2 dan ke-3 siklus estrus dan menjadi dominan
antara hari ke-4 dan ke-5 siklus estrus (fase pertumbuhan). Folikel dominan akan mencapai ukuran maksimum yaitu 13-16
mm pada hari ke 6-7 diikuti periode yang stabil antara hari ke-6 dan ke-10 (fase statis). Folikel dominan ini kemudian
mengecil (fase regresi), hilangnya folikel dominan ini diikuti dengan munculnya gelombang perkembangan folikel yang baru
dan didahului dengan peningkatan FSH. Pada sapi dengan pola perkembangan folikel dua gelombang ini, folikel dominan ke-
dua adalah folikel yang akan mengalami ovulasi. Ukuran folikel dominan gelombang kedua rata-rata sama dengan delombang
pertama yaitu sekitar 16 mm. Lonergan et al., (1991) menyatakan terdapat hubungan yang erat antara diameter folikel
terhadap kemampuan oosit untuk berkembang. Oosit yang berasal dari folikel berdiameter ≤ 2 mm mempunyai kemampuan
tumbuh lebih rendah dibanding oosit yang berasal dari folikel berdiameter 2-6 mm dan oosit yang berasal dari folikel
berdiameter > 6 mm mempunyai kemampuan tumbuh yang nyata lebih tinggi.

Cairan folikel merupakan produk kedua dari transfer konstituen plasma darah yang melintasi penghalang darah folikel dan
aktivitas yang keluar dari granulosa dan sel teka (Revelli et al., 2009). Komposisi cairan folikel terdiri atas faktor-faktor yang
menstimulasi kematangan oosit, seperti insulin-like growth factor I (IGF-I), IGF-binding proteins (IGFBPs), FSH, luteinizing
hormone (LH), estrogen, progesteron, dan estradiol (Hafez dan Hafez, 2000; Gordon, 2003; Ubaidullah et al., 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Tabatabaei dan Mamoei (2011), komposisi biokimia cairan folikuler dalam folikel besar
(diameter 10-22 mm) antara lain kalsium, fosfor, glukosa, urea, kreatinin, kolesterol, trigliserida, protein, albumin, globulin,
alkalin fosfatase (ALK), laktat dehidrogenase (LDH), aspartat aminotransferase (ASAT), dan alanin aminotransferase
(ALAT) (Rahman et al., 2008).

Penelitian mengenai kadar estrogen dan progesteron selama siklus estrus tidak banyak dilakukan, perlu adanya penelitian
mengenai perbandingan kadar estradiol dengan progesteron pada folikel kecil sehingga diharapkan dapat digunakan untuk
mengetahui status reproduksi hewan khususnya sapi.

b. Relaxin
Relaxin merupakan hormon protein. Relaxin terutama disintesa dan dilepaskan kedalam peredaran darah. Fungsi dari relaxin
yaitu menyebabkan relaxasi simfisis pelvis. Relaxasi ini lebih nyata jika sebelumnya hewan telah dijenuhkan dengan estrogen
dan progesterone. Fungsi lain misalnya synergism dengan estrogen dan progesterone dalam merangsang pertumbuhan
kelenjar susu (Partodihardjo, 1980).

Menurut Toelihere (1985) fungsi fisiologik relaxin terutama berhubungan dengan partus dan bekerja erat dengan estrogen.
Fungsi-fungsi tersebut adalah:
 Relaxin menstimuler pemisahan symphisis pubis pada marmot dan mencit sesudah pemberian estrogen. Fungsi ini
memudahkan keluarnya foetus pada waktu partus.
 Relaxin menimbulkan dilatasi cervix uteri pada babi, sapi, tikus, dan mencit dan mungkin pada manusia sesudah
penyuntikan pendahuluan dengan estrogen dan progesteron. Sekali lagi fungsi ini mempermudah keluarnya foetus pada
saat partus.
 Relaxin menghambat aktivitas myometrium, yaitu menghambat kontraksi uterus.
 Relaxin menghambat kadar air dalam uterus, bersama estrogen relaxin menyebabkan pertumbahan pertumbuhan uterus.
 Relaxin menyebabkan peningkatan pertum
 buhan kelenjar mammae bila diberikan bersama estradiol dan progesterone.

H. Hormon di Testis
Testis memproduksi sejumlah hormon jantan yang kesemuanya disebut androgen. Yang paling potensi dari androgen adalah
testosterone. Berikut fungsi-fungsi dari testosterone:
 Merangsang pendewasaan spermatozoa yang terbentuk dalam tubuli seminiferi.
 Merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar asesori (kelenjar prostate, vesikularis, dan bulbourethralis.
 Merangsang pertumbuhan sifat jantan (Partodihardjo, 1980).
 Untuk keratinisasi epithel praeputium, pemisahan gland penis dari praeputium, dan pertumbuhan penis dan praeputium pada
pubertas.
 Keinginan kelamin untuk libido dan kesanggupan untuk ereksi dan ejakulasi (Toelihere, 1985).

I. Thyroid
Kelenjar thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya sepasang yang merupakan lobus yang berbentuk perisai yang saling
dihubungkan oleh suatu isthmus. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan
parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa. Arteri tiroidea superior
merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus
kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri (Haqiqi, 2008).

Kelenjar Thyroid menghasilkan hormon tyroxine dan triiodotyroxine yang berfungsi:


a. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
b. Mempertahankan sekresi GH (Growth Hormone) dan gonadotropin.
c. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.
d. Merangsang pembentukan sel darah merah
e. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
f. Bereaksi sebagai antagonis insulin.
g. Mempengaruhi laju metabolisme, mempengaruhi pertumbuhan bulu dan warna (Ensminger, 1992).

J. Lobus anterior dan pers intermedia


yang embryologis berasal dari suatu kantong yang terbentuk pada atap mulut (kantong rathke). Glandula pituitaria bagian depan
menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut:
a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Berfungsi :

 Merangsang pertumbuhan folikel ovarium.


 Sebagai substansi yang mengawali siklus birahi.
 Merangsang pemasakan folikel sampai folikel de graff tetapi tidak menyebabkan ovulasi.
 Perbedaan dengan hormon LH bertanggung jawab terhadap perbedaan lama birahi dan waktu ovulasi ternak sapi,
domba, babi, dan kuda.
 Pada unggas betina berfungsi bagi pemasakan folikel (yolk), dan spermatogenesis pada unggas jantan.

b. Hormon LH (Luteinezing Hormone). Berfungsi:

 Mengawali pertumbuhan tenunan luteal (corpus luteum).


 Merangsang pertumbuhan corpus luteum.
 Penting untuk proses ovulasi.
 Merangsang tumbuhnya sel interstial pada ovarium.
 Merangsang sel granulose dan sel theca pada folikel yang masak untuk memproduksi estrogen.
 Semakin tinggi kadar LH maka semakin tinggi estrogen, sehingga menyebabkan ovulasi.
 Pada unggas LH berfungsi untuk merobek membrane vitelina folikel (yolk) pada bagian stigma agar terjadi ovulasi.
Pada unggas jantan berperan bagi perkembangan testis.
c. Hormon LTH (Luteo Tropic Hormone) /Prolactin. Berfungsi:

 Bersama-sama dengan hormon LH merangsang sel theca dalam corpus hemorragicum untuk membentuk corpus luteum
dan pembentukan progesterone oleh corpus luteum.
 Mempertahankan fungsi corpus luteum.
 Pada unggas betina menyebabkan sifat mengeram, dan menimbulkan sekresi susu tembolok pada merpati.

d. Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Berfungsi:

 Mengawasi grandula/kelenjar thyreidea.


 Mengawasi pengambilan iod oleh thyroid.
 Sintesa thyroxine dari diidotyrosine .

e. Hormon ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormone). Berfungsi:

 Stimulasi adrenal cortex.


 Pelepasan adreno corticoid.

f. Hormon MSH (Melanotropin). Berfungsi dalam perubahan warna kulit (Partodihardjo, 1980).
Lobus posterior yang berasal dari encephalon.
a. Hormon Vasopressin/ADH (Antidiuratic Hormone). Berfungsi:

 Merangsang keaktifan otot-otot polos vesica urinaria (kandung kemih) dan vesica ellia (kantong empedu).
 Menaikkan tekanan darah yang menimbulkan contricsi arteri yang kecil.
 Pengurangan sekresi urin.

b. Hormon Oxytocin. Berfungsi:


 Menimbulkan kontraksi uterus.
 Mengeluarkan susu dari glandula mammae.

2.2. Mekanisme Kerja Hormon


Hormon dinyatakan pada konsentrasi yang sangat rendah didalam cairan ekstraseluler, umumnya antara 10-15 hingga 10-9 mol/L.
Konsentrasi ini masih lebih rendah dari pada beberapa struktur molekul yang sama (sterols, asam amino, peptide, protein) dan
molekul lain yang berkisar pada konsentrasi 10-5 sampai 10-3 mol/L. Sel target didefinisikan sebagai kemampuan untuk secara
selektif mengikat hormon yang diterima pada reseptor asalnya. Beberapa interaksi ini penting dalam interaksi hormon reseptor
yang ada hubungannya terhadap psikologi: ikatan harus spesifik yaitu dapat bergantian antara agonist atau antagonist, ikatan harus
penuh, dan ikatan harus terjadi pada rentang konsentrasi respon biologi yang diharapkan . (Fiana Rianti,dkk, 2015)

Gambar : Specificity and selectivity of hormone receptors

Sumber : Fiana Rianti,dkk, 2015

Tahapan umum yang terlibat dalam menghasilkan koordinat respon dari suatu rangsangan adalah seperti gambar berikut.
Gambar: Tahapan umum dalam menghasilkan koordinat respon
Sumber : Fiana Rianti,dkk, 2015

Lipohilik grup I hormon menyebar melalui membran plasma dari sel tetapi hanya encounter khususnya saja, yang memiliki afinitas
tinggi di dalam sel target. Reseptor dapat terletak di sitoplasma atau di inti sel target. Komplek reseptop hormon mula-mula
mengalami reaksi aktivasi (activation reaction). Aktivasi reseptor terjadi melalui dua mekanisme.

Gambar: Aktivasi reseptor terjadi melalui dua mekanisme


Sumber : Fiana Rianti,dkk, 2015

Hormon grup II terdiri atas peptida dan catecholamine mempunyai membran reseptor dan menggunakan intracellular messengers.
Signal yang terlibat terdiri dari cAMP, sebuah nukleotida yang berasal dari ATP yang dilepaskan dari adenil siklase, cGMP,
sebuah nukleotida yang dibentuk oleh guanilil siklase, Ca2+, dan phosphatidylinositides, sebagaimana molekul yang distilahkan
sebagai second messengger pada proses sintesis yang digerakkan oleh adanya hormon primer (molekul) yang mengikat
reseptornya.
Earl Sutherland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja enzim pada tahun 1950. Mula-mula ia bertujuan untuk
mengetahui bagaimana epinefrin dan glucagon bekerja pada reaksi pemecahan glikogen dan pembentukan glukosa oleh hati. Yang
diamati pertama kali ialah bahwa reaksi pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat oleh hormon-hormon tersebut. Epinefrin
dan glucagon dapat bekerja pada reaksi tersebut. Pada penelitian lebih lanjut Shuterland menemukan bahwa adanya epinefrin dan
glucagon pada reaksi pemecahan glikogen telah menimbulkan terbentuknya suatu zat yang tahan panas sebagai zat antara. Dari
analisis kimia ternyata zat tersebut adalah AMP siklik, atau adenosine 3,5 monofosfat. (Fiana Rianti,dkk, 2015)
Gambar :Zat AMP siklik
Sumber : Fiana Rianti,dkk, 2015

Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik ini terbetuk dari ATP oleh enzim adenil siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis oleh enzim
fosfodiesterase menjadi AMP.

Sumber : Fiana Rianti,dkk, 2015

Reaksi ini bersifat sangat eksergonik dan bila tidak ada fosfodiesterase, AMP siklik merupakan senyawa yang sangat stabil.
Hasil penelitian Sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang mekanisme kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep
tersebut ialah:
1. Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membrane plasma
2. Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membrane plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam
membrane plasma
3. Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklik di dalam sel
4. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.
Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta peranan AMP siklik sebagai berikut. (Fiana Rianti,dkk,
2015)
Gambar :Mekanisme Kerja Hormon
Sumber : Fiana Rianti,dkk, 2015
2.2.1. Fosfodiesterase

Kerja yang ditimbulkan oleh hormon yang meningkatkan konsentrasi cAMP bisa diakhiri dengan sejumlah cara termasuk hidrolisis
cAMP oleh fosfodiesterase. Enzim hidrolisis ini menjamin proses pergantian sinyal yang cepat dengan demikian juga penghentian
proses biologik yang cepat begitu stimulus hormonal dihilangkan.Inhibitor fosfodiesterase,yang paling terkenal adalah derivat
xantintermetilasi seperti kafein dan teofilin, akan meningkatkan cAMP intrasel,meniru atau memperpanjang kerja hormon. (Fiana
Rianti,dkk, 2015)

2.2.2. Mekanisme Kerja Hormon Protein.


Reseptor hormon protein bersifat spesifik dan terdapat pada membran plasma sel target. Interaksi hormon dengan reseptornya
mengakibatkan perangsangan atau penghambatan enzim adenilsiklase yang terikat pada reseptor tersebut. Interaksi hormon-
reseptor ini mengubah mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP. Selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai mediator
intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu
hormon dapat terjadi. Untuk protein ini siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein kinase yang terlibat dalam proses
fosforilasi pada sintesis protein dalam sel. Siklik AMP ini mempengaruhi kecepatan proses ini. Hormon-hormon yang bekerja
dengan cara diatas ialah hormon tropic adenohipofisis misalnya MSH (melanocyte stimulating hormone), glukagon, hormone
paratiroid, dan gonadropin. Beberapa hormon membutuhkan ion Ca sebagai mediator intraselularnya (intracellular messenger,
second messenger), molekul lain yang juga dapat bekerja sebagai mediator intrasel adalah GMP, diasilsgliserol, dan inositol
trifosfat. (Fiana Rianti,dkk, 2015)

2.2.3. Mekanisme Kerja Hormon Steroid


Hormon steroid melewati membran sel masuk ke dalam sitoplasma setiap sel, baik sel target hormon steroid maupun sel lainnya.
Tetapi reseptor hormon steroid hanya terdapat di dalam sel target yaitu dalam sitoplasmanya. Bila hormon steroid berikatan dengan
reseptor sitoplasma maka kompleks hormonreseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan di transportasi ketempat kerjanya
(sites of action) di dalam inti sel yaitu pada kromatin. Selanjutnya terjadilah beberapa hal yang berhubungan dengan peningkatan
sintesis protein sesuai dengan fungsi masing-masing sel target. (Fiana Rianti,dkk, 2015)

2.2.4. Mekanisme Kerja insulin


Dimulai dengan berikatnya insulun dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari
2 subunit yaitu:
a. Subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan molekul insulin.
b. Subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan
teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi).

Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat reseptor insulin (IRS -1).IRS-1 yang
terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada sejumlah proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin
yang berbeda.

Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal
dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk
berpindah ke permukaan sel. Jika proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport zat-zat
gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut. (Fiana Rianti,dkk, 2015)
2.3. CAMP Sebagai Second Messanger Hormone

cAMP merupakan second messenger yang dibentuk dari senyawa ATP oleh kerja enzim Adenilat Siklase dengan adanya Mg 2+
yang membentuk suatu kompleks dengan ATP untuk bertindak sebagai substrat untuk reaksi.

Mg2+
ATP cAMP + PPi + H+
Adenilat siklase

cAMP mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam proses kerja sejumlah hormon. Epineprin
meningkatkan kadar cAMP yang tinggi di dalam sel-sel otot dan perubahan yang relatif kecil dalam sel-sel hati.

Mekanisme kerja hormon yang melibatkan cAMP


Mekanisme kerja hormon yang melibatkan cAMP, diawali hormon berikatan dengan reseptor dan mengaktifkan protein G. Protein
G merupakan protein yang berbentuk heterotrimer dan memiliki tempat ikatan dengan nukleotida guanine, protein G terbagi
menjadi 3 jenis, yaitu Gs (berfungsi mengaktifkan enzim adenilat siklase), Gi (berfungsi menghambat enzim adenilat siklase), Gg
(berfungsi mengaktifkan sistem fosfolipase / inositol fosfat). Sehingga protein G tersebut melepaskan GDP (Guanin Difosfat) dan
mengikat GTP (Guanin Trifosfat). Sewaktu mengikat GTP, protein Gs mengaktifkan enzim adenilat siklase, yang menghasilkan
cAMP / siklik-AMP. cAMP mengaktifkan protein kinase A (PKA) dengan mengeluarkan subunit regulatorik. Protein kinase A
berfungsi melakukan fosforilasi berbagai protein dan mencetuskan respon sel (regulasi enzim metabolisme dan transkripsi gen).

apakah cAMP berperan sebagai second messenger dalam pelaksanaan aktifitas tertentu oleh suatu hormon, yaitu : 6
1. Adenilat siklase pada sel sasaran harus dapat dirangsang oleh hormon yang mempengaruhi sel itu.
2. Perubahan konsentrasi cAMP pada sel sasaran harus terjadi mendahului atau bersamaan dengan efek akhir rangsangan
hormon. Keragaman konsentrasi hormon harus sesuai dengan keragaman kadar cAMP
3. Efek biologik hormon harus dapat ditiru dengan dengan penambahan cAMP atau senyawa yang sejenis pada sel
sasarannya (misalnya : dibutiril cAMP)
Konsentrasi cAMP dapat meningkat atau menurun oleh pengaruh berbagai hormon. Epineprin meningkatkan kadar cAMP
yang tinggi di dalam sel-sel otot dan perubahan yang relatif kecil dalam sel-sel hati. cAMP juga merupakan second
messenger untuk banyak hormon selain epinefrin. Beberapa hormon yang menggunakan cAMP sebagai second messenger
adalah : 1,4,5
- Hormon perangsang folikel

 Hormon lutein
 Hormon perangsang tiroid
 Gonadotropin korionik
 Kalsitonin
 Kortikotropin
 Epinefrin
 Norepinefrin
 Glukagon

 Vasopresin (hormon antidiuretik)


 Lipotropin
 Hormon paratiroid
 Hormon perangsang melanosit

2.3.2. Pengaktifan Adenilat Siklase

Enzim adenilat Siklase berada pada permukaan internal membran plasma mengkatalisasi pembentukan cAMP dari ATP. Adenilat
siklase merupakan suatu glikoprotein dengan BM 150.000 yang mengandung beberapa segemen transmembran. Pengaktifan
enzim Adenilat siklase oleh hormon berlangsung dengan pengantaraan protein pengatur yang tergantung GTP. Protein pengatur
yang mengendalikan adenilat siklase ini disebut sebagai protein G stimulator diberi simbol Gs yang terdiri atas tiga subunit. Bila
terdapat hormon, hampir semua Gs terdapat dalam bentuk yang tidak aktif, yaitu terikat dengan GDP.

Pengikatan hormon pada reseptor memicu pertukaran GDP terikat dengan GTP. Kompleks hormon reseptor berikatan pada
protein G, merangsang pembebasan GDP terikat dan memungkinkan GTP masuk. Subunit yang mengandung GTP (Gs -GTP)
memisahkan diri dari subunit . Kemudian adenilat siklase diaktifkan oleh Gs -GTP. Dengan demikian, aliran informasi
adalah dari kompleks hormon reseptor ke Gs dan kemudian ke adenilat siklase.

GAMBAR 2. Sistem pengaktifan cAMP, Devlin T M, PhD. 2002

cAMP biasanya secara relatif memiliki waktu paruh yang pendek dan didegradasi dengan cepat oleh cAMP fosfodiesterase.
Adanya enzim hidrolisis ini menjamin proses pergantian sinyal (cAMP) dengan cepat., dengan demikian juga penghentikan
proses biologik yang cepat begitu stimulus hormonal dihilangkan.
Inhibitor fosfodiesterase adalah derivat metilxantin akan meningkatkan cAMP intrasel serta meniru atau memperpanjang masa
kerja hormon. 1,7.Gambar 3

GAMBAR 3 . Pengaktifan dan hidrolisis cAMP, Raff A et al, 2002

2.3.3. Inbisi Adenilat Siklase


Sejumlah interaksi hormon-reseptor akan menginhibisi adenilat siklase yang akhirnya dapat menghambat pembentukan cAMP.
Inhibisi ini biasanya terjadi melalui suatu kompleks subunit yang serupa dengan subunit yang merangsang adenilat siklase kecuali
bahwa subunit , i, memperantari inhibisi ini. Hormon yang melakukan inhibisi
terhadap adenilat siklase adalah:

 Asetilkolin

 s Adrenergik

 Angiotensin II

 Somastostatin

o Beberapa kasus inhibisi seperti ini dapat juga tejadi melalui . Toksin Pertusis

Selain itu, subunit dari protein Gs mengandung suatu GTPase intrinsik. GTP yang berikatan pada subunit- Gs terhidrolisis
dalam jangka waktu beberapa menit menjadi GDP oleh kerja enzim GTPase ini. Toksin kolera, yang dikenal sebagai aktifator
irreversibel enzim siklase, menyebabkan ribosilasi pada s, membuat inaktif enzim GTPase , dengan demikian s dibekukan
dalam bentuk aktif. Inhibisi enzim ini menimbulkan penghambatan hidrolisis GTP yang menyebabkan aktifitas adenilat siklase
berlanjut terus. Pada sel intestinal aktifitas enzim ini selanjutnya akan menyebabkan terbukanya saluran klorida yang
menyebabkan kehilangan ion klorida
dan air dalam jumlah yang besar yang menimbulkan diare. Proses yang berlangsung
cepat ini menyebabkan keadaan serius yaitu dehidrasi dan kehilangan elektrolit. . 1,3

