Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL PENELITIAN

Jurnal Oftalmologi 2020 , Vol. 2, No. 1.


E-ISSN.2541-4283

KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA ANAK YANG
DILAKUKAN TINDAKAN OPERATIF DI RUMAH SAKIT MATA
CICENDO BANDUNG
1,2 1,2
Arief Mustaram , Feti Karfiati
1
Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjajdjaran
2
Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo
Korespondensi : Arief Mustaram, email : kakakchan31@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Glaukoma pada anak adalah kelompok gangguan pada mata yang bervariasi secara
klinis. Pada pemeriksaan dapat ditemukan banyak etiologi baik primer maupun sekunder pada
glaukoma anak. Kondisi sistemik yang berkaitan dengan glaukoma anak juga perlu dipertimbangkan.
Pemeriksaan yang baik dan akurat pada glaukoma anak perlu dilakukan, sehingga tatalaksana
glaukoma yang tepat dan optimal dapat diberikan.
Tujuan : Melaporkan jenis tindakan operasi pada glaukoma anak, serta tekanan intraokular (TIO) pra
dan pasca bedah sebagai hasil dari tindakan operasi.
Metode : Studi retrospektif observasional yang diambil dari data rekam medis pasien glaukoma anak
usia 0-14 tahun yang menjalani tindakan operasi oleh Unit Pediatrik Oftalmologi dan Unit Glaukoma RS
Mata Cicendo pada tanggal 1 November 2013 - 31 Oktober 2014. Data yang diambil berupa karakteristik
demografis dan klinis, TIO pra bedah dan TIO 1 minggu, 1 bulan, dan 3 bulan pasca bedah.
Hasil : Terdapat 46 mata dari 30 pasien glaukoma anak yang menjalani tindakan operasi dalam periode
1 tahun. Glaukoma kongenital primer didapatkan pada 29 mata (63,04%), 22 mata (47,8%) menjalani
tindakan operasi trabekulotomi+trabekulektomi. Median TIO pra bedah adalah 34,5 mmHg, serta TIO
pasca bedah sebesar 25,5 mmHg pada minggu ke-1, 30 mmHg pada bulan ke-1, dan 28 mmHg pada
bulan ke-3. Glaukoma dengan kelainan okular/sistemik lainnya didapatkan pada 3 mata (6,52%) dengan
median TIO pra bedah sebesar 35,7 mmHg dan TIO pasca bedah sebesar 7 mmHg pada minggu ke-
1, 19 mmHg pada bulan ke-1, dan 16,5 mmHg pada bulan ke-3. Glaukoma sekunder akibat penggunaan
steroid untuk keratokonjungtivitis vernal ditemukan pada 5 mata (10,87%) dengan median TIO pra
bedah sebesar 38,5 mmHg dan TIO pasca bedah sebesar 18 mmHg pada minggu ke-1, 31 mmHg pada
bulan ke-1 dan 17 mmHg pada bulan ke-3.
Simpulan : Tindakan operasi merupakan pilihan utama dalam penatalaksanaan glaukoma anak.
Tekanan intraokular sebaiknya di evaluasi pra dan pasca bedah sebagai indikator hasil operasi. Deteksi
dan tatalaksana dini dapat mempengaruhi prognosis jangka panjang glaukoma anak.

Kata Kunci : Glaukoma Anak, Kongenital, Tekanan Intraokular, Tindakan Bedah.




PENDAHULUAN Glaukoma kongenital primer memiliki
Glaukoma merupakan sekumpulan insidensi yang bervariasi dari 1:2500
penyakit yang ditandai dengan adanya sampai 1:22000 populasi, dan jumlahnya
neuropati diskus optikus dan berkaitan sekitar 50-70% kasus glaukoma anak.
dengan hilangnya fungsi penglihatan. Sekitar 15% kasus glaukoma kongenital
Glaukoma pada anak secara garis besar akan berujung pada kebutaan. Kasus
dibagi ke dalam 3 kelompok; Glaukoma glaukoma kongenital banyak didiagnosis
kongenital, Glaukoma developmental yang pada usia 6 bulan, dan 80% didiagnosis
berhubungan dengan kelainan okular pada usia pertama kehidupan. Juvenile-
maupun sistemik, dan glaukoma onset glaucoma merupakan glaukoma
1-4
sekunder.

