Anda di halaman 1dari 9

FARMAKOLOGI

1. DIARE
 Peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi feses. Penyebab diare:
a. Peristaltik usus b. Air c. Toksin

Pemeriksaan fisik:
Diare akut < 3 hari.
- Tidak ada demam atau gejala sistemik, terapi gejala:
a. Penggantian cairan atau elektrolit
b. Loperamide, Difenoksilat, atau absorbent (penyerap)
c. Diet

- Demam atau gejala sistemik. Periksa tinja untuk WBC/RBC dan parasit. Apabila negative
dilakukan terapi simtomatik. Namun, apabila positif menggunakan terapi antibiotic dan
simtomatik yang tepat.

Diare kronis > 14 hari.

Terapi diare untuk anak


1st line  oralit 200 mL dgn perbandingan 4 bagian gula dan 1 bagian garam
Zink  untuk memperbaiki motilitas usus. Diberikan:
Jika pasien < 6 bulan: 10 mg/hari selama 10 hari
Jika pasien > 6 bulan: 20 mg/hari selama 10 hari

NOTE!!!
Penggunaan loperamide pada anak dapat menyebabkan kram perut  kejang.

- Golongan : opioid dan turunannya


Nama obat : Loperamid , Difenoksilat
Mekanisme Kerja : menunda transit intraluminal, meningkatkan kapasitasgut, memperlama
kontak dan absorpsi, berkaitan dengan reseptor opioid di dinding usus

NOTE!!!
* Opioid bekerja dgn berkaitan pd reseptor opioid (, s, k), efeknya obat tidak dapat merespon
rangsangan sakit.
* Reseptor  dpt menurunkan pergerakan dan kontraksi otot pencernaan (gerak peristaltic usus)
apabila waktu transit usus semakin lama maka akan menyebabkan konstipasi.
* Penggunaan loperamide pada anak dapat menyebabkan kram perut  kejang.
* Loperamid juga dpt menurunkan volume tinja, mengingkatkan viskositas, mengurangi
kehilangan cairan dan elektrolit, serta memiliki aktivitas antisekresi.
* Loperamid kontraindikasi diberikan pd anak < 2 thn, hal ini dikarenakan penggunaan
loperamid dpt menyebabkan efek penurunan fungsi pernapasan dan kelainan fungsi jantung.
* Efek samping loperamid: aritmia: QT Prolongation (gangguan irama jantung).
* Dosis aman loperamid adalah 4 mg oral di ikuti dgn 2 mg setiap setelah BAB. Maksimal dosis
16 mg/hari dan digunakan maksimal 48 jam.

- Golongan : absorbent
Nama obat : Kaolin pectin , Attapulgite
Mekanisme Kerja : tidak spesifik? Mengabsorbsi toksin dan nutrientpada anak
perhatian

- Golongan : sekretori
Nama obat : Bismuth subsalisilat
Mekanisme Kerja : - antisekretori (stimulasi absorbs cairan dan elektrolit pada dinding
saluran cerna)
- antiinflamasi (menghambat agen inflamatori prostaglandin)
- antibacterial (mengikat toksin e. coli (mixomedex))
NOTE!!!
Efek samping bismuth subsalisilat adalah perubahan warna lidah menjadi gelap, dan feses
berwarna gelap.

- Golongan : bacterial replacement


Nama obat : Lacto B
Mekanisme Kerja : mengondisikan Kembali flora usus normal dan menekan pertumbuhan
bakteri pathogen

- Golongan : stimulant lactasif rektal


Nama obat : Bisacodyl , Senna
Mekanisme Kerja : memiliki onset kerja yang paling cepat untuk menginduksi defekasi
dengan mekanisme kerja meningkatkan Gerakan peristaltic usus saluran
cerna.