2.3.4. Pengaktifan Protein Kinase Oleh Camp

Efek cAMP terjadi melalui pengaktifan suatu protein kinase A (PKA). PKA merupakan sebuah molekul heterotetramer terdiri atas
2 subunit pengatur (R, regulatory) dan 2 subunit katalitik (C, catalytic). Bila tidak terdapat cAMP, kompleksR2C2 secara
katalitik tidak aktif. Pengikatan cAMP pada rantai pengatur akan membebaskan rantai katalitik yang memiliki aktifitas enzim. 1,4,6
Gambar 5
4 cAMP + R2C2 2 (R-2cAMP) + 2C

PKA yang sudah aktif ini kemudian mengkatalisis pemindahan fosfat (fosforilasi) dari ATP ke residu serin atau treonin yang
spesifik pada banyak sasaran dan mengakibatkan perubahan pada aktifitasnya. Terdapat lebih 100 buah enzim PKA dengan
berbagai spesifisitas terhadap substratnya. 1,4,6
Pentingnya serta luasnya cakupan PKA dapat dilihat pada contoh-contoh berikut
ini :
1. Pada metabolisme glikogen , foasforilasi dua enzim oleh PKA mengakibatkan pemecahan cadangan glukosa yang berupa
polimer dan menghentikan sintesis glikogen.
2. Sel epitel mengandung saluran klorida yang disebut cystic fibrosis transmembrane regulator (CFTR), pengatur hantaran
transmembra pada fibrosis kistik. Saluran ini terbuka pada fosforilasi ranah pengatur CFTR yang dikatalisis oleh PKA.
Pengaturan saluran ini terganggu pada fibrosis kistik, kelainan genetik yang paling terkenal dapat mematikan di antara
bangsa-bangsa Kaukasus.
3. PKA merangsang ekspresi gen-gen spesifik melalui fosforilasi aktifator transkripsi yang disebut cAMP–response element
binding protein (CREB)

Cholera toxin
Pertussis toxin

GAMBAR 4. Penghambatan inhibisi adenilat siklase dan


penghambatan GTPas

http// www. umanitoba.ca/faculties/medicine/physiology/grad_students/

2.3.5. Vasopresin / Hormon Antidiuretik Bekerja Melalui Pengaktifan cAMP

Salah satu hormon yang bekerja melalui pengaktifan second messenger cAMP adalah hormon Vasopresin. Hormon Vasopresin
yang pada mulanya diberi nama demikian mengingat kemampuannya meningkatkan tekanan darah kalau diberi dalam dosis
farmakologik, akan lebih tepat jika dinamakan hormon antidiuretik (ADH) karena fungsi fisiologiknya yang penting adalah untuk
meningkatkan penyerapan kembali air
1,4,6
dari tubulus distal ginjal dengan meningkatkan permeabilitas terhadap air dari membran luminal pada epitel tubulus.

Hormon ini adalah suatu peptida yang memiliki 9 asam amino dengan sebuah jembatan disulfida, diproduksi di hipotalamus dan
diangkut lewat aliran aksoplasmik ke ujung- ujung saraf dalam hipofise posterior dan di dalam bagian ini jika terdapat rangsangan
yang tepat seperti peningkatan osmolalitas dalam plasma, hormon ini akan dilepas ke dalam sirkulasi darah. Pengikatan hormon
ini pada reseptor spesifiknya akan mengaktifan kaskade adenilat siklase yang bekerja merangsang pembentukan cAMP yang
memperantarai efek hormon ini selanjutnya1,4,6

2.3.6. Mekanisme Kerja Hormon Antidiuretik

ADH bekerja melalui dua reseptor, yang disebut V1 dan V2 yang memiliki spesififtas ligan dan mekanisme kerja seluler yang
berbeda. Semua reseptor ADH di luar sel ginjal merupakan tipe Vl memperantarai kontraksi otot polos vaskuler dan sintesis
prostaglandin. Efek utama reseptor V1 adalah vasokonstriksi dan meningkatkan resistensi vaskuler yang menyebabkan timbulnya
nama vasopresin. Pengikatan hormon ini pada reseptor V1 akan mengaktifkan enzim fosfolipase C yang mengakibatkan
pembentukan IP3 dan diasilgliserol. 1,4,6

Reseptor V2 hanya ditemukan pada permukaan sel epitel renal . Pengikatan hormon ADH dengan reseptor tipe V2 ini
mengaktifan enzim adenilat siklase melalui protein G yang akan menyebabkan pembentukan cAMP yang kemudian
mengaktifkan PKA. Kejadian seluler berikutnya merupakan serangkaian reaksi fosforilasi protein oleh

enzim ini yang merangsang eksprsi gen untuk meningkatkan pembentukan aquaporins 2.
Aquaporins 2 bermigrasi ke membran luminal sel tubulus, menembus celah membran dan membentuk pori atau saluran tempat air
secara bebas berdifusi sehingga meningkatkan permeabilitas membran luminal terhadap cairan. Penyerapan kembali air pun
meningkat melalui proses difusi bebas

2.4 Hormon Pankreas dan gastointesinal

2.4.1 Hormon Pankreas


Gambar: Pankreas
Sumber: http://melia-biyangs.blogspot.com/2016/04/cara-menjaga-kesehatan-pankreas-yang-efektif.html

Pankreas merupakan kelenjar besar sebagaimana hepar. Saat embrio pankreas berkembang dari foregutprimitive. Pankreas
merupakan kelenjar eksokrin sekaligus kelenjar endokrin. Bagian eksokrin kelenjar pankreas mensekresi cairan alkalin yang kaya
akan enzim . Cairan ini akan disekresikan melalui duktus pankreas (Young, etal. 2006: 299)

Pankreas kaya akan saraf otonom yang juga berfungsi mengatur sekresi pankreas. Selain persarafan, sekresi pankreas juga diatur
secara hormonal. Sel-sel neuroendokrin yang terdapat pada duoenum melepaskan hormone sekretin. Sekretin akan merangsang
sekresi cairan kaya bikarbonat dari pankreas. Selain sekretin, sel-sel neuroendokrin duodenum juga melepaskan
kolesistokininpankreosimin (CCK). CCK akan merangsang sekresi cairan kaya akan enzim dari pankreas. Selain duodenum, sel-sel
neuroendokrin pilorus lambung juga mensekresi hormon yaitu gastrin. Sama halnya dengan CCK, gastrin berperan merangsang
sekresi cairan kaya akan enzim dari pankreas (Young, etal. 2006: 299)

Pankreas terletak di dalam ruang abdominopelvis antara lambung dan usus halus. Organ ini memanjang lateral dari arah duodenum
menuju ke arah limpa. Pankreas terletak retroperitoneal dan terikat kuat ke dinding posterior rongga abdomen (Martini, 2001: 872).

Pankreas merupakan organ yang memanjang, berwarna abu-abu kemerahan. Pada orang dewasa ukurannya mencapai panjang 20-
25 cm, dengan berat sekitar 80 gram. Pankreas terbagi menjadi bagian kepala (head), badan (body) dan ekor (tail). Bagian kepala
terletak di dalam lengkung duodenum. Bagian badan pankreas meluas ke arah limpa, sedangkan bagian ekornya merupakan daerah
ujung yang membulat.

Permukaan pankreas tidak rata. Kapsul jaringan ikat tipis membungkus keseluruhan organ. Arteri yang memperdarahi pankreas
adalah cabang arteri splenik, mesenterik superior, arteri hepatik komunis.
Pankreas merupakan organ endokrin dan eksokrin sekaligus. Sebagai organ eksokrin pankreas mempunyai duktus (saluran keluar)
yang berfungsi menyalurkan sekret kaya akan enzim pencernaan dan buffer (Martini, 2001: 873).

Sekret tersebut akan mengalir ke duktus pankreas utama (main pancreaticduct), yang akan bergabung menuju duktus biliaris utama
(commonbileduct) menuju duodenum melalui ampula ofVater (Young, etal. 2006: 299).
Secara histologi, pankreas merupakan kelenjar berlobus yang terbungkus kapsula kolagen tipis. Kapsul kapsul kolagen tersebut
meluas ke dalam organ membentuk septa antara lobulus. Bagian eksokrin pankreas terdiri atas kelompokan asinus yang bermuara
ke saluran keluar (duktus).

Pulau Langerhans merupakan bagian endokrin yang terdapat pada pankreas. Pulau-pulau Langerhans terletak menyebar diantara
bagian eksokrin pankreas. Pada pewarnaan rutin dengan hematoxylin eosin (HE), pulau langerhans terpulas lebih pucat daripada
sel asinus (bagian eksokrin). Bentuk pulau Langerhans pada umumnya kelihatan bulat dan dinding selnya tidak mudah
dilihatUkurannya sangat bervariasi, namun paling banyak terdapat pada bagian ekor pankreas. Diperkirakan terdapat lebih dari satu
juta pulau Langerhans yang terdapat pada pankreas manusia, namun karena ukurannya yang kecil maka pulau Langerhans hanya
menempati 1-2 % volume pankreas. Masing-masing pulau Langerhans tersusun atas 2-3 ribu sel yang saling beranastomosis
membentuk suatu korda (Fawcett, 1994: 695).

Terkadang sel lemak dapat ditemukan pada parenkim jaringan pankreas. Sel lemak jumlahnya berbeda-beda. Pada pankreas
individu muda jumlahnya sedikit, sedangkan pada orang tua jumlahnya bertambah banyak. Hal ini menunjukkan bentuk atropi
alamiah yang terjadi pada kelenjar pankreas seiring dengan pertambahan usia (Young, etal. 2006: 299).

Pulau Langerhans mengandung berbagai macam tipe sel yang bertanggung jawab mensekresikanhormone polipeptida. Sel-sel
sekretori ini tersusun berkelompok dengan jumlah total kurang lebih 3000 sel. Sel sekretori tersebut disokong oleh jaringan ikat
kolagen yang mengandung banyak sekali kapiler fenestrata. Sebuah kapsul tipis mengelilingi masing-masing pulau Langerhans.
Sel-sel endokrin tampak kecil dengan granula sitoplasma yang terpulas pucat. Sel-sel endokrin terdiri dari beberapa tipe, pada
sajian dengan pewarnaan HE, sel-sel tersebut tidak dapat dibedakan satu sama lainnya. Sel-sel endokrin dapat dibedakan
berdasarkan produk yang dikeluarkan dengan menggunakan metode imunoperoksidase (Young, etal. 2006: 342). Sel-sel endokrin
terbagi atas (Fawcett, 1994: 695):
1. Sel α (sel A), sel α menyusun kurang lebih 25% pulau Langerhans. Sel alfa terdapat pada bagian perifer pulau Langerhans, dan
beberapa tersebar di sepanjang kapiler. Sel α bertugas mensekresi glukagon.
2. Sel β (sel B), penggunaan teknik immunoperoksidase akan menyebabkan sel beta yang bertugas mensekresi insulin akan tampak
berwarna coklat. Sel beta merupakan sel yang mendominasi pulau Langerhans. Sel ini terutama terdapat di bagian tengah dan
menyusun lebih dari 60% pulau Langerhans.
3. Sel δ (Sel D), sel ini bertugas mensekresikansomatostatin
4. Sel F, sel F berfungsi mensekresi polipeptida pankreas. Sel ini jumlahnya sangat sedikit dan letaknya tersebar. Terkadang sel ini
dijumpai pada asinus pankreas.

Peran metabolisme dipengaruhi oleh fungsi endokrinpankreas terletak pada pulau-pulau langerhans, berupa selsel epitel yang
tersebar diseluruh organ. Dua hormon yang mempenharuhi metabolisme karbohidrat dihasilkan oleh jaringan pulau-pulau
langerhans yaitu insulin oleh sel Beta dan glukagon oleh sel alfa. Selain itu sel delta juga telah diketahui yang menyimpan dan
mensekresi hormon somatostatin (Harper atal, 1979: 544).

Mekanisme pembentukan insulin adalah melalui pembentukan protein kecil yang disintesis di dalam retikulum endoplasma kasar
sebagai preproinsulin. Prepeproinsulin akan memecah menjadi proinsulin.
Proinsulin akan memecah lagi dalam apparatusGolgi membentuk insulin. Insulin akan dikemas dengan sejumlah proinsulin yang
belum memecah menjadi granula sekretori terikat membran. Granula sekretori terikat membran akan tetap berada di dalam
sitoplasmasampai sekresi insulin dipicu (Young, etal. 2006: 343).

A. Insulin

Gambar: Insulin pada manusia


Sumber: https://usaha321.net/pengertian-insulin.html

Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing pada tahun 1921 oleh para ahli fisiologi asal kanada Sir
FederickGlant Banting dan Charles Hebert Best serta ahli fisiologi asal Inggris John James Richard Macleod. Seorang ahli
boikimia James BetramCollip kemudian memproduksi dengan tingkat kemurnian yang cukup baik untuk digunakan sebagai obat
pada manusia. Pada tahun 1965 insulin manusia telah berhasil disintesis secara kimia. Insulin merupakan protein manusia pertama
yang disintesis secara kimia.
Secara tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas sapi atau babi. Walaupun insulin hewan
secara umum cukup memuaskan tetapi untuk penggunaan pada manusia dapat menimbulkan dua masalah. Pertama, adanya
perbedaan kecil dalam asam amino penyusunnya yang dapat menimbulkan efek samping berupa alergi pada beberapa penderita.
Kedua, prosedur pemurnian sulit dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu dapat dihilangkan secara sempurna.
Pada tahun 1978 insulin menjadi protein manusia pertama yang diproduksi melalui bioteknologi. Sebuah tim peneliti dari
City of Hope National Medical Center dan perusahaan bioteknologi Genentech masih muda berhasil mensintesis insulin manusia di
laboratorium menggunakan proses yang bisa menghasilkan jumlah besar. Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti
cara produksi insulin melalui rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini mempunyai struktur mirip dengan insulin
manusia. Melalui teknologi DNA rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang tidak patogen. Karena kedua hal
tersebut di atas, insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai efek samping yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan
insulin yang diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak mengandung kontaminan berbahaya
(Saepudin, 2010).
Insulin manusia dan insulin babi hanya beda 1 asam amino yaitu pada B30,sedangkan insulin manusia dan insulin sapi beda 3 asam
amino yaitu pada A8, A10, B30, sehingga pemakain insulin babi kurang imunogenik dibandingkan insulin sapi. Tapi masalahnya,
1 babi yang diekstraksi insulinnya hanya cukup untuk 1 orang selam 3 hari padahal saat ini ada ± 60 juta orang didunia yang
menderita diabetes tergantung insulin dan meningkat 5-6 % pertahunnya. Maka dari itu sekarang banyak dikembangkan teknologi
recombinan untuk mendapatkan insulin. Faktor-faktor ini menyebabkan peneliti mempertimbangkan untuk membuat Humulin
dengan memasukkan gen insulin ke dalam vektor yang cocok, yaitu sel bakteri E. coli, untuk memproduksi insulin yang secara
kimia identik dan dapat secara alami diproduksi. Hal ini telah dicapai dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan Gen
insulin manusia dari pulau Langerhansdiambil,kemudian disambungkan ke dalam pasmidbakteri,membentukkimera (DNA
recombinasi). Kimera itu dimasukkan ke dalam sel target E.coli. bakteri E.coli ini dikultur,untuk dikembangkan (Banjarnahor,
2012).
Karakteristik bakteri yang menjadi organisme pilihan untuk memproduksi insulin memiliki keunggulan-keunggulan sebagai
berikut:
1. Memiliki rentang umur pendek ,
2. Jumlah generasi yang banyak,
3. Susunan genetik bakteri yang lebih mudah dimodifikasi,
4. Lingkungan luar bekteri dapat dengan mudah dimodifikasi untuk mempengaruhi ekspresi gen,
5. Menghasilkan produk,hampir mendekati yang kita inginkan (menyerupai insulin yang dihasilkan sel β-pankreas), dan
6. Lebih ekonomis
Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu:
1. Vektor,yaitu pembawa gen asing yang akan disisikan,biasanya berupa plasmid,yaitu lingkaran kecil DNA yang terdapat pada
bakteri. Plasmid diambil dari bakteri dan disisipi dengan gen asing.
2. Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam tubuh bakteri akan mengalami replikasi atau
memperbanyak diri, makin banyak plasmid yang direplikasi makin banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi cloning
gen.
3. Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim in disebut enzim endonuleaseretriksi, enzim
endonukleaseretriksi yaitu enzim endonuklease yang dapat memotong DNA pada posisi dengan urutan basa nitrogen tertentu
(Tjahjoleksono, 2012).
Insulin merupakan hormon alami yang dikeluarkan oleh pankreas. Insulin dibutuhkan oleh sel tubuh untuk mengubah dan
menggunakan glukosa darah (gula darah), dari glukosa, sel membuat energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya. Insulin
adalah protein kecil sederhana yang terdiri dari 51 asam amino, 30 di antaranya merupakan satu rantai polipeptida, dan 21 lainnya
yang membentuk rantai kedua. Kedua rantai dihubungkan oleh ikatan disulfida. Kode genetik untuk insulin ditemukan dalam DNA
di bagian atas lengan pendek dari kromosom kesebelas yang berisi 153 basa nitrogen (63 dalam rantai A dan 90 dalam rantai B).
DNA yang membentuk kromosom, terdiri dari dua heliks terjalin yang dibentuk dari rantai nukleotida, masing-masing terdiri dari
gula deoksiribosa, fosfat dan nitrogen. Ada empat basa nitrogen yang berbeda yaitu adenin, timin, sitosin dan guanin. Sintesis
protein tertentu seperti insulin ditentukan oleh urutan dasar tersebut yang diulang (Rismayanthi, 2010).

Insulin adalah suatu hormon polipeptida yang diproduksi dalam sel-sel β kelenjar Langerhaenspankreas.Insulin berperan penting
dalam regulasi kadar gula darah (kadar gula drah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita
dikenal sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kelenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi
hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh,dapat berupa obat buatan manusia yang dikenal
sebagai sebutan insulin eksogen.Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes militus tergantung
insulin(diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul insulin disusun oleh 2 rantai polipepttida A dan B yang
dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino (Gustia, 2012).
Menurut Rismayanthi, (2010), terdapat banyak bentuk insulin. Insulin diklasifikasikan berdasarkan dari berapa cepat insulin mulai
bekerja dan berapa lama insulin bekerja. Tipe insulin terdiri atas:
1. Aksi cepat {rapidacting)
2. Aksi pendek {shortacting)
3. Aksi menengah {intermediateacting)
4. Aksi lama {long-acting)
5. Campuran {Pre-mixed)
Pemilihan tipe insulin terganmng pada beberapa faktor, yaitu:
1. Respon tubuh individu terhadap insulin (berapa lama menyerap insulin ke dalam tubuh dan tetap aktif di dalam mbuh sangat
bcrvariasi dari setiap individu).
2. Pilihan gaya hidup, seperti: jenis makanan, berapa banyak konsumsi alkohol, berapa sering berolahraga, yang semuanya
mempengaruhi tubuh untuk merespon insulin.
3. Berapa banyak suntikan per hari yang ingin dilakukan.
4. Berapa sering melakukan pengecekan kadar gula darah.
5. Usia.
6. Target pengaturan gula darah (Rismayanthi, 2010).

Insulin adalah suatu hormon protein yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans yang merupakan 1% dari jaringan pankreas.
Dalam sel-sel beta pankreas, insulin disintesis seperti protein lainnya, melalui ribosom dan retikulum endoplasma. Kira-kira 50 unit
insulin setiap hari diperlukan, dan 1/5 dari jumlah yang ada disimpan dalam pamkreas manusia.

Insulin dihasilkan awalnya sebagai preprohormon, selanjutnya berubah menjadi prohormon dan aktif menjadi hormon insulin.
Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) di dalam retikulum endoplasma sel beta.
Selanjutnya enzim peptidasemenghidrolisispreproinsulin sehingga terbentuk proinsulin, yang dikemas dalam secretoryvesicles.
Proinsulindiaktifkanmenjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang disekresikan secara bersamaan melalui membran sel.
Gambar Struktur Insulin(Murray RK at al,2003:450)

Insulin merupakan struktur protein yang memiliki rantai α dan β. Mekanisme regulasi sekresi insulin dapat dilakukan melalui :
(1) peningkatan glukosa yang juga dapat meningkatkan sekresi insulin
(2) pengaruh hormonal bila terjadi peningkatan TSH, Gastrin, CCK, ACTH, sekretin, enteroglukagon dan epinefrin menyebabkan
penurunan sekresi insulin
(3) obat golongan sulfonil urea dapat meningkatkan sekresi insulin dan
(4) pengaruh peningkatan ion kalsium juga dapat meningkatkan sekresi insulin terutama di otot.

Mekanisme pembentukan insulin, awalnya sebagai preprohormon selanjutnya menjadi prohormon kemudian menjadi insulin pada
sel β pulau langerhans (sel α sekresi insulin) pada suatu protein dengan rantai A dan B. Insulin aktif memisahkan ikatan peptida
pada peptida yang menghubungkan rantai A dan B melalui peptideconnecting(peptida C), pada ikatan ini ada 4 asam amino yang
dilepaskan. Proinsulin, merupakan rantai A dan B yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Bila rantai disulfida ini direduksi
maka akan terjadi inaktifasi insulin. Insulin tidak hanya di sekresikan dalam bentuk aktif, tetapi sebagian dalam bentuk inaktif atau
proinsulin dalam jumlah sedikit.

Regulasi insulin dapat melalui penghambatan melalui epinefrin, pada kasus DM, pada kondisi stress akan memperberat keadaan
DM. Pada keadaan stress produk epinefrin akan meningkat, mencegah pengaktifan insulin dalam merubah glukosa menjadi
glikogen, sehingga glukosa akan meningkat dalam darah. Mekanisme inaktifasi insulin ada 2 yaitu memecah protein insulin
melalui enzim protease dan reaksi glutation dengan mereduksi ikatan disulfida.

Mekanisme kerja insulin terjadi di hepar dan jaringan perifer. Pada hepar, glukosa dalam darah dan hepar tidak ada barier sehingga
dapat keluar-masuk. Namun glukosa tidak dapat langsung diolah, tapi harus melalui pemotongan enzim glukokinase yang
diaktifkan oleh insulin. Sehingga glukosa dapat dirubah menjadi glukosa 6-fosfat, kemudian baru dapat dimetbolisme selanjutnya,
melalui antara lain HMP shunt, glikolisis, glikogenesis. Upaya ini untuk menurunkan kadar glukosa darah.

Mekanisme kerja insulin di otot dan jaringan adiposa, glukosa tidak bebas masuk ke dalam sel. Insulin merangsang pemasukan
glukosa pada membran tanpa bantuan glukokinase. Glukosa oleh insulin di membran akan diterima oleh secondmessenger
sehingga dapat membuat terowongan/channel untuk untuk pemasukan glukosa. Enzim yang mempengaruhi dalam reaksi ini adalah
heksokinase.

Glukosa menurun oleh karena adanya reaksi heksokinase, peningkatan glikolisis, peningkatan HMP shunt, peningkatan
glikogenesis dan peningkatan siklus asam sitrat. Glukosa meningkat diharapkan terjadi pula peningkatan pembentukan
triasilgliserol, tetapi juga dapat meningkatkan lipolisis. Pada perubahan triasilgliserol menjadi asam lemak bebas menggunakan
enzim lipase. Triasilgliserol lipase akan dihambat oleh insulin dengan cara mengaktifkan fosfodiesterase yang akan merbah cAMP
menjadi 5’AMP yang menginaktifkanadenilatsiklase, sehingga lipolisis menurun, menstimulasi lipogenesis. Insulin meningkat
akan menyebabkan lipogenesis meningkat, lipolisis menurun, glikogenesis meningkat, glikogenolisis menurun, glikoneogenesis
menurun dan glikolisis meningkat.

Fungsi insulin berfungsi dalam menurunkan kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang meningkat, menstimulasi sel beta
dalam memproduksi insulin. Tahapan proses sekresi insulin melalui stimulasi molekul glukosaantara lain:
(1) proses dimana glukosa melewati membran sel beta dengan bantuan Glucosetransporter (GLUT)
(2) glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasi didalam sel dan selanjutnya melepaskan ATP
(3) ATP mengaktifkan penutupan K-channel pada membran sel
(4)Penutupan K-channel mengakibatkan terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam sel sehingga terjadi depolarisasi membran sel
(5) Ca channel terbuka mengakibatkan masuknya ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel
(6) maka akan terjadi mekanisme pengeluaran insulin.

Mekanisme kerja insulin terjadi pada membran otot dan jaringan adiposa yang akan menyebabkan peningkatan pemasukan
glukosa, pada membran hati akan menybabkan peningkatan glukokinase, glukosa dan dan glukosa-6-P dan pada membran otot
akan meningkatkan pemasukan asam amino, kalium, Ca2+, nukleosida dan fosfat inorganik. Efekmetabolime pada karbohidrat
adalah pada jaringan hati terjadi peningkatan glikolisis dalam hal ini terjadi

peningkatan enzim glukokinase, fosfofruktokinase dan piruvatkinase sebaliknya terjadi penurunan glukosa-6-fosfatase.
Metabolisme karbohidrat pada jaringan hati dan otot menyebabkan banyak glukosa-6-P yang dirubah menjadi glukosa-1-P, terjadi
peningkatan glikogen sintetase (glikogenesis) melalui peningkatan fosfodiesterase AMP siklik efeknya glikogenolisis menurun.
Metabolisme karbohidrat pada jaringan hati dapat menurunkan glukoneogenesis. Metabolisme karbohidrat dihati, otot dan jaringan
adipose terjadi peningkatan HMP shunt dan peningkatan siklus asam sitrat (siklus Krebs).Pengaruh adanya insulin pada
metabolism lipid pada jaringan adiposa dan hati menyebabkan peningkatan lipogenesis dan penurunan lipolisis sehingga dapat
menurunkan kadar lipid darah melalui penurunan AMP siklik. Pengaruh adanya insulin pada metabolism protein menyebabkan
terjadinya peningkatan sintesis protein.

Peran insulin dalam metabolism tubuh yaitu menurunkan kadar glukosa darah dengan cara menurunkan pembentukan cAMP
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan glikogenesis, glikolisis, dan lipogenesis. Peran insulin pada muskuloskeletal
menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah serta mendorong penyimpanan molekul tersebut. Insulin
memudahkan

penyerapan glukosa dan asam amino ke dalam otot rangkadan hati, berperan dalam proses glikogenesis, dalam hal ini insulin juga
menghambat pelepasan glukosa hati (glikogenolisis) dan produksi glukosa baru dari senyawanon-karbohidrat (glukoneogenesis).

Hormon insulin juga berperan dalam metabolisme lemak, yakni mengatur proseslipolisis dan lipogenesis. Melalui lipolisis, asam
lemak bebas dapat ditranspor ke mitokhondria untuk dioksidasi melalui reaksi beta-oksidasi. Insulin menstimulasi penyerapan
glukosa di hati dan jaringan adipose jaringan, serta mendorong terjadinya lipogenesis. Peran insulin pada metabolisme protein
adalah mengurangi katabolisme protein. Insulin juga berperan dalam meningkatkan sintesis protein.
Pada kasus diabetes melitus berkaitan dengan defisiensi insulin menyebabkan glukosa ke jaringan menurun, glukokinase menurun
dan glukoneogenesis meningkat akibatnya hiperglikemi, glukosuria, dehidrasi (poliuria dan polidipsi). Pada kasus ini juga
menyebabkan sintesis protein menurun (Balans nitrogen negative)akibatnya berat badan menurun, lipolisis meningkat yang
menyebabkan peningkatan asam lemak bebas (akibat penurunan hormonesensitive lipase) dan peningkatan ketogenesis yang
menyebabkan ketosis dan asidosis metabolisme, demikian juga dengan terjadinya peningkatan siklus urea membentuk uremia.

B. Glukagon

Mekanisme kerja glukagon berlawanan dengan insulin yaitu terjadi peningkatan glikogenolisis, lipolisis dan glukoneogenesis.
Pengaruh glukagon pada jaringan hati akan menyebabkan peningkatan adenilatsiklase membran, meningkatkan AMP siklik dan
meningkatkan fan meningkatkan fosforilase selanjutnya peningkatanmetabolism glikogenolisis dimana glikogen dirubah menjadi
glukosa. Somatostatin juga berperan dalam reaksi metabolisme tubuh. Keberadaan somatostatinperpengaruh pada penurunan
sekresi insulin dan glukagon.Peran glukagon dalam metabolism meningkatkan kadar glukosa darah melalui peningkatan
pembentukan cAMP sehingga menstimulasi terjadinya glikogenolisis dan glukoneogenesis.

Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolisme yang juga dipengaruhi oleh insulin dan berlawanan dengan efek insulin.
Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormon ini menimbulkan berbagai efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein. Peran pada karbohidrat, mengakibatkan peningkatan pembentukan dan pengeluaran glukosa oleh hati sehingga terjadi
peningkatan kadar glukosa darah. Glukagon menimbulkan efek hiperglikemik dengan menurunkan sintesis glikogen,
meningkatkan glikogenolisis, dan merangsang glukoneogenesis. Peran glukagon pada lemak, mendorong hidrolisis lemak dan
menghambat sintesis triasilgliserida. Glukagon dapat meningkatkan ketogenesis di hati, meningkatkan asam lemak dalam
pembentukan badan keton. Peran glukagon pada molekul protein, yaitu menghambat sintesis protein dan meningkatkan hidrolisis
protein di hati. Glukagon menstimulasi terjadinya glukoneogenesis melalui mekanisme metabolisme protein hati.

2.4.2 Hormon Gastrointestinal

Hormon gastrointestinal adalah polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel mukosa endokrin lambung dan usus halus. Hormon ini
terutama berperan dalam pengaturan fungsi pergerakan dan sekresi sistem pencernaan yang meliputi lambung, usus halus, hati,
saluran empedu dan pankreas (Harper atal, 1979:579).

Hormon-hormon gastrointestinal terdiri atas gastrin, sekretin, gastricinhibitorypolypeptide (GIP), cholecystokinin (CCP), motilin,
pancreaticpeptide (PP), enteroglukagon dan peptid-peptida lain. Hormon tersebut bekerja melalui mekanisme parakrin dan
neurokrin. Ada beberapa polipeptida lain yang bekerja hanya melalui mekanisme neurokrin antara lain vasoactiveintestinalpeptide
(VIP), somatostatin, substance-P, encephalin, dan neurotensin.

Mekanisme kerja hormon gastrointestinal pada umumnya melalui pengaktifan cAMP yang bertujuan dalammeningkatkan sintesis
DNA dan RNA di nukleus, serta produk akhirnya adalah protein yang terlibat dalam aktivitas gastrointestinal termasuk enzim-
enzim pencernaan (amilase, pepsin dan lipase). Selain fungsi tersebut hormone gastrointestinal dapat juga berfungsi dalam
memobilisasi Ca2+ dan pembentukan fosfotidilinositol yang berperan dalam kontraksi lumen pada sistem gastrointestinal (Jens F.
Rehfeld.1998:1087).

Gambar. Mekanisme kerja hormon gastrointestinal

Hormon gastrointestinal yang disekresi dari duodenum dan yeyenum adalah sekretin, glukagon, GIP, VIP yang berfungsi
menghambat motilitas dan sekresi getah lambung. VIP terdapat dalam plexus sub-mukosa dan plexusmesentrik pembuluh darah,
memiliki peran dalam motilitas usus, relaksasi sfingter dan aliran darah. Demikian pula gastrin disintesis juga di mukosa lambung,
guna mensekresi asam lambung melalui regulasi kontrol feedbackdalammenstimulasi sekresi pepsin. CCK dibuat dimukosa
duodenum dan yeyenum, berfungsi menstimulasi kontraksi kandung empedu, dan selanjutnya menstimulasi sekresi getah pankreas.
Substance-P disintesis di usus dan otak, berfungsi dalam mekanisme kontraksi otot polos usus halusMotilin menstimulasi getah
lambung dan mensekresi pepsin. Somatostatin berfungsi menurunkan sekresi gastrin, sekretin, CCK, motilin, dan GIP
(Rehfeld.1998:1087).

Hormon-hormon gastrointestinal melakukan fungsinya secara paralel multihormon dalam mekanisme pencernaan makanan.
Gastrin berperan dalam meningkatkan sekresi asam lambung dan pepsin, CCK (cholecystokinin) meningkatkan sekresi amilase,
sekrestin bertujuan meningkatan sekresi terutama bikarbonat pankreas, GIP meurunkan sekresi asam lambung, VIP meningkatkan
sekresi bikarbonat pankreas, motilin memulai pergerakan usus, somatostatin menurunkan sekresi protein bikarbonat pancreas
(Harper atal, 1979:579).

Regulasi kerja hormon gastrointestinal dapat di uraikan melalui contoh sekresi CCK oleh intraluminalreleasingfactor yang
distimulasi oleh trypsin-sensitivereleasingfactor (CCK-RF) yang ada pada lumen usus halus. Releasingfactor yang berasal dari
intestine melakukan regulasi negativefeedback pada sekresi pankreas. Pada kondisi basal tripsin tidak mengaktif CCK-RF, bila
terjadi proses pencernaan makanan sebagai substrat tripsin, CCKRF aktif untuk menstimulasi sekresi CCK. Dalam hal ini pankreas
yang memonitor keberadaan tripsin guna melepaskan CCK (Liddle,2007:3).

Hormon-hormon gastrointesinal meliputi golongan sekretin yaitu :


(1) sekretin, disekresi oleh duodenum dan jejenum, berfungsi meningkatkan sekresi bikarbonat dan air dari pankreas
(2) Gastricinhibitorypolipeptide ( GIP) disekresi duddenum dan jejenum, berfungsi menurunkan sekresi dan motilitas lambung
serta meningkatkan sekresi insulin pada saat hiperglikemia.
(3) Vasoactiveintestinepolypeptide (VIP) disekresi dalam mukosa usus halus, berfungsi sebagai relaxasispincter.
Golongan gaster (1) Gastrin disekresi oleh gaster dan berfungsi meningkatkan sekresi lambung (2) CCK disekresi oleh duodenum
dan jejenum, yang berfungsi meningkatkan kontraksi kantong empedu serta meningkatkan sekresi enzim pankreas (3) peptida lain (
substance P, bourbesinmotilin, neurotensin).

2.5 Hormon Gonad (Reproduksi)

Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar
kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada
pada ovarium.
Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan
kelenjar pituitari .Hipofisis mengsilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur fungsi alat reproduksi yaitu hormon pemacu folikel
(FSH=foliclestimulatinghormone dan LH= lutenizinghormone). Pada setiap spesies tertentu hipofisis penting selama kehamilan,
sedangkan umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa hipofisis.(Riki Abdulah, 2012)

Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila diberikan dalam bentuk suntikan. Kadar
gonadotropin dalam urin dapat diukur radioimmunoasay, berdasarkan antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan
dengan masing-masing hormon hipofisis.

Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh
terhadap proses spermatogenesis (proses pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder
pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada bagian tubuh
tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.(Riki Abdulah, 2012)

Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen dihasilkan oleh folikel deGraff dan
dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi,
tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen
juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.(Riki Abdulah, 2012)

Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi hormon FSH, dan
memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf. Di bawah pengaruh LH, folikel yang telah
berkembang mensekresi estrogen dan progesteron. LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum
untuk mensekresi estrogen dan progesteron. Proses terakhir dikenal sebagai aktivitas laktogenik, yang pada beberapa spesies
berada dibawah pengaruh proklatin. Sedangkan FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, antara lain dengan
mempertahankan fungsi tubulusseminiferus, LH merangsang sel leydigmensekresitestoteron.(Riki Abdulah, 2012)

Gonad merupakan bagian dari sistem endokrin dan organ reproduksi utama dari kedua jenis kelamin. Ovarium adalah organ
kewanitaan, sedangkan testis adalah mereka pada laki-laki. Mereka umumnya dianggap kelenjar campuran pada kedua jenis
kelamin karena mereka memproduksi baik sel dan hormon. Hormon dan sel yang mereka hasilkan sangat penting untuk reproduksi.

Sistem endokrin terdiri dari gonad, pankreas, kelenjar tiroid, kelenjar hipofisis dan hipotalamus, kelenjar pineal, dan kelenjar
adrenal. Kelenjar dari system endokrin bertanggung jawab untuk memproduksi hormon-hormon yang membantu mengatur semua
proses tubuh. Gonad bertanggung jawab untuk pembuatan hormone reproduksi seperti testosteron, progesteron, dan estrogen pada
kedua jenis kelamin.

Organ ini sangat penting karena mereka menghasilkan gamet, atau sel-sel reproduksi. Sperma adalah gamet jantan, diproduksi
oleh testis, dan ovum, atau telur, merupakan gamet wanita, diproduksi oleh ovarium. Pembuahan terjadi ketika gamet jantan dan
betina, atau sel reproduksi, bertemu dan bergabung. Proses ini dikenal sebagai konsepsi, dan umumnya diikuti oleh perkembangan
janin dan kemudian kelahiran bayi.

Pada wanita, ovarium biasanya menghasilkan hormone reproduksi wanita progesterone dan estrogen. Mereka juga menghasilkan
telur, yang penting untuk reproduksi, dan mengatur ovulasi, yang mengontrol pelepasan telur untuk pembuahan. Ovarium
bertanggung jawab untuk mengendalikan kesuburan dan siklus reproduksi.

Hormon reproduksi wanita juga biasanya mempengaruhi perkembangan karakteristik generative perempuan dan organ
intimlainnya, seperti payudara. Mereka dapat mengatur aktivitas rahim, termasuk menstruasi, dan juga bertanggung jawab untuk
mengendalikan perasaan generative dan keinginan. Hormon progesterone dapat membantu dalam kehamilan dengan
mempersiapkan rahim untuk pembuahan dan mencegah keguguran embrio.(RikiAbdulah, 2012)

Testis menghasilkan sperma serta hormone reproduksi pria, testosteron. Padapria, testosterone umumnya mempengaruhi
perkembangan organ reproduksi sekunder dan lainnya, dan ia bertanggung jawab untuk karakteristik generative laki-laki, seperti
rambut tubuh dan suara yang lebih dalam. Testosteron juga dapat membantu perasaan generative control laki-laki dan keinginan.
Gonad atau kelenjar seks atau kelenjar reproduksi adalah kelenjar endokrin yang menghasilkan gamet (sel germinal) dari suatu
organisme. Dalam betina dari spesies sel-sel reproduksi adalah sel telur, dan pada jantan sel-sel reproduksi adalah sperma. Gonad
laki-laki, testis, menghasilkan sperma dalam bentuk spermatozoa.

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi
jaringan target secara spesifik. Jaringan yang dipengaruhi umumnya terletak jauh dari empat hormon tersebut dihasilkan, misalnya
hormon pemacu folikel (FSH, folliclestimimulatiormone ) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior hanya merangsang
jaringan tertentu di ovarium. Dalam hal hormon pertumbuahn lebih dari satu organ menjadi terget sebab hormon pertumbuahan
mempengaruhi sebagai jenis jaringan dalam badan. Jaringan target suatu hormon sangat spesifik karena sel-selnya mempunyai
reseptor untuk hormon tersebut.

Sumber hormon alami adalah ternak sapi, babi dan biri-biri. Tetapi beberapa hormon demikian khas sifatnya sehingga yang berasal
dari binatang tidak efektif pada manusia misalnya hormon pertumbuahan, FSH dan LH9 (luteinizinghormone). Hormon yang
berasal dari hewan dapat menimbulkan reaksi imunologis.

Saat ini uintuk menghasilkan hormon alami dipakai cara rekayasa genetika. Melalui rekayasa genetika, DNA mikroba dapat di
arahkan untuk memproduksi rangkayan asam amino yang urutnya sesui hormon manusia yang diinginkan. Dengan cara ini dapat
dibuat hormon alami dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat. Hormon hasil rekayasa genetika tidak menimbulkan reaksi
imunologi karena sama dengan hormon manusia asli. cara ini sangat membantu pengadaan hormon yang dialam ini jumlahnya
sangat sedikit misalnya hormon pertumbuhan.

2.5.1 Macam-Macam

2.5.1.1 Testosteron

Testosteron (C-19 ketosteroid) disintesis di sel-sel leidig testis, melalui 3 tahapan yaitu : (1) kolesterol, pregnenolon, progesteron,
hidroksiprogesteron, androstenedion dan menjadi testosteron (2) kolesterol,pregnenolon, hidroksipregnenolon,
dehidroepiandrosteron, androstenedion, testosteron dan (3) DHEA dapat langsung menjadi testosteron tanpa melalui
androstenedion.

Testosteron mengalami 19-hidroksilasi membentuk 19-hidroksitestosteron atau 19-hidroksiandrostenedion, oksidasiC19 ini


membentuk derivat keto dan liolisisaldehid membentuk gugus keto, akibatnya pada C19 hilang membentuk cincin aromatik. Dalam
mekanisme ini senyawa metirapon merupakan inhibitor proses hidroksilasi dengan menghambat enzim 19-hidroksilase. Hal ini
merupakan salah satu penyebab pembentukan testosteron terhambat.

Pregnolon merupakan prazat testosteron dan progesteron melalui pembentukan DHEA terlebih dahulu.DHEA-sulfat dalam adrenal
dihasilkan 400x dalam plasmayang membentuk testosteron dibandingkan testis, namun pada ovarium androstenedion membentuk
testosteron sedikit. Pada testis DHEA-SO4 melepas DHEA bebas sertamensintesis testosteron. Fungsi testis dalam pembentukan
testosteron di regulasi oleh FSH, dan prolaktin melalui mekanisme hipofisis serta pembentukan cAMP. Regulasi ini terganggu
pada kondisi abnormal seperti feminisasi testis menyebabkan terhambatnya perubahan testosteron dalam membentuk
dehidrotestosteron. Hal ini disebabkan reseptor disitosolberkurang.Dalam jaringan, testosteron berubah menjadidehidrotestosteron
(aktif) dengan bantuan enzim redukstase. Dalam plasma 99% testosteron terikat dengan proteinmembentuk testosteron binding
protein (TBG), selanjutnyaakan meningkat pada kondisi tertentu seperti masa kehamilan dan pada saat pemberian estrogen (guna
penurunan kerja androgen).(Riki Abdulah, 2012)

2.5.1.2 Estrogen

Estrogen (C-18 ketosteroid) mempunyai cincin asam amino aromatik, terdiri dari struktur estradiol (paling aktif), estron dan estriol
(tidak aktif). Estrogen dapat disintesis dalam testis, ovarium, adrenal, plasenta, prekusornyaberupatestosteron dan androstenedion.
Estrogen utama yang terdapat diurin dalam bentuk estriol. Estrogen akan disintesis dalam plasenta pada masa kehamilan. Kadar
estriol dalam urin dipakai untuk menilai keadaan hubungan fetus dan plasenta pada kondisi distres (kegawatan fetus), dalam hal ini
kadar estriol dalam urin wanita hamil menurun dengancepat. Estriol dihidroksilasi dari estron pada C-11 serta mengalami reduksi
keton pada C-17. Estriol dalam urinberkonyugasi dengan sulfat dan glukoronat. Senyawa kompleks 2-hidroksiestradiol–
katekolesterogen merupakan inhibitor mekanisme metilasikatekolamin normal. Contoh senyawa kompleks tersebut yaitu
katekolamin yang meningkat dapat menyebabkan wanita hamil mengalami hipertensi.(Riki Abdulah, 2012)

2.5.1.3 Progesteron (Hormon Luteal)

Progesteron dibentuk di corplutein sel graafdanplasenta, sebagai prekusor hormon-hormon C19 dan C21. Dibentuk oleh
pregnenolon. Trimetilandrostenolon yang merupakan analog pregnenolon yang sifatnya menghambat progesteron. Dalam darah
terikat dengan protein pengikat kortikosteroid. Bentuk ekskresi pregnediol sebagai glikoronida-sulfat 75% di ekskresi dalam
empedu. Pada kelainan adrenal tertentu seperti Congenital adrenal hyperplasia (CAH) yang ditemukan banyak pregnanetriol dalam
urin (gejala khas).

2.5.1.4 Ovarium Sekresi hormone reproduksi

Ovarium adalah sepasang organ reproduksi yang sangat erat kaitannya dengan hormon. Ovarum berlokasi di dalam pelvis.
Ovarium dipertahankan ke dinding lateral pelvis oleh ligamentsuspensor. Ovarium berlokasi di sebelah lateral uterus dan tertambat
di daerah medial melalui ligament ovarium. Di antaranya terdapat ligament luas (broadligament) yang merupakan lipatan
peritoneum (Marieb, 2004: 512).

Organ ini sepasang, berbentuk seperti kenari, dengan panjang kurang lebih 3 cm, lebar 1,5-2 cm, dan tinggi kurang lebih 1 cm.
Ovarium terbagi menjadi bagian korteks di bagian tepi, dan medulla di bagian tengahnya. Bagian luarnya dilapisi oleh epitel
germinal yang merupakan modifikasi peritoneum. Jaringan ikat fibrosa membentuk tunikaalbugenia di bagian korteks. Framework
jaringan ikat di bagian korteks berisi berbagai macam folikel ovarium dalam berbagai tingkat perkembangan. Folikel ovarium
terdiri atas oosit primer, sel folikular dan jaringan ikat. Folikel ovarium terdiri atas folikel primordial, folikel primer, folikel
sekunder (antral), dan folikel matang (Folikel Graaf). Selain folikel-folikel ovarium terdapat juga sel stroma.

Folikel Primordial banyak dijumpai sebelum lahir. Folikel ini , mengandung sebuah oosit primer yang berada pada profase meiosis
I. Oosit primer berdiameter kurang lebih 25 µm dengan nukleus tunggal dan satu nukleolus. Sel folikular folikel primordial
berbentuk gepeng dan mengelilingi oosit.
Folikel Primer mempunyai oosit berdiameter kurang lebih 100-150 µm. Pada folikel ini nukleus terus membesar membentuk
vesikel germinal. Jika sel folikular hanya terdiri dari sel selapis kubus, maka folikelnya disebut folikel primer unilaminar. Folikel
primer multilaminar akan terbentuk bila sel folikularnya terdiri dari sel kubus berlapis yang disebut sebagai sel granulosa. Pada
folikel ini juga mulai terbentuk zona pelusida. Zona pelusida merupakan substansi amorf yang memisahkan antara oosit dan sel
folikular. Zona pelusida mengandung glikoprotein ZP1, ZP2,ZP3 dari oosit. Sel stroma,akan membentuk dua lapisan yaitu teka
interna dan teka eksterna

. Teka interna merupakan lapisan kaya akan pembuluh darah dan mampu memproduksi androstenedion (yang nantinya oleh sel
granulosa akan diubah menjadi estradiol). Teka eksternamerupakan lapisan jaringan ikat fibrosa, yang terletak di bagian luar
folikel.Folikel Sekunder (Antral) berdiameter kurang lebih 200 µm, namun ukuran oosit tetap konstan. Pada tahap ini terjadi
proliferasi sel granulosa akibat pengaruh FSH.

Ruang interseluler sel granulosa akan mulai terisi cairan (liquorfolliculi). Liquorfolliculi berisi glikosaminoglikan, steroid binding
protein, progesteron, estradiol, inhibin, folliostatin, dan aktivin. Liquorfolliculli jumlahnya akan terus bertambah hingga akhirnya
terbentuk ruang tunggal yang disebut antrum. Pada tepi antrum, terdapat sekelompok sel granulosa yang mengelilingi oosit
membentuk kumulus ooforus. Selapis sel granulosa pada kumulus ooforus yang langsung mengelilingi oosit primerdisebut korona
radiata. Pada akhir tahapan, sel stromaakan membesar. Kebanyakan folikel akan mengalami atresia, namun sel granulosanyatdk
mati. Sel granulosa tersebut akan membentuk kelenjar interstitial yang mensekresi androgen.

Folikel Matang (Folikel Graaf) berdiameter kurang lebih kurang lebih 2,5 cm. Liquorfolliculli semakin banyak, sehingga kumulus
ooforus seolah-olah “lepas dari membran basal”. Ovulasi terjadi pada kurang lebih hari ke-14 siklus menstruasi. Folikel deGraaf
dan folikel sekunder terus mensekresi estrogen, sehingga kadar estrogen naik. Naiknya kadar estrogen akan menyebabkan feedback
negatif FSH yg dikeluarkan pituitari anterior dan aliran LH tiba-tiba daripituitari anterior. Aliran darah ke ovarium dan kapiler teka
eksterna meningkat, yang mengakibatkan plasma keluar sehingga terjadi edema. Histamin, prostaglandin dankolagenase kemudian
dilepaskan.

Aliran LH juga menyebabkan 0osit primer folikel Graaf menyelesaikan meiosis I sehingga membentuk oosit sekunder dan badan
polar I. Oosit sekunder masuk meiosis II, berhenti pada metafase. Oosit sekunder dan sel folikular kemudian diovulasikan. Sisa
folikel Graaf akan membentukkorpushemorhagicus yang kemudian akan membentukkorpus luteum.

Korpus luteum terdiri dari sel luteingranulosa dan sel lutein teka. Sel luteingranulosa terletak di bagian tengah korpus luteum dan
mencapai 80 populasi sel. Sel luteingranulosa bentuknya cukup besar, berwarna pucat, dan mempunyai mikrovili. Sel ini mampu
mensekresiprogesterone dan mampunmengkonversi androgen menjadi estrogen. Sel lutein teka menyusun kurang lebih 20 %
populasi sel. Sel ini terletak di daerah perifer korpus luteum. Sel lutein teka mampu mensekresi progesteron, estrogen, androgen.
Progesteron dan estrogen akan menghambat LH dan FSH sehingga perkembangan folikel baru dan ovulasi sekunder tidak
terjadi(Riki Abdulah, 2012)

Bila seorang wanita tidak mengalami kehamilan, maka LH tidak ada dan korpus luteum dipertahankan hanya selama kurang lebih
14 hari. Korpus luteum akanberdegenerasi dan menjadi korpus luteum menstruasi. Bila seorang wanita mengalami hamil, maka
HcGdisekresiplasenta. Korpus luteum akan dipertahankam selama kurang lebih 3 bulan. Korpus luteum kehamilan berukuran
besar, dengan diameter kurang lebih 5 cm, dan mensekresihormone. Setelah masa kehamilan mencapai usia kurang lebih 4 bulan
kehamilan, plasenta mulai sekresikan relaxin yang digunakan untuk melebarkan bukaan pelvis saat partus(Gartner&Hiatt, 2001:
461-473).

2.4.1.5 Testis Sekresi Hormon Reproduksi

Testis terletak di dalam skrotum. Pada masa fetal, testis berkembang dalam ruang abdomen atas, berhubungan dengan ginjal. Pada
minggu terakhir masa gestasi, testis akan turun sampai ke skrotum. Peritoneum yang terikat membentuk tunikavaginalis yang
menutupi testis kecuali sedikit bagian posterior, hal ini menyebabkan testis dapat bergerak bebas dalam skrotum.
Bagian dalam testis dilapisi oleh jaringan ikat yang membentuk tunikaalbugenia. Tunikaalbugenia masuk ke dalam stroma testis
membentuk septa. dan membagi testis menjadi kurang lebih 250 lobulus. Tiap lobulus berisi saluran yang disebut
tubulusseminiferus. Tubulusseminiferus merupakan tempat terjadinya gametogenesis. Tubulusseminiferus mempunyai panjang
kurang lebih 30-70 cm, dengan diameter 150-250 µm. terdapat 1000 tubulus pada kedua testis. Tubulusseminiferus berfungsi
memproduksi spermatozoa.

Tubulusseminiferus terbungkus oleh kapsulafibrosa yang dibatasi oleh 4-5 lapis epitel germinal. Epitel germinal terdiri dari 2 tipe
sel yaitu sel spermatogenik dan sel penyokong (sel Sertoli). Sel spermatogenik (sel seks) terdiri atas 5 tipe sel yaitu spermatogonia,
spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan spermatozoa.

