Anda di halaman 1dari 2

6.

Bagaimana mekanisme dan apa makna klinis sering kencing, haus, dan lapar, serta
hubungannya dengan keluhan?3, 8

Pada pasien telah diketahui mengalami hiperglikemia, akibat dari keadaan tersebut:
 Sering kencing (poliuri) -> ketika glukosa darah meningkat dimana glokusa yang
tersaring di urin melebihi kemampuan tubulus ginjal melalukan reabsorpsi maka glukosa
muncul di dalam urin (glukosuria). Glukosa dalam urin menimbulkan efek osmotik yang
menarik H2O bersamanya, menyebabkan dieresis osmotic sehingga lebih sering kencing
(poliuria). Poliuri juga dapat terjadi akibat adanya defisiensi insulin absolut atau relatif
dan peningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol, hormon
pertumbuhan, dan somatostatin) akan menyebabkan akselerasi kondisi katabolik dan
inflamasi berat sehingga meningkatkan produksi glukosa oleh hati dan ginjal (via
glikogenolisis dan glukoneogenesis) dan gangguan utilisasi glukosa di perifer, akibatnya
terjadilah hiperglikemia dan hiperosmolaritas. Adanya hiperglikemia menyebabkan
reabsorsi ginjal terhadap glukosa terganggu (di luar ambang batas) sehingga terjadilah
glikosuria melalui poliuria.

 Rasa haus berlebih (polidipsi) -> akibat seringnya kencing menyebabkan besarnya cairan
yang keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi ini merangsang osmoreseptor
dan timbullah rasa haus untuk mencukupi kembali cairan tubuh yang berkurang. Poliuria
yang terjadi pada pasien ini akan menyebabkan banyak keluarnya air dan elektrolit
sehingga cenderung mengurangi air di intrasel akibatnya terjadilah hiperosmotik,
hiperosmotik inilah yang merangsang osmoreseptor dipusat haus otak (polidipsi).

 Rasa lapar atau asupan makanan berlebih (polifagi) -> hal ini karena berkurangnya kadar
glokusa intrasel akibat berkurangnya kadar insulin ataupun terjadi kesalahan pada
reseptor insulin yang membuat kadar glokusa intrasel minimal sampai tidak ada.
Sehingga tubuh merespon untuk mencukupi kebutuhan energi sel dengan meningkatkan
nafsu makan. Akibat terjadinya defisiensi insulin baik absolut maupun relatif itu
meningkatakan epinefrin sehingga mengaktifkan hormon lipase sensitif pada jaringan
lemak mengakibatkan peningkatan lipolisis, hal ini juga yang menjadi kekurangan
sumber energi cadangan intra sel. Polifagia atau sering merasa lapar menandakan bahwa
tubuh kekurangan bahan makanan utuk dapatmenghasilkan energi. Pasien mengalamai
polifagi sedangkan kadar glukosa darah tinggi, menandakan bahwa sumber makanan/
energi bagi sel-sel tubuh ada bahkan banyak. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah
glukosa dalam darah tidak dapat sampai ke sel untuk dimetabolisme menjadi energi, hal
ini dapat terjadi karna adanya gangguan pada transporter dari glukosa, yaitu hormon
insulin. Gangguan pada insulin baik dari produksi maupun fungsi insulin menyebabkan
glukosa dalam darah tidak dapat dibawa kedalam sel. Sehingga sel tidak mendapat bahan
makanan yang akan diolah menjadi energi. Hal ini menyebab kan sel memberikan singnal
bada sistem saraf bahwa tubuh kekurang energi sehingga membutuhka makan, sehingga
pasien dengan gangguan insulin akan sering merasa lapar(polifagia) .

Dapus:

1. Sudoyo, Aru W, et al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II. Jakarta :
Interna Publishing
2. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 6. Jakarta: EGC, 2012

22. Apa prognosis dari penyakit Tn. B ?

Biasanya buruk, tetapi sebenarnya kematian pasien bukan disebabkan oleh sindrom
hiperosmolar sendiri tetapi oleh penyakit yang mendasari atau menyertainya. Angka
kematian berkisar antara 30-50%. Dinegara maju dapat dikatakan penyebab utama kematian
adalah infeksi, usia lanjut dan osmolaritas darah yang sangat tinggi. Dinegara maju, angka
kematian dapat ditekan menjadi sekitar 12%.

Dapus:

Sudoyo, Aru W, et al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II. Jakarta :
Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai