STEROID
Nim : G1A116027
UNIVERSITAS JAMBI
2019
OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID
Farmakodinamika
Aktivitas anti inflamasi OAINS terutama diperantarai oleh
inhibisi biosintesis prostaglandin, berbagai OAINS mungkin
memiliki mekanisme kerja tambahan termasuk inhibisi kemotaksis,
penekanan produksi interleukin 1, penekanan produksi radikal
bebas dan superoksida dan mengganggu proses-proses intrasel yng
diperantarai oleh kalsium, aspirin secara ireversibel mengasetilasi
dan menghambat siklo oksigenase trombosit sementara OAINS
non selektif COX adalah inhibitor reversibel.
Untuk OAINS yang lebih lama, selektivitas untuk COX-1
versus COX-2 bervariasi dan inkomplit, tetapi telah disintesis
inhibitor selektif COX-2, pada dosis yang lazim inhibitor COX-2
selektif tidak memengaruhi fungsi trombosit, dalam menguji darah
lengkap manusia, aspirin, ibuprofen, indometasin, piroksisam, dan
sulindak agak lebih efektif dalam menghambat COX-1, efikasi
obat-obat selektif COX-2 setara dengan OAINS lama, sementara
keamanan saluran cerna meningkat, di pihak lain inhibitor COX-2
selektif mungkin meningkatkan insidens edema dan hipertensi,
sejak bulan Agustus 2011, selekoksib dan meloksikam yang
kurang selektif adalah satu-satunya inhibitor COX-2 yang
dipasarkan di AS.
OAINS mengurangi sensitivitas pembuluh terhadap
bradikinin dan histamin, memengaruhi produksi limfokin oleh
limfosit T, dan memulihkan vasodilatasi pada peradangan, dengan
derajat yang bervariasi, meskipun obat-obatan ini secara efektif
menghambat peradangan, tidak terdapat bukti bahwa berbeda
dengan obat metotereksat dan DMARD lainnya.
OAINS memiliki sejumlah kesamaan meskipun tidak
semua OAINS disetujui oleh FDA untuk seluruh ragam penyakit
rematik, sebgaian besar mungkin efektif terhadap artritis
reumatoid, osteoartritis, dan lain-lain. Efek samping umumnya
serupa untuk semua OAINS :
1. Susunan saraf pusat : nyeri kepala, tinitus, dan pusing
bergoyang
2. Kardiovaskuler : retensi cairan, hipertensi, edema dan
meskipun jarang infark miokard dan gagal jantung
kongestif
3. Saluran cerna : nyeri abdomen, displasia, mual, muntah,
meskipun jarang tukak atau perdarahan
4. Hematologk : meskipun jarang, trombositopenia,
neutropenia, atau bahkan anemia aplastik
5. Hati : kelainanan tes fungsi hati dan jarang gagal hati
6. Paru : asma
7. Kulit : ruam, semua jenis, gatal
8. Ginjal : insufisiensi ginjal, gagal ginjal, hiperkalemia,
dan proteinuria.
ASPIRIN
Farmakokinetik
Asam salisilat adalah suatu asam organik sederhana,
salisilat cepat diserap lambung dan usus halus bagian atas
menghasilkan kadar salisilat plasma puncak dalam 1-2 jam, aspirin
diserap secara utuh dan cepat dihidrolisis menjadi asam asetat dan
salisilat oleh esterase di jaringan darah, salisilat terikat secara non
linier ke albumin, alkalinisasi urin meningkatkan laju ekskresi
salisilat bebas dan konjugat-konjugatnya yang larut air.
Farmakodinamik
Aspirin secara ireversibel menghambat COX sedemikian sehingga
efek anti trombosit aspirin menetap 8-10 hari, di jaringan lain
sintesis COX baru menggantikan enzim yang inaktif sehingga
dosis biasa menghasilkan lama kerja 6-12 jam. Aspirin
menurunkan insidens serangan iskemik transien, angina tak stabil,
trombosis arteri koroner, dan infark miokardium.