NOTE!!!
* Bisacodyl diminum malam hari sebelum tidur, onset dari obat ini adalah 6-8 jam.
* Bisacodyl dlm bentuk sediaan suppositoria disarankan digunakan pagi hari karena
mempunyai
onset yang cepat yaitu sekitar 15 menit obat tersebut sudah dapat berefek.
2. KONSTIPASI
 Frekuensi buang air besar < 3 kali dalam seminggu disertai dgn fases kering dan keras.
Penyebab: 1. Gerak peristaltic 2. Air dan lemak

Diagnosa konstipasi
Mengevaluasi Riwayat pasien dan pengobatan saat ini:
- mengobati penyebab yang mendasari sembelit
- modifikasi diet untuk meningkatkan suplementasi serat dengan agen pembentuk massa:
 konstipasi akibat opioid (>4 minggu)
* pencahar osmotik atau stimulant
* antagonis reseptor lubiprostone atau opioid (misalnya, melthyhaltrexone, naloksegol,
naldemedine)
 akut (< 3-6 bulan)
* tambahkan pencahar osmotik jika tidak sembuh, percobaan 2-4 minggu
* tambahkan pencahar stimulan jika tidak ada BM dalam 2 hari atau tidak ada bantuan
 kronis (> 6 bulan)
percobaan pemicu sekresi insulin (lubiproston, linaclotide, dan plecanatide)

First line terapi pengobatan konstipasi:


O Ostomic Meningkatkan osmosis dan menahan air tetap berada di usus
 laktulosa
B Bulk laksative Menahan air di usus dan mempertahankan peristaltic usus
serat
metilselulosa
E Emolien Menambahkan air dan lemak ke feses
Na docusate
S Stimulan Meningkatkan peristaltic usus
bisacodyl
senna
3. OPIOID
 Golongan obat yang terutama digunakan dalam pengobatan nyeri ringan, sedang dan berat,
tergantung pada opioid mana diresepkan dan untuk indikasi apa.

Golongan obat opioid:


Struktur dasar Agonis kuat Agonis lemah-sedang Campuran agonis-antagonis Antagonis
Fenantren Morfin Kodein Nalbufin Buprenorfin Nalorfin
Hidromorfon Oksikodon Nalokson
Oksimorfon Hidrokodon Naltrekson
Fenilheptilamin Metadon Propoksifen
Fenilpiperidin Meperidine Difenoksilat
Fentamil
Morfinan Levorfanol Butorfanol
Pentazosin
Benzomorfan

4. OBAT HIPERTENSI
Jenis-jenis obat antihipertensi dan dosis yang disarankan.
Obat Antihipertensi Dosis harian awal (mg) Target dosis di RCTs Tidak, dari dosis per kata
ditinjau (mg)
ACE inhibitors
Captopril 50 150-200 2
Enalapril 5 20 1-2
Lisinopril 10 40 1
Angiotensin receptor clockers
Eprosartan 400 600-800 1-2
Candesartan 4 12-32 1
Losartan 50 100 1-2
Valsartan 40-80 160-320 1
Irbesartan 75 300 1
β-Blokers
Atenolol 25-50 100 1
Metoprolol 50 100-200 1-2
Calcium channel blockers
(Penghambat Saluran Kalsium)
Alopidine 2-5 10 1
Diltiazem extended release 120-180 360 1
Niltrendipine 10 20 1-2
Thiazide-type diuretics
Bendroflumethiazide 5 10 1
Chlorthalidone 12.5 12.5-25 1
Hydrochlorothiazide 12.5-25 25-100 1-2
Indapamide 1.25 125-2,5 1

Mekanisme kerja obat antihipertensi:


Kelas Mekanisme Kerja Efek Samping
Diuretics Mengurangi penyerapan natrium ginjal
Thiazide Diuretics Menghambat kontransporter/pengangkut Hipokalemia, hipoatremia,
natrium dan klorida dalam tubulus berbelit- hipomagnesemia, hiperusemia,
belit berasal distal ginjal; lebih efektif dalam fotosensitifitas, dan efek metabolik
kontrol tekanan darah daripada diuretik termasuk dislipidemia dan gangguan
loop toleransi glukosa
Menghambat sodium, potasium, dan Hipokalemia, tetapi lebih sedikit efek
Loop Diuretics klorida di cabang asenden yang tebal dari samping metabolik lainnya
lengkung henle
Menghambat saluran natrium epitel di Hiperkalemia
Potassium-sparing tubulus distal ginjal
Renin-Angiotensin system Meredam refleksi gelombang arteri,
blockers meningkatkan distensibilitas aorta, dan
venodilatasi
Angiotensin Converting Memblokir konversi angiotensin I menjadi Batuk, hiperkalemia, peningkatan
Enzyme (ACE) Inhibitors angiotensin II kreatinin, angioedema, dan toksisitas
janin
Angiotensin II Receptor Sama dengan ACE inhibitor, kecuali
type I Blockers (ARB) Memblokir pengikatan angiotensin II ke tidak ada batuk
Direct renin inhibitors reseptor angiotensin tipe I Sama dengan ARB; diare pada dosis
Memblokir konversi angiotensinogen tinggi
menjadi angiotensin I
Calcium Channel Blockers Menghambat saluran membran plasma
Dihydropyridine tipe-tegangan tipe L
Vasodilatasi Edema dependen, hiperplasia
Diltiazem gingiva
Vasodilatasi dan blokade nodus AV Bradikardia
Verapamil (Atrioventricular)
Vasodilatasi dan blokade nodus AV Bradikardia, konstipasi
(Atrioventricular)
Beta Blockers Menghambat reseptor adrenergik Mengurangi toleransi olahraga,
depresi, dan bronkospasme
Beta bloker nonselektif Menghambat reseptor beta 1 dan 2 Lebih banyak bronkospasme
Beta bloker selektif Memblokir reseptor beta 1 Lebih sedikit bronkospasme
Kombinasi alpha dan beta Memblokir reseptor beta dan alpha
bloker
Aldosterone Blockers Memblokir reseptor aldosteron
Sprinolactone Efek pemblokiran androgen,
termasuk menstruasi tidak teratur,
ginekomastia, dan impotensi
Kurang manjur, tetapi lebih sedikit
Eplerenone efek samping yang terkait dengan
pemblokiran androgen
Direct Vasodilators Relaksan otot polos Edema perifer
Alpha-1 Blockers Vasodilatasi Hipotensi postural
Agonis Adrenergik Sentral Menghambat tonus adrenergik sentral Mengantuk, kelelahan, dan mulut
kering

5. ANTIHISTAMIN MEMILIKI EFEK SEDATIF


 Antihistamin merupakan salah satu jenis obat yang banyak dikonsumsi ketika reaksi alergi
muncul. ada 2 kelas utama reseptor histamin: reseptor H-1 dan reseptor H-2. Obat antihistamin
yang berkaitan dengan reseptor H-1 umumnya digunakan untuk mengatasi alergi dan rinitis
alergi. Sedangkan reseptor H-2 mengobati kondisi gastrointestinal bagian atas yang disebabkan
oleh asam lambung yang berlebihan. Loratadine memiliki efek sedatif.
Obat-Obat Antihistamin
H-1 Antihistamin H-2 Antihistamin H-3 Antihistamin
- Chlorfeniramine (CTM) - Cetirizine - Fexofenadine
anak 1-2 thn: 1 mg 2x1. dosis maks harian sbnyk 4 mg. anak 2-6 thn: 2,5 mg, 2x1. anak 2-11 thn: 30 mg, 2x1.
anak 2-5 thn: 1 mg, setiap 4-6 jam. dosis maks harian sbnyk 6 mg. anak 6-12 thn: 5 mg, 2x1. anak >12 thn dan org dewasa: 120 mg, 2x1.
anak 6-12 thn: 2 mg, setiap 4-6 jam. dosis maks harian sbnyk 12 mg. anak >12 thn dan org dewasa: 10 mg, 1x1.
anak >12 thn dan org dewasa: 4 mg, setiap 4-6 jam. dosis maks harian - Desloratadine
sbnyk 24 mg. - Loratadine bayi 6-11 bln: 1 mg, 1x1.
anak 2-12 thn bb <30 kg: 5 mg, 1x1. anak 1-5 thn: 1,25 mg, 1x1.
anak 2-12 thn bb >30 kg: 10 mg, 1x1. anak 6-11 thn: 2,5 mg, 1x1.
- Chyproheptadine > 12 thn dan org dewasa: 10 mg 1x1 atau 5 org dewasa: 5 mg, 1x1.
anak 2-6 thn: 2 mg 2-3x1. dosis maks harian sbnyk 16 mg. mg 2x1.
anak 7-14 thn: 4 mg 2-3x1.
org dewasa: 4 mg, setiap 3-4x1 sbg dosis perawatan. dosis maks harian - Levocetirizine
sbnyk 32 mg. anak 6 bln-5 thn: 1,25 mg, 1x1.
anak 6-11 thn: 2,5 mg, 1x1.
- Ketotifen org dewasa: 2,5-5 mg, 1x1.
penggunaan anak diatas 3 thn dan org dewasa 1 mg, 2x1 tergantung
kondisi, dosis bisa ditingkatkan menjadi 2 mg, 2x1 - Astemizole
anak 6-12 thn: 5 mg, 1x1.
- Promethazine org dewasa: 10 mg, 1x1.
anak 2-5 thn: 5-15 mg, 1-2x1.
anak 5-10 thn: 10-25 mg, 1-2x1.
org dewasa: 25 mg, bisa dikonsumsi pd malam hari tergantung kondisi,
dosis bisa ditingkatkan menjadi 25 mg 2x1.

- Triprolidine
anak 2-4 thn: 0,625 mg, setiap 4-6 jam. dosis maks harian sbnyk 2,5 mg.
anak 4-5 thn: 0,938 mg, setiap 4-6 jam. dosis maks harian sbnyk 3,744
mg.
anak 6-11 thn: 1,25 mg, setiap 4-6 jam. dosis maks harian sbnyk 5 mg.
org dewasa: 2,5 mg, setiap 4-6 jam. dosis maks harian sbnyk 10 mg.

- Brompheniramine
anak 6-12 thn: 2 mg, setiap 4-6 jam.
org dewasa: 4 mg, setiap 4-6 jam.

- Hydroxyzine
anak <6 thn: 50 mg, dibagi dlm 4 dosis perhari.
anak >6 thn: 50-100 mg, dibagi dlm 4 dosis perhari.
org dewasa: 25 mg, setiap 3-4x1.

6. BATUK ASMA
TERAPI ASMA GINA 2021
Rekomendasi GINA untuk asma ringan
Demi keamanan, GINA tidak lagi merekomendasikan pengobatan asma pada orang dewasa dan
remaja dengan short-acting beta2-agonists (SABA) saja, tanpa kortikosteroid inhalasi (ICS). Ada bukti kuat
bahwa pengobatan SABA saja, meskipun memberikan bantuan jangka pendek dari gejala asma, tidak
melindungi pasien dari eksaserbasi parah, dan bahwa penggunaan SABA secara teratur atau sering
meningkatkan resiko eksaserbasi.
GINA sekarang merekomendasikan bahwa semua orang dewasa dan remaja dengan asma harus
menerima pengobatan pengontrol yang mengandung ICS untuk mengurangi resiko eksaserbasi serius dan
untuk mengontrol gejala.
Untuk orang dewasa dan remaja, pilihan pengobatan untuk asma ringan adalah:
* ICS-formoterol dosis rendah sesuai kebutuhan (lebih disukai) atau;
* ICS dosis rendah reguler, ditambah SABA sesuai kebutuhan.

Mulai Pengobatan asma


Untuk hasil terbaik, pengobatan yang mengandung ICS harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis
asma ditegakkan, karena:
* Pasien dengan asma ringan sekalipun dapat mengalami eksaserbasi parah
* ICS dosis rendah secara nyata mengurangi rawat inap dan kematian akibat asma
* ICS dosis rendah sangat efektif dalam mencegah eksaserbasi parah, mengurangi gejala, memperbaiki fungsi
paru-paru, dan mencegah bronkokonstriksi akibat olahraga, bahkan pada pasien dengan asma ringan
* pengobatan dini dengan ICS dosis rendah dikaitkan dengan fungsi paru-paru yang lebih baik daripada jika
gejala telah ada selama lebih dari 2-4 tahun
* pasien yang tidak menggunakan ICS yang mengalami eksaserbasi parah memiliki fungsi paru jangka yang
lebih rendah daripada mereka yang memulai ICS
* Pada asma akibat kerja, penghilangan paparan dini dan pengobatan dini meningkatkan kemungkinan
pemulihan
TEKNOLOGI FARMASI & FORMULASI

A. PEMILIHAN METODE GRANULASI


- Granulasi basah: sifat alir buruk namun tahan pemanasan dan lembab
- Granulasi kering: sifat alir buruk namun tidak tahan pemanasan atau lembab
- Kempa langsung: sifat alir dan kompresibilitas yang baik

B. PEMILIHAN KOMPONEN FORMULA

C. EMULGEL

D. CARA MENGATASI ZAT AKTIF SUKAR LARUT UNTUK DIBUAT FORMULA


Salah satu cara yang paling mudah dalam peningkatan kelarutan obat adalah dengan
menambahkan surfaktan. Surfaktan merupakan zat yang ketika ditambahkan ke dalam suatu
larutan atau senyawa, akan menurunkan tegangan permukaan senyawa tersebut. Surfaktan
memiliki 2 gugus yaitu gugus hidrofilik dan hidrofibik. Gugus hidrofilik akan berperan sebagai
agen pembasah untuk menurunkan tegangan permukaan atau tegangan antar muka suatu zat
yang sukar larut dalam air.

E. KOMPONEN EMULSI
Komponen dasar:
- Fase terdispersi/fase internal/fase diskontinyu yang merupakan zat cair yang terbagi menjadi
butiran kecil ke dalam zat cair lain
- Fase kontinyu/fase eksternal/fase luar yang merupakan zat cair berfungsi sebagai pendukung
emulsi
- Emulgator dapat menstabilkan emulsi

Komponen tambahan:
- Preservatif → metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan
klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat

- Antioksidan → asam askorbat, tocoperol, asam sitrat, propil gallat dan asam gallat

F. KOMPONEN PELENGKAP EMULSI TWEEN & SPAN


Tween (ester dari sorbitan dengan asam lemak disamping mengandung ikatan eter
dengan oksi etilen, menghasilkan emulsi tipe minyak dalam air (M/A atau O/W)).
 Tween 20: polioksi etilen sorbitan monolaurat, cairan seperti minyak
 Tween 40: polioksi etilen sorbitan monopalmitat, cairan seperti minyak
 Tween 60: polioksi etilen sorbitan monostearat, semipadat seperti minyak
 Tween 80: polioksi etilen sorbitan monooleat, cairan seperti minyak

Span (ester dari sorbitan dengan asam lemak, menghasilkan emulsi tipe air dalam
minyak (A/M atau W/O)).[
 Span 20: sorbitan monobiurat, cairan
 Span 40: sorbitan monopulmitat, padat seperti malam
 Span 60: sorbitan monooleat, cair seperti minyak

G. KEGUNAAN VIAL
Botolvial berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau wadah untuk menampung bahan
obat dengan sediaan serbuk atau cairan farmasi.
KE

Anda mungkin juga menyukai