Sel penyokong (Sel Sertoli) mempunyai banyak fungsi diantaranya adalah: melindungi dan memberi makan spermatozoa,
fagositosis sitoplasma yang dibuang selama spermiogenesis, membentuk sawar darah-testis dengan membentuk
zonulaoccludentesdiantara sel Sertoli yang berdekatan sehingga mengisolasi ruang adluminal dari jaringan ikat yang pada akhirnya
membentuk proteksi gamet yang berkembang dari sistem imun, sintesis Androgen

Binding Protein (ABP) yang mengikat testosterone, selama embryogenesis, mensintesis Antimullerian Hormone yang mencegah
pembentukkan duktus mullerian (prekursor sistem reproduksi wanita), sekresi hormon inhibin (menghambat pengeluaran FSH),
sekresi medium kaya fruktosa untuk nutrisi &transport spermatozoa, sintesis testiculartransferrin (apoprotein yang menangkap besi
dari serum transferin untuk pematangan gamet)

Tubulus seminiferus terpisah satu sama lain melalui jaringan ikat. Pada jaringan ikat terdapat sel Interstitial (Sel Leydig). Sel
Leydig berbentuk bulat dan besar. Sel ini mempunyai sitoplasma eosinofilik dan droplet lemak. Pada individu yang sudah tua
terdapat pigmen lipokrom& kristal (Reinke). Sel Leydig berfungsi mensekresi testosteron yang akan membentuk karakteristik
sekunder pria (Gartner&Hiatt, 2001: 487-508).

Fungsi organ, testis terutama berfungsi untuk spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses diferensiasi sel seks menjadi
spermatozoa. Terjadinya spermatogenesis dapat dipengaruhi oleh testosterone dan FSH (dari pituitari anterior). Mula-mula LH (
dari pituitari anterior) berikatan dengan reseptor LH sel Leydig. Hal ini akan menyebabkan aktivasiadenilatsiklase dan
pembentukan cAMP. Terjadi aktivasi protein kinase sel Leydig dan aktivasi kolesterol esterase akan mengakibatkan kolesterol
dikonversi menjadi testosterone.

Ketika kadar testosteron darah tidak cukup untuk mempertahankan spermatogenesis, maka FSH menginduksi sel Sertoli untuk
mengeluarkan Androgen Binding Protein(ABP) sehingga kadar testosteron akan naik. Pengeluaran LH dihambat oleh tingginya
kadar testosterone, sedangkan pengeluaran FSH dihambat oleh inhibin. Hal ini menjadi feedback negatif pengeluaran GnRH
sehingga menurunkan tingkat spermiogenesis (Gartner&Hiatt 2001: 487-508).

2.5.2 Fungsi

Menghasilkan hormon dan sel kelamin


- Macamnya ada 2 sel kelamin :
1. Sel Testis
- Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel
spermatozoa.
- Fungsi Hormon Testosteron :
a. Mengatur ciri kelamin sekunder.
b. Mempertahankan proses spermatogenesis.
2. Sel Ovarium
- Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
a. Hormon Estrogen
M
Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
b. Hormon Progesteron
Hormon ini berfungsi :
- Mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus.
- Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
c. Hormon Relaksin
Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam kontraksi otot.(Riki Abdulah, 2012)

2.5.3 Mekanisme Kerja Hormon Gonad


Mekanisme kerja hormon tropik adenohipofisis misalnya hormon Gonadotropin (hormon kelamin) merupakan mekanisme kerja
hormon pada taraf selular tergantung jenis hormonnya, mengikuti salah satu mekanisme berikut:
Hormon berinteraksi dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau penghambatan mengubah kecepatan sintesis siklik
AMP dari ATP ,selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi
sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.

Siklik AMP mempengaruhi berbagai proses dalam sel,dan efek akhirnya bergantung dari kapasitas serta fungsi dari sel
tersebut.siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein kinase yang terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein
dalam sel.siklik AMP mempengaruhi kecepatan proses ini.metabolisme siklik AMP menjadi 5,AMP dikatalisis oleh enzim
fosfodiesterase yang spesifik.dengan demikian zat-zat yang menghambat enzim fosfodiesterase dapat menyebabkan timbulnya efek
mirip hormon.(Riki Abdulah, 2012)

2.5.4 Jenis JenisPenghambar Gonad

Penghambat gonad merupakan suatu senyawa atau jenis obat yang digunakan untuk menghambat hormon kelamin.meliputi:

2.5.4.1 Antieatrogen

Antiestrogen adalah senyawa yang mampu meniadakan sebagian atau seluruh kerja dari estrogen. Adapun jenis antiestrogen
meliputi:
 Klonofen
Klonifen suatu antiestrogen bersifat antagonis murni pada semua jaringan. Pada jaringan klonifen terikat pada ligand/ dinding
tockhet akan menghambat aktifitasglikoprotein dari beberapa penelitian telah terbukti bahwa klonifen dapat meningkatkan
amplitido sekresi LH dan FSH tanpa mempengaruhi sekresinya yang umumnya bersifat pulsatif. Ini menandakan bahwa
klonifen bekerja pada hipofisis anterior untuk menghambat umpan balik terhadap sekresi gonadotropin. Karena preparat ini di
indikasikan untuk infertilitas wanita. Pada pria pernah di gunakan juga tetapi, penggunaan klinik untuk infertilitas pria masih
membutuhkan banyak uji klinik.
Pemberian klonifen sitrat oral akan segera di absorbsi pada saluran cerna, metabolismenya di hepar masa paruhnya panjang
serkitar 5-7 hari.
Dosis untuk infertilitas wanita adalah 1-2 kali 50 mg di mulai pada hari ke 5 perdarahan haid selama 7 hari.
Efek samping yang sering timbul pada pemakaian jangka panjang kista ovarium, rasa kembung, mual, muntah, gangguan
penglihatan, dan sakit kepala.
Efek samping akan menghilang bila pemakaian di hentikan. Efek samping yang timbul pada pria yaitu mual, sakit kepala,
gangguan penglihatan, dan gangguan tubulusseminiferus.
Mekanisme kerja Klomifen yaitu menyebabkan bertambahnya pembebasan hormon GnRH dengan mempengaruhi umpan
balik estrogen pada hipotalamus dan hipofisis akibat blokade reseptor sehingga LH/FSH yang dibutuhkan untuk menstimulasi
pematangan ovarium tinggi terus. Nama dagang: Profertil, Provula, Ofertil,dll.(Riki Abdulah, 2012)

 Tamoksifen
Preparat ini merupakan golongan trifeniletilen yang berasal dari inti stilden seperti dietil stilbestrol. Tamoksifen berefek anti –
estogenik di kelenjar mamae dan agonis estrogen ditulan dan endometrium. Tamoksifen mengantagonis estrogen di reseptor
jaringan. Pada wanita premenopauseyan
g sehat dapat menurunkan kadar prolaktin mungkin karena meniadakan efek hambatan estrogen terhadap prolaktin di
hipofisis.
Di klinik di gunakan sebagai terapi ajupan kanker mamaestadiuym awal atau lanjut.
Efek samping antara lain mual, trombosis, dan dapat meningkatkan resiko kanker endometrium.
Tamoksifen berpengaruh pada Pertumbuhan payudara normal dirangsang oleh estrogen,sehingga pada kanker payudara.
Peningkatan/penurunan estrogen dapat memicu terjadinya kanker payudara. Mekanisme kerja Tamoksifen (Obat
Antiestrogen) adalah bersaing untuk mengikat reseptor estrogen dan digunakan untuk pengobatan kanker payudara yang
telah lanjut pada wanita pasca menopause, Indikasi : pengobatan kanker payudara.(Riki Abdulah, 2012)
 Raloksifen
Raloksifen merupakan hormon nonsteroid yang bekerja sebagai agonis dan antagonis. Variasi efek ini di duga karena adanya
variasi reseptor estrogen dan jumlahnya di jaringan yang berbeda bersifat antagonis estrogen di jaringan uterus dan kelenjar
mamae karena adanya rantai samping.
Efek samping penggunaan obat ini, gangguan saluran cerna, hipersensifitas, dan gangguan reaksi kulit.(Riki Abdulah, 2012)

2.5.4.2 Anti Progesti

Fungsi progestin adalah dalam perkembangan sekresi endometrium, sehingga dapat menampung implantasi embrio yang baru
terbentuk. Dan fungsi untuk mengurangi kontraksi. Macam-macam antiprogestin;

Miferiston adalah salah satu obat antiprogesti (antagonis progestin) dengan aktivitas agonis parsial. Kegunaan miferiston untuk
kontrasepsi sebulan sekali selama fase pertengahan luteal siklus haid jika progesteron normal tinggi. Dan digunakan pada abortus
tidak lengkap sehingga jika diberikan pada awal kehamilan menyebabkan abortus.
Selain itu efek samping miferiston adalah perdarahan uterus dan abortus tak lengkap sehingga diberikan misoprostol oral setelah
pemberian dosis tunggal oral mifepriston, efektif mengakhiri kehamilan.
Mekanisme kerja Miferiston adalah memblokir reseptor progestin sehingga progestin tidak dapat melaksanakan fungsinya dalam
perkembangan endometrium dan mengurangi kontraksi uterus.(lihat 6.5) Jadi Miferiston dapat menghambat perkambangan
endometrium dan meningkatkan kontraksi uterus.(Riki Abdulah, 2012)

2.5.4.3 Antiandorogen

Antiandrogen menghambat kerja hormonallaki-Laki dengan mempengaruhi sintesa androgen atau menghambat
reseptornya.misalnya, pada dosis tinggi, antifungal, ketokonazol menghambat beberapa enzim sitokrom P-450 yang terlibat dalam
sintesa steroid. Finasterid sepeti steroid yang baru2 ini disetujui untuk pengobatan hipertrofi prostat jinak (BPH) menghambat 5-α-
reduktase mengakibatkan pegurangan ukuran prostat. Selain itu siproteron untuk pengobatan hirsutisme pada perempuan dan
flutamid untuk karsinoma prostat pada pria.(Riki Abdulah, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Banjarnahor, Eka. Sunny Wangko. 2012. Sel Beta Pankreas Sintesis Dan Sekresi Insulin. Bagian Anatomi-Histologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, November, hlm. 156-162.

Bardin W, Swerdloff RS, santen RJ: Androgens: Risks and benefits, J Clin Endocrinol Metab 1991; 73; 4.

Bagdade JD et al: Effects of tamoxifen teratment on plasma lipds and lipoprotein lipid concentrasion. J Clin Endocrinol Metab 1990;
70; 1132.

Fiana Rianti, dkk.2015.Makalah Hormon. Universitas Negeri Surabaya.

Gustia, Riza.dkk.2012. Dna Rekombinan Dalam Bidang Kesehatan (Pembuatan Insulin). Pendidikan Kimia. Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Haqiqi, Sohibul H., 2008. Biosintesis Hormon Tiroid dan Paratiroid. Makalah Seminar, Malang: Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya.

Mukhtar, A., 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Press. Surakarta

Nalbandov, A.V., 1964. Reproductive Physiology. 2nd Ed. W.H. Freeman & Co., SanFransisco.

Partodihardjo. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.

Rizki Abdulah 2012 Makalah Gonad http://stikeskharismakarawang.blogspot.com/2012/11/makalah-kelenjar-gonad.html?m=1

Stryer L. Biokimia. Edisi 4. EGC, Jakarta. 2000.:340-358

Toelihere R. Mozes, Drh., M. Sc., Dr., 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai