Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2021-2022

PRODI: S2- ILMU HUKUM


Dosen Pengampu : Prof. Dr. SYUKRI HAMZAH, M.Si.
Waktu : 100 menit

Soal:

1. Deskripsikanlah secara singkat persamaan dan perbedaan berpikir filsafati dan


berpikir ilmiah. Berikan contoh masing-masing.

2. Jelaskan dan berikan contoh objek formal dan material dalam ilmu dan filsafat.

3. Bidang telaah filsafat ilmu adalah Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Tunjukkan
bahwa ketiga bidang ini terkait satu sama lain, dan berikan contohnya.

4. Jelaskan dan tunjukkan perbedaan dan persamaan Agama, Seni, dan Ilmu ditinjau dari aspek
ontology, epistemology, dan aksiologi.

5. Berikan pendapat dan argumentasi anda apakah ilmu bebas nilai atau terikat nilai.

---------------------------------selamat bekerja-------------------
Nama : Hillary Araya Oprecia

Kelas :IB

Jawaban :

1. Berpikir filsafat dan berpikir ilmiah mempunyai kesamaan sebagai cara berpikir untuk
mengetahui penjelasan akan sesuatu permasalahan dan perbedaannya dapat dilihat
dari proses berpikir itu sendiri, berpikir secara filsafat berarti berpikir secara kritis,
sistematis, mendasar, menyeluruh hingga keakarnya bahkan tidak hanya melibatkan
pengetahuan namu juga Tuhan demi menemukan kebenaran yang sesungguhnya atau
kebenaran sejati akan suatu hal sehingga tidak diperlukan pengujian akan
kebenarannya. Sedangkan berpikir ilmiah ialah cara berpikir yang berpaku pada hasil
penelitian ilmiah yang bertujuan menghasilkan pengetahuan baru yang akan diakui
kebenarannya jika telah diuji terlebih dahulu.

Contoh berpikir filsafat : misalnya dalam memahami makna kata “sanksi” yang secara
umum hanya diartikan sebagai hukuman bagi pelanggar aturan, namun dalam berpikir
filsafat arti sanksi memiliki banyak arti dan makna sebagai nestapa,rasa sakit,
pembalasan/balas dendam.

Contoh berpikir ilmiah : misalnya ialah penelitian tentang bagaimana penggunaan


masker / penerapan social distancing mampu menanggulangi penyebaran virus covid-
19.

2. Objek material ilmu : ialah bahan/hal yang menjadi sasaran penyelidikan suatu ilmu
pengetahuan.
Objek formal ilmu : ialah sudut pandang pembahasan / metode dalam memahami
objek material.
Objek material filsafat : Objek material ialah menyelidiki segala sesuatu yang
tak terbatas dengan tujuan memahami hakikat ada (realitas dan wujud). Objek
material filsafat kesemestaan, keuniversalan, dan keumuman bukan particular secara
mendasar atau sedalam-dalamnya.
Objek formal filsafat : Objek formal itu sendiri adalah pusat perhatian yang
disebut focus of interest,yang karena setiap disiplin ilmu mempunyai objek formal
yang khas maka yang membuat setiap ilmu itu berbeda adalah objek formalnya.
Objek formal merupakan metodologi, sudut, atau cara pandang khas filsafat,
pendekatan dan metode untuk meneliti atau mengkaji hakikat yang ada dan mungkin
ada, baik yang konkret fisik dan bukan fisik abstrak dan spiritual maupun abstrak
logis, konsepsional, rohaniah, nilai-nilai agama, dan metafisika, bahkan mengenai
Tuhan pencipta dan penguasa alam semesta.
Contoh material : Ilmu politik, Ilmu negara, Antropologi
Contoh formal : Kekuasaan menjadi objek formal dalam ilmu politik, Konstitusi
menjadi objek formal Ilmu negara, landasan ontologi, epistimologi dan landasan
aksiologi.
3. Ketiga bidang tersebut saling berkaitan karena memiliki fungsi yang tidak dapat
dipisahkan. Bidang ontologi fokus mendeskripsikan sesuatu yang ada/wujud serta
berfokus pada hakikat suatu ilmu dan pembuktian kebenarannya, maka epistomologi
berfungsi sebagai cara/metode bagaimana kita memperoleh ilmu pengetahuan, dan
setelah didapatkan kebenarannya maka dibutuhkan aksiologi sebagai ilmu yang
menjelaskan manfaat dan berguna atau tidaknya hal tersebut.

Contoh nya benda berupa meja ;


Dalam ontologi : meja dalam realitas atau gambaran seseorang dapat menilai benda
tersebut adalah meja meski berbeda ukuran/model namun benda itu tetaplah meja.
Dalam epistimologi : membahas bagaimana metode/cara membuat atau asal sebuah
meja.
Dalam aksiologi : menjabarkan kemanfaatan meja atau berguna tidaknya meja
tersebut.

4. Ontologi : perbedaan secara ontologi ilmu dan seni terbatas dari pengkajian objek
yang berada dalam lingkup pengalaman manusia sedangkan agama bersifat
trasendental yaitu diluar alam pengalaman manusia.
Epistimologi : perbedaannya seni dan ilmu bersumber dari pemikiran/keraguan
manusia yang sifatnya terbatas sedangkan agama merupakan hal yang bersumber dari
wahyu tuhan yang mutlak dan abadi.
Aksiologi : agama sebagai pedoman dan tuntunan hidup manusia dalam menjalani
kehidupannya, seni sebagai media hiburan yang memberi rasa kepuasan dan
kesenangan bagi rohani penikmatnya , dan ilmu sebagai pengetahuan bagi manusia
dalam mencari hal yang benar atau salah.

Persamaan ketiganya ialah mencari dan menemukan kebenaran dalam ilmu, agama,
maupun seni itu sendiri.

5. Menurut saya ilmu itu memiliki kelebihan dan kekurangan nya sendiri jika dilihat dari
paradigma atau pandangan bebas nilai dan terikat nilai suatu ilmu.

Bebas nilai : artinya dalam pengembangan ilmu tidak ada campur tangan faktor
eksternal dan tidak ada pertimbangan akan nilai-nilai lain diluar ilmu itu sendiri
maksudnya ailah tanpa ada pertimbangan nilai politik, agama, sosial ataupun moral.
Karena pertimbangan nilai atau moral hanya menghambat pertumbuhan dan
perkembangan ilmu.
Terikat nilai : ilmu selalu terikat nilai dan harus dikembangkan sesuai dengan
pertimbangan aspek nilai. Perkembangan ilmu jelas tidak pernah bebas /terlepas dari
nilai-nilai, kepentingan-kepentingan baik politis, ekonomis,sosial,religius, dll.
Dengan pengembangan ilmu secara Bebas nilai memiliki kelebihan berupa
perkembangan ilmu pengetahuan yang akan menjadi lebih luas dan tak terbatas akan
nilai-nilai tertentu. Namun kelemahannya akan menimbulkan kerusakan atau efek
buruk jika tidak memperhatikan nilai keseimbangan dalam membuat suatu teknologi,
contohnya: pembangunan rumah kaca yang dapat merusak lapisan ozon, dalam hal ini
tidak diperhatikan efek yang terjadi teori ini hanya berfokus pada kegunaan dari
rumah kaca saja. Sedangkan kelebihan dalam ilmu yang terikat nilai adalah
kemudahan dalam adaptasi masyarakat akan ilmu pengetahuan dan akan lebih
memberi kemanfaatan bagi masyarakat, namun perkembangan ilmu akan memiliki
batas tertentu karena harus mempertimbangkan nilai-nilai yang ada didalamnya.
Sehingga penerapan ilmu dengan bebas nilai maupun terikat nilai menurut saya dapat
dipergunakan sama baiknya selama disesuaikan dengan penerapan atau
pengaplikasiannya itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai