Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

FILSAFAT UMUM

DOSEN PENGAMPU:

MUTAMAKKIN BILLA, Lc. M.Ag.

Oleh:

Mahbubatur Rohmah

E93216126

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2018
A. Definisi

Philosophy (Filsafat) kata filsafat berasal dari yunani Philosophia, yakni


gabungan dari kata “philos” yang artinya cinta, dan “sophos” berarti kebijaksanaan,
yaitu cinta pada kebijaksanaan, kearifan, atau pengetahuan.1

Keterkaitan dengan lainnya

Pada sebuah filsafat (Filsuf) terdapat 2 objek kajian keilmuan, diantaranya:

1. Formal Object: usaha mencari keterangan secara radikal (sampai ke akarnya)


tentang obyekmateri filsafat.
2. Material Object: segala sesuatu (Problem) yang menjadi masalah dan
dipermasalahkan dalam filsafat.

Dan adapula karateristik pemikiran filsafat, secara umum bersifat diantaranya:

1. Komperehensively (Menyeluruh) filsafat selalu memandang atau melihat


objek dari sudut totalitas, untuk mengenali hakekat dari dalamnya sesuatu
tersebut.
2. Thinking Radically (Mendasar) yaitu berfikir kritis untuk mengkaji suatu
obyek sampai ke akar-akarnya, tidak mudah percaya tanpa terus bertanya ke
dasar dari suatu alasan.
3. Thinking Rationally (Rasional) yaitu logis, sistematis dan kritis.
4. Thinking Freely (bebas). Bebas dari prasangka social dan kepentingan politik.

Pendekatan pemikiran Karakteristik filsafat yang berkaitan:

1. Objective (pengetahuan berdasarkan suatu fakta/kenyataan)


2. Criticism/skepticism (memandang ragu sesuatu)
3. Unlimited Object (Objeknya yang tak terbatas)

Contoh praktis

Jika saya ingin menjadi seniman dan pendesain handal maka saya harusmelakukan
suatu tindakan dengan mempelajari beberapa metode dan mempelajari ilmu-ilmu
dasar terkait hal tsb.

1
Burhanuddin Salam, pengantar filsafat. Jakarta: Bumi Aksara,1995. Hlm 46
B. Persoalan filsafat tidak menyangkut fakta

artinya lebih bersifat spekulatif. Bersifat abstrak dan tidak dapat dilihat
langsung dengan mata. Persoalan filsafat yang dihadapi manusia melampaui batas
pengetahuan sehari-hari bahkan melampaui batas pengetahuan ilmiah. Yang bersifat
empiris atau fakta dan kenyataan tidak dapat diindera sehinga pertanyaan-pertanyaan
tentang hal-hal bersifat faktual. Pernyataan dari para filsuf itu terkadang melampaui
batas-batas pengetahuan pada dasarnya, artinya para filsuf itu berusaha menduga
kemungkinan yang terjadi, dengan membuat terkaan-terkaan yang cerdik tetntang hal-
hal yang tidak tercakupdalam pengetahuan yang dimiliki masyrakat sekarang. Banyak
temuan-temuan ilmiah dalam bidang psikologi dan sosiologi yang memperkuat teori-
teori filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf. Kemudian dapat ditolak oleh fakta-
fakta alamiah.

persoalan filsafat berkaitan dengan nilai-nilai

yaitu keputusan tentang pernilaian moral, estetis, agama, dan sosial. Nilai
adalah suatu keungulan pada hal yang menjadi objek dari keinginan manusia yang
dipertahankan. Nilai-nilai bersangkutan dengan pemahaman dan penghayatan
manusia. Sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan nilai-
nilai, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa filsafat bukanlah memikirkan tentang
fakta-fakta, akan tetapi suatu aktifitas untuk mencapai kebijaksanaan.

C. Sejarah perkembangan zaman

(Zaman Sokratos, Plato, Aristoteles) Filsafat klasik didominasi oleh


rasionalisme, sedangkan kontemporer didominasi kritik terhadap filsafat modern.
filsof-filsof besar pada zaman ini diantaranya Plato, Aristoteles, Sokratos. Ditandai
dengan munculnya kelompok shophis yang mengajarkan kepada pemuda-pemuda
Athena tentang keunggulan retorika dan kebenaran subyektif. Shophos membawa
perubahan terhadap pemikiran yang terarah pada teori pengetahuan dan etika.
Sokrates menyatakan bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan
kita.dengan pemikiran filsafatnya mnyelidiki manusa secara keseluruhan, yaitu
dengan menghargai nilai-nilai jasmaniyah dan rohaniyah. Pemikirannya dapat
diketahui melalui karya Plato. Seluruh filsafat Plato bertumpu pada ajaran tentang
“Dunia Ide”. Baginya dunia yang dapat dilihat merupakan suatu bayangan dari dunia
yang sungguh-sungguh atau ide-ide yang abadi. Segala ide-ide dunia dan sesuatu yg
abadi itu belum sempurna jika tidak mengalami perubahan. Ada juga murid plato
yaitu Aristoteles yang terkadang mereka kontradiktif dari segi pendapat dan
pemikiran. Bagi Aristoteles materi tanpa bentuk tidak ada, bentuk-bentuk “tindakan”
didalam materi. Bentuk-bentuk memberi kenyataan pada materi dan tujuan pada
materi. Filsafatnya serta pendekatannya kepada perkembangan filsafat sangat besar
dan sistematis.2 Pada abad kontemporer filsafat ilmu dapat dipahami dari dua sisi
yaitu disiplin ilmu dan landasan filosofis ilmu pengetahuan. Sepanjang sejarah
perkembangan ilmu, struktur keilmuan merupakan landasan filosofis bagi tegaknya
suatu ilmu, karena itu mustahil jika para ilmuan menafikkan peran filsafat ilmu dalam
setiap kegiatan ilmuan.3

D. Cabang-cabang filsafat.
1. Ontologi dan metafisika, dalam filsafat mempelajari hakikat yang ada, yaitu
keeradaan atau eksistensi. Contoh, sesuatu yang bersifat lahiriah itu fana.
Badan adalah sesuatu yang lahiriah, jadi badan itu fana.4
2. Epistemologi, ruang lingkup pengetahuan sedari akarnyadan mempertanyakan
dari mana asal muasal ilmu pengetahuan itu diperoleh. Contoh, ketika
mempelajari gaya gravitasi, yaitu tidak hanya mempelajari pengertian, rumus-
rumus dll. Tetapi harus mempelajari asal usul, sifat serta karakter gravitasi tsb.
3. Aksiologi, bidang yang menyelidiki nilai-nilai. Yaitu menerapkan suatu
pengetahuan dan pendidikan serta menguji semua nilai dalam kehidupan
manusia. Contoh pendidikan seorang ibu yang membina anaknya dengan hal
atau sikap yang baik. “taatlah pada Allah dan Nabi Muhammad” atau
“Berkatalah sopan kepada kedua orang tua”.

2
Tim MKD Uinsa, Pengantar Filsafat. Surabaya: Uinsa, 2013 Hlm 20-23
3
Zubaedi, Filsafat Barat. Yogyakarta: Arruz Media 2010. Hlm 19
4
Tim MKD Uinsa, Pengantar Filsafat. Surabaya: Uinsa, 2013 Hlm 78

Anda mungkin juga menyukai