Salisilat non asetilasi diberikan dalam dosis hingga 3-4 g salisilat perhari
serta dapat dipantau dengan menggunakan pengukuran salisilat serum.
SELEKOKSIB
Selekoksib adalah suatu inhibitor COX-2 selektif, selekoksib lebih sedikit
menyebabkan tukak endoskopik daripada sebagian besar OAINS lainnya,
mungkin karena berupa sulfonamid, selekoksib dapat menyebabkan ruam, obat ini
tidak memengaruhi agregasi trombosit pada dosis lazim, selekoksib kadang
berinteraksi dengan warfarin seperti yang dapat diperkirakan dari suatu obat yang
dimetabolisasi melalui CYP2C9.
MELOKSIKAM
DIKLOFENAK
DIFLUSINAL
Obat ini di klaim sangat efektif untuk nyeri kanker dengan metastasis
tulang serta kontrol untuk nyeri pada bedah gigi, karena klirensnya tergantung
pada fungsi ginjal serta metabolisme hati, dosis diflusinal perlu dibatasi pada
pasien dengan gangguan ginjal signifikan.
ETODOLAK
Etodolak adalah suatu turunan asam asetat rasemik dengan waktu paruh
intermediat, di dalam tubuh, etodolak tidak mengalami inversi kiral.
FLURBIPROFEN
IBUPROFEN
Ibuprofen lebih sedikit mengurangi pengeluaran urin dan juga lebih jarang
menyebabkan retensi cairan dibandingkan dengan indometasin. Obat ini relatif di
kontraindikasikan bagi orang dengan polip hidung, angioedema dan reaktivitas
bronkospastik terhadap aspirin. Pemberian bersamaan ibuprofen dan aspirin
mengantagonisasi inhibisi ireversibel aspirin pada trombosit, karena itu pemberian
ibuprofen pada pasien dengan resiko kardiovaskuler dapat mengurangi efek
kardioprotektif aspirin, selain itu pemberian bersama ibuprofen dan aspirin dapat
mengurangi efek antiinflamasi total.
INDOMETASIN
Obat ini adalah inhibitor COX non selektif dan juga menghambat
fosfolipase A dan C, mengurangi migrasi neutrofil dan menurunkan proliferasi sel
T dan sel B. Obat ini agak berbeda dengan OAINS lain dalam indikasi
toksisitasnya.
KETOPROFEN
KETOLORAK
NABUMETON
Nabumeton adalah satu-satunya OAINS yang saat ini digunakan, obat ini
diubah menjadi turunan asam asetat yang aktif di tubuh, nabumeton diberikan
sebagai prodrug keton yang strukturnya mirip naproksen, seperti naproksen,
nabumeton juga pernah dilaporkan berkaitan dengan pseudoporfiria dan
fotosensitivitas pada sebagian pasien.
NAPROKSEN
Naproksen adalah suatu turunan asam naftilpropionat, obat ini adalah satu-
satunya OAINS yang saat ini dipasarkan sebagai suatu enantiomer tunggal,
naproksen efektif untuk penyakit rematologik biasa dan tersedia dalam bentuk
lepas lambat sebagai suspensi oral dan sebagai obat bebas , juga tersedia preparat
topikal dan larutan oftalmik.
OKSAPROZIN
PIROKSIKAM
Piroksikam suatu oksikam adalah inhibitor COX non selektif yang pada
konsentrasi tinggi juga menghambat migrasi leukosit polimorfonukleus,
mengurangi produksi radikal oksigen, dan menghambat fungsi limfosit,
prioksikam juga dapat digunakan untuk indikasi reumatik biasa.
SULINDAK
TOLMETIN
Tolmetin adalah suatu inhibitor COX non selektif dengan waktu parah
singkat dan tidak sering digunakan, efikasi dan profil toksisitasnya serupa dengan
OAINS lain dengan pengecualian berikut : obat ini tidak efektif dalam pengobatan
gout dan obat ini menyebabkan purpura trombositopenia meskipun jarang.