Jurnal Oftalmologi (2020), Vol.2, No.1, 17-25. 17


ARTIKEL PENELITIAN

dengan onset lambat yang terjadi pada diantaranya adalah trabekulektomi
anak usia di atas 3 tahun.2-5 (dengan atau tanpa antimetabolit),
Patofisiologi terjadinya glaukoma pemasangan implan, maupun prosedur
kongenital primer masih kontroversial. Hal sikloablasi.1,4,6,7
ini dikaitkan dengan kelainan Penelitian ini bertujuan untuk
perkembangan embriologi jaringan yang memaparkan karakteristik penderita
berasal dari neural crest. Kemungkinan glaukoma anak yang dilakukan tindakan
terjadi obstruksi pada anyaman operatif dalam kurun waktu 1 tahun di
1,3,4
trabekular. Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata
Tanda dan gejala khas yang dapat Cicendo Bandung.
dilihat dari glaukoma kongenital primer
adalah terdapatnya epifora, fotofobia, dan METODE
blefarospasme. Tanda yang lain Penelitian ini merupakan penelitian
diantaranya adalah edema kornea, observasional deskriptif yang dilakukan di
biasanya ditemukan pada anak yang Pusat Mata Nasional (PMN) Rumah Sakit
berusia dibawah 3 bulan, kekeruhan dan Mata Cicendo Bandung. Data diambil dari
ukuran kornea yang besar. Glaukoma rekam medis pasien berusia dibawah 14
harus dicurigai pada setiap anak yang tahun yang didiagnosis glaukoma dan
memiliki diameter kornea lebih dari 13 mm. dilakukan tindakan operatif oleh unit
Robekan horisontal pada membran Pediatrik Oftalmologi dan unit Glaukoma
descemet kornea (Haab striae) terjadi pada tanggal 1 November 2013 hingga 31
karena regangan kornea yang disebabkan Oktober 2014. Data yang diambil adalah
oleh tingginya tekanan intraokular.1,2,3 karakteristik demografi yang terdiri dari
Pengukuran tekanan intraokular (TIO) jenis kelamin, usia saat pertama
merupakan hal yang penting dilakukan didiagnosis, usia saat dilakukan tindakan,
pada kasus-kasus glaukoma anak. Alat tingkat pendidikan dan pekerjaan orangtua,
pengukuran tekanan intraokular pada anak alamat, serta karakteristik klinis yang terdiri
yang umum digunakan adalah tono-pen dari diagnosis, jenis tindakan operasi,
dan tonometer Perkins pada bayi dan anak tajam penglihatan awal, diameter kornea
kecil, serta aplanasi Goldmann pada anak pada pasien glaukoma kongenital primer,
yang lebih kooperatif.1,4,5 tekanan intraokular prabedah dan pasca
Terapi pada glaukoma anak serupa bedah, serta medikamentosa pasca bedah.
dengan terapi pada dewasa. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
Medikamentosa dapat diberikan sebelum seluruh pasien glaukoma anak (usia 0-14
tindakan operatif. Tindakan operatif pada tahun) yang dilakukan tindakan operatif
glaukoma anak merupakan terapi pilihan. pada kurun waktu 1 November 2013 hingga
Operasi sudut mata (goniotomi atau 31 Oktober 2014 dengan follow up 3 bulan.
trabekulotomi) dikatakan cukup efektif Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah
pada kasus glaukoma kongenital primer, pasien-pasien glaukoma anak yang tidak
dan dapat juga dilakukan pada kasus- dilakukan tindakan operatif, atau yang
kasus glaukoma anak dengan hanya dilakukan pemeriksaan dalam
abnormalitas ocular dan sistemik seperti anestesi (examination under anesthesia).
Axenfeld-Rieger syndrome, Sturge-Weber, Data tingkat pendidikan dan pekerjaan
dan aniridia. Pada kasus-kasus yang tidak orangtua pasien diambil dengan
dapat dilakukan operasi sudut mata, wawancara melalui telepon. Pengukuran
ataupun yang tidak dapat diatasi dengan TIO dilakukan menggunakan tonometer
penggunaan medikamentosa, dapat Perkins, tonopen, tonometer non kontak,
dilakukan beberapa jenis operasi yang lain, serta palpasi digital, dan dilakukan pada

Jurnal Oftalmologi (2020), Vol.2, No.1, 17-25. 18


ARTIKEL PENELITIAN

saat prabedah dan pasca bedah minggu 16 (53,33%) pasien. Usia terbanyak saat
pertama, bulan pertama (dengan toleransi dilakukan operasi adalah < 1 tahun dan >6
waktu ± 1 minggu), dan bulan ketiga tahun, yaitu sebanyak 12 (40%) pasien.
(dengan toleransi waktu ± 2 minggu). Data Tingkat pendidikan orangtua terbanyak
penelitian dicatat dan diolah menggunakan adalah tamat SLTP sebanyak 10 orang
Microsoft Office Excel dan ditampilkan (33,3%). Pekerjaan orangtua terbanyak
dalam bentuk tabel. adalah wiraswasta/pedagang sebanyak 15
orang (50%). Tempat tinggal pasien yang
HASIL terbanyak adalah di wilayah Jawa Barat
Dalam kurun waktu 1 November 2013 (luar Bandung) sebanyak 19 pasien
sampai dengan 31 Oktober 2014 (63,33%).
didapatkan 30 pasien glaukoma anak (46 Tabel 2 menampilkan karakteristik klinis
mata) yang dilakukan tindakan operatif. pasien. Kasus glaukoma kongenital primer
Tabel 1 menampilkan karakteristik merupakan yang terbanyak dilakukan
demografi pasien yang terdiri dari 15 (50%) tindakan operatif yaitu 29 mata (63,04%),
pasien laki-laki dan 15 (50%) pasien diikuti dengan glaukoma sekunder yang
perempuan. disebabkan oleh penggunaan steroid pada
kasus keratokonjungtivitis vernalis
Tabel 1. Karakteristik Demografis sebanyak 5 mata (10,86%). Glaukoma
Karakteristik Jumlah Persentase dengan abnormalitas okular dan sistemik
Demografis (n = 30) (%)
ditemukan pada 3 orang pasien, 1 pasien
Jenis Kelamin
Laki-laki 15 50
didiagnosis dengan Rieger anomaly, 1
Perempuan 15 50
pasien dengan Axenfeld Rieger anomaly,
Usia Saat Diagnosis
dan 1 pasien dengan Sturge Weber
< 1 tahun 16 53,33 syndrome, masing-masing dengan
1-3 tahun 4 13,33 keterlibatan 1 mata. Tajam penglihatan
3-6 tahun 3 10 terbanyak adalah blink reflex sebanyak 16
> 6 tahun 7 23,33 mata (34,78%) pada pasien glaukoma
Pendidikan Orangtua kongenital primer. Pengukuran diameter
SD 2 6,67 kornea dilakukan pada 29 mata pasien-
SLTP 10 33,33 pasien glaukoma kongenital primer,
SLTA 8 26,67 didapatkan nilai tengah 12,75mm dengan
Sarjana 4 13,33 rentang 11-14,5mm. Pengukuran diameter
Tidak sekolah 3 10 kornea tidak dilakukan pada 4 mata. Jenis
Tidak ada data 3 10 operasi terbanyak yang dilakukan pada
Pekerjaan Orangtua
glaukoma kongenital primer adalah
Wiraswasta/
15 50 trabekulotomi + trabekulektomi pada 22
dagang
Buruh 9 30 mata. Operasi yang dilakukan pertama kali
Pegawai negeri 3 10 didapatkan pada 26 mata. Tindakan
Tidak ada data 3 10 TSCPC (transcleral cyclophotocoagulation)
Alamat pada kasus glaukoma kongenital primer
Bandung 8 26,67 dilakukan pada 3 mata. Kasus glaukoma
Jawa Barat
(luar Bandung)
19 63,33 dengan kelainan okular/sistemik dilakukan
Luar Jawa tindakan trabekulektomi pada 2 mata dan
3 10
Barat trabekulektomi+mitomycin c pada 1 mata.
Kasus glaukoma sekunder dilakukan
Didapatkan usia terbanyak saat pertama
trabekulektomi ulang pada 1 mata dan
kali didiagnosis adalah < 1 tahun sebanyak
TSCPC dilakukan pada 4 mata. Seluruh

Jurnal Oftalmologi (2020), Vol.2, No.1, 17-25. 19


ARTIKEL PENELITIAN

pasien diberikan terapi antiglaukoma pasca medikamentosa didapatkan terbanyak
bedah untuk mengontrol tekanan dengan 2 obat (timolol maleate 0,25% dan
intraokularnya dan penggunaan acetazolamide 2%) pada 29 mata (63%).

Tabel 2. Karakteristik Klinis


Karakteristik Glaukoma kongenital Glaukoma dengan Glaukoma sekunder
(n = 46) primer kelainan okular/ (n = 10)
(n = 33) sistemik
(n = 3)
Tajam penglihatan
Blink reflex 16 - -
Fix and follow the object 7 - -
< 3/60 6 1 6
3/60 – 6/60 2 - 2
6/60 – 6/18 - - 2
> 6/18 2 2 -
Diameter kornea
Median 12,75 mm (11-14,5)
Jenis operasi
Trab-Trab 22 - -
Trabek 4 2 4
Trabek + MMC 4 1 1
Trabek ulang - - 1
TSCPC 3 - 4
Medikamentosa pasca bedah
1 obat 12 1 4
2 obat 21 2 6
Trab-trab : Kombinasi Trabekulotomi dan Trabekulektomi
Trabek : Trabekulektomi
MMC : Mitomycin C
TSCPC : Transscleral Cyclophotocoagulation

Tabel 3 menampilkan data tekanan tonopen dilakukan pada 36 mata


intraokular pra dan pasca bedah. didapatkan nilai tengah 30 mmHg pada
Pengukuran TIO pra bedah didapatkan nilai pasien glaukoma primer, 19 mmHg pada
tengah 34,5 mmHg pada pasien glaukoma glaukoma dengan kelainan okular/sistemik,
kongenital primer, nilai tengah 35,7 mmHg dan 31 mmHg pada glaukoma sekunder.
pada glaukoma dengan kelainan Pemeriksaan palpasi digital dilakukan pada
okular/sistemik, serta nilai tengah 38,5 8 mata dan didapatkan hasil tekanan
mmHg pada pasien glaukoma sekunder. intraokular tinggi sebanyak 5 mata pada
Tekanan intraokular pasca bedah glaukoma kongenital primer dan 1 mata
minggu pertama menggunakan tonopen pada glaukoma sekunder. Dua mata tidak
dilakukan pada 32 mata, didapatkan nilai dilakukan pemeriksaan tekanan intraokular
tengah 25,5 mmHg pada pasien-pasien karena pasien tidak datang kontrol.
glaukoma kongenital primer, 7 mHg pada Pemeriksaan tonopen pada bulan ketiga
Glaukoma dengan kelainan dilakukan pada 35 mata, didapatkan nilai
okular/sistemik, serta 18 mmHg pada tengah 28 mmHg pada glaukoma
glaukoma sekunder. Pemeriksaan palpasi kongenital primer, 16,5 mmHg pada
digital dilakukan pada 14 mata dan glaukoma dengan kelainan okular/sistemik,
didapatkan hasil palpasi tekanan serta 17 mmHg pada glaukoma sekunder.
intraokular tinggi pada 8 mata pasien Pengukuran tekanan intraokular dengan
glaukoma kongenital primer dan 4 mata palpasi dilakukan pada 6 mata dan
pasien glaukoma sekunder. didapatkan tekanan intraokular tinggi
Pengukuran tekanan intraokular pasca sebanyak 3 mata pada pasien glaukoma
bedah bulan pertama menggunakan kongenital primer dan 1 mata pada

Jurnal Oftalmologi (2020), Vol.2, No.1, 17-25. 20


ARTIKEL PENELITIAN

glaukoma sekunder. Lima mata tidak dapat
dinilai karena pasien tidak datang untuk
kontrol

Tabel 3.Tekanan Intraokular Pra dan Pasca Bedah


Glaukoma dengan
Glaukoma kongenital
Variabel (mmHg) kelainan okular/ Glaukoma sekunder
primer
sistemik
TIO pra bedah
Median 34,5 35,7 38,5
(20-59) (33-38) (21,50)
TIO pasca bedah
Minggu ke-1 25,5 7 18
Median (10-42) (6-18) (6-41)

Bulan ke-1 30 19 31
Median (9-49) (8-20) (5-47)

Bulan ke-3 28 16,5 17


Median (12-52) (15-18) (5-40)

DISKUSI berpengaruh, sebelum terjadi kerusakan


Glaukoma pada anak merupakan salah saraf optik yang lebih lanjut karena tekanan
satu penyebab kebutaan anak . Suatu studi intraokular yang tinggi.10 Pendidikan dan
di Brazil mengatakan dari 3210 anak pekerjaan orang tua akan mempengaruhi
dengan gangguan penglihatan yang berat, penatalaksanaan glaukoma anak. Biaya
10,8% disebabkan oleh glaukoma untuk pengobatan dan operasi, kepatuhan
4,5
kongenital. Glaukoma pada anak dibagi pemberian obat-obatan, serta jarak tempat
menjadi 3 kelompok, glaukoma kongenital tinggal ke pelayanan mata terdekat juga
primer, glaukoma dengan disertai kelainan menjadi perhatian penting.
okular/sistemik, dan glaukoma sekunder. Zhang dan kawan-kawan mengatakan
Proporsi relatif dari ketiga kelompok follow-up rutin jangka panjang (≥ 4 tahun)
glaukoma anak menurut penelitian merupakan hal yang penting untuk
Barsoum adalah 22,2%, 46%, dan 31,8%.8 mengetahui keberhasilan terapi glaukoma
Di Eropa dan Amerika utara didapatkan anak.11 Pada penelitian ini beberapa kasus
jumlah anak laki-laki lebih banyak, ditemukan pada fase yang sudah lanjut,
sedangkan di Jepang lebih banyak pasien dibawa oleh orangtuanya ketika
perempuan. Pada penelitian ini didapatkan telah terjadi gangguan penglihatan yang
penderita glaukoma anak yang dilakukan berat. Sebanyak 56,5% mata memiliki
tindakan operasi sama banyak antara laki- tajam penglihatan <3/60 pada saat
laki dan perempuan. Tanda dan gejala sebelum operasi. Tajam penglihatan awal
glaukoma kongenital memiliki karakteristik ≥6/18 hanya didapatkan pada 8,7% pasien.
epifora, fotofobia, dan lakrimasi. Tanda lain Buckley mengatakan tingkat keberhasilan
yang juga mungkin ditemukan diantaranya terapi dini pada glaukoma anak sekitar 70-
adalah kekeruhan kornea dan ukuran 80%, namun 2-15% diantaranya tetap akan
kornea yang besar, dan robekan membran mengalami kebutaan.12 Jumlah pasien
descemet (Haab striae).1-6 yang tidak kontrol pada bulan ketiga pada
Traboulsi mengatakan deteksi dini pada penelitian ini didapatkan 4 pasien
kasus-kasus glaukoma anak akan (13,33%). Penggunaan medikamentosa
menentukan prognosis glaukoma. Rentang pasca bedah didapatkan pada seluruh
usia saat pertama kali terdeteksi sampai pasien, dengan 63% menggunakan 2
dilakukan tindakan bedah juga macam obat dan 37% menggunakan 1

Jurnal Oftalmologi (2020), Vol.2, No.1, 17-25. 21


ARTIKEL PENELITIAN

macam obat. Walton mengatakan trabekulektomi anak sebesar 67-87% pada
penggunaan obat-obatan glaukoma dapat tahun pertama, namun menurun 58-59%
diberikan pada pasien glaukoma anak pada tahun berikutnya.18 Skuta
sebagai terapi inisial sebelum operasi, mengatakan hal ini berhubungan dengan
terapi untuk mengontrol tekanan lebih cepat dan seringnya terbentuk
intraokular pasca bedah, dan pada anak- sikatrik, serta penutupan lokasi filtrasi pada
anak yang belum/tidak memungkinkan anak-anak apabila dibandingkan dengan
untuk dioperasi dari segi anestesi.13 Obat dewasa.19
glaukoma yang umum digunakan pada Transscleral cyclophotocoagulation
anak adalah golongan carbonic anhydrase (TSCPC) merupakan suatu prosedur
inhibitor dan beta blocker1-5 siklodestruktif yang mengablasi badan
Pada penelitian ini seluruh pasien siliar sehingga produksi humor akuos
glaukoma anak dilakukan pengukuran berkurang. Prosedur ini dilakukan pada
tekanan intraokular pra bedah. Pengukuran kasus glaukoma anak yang tidak berhasil
diameter kornea dilakukan pada 29 mata ditangani dengan terapi medikamentosa
(87,8%) pasien glaukoma kongenital maupun terapi bedah sebelumnya. Pada
primer. Didapatkan nilai tengah diameter penelitian ini TSCPC dilakukan pada 7
kornea adalah 12,5 mm dengan rentang mata, dan seluruhnya merupakan operasi
11-14,5 mm. Morin, Kiskis dan kawan- sekunder atau tersier. Bock melaporkan
kawan mengatakan kemungkinan angka kesuksesan prosedur ini sebesar
terjadinya glaukoma pada diameter kornea 50%, namun kegagalan sering ditemukan
11,5-12 mm pada bayi baru lahir, 12-12,5 saat evaluasi 6 bulan dan diperlukan
mm pada anak berusia 1 tahun, 12,5-13 tindakan ulang pada 70% kasus.20 Kirwan
pada anak usia 2 tahun, dan pada diameter juga mengemukakan bahwa TSCPC
>13 mm pada anak usia > 3 tahun.14 memiliki rekurensi peningkatan tekanan
Jenis operasi terbanyak pada glaukoma intraokular yang tinggi. Sebanyak 72% dari
kongenital primer adalah Trabekulotomi- 77 mata membutuhkan tindakan ulang dan
trabekulektomi. Elder dan kawan-kawan 13% diantaranya tidak berespon. Seluruh
mengatakan tingkat kesuksesan operasi pasien yang dilakukan TSCPC tetap akan
kombinasi ini dibandingkan dengan membutuhkan terapi antiglaukoma untuk
trabekulektomi saja adalah 93,5% : 72%.15 mengontrol tekanan intraokularnya.9,21
Mandal melaporkan angka kesuksesan Evaluasi tekanan intraocular sangat
tindakan kombinasi ini sebesar 94,4% pada penting dilakukan pada pasien-pasien
122 pasien glaukoma kongenital primer glaukoma anak. Pemeriksaan ini terkadang
yang dilakukan follow-up selama 1 tahun.16 cukup sulit dilakukan mengingat faktor usia
Al Hazmi dan kawan-kawan dan tingkat kooperasi dari setiap anak
mengatakan terdapat hubungan yang erat berbeda.1,3,5 Pemeriksaan TIO terbaik
antara tingkat kesuksesan operasi adalah pada anak yang kooperatif dan
glaukoma anak dengan beratnya kondisi hanya menggunakan anestesi topikal,
awal pre operatif, seperti diameter kornea, karena hasil pengukuran dapat meningkat
kekeruhan kornea dan tingginya tekanan pada anak-anak yang menangis keras atau
intraokular. Angka kesuksesan yang melakukan perlawanan saat pemeriksaan,
dilaporkan adalah >80%, 40%, dan 10% dan bias didapatkan hasil yang rendah
untuk derajat yang ringan, sedang, dan akibat obat-obat anestesi dan sedasi.3,7
berat. Penggunaan mitomycin C pada Minckler dan Armstrong mengatakan
penelitian ini didapatkan pada 6 mata.17 penggunaan tonometer Perkins dan
Sidoti melaporkan kesuksesan tonopen memiliki akurasi yang tinggi dalam
penggunaan mitomycin C pada pengukuran TIO anak.23 Anak dengan usia

Jurnal Oftalmologi (2020), Vol.2, No.1, 17-25. 22


ARTIKEL PENELITIAN

lebih besar dan kooperatif pemeriksaan memiliki akurasi yang tinggi dan hanya
dapat dilakukan dengan tonometer memiliki perbedaan 2-3 mmHg bila
Goldmann atau tonometer non kontak. dibandingkan dengan alat lain.27 Dannheim
Hoskins mengatakan pada umumnya mengatakan target tekanan intraokular
pemeriksaan dalam anestesi dilakukan pasca bedah pada glaukoma kongenital
pada anak-anak berusia <5 tahun.24 primer adalah sekitar 20 mmHg.4,5
Tekanan intraokular pada anak memiliki Secara keseluruhan terdapat penurunan
nilai normal yang lebih rendah bila tekanan intraokular pasca bedah pada
dibandingkan dengan orang dewasa. glaukoma kongenital primer dan glaukoma
Pensiero melaporkan rata-rata tekanan sekunder apabila dibandingkan dengan pra
normal pada bayi 9,6 mmHg dan pada anak bedah, namun nilai rentangnya masih
usia 12 tahun sebesar 14,5 mmHg.1,5,25 bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Pada penelitian ini pengukuran tekanan Penelitian dari Badeeb mengungkapkan
intraokular pra bedah dilakukan penurunan rata-rata TIO pasca bedah pada
menggunakan tonometer Perkins dengan pasien glaukoma anak terjadi pada 34%
anestesi inhalasi atau umum pada pasien kasus, dan rata-rata TIO pasca operasi
bayi dan menggunakan tonometer non 31,1 mmHg.28 Beck dan Lynch melaporkan
kontak dan tonopen pada pasien-pasien 15 pasien glaukoma kongenital primer yang
yang lebih besar dan kooperatif. dilakukan trabekulotomi 87% TIO rata-rata
Evaluasi tekanan intraokular yang 22 mmHg tanpa medikamentosa
disarankan adalah pada waktu 4-6 minggu setelahnya dalam waktu 12 bulan.
pasca bedah, 3-4 bulan pasca bedah, Sarkisian melaporkan 75% rata-rata TIO 16
setiap 6 bulan setelahnya selama 1 tahun, pasien glaukoma kongenital primer yang
lalu kontrol rutin setiap tahun. Pengukuran dilakukan tindakan bedah dibawah 21
dilakukan dengan cara yang sama seperti mmHg pada follow-up 6 bulan.29
saat pra bedah, dilakukan dalam anestesi Penurunan tekanan intraokular yang
pada pasien bayi dan metode lain pada signifikan selama kontrol 3 bulan
usia yang lebih kooperatif. Hal ini bertujuan didapatkan pada 3 pasien glaukoma
untuk membandingkan tekanan intraocular dengan kelainan okular/sistemik. Burke
pra dan pasca bedah dalam kondisi yang dan Bowell melaporkan hasil operasi
sama dan dengan metode yang sama.1,24 trabekulektomi pada 4 pasien dengan
Pada penelitian ini pengukuran tekanan Sturge Weber syndrome dan hasil follow-
intraokular pasca bedah dilakukan pada up 1 bulan didapatkan seluruh TIO dibawah
waktu 1 minggu, 1 bulan, dan 3 bulan 20 mmHg. Badeeb juga mengatakan factor
pasca bedah. Pengukuran pada pasien yang mempengaruhi hasil dari tindakan
glaukoma kongenital primer dilakukan bedah pada glaukoma anak diantaranya
menggunakan tonopen pada saat kontrol di adalah pengalaman operator, kesalahan
poliklinik, tidak ada yang dilakukan dengan pemilihan prosedur operasi, kasus
anestesi, sedangkan pada kasus yang lain glaukoma yang berat, keterlambatan
diukur menggunakan tonometer non pemeriksaan pertama kali dan
kontak. Pengukuran menggunakan palpasi keterlambatan dilakukan tindakan
dilakukan pada pasien yang tidak dapat operasi.28,30
dilakukan pengukuran menggunakan alat. Keterbatasan penelitian ini adalah
Ficarra melaporkan studinya pada 62 anak kurang lengkapnya ketersediaan data dan
yang dilakukan palpasi didapatkan hasil belum adanya standarisasi prosedur
98% akurat bila dibandingkan dengan pemeriksaan setiap pasien glaukoma anak,
tonometri non kontak.27 Heidary dan terutama dalam hal pengukuran TIO. Alat
kawan-kawan mengatakan palpasi digital yang digunakan dan interpretasi hasil

Jurnal Oftalmologi (2020), Vol.2, No.1, 17-25. 23


ARTIKEL PENELITIAN

masih terdapat perbedaan, selain itu 5. Singh P, Kumar Y, Tyagi M et al. Childhood
kondisi setiap anak saat dilakukan Glaucoma:An Overview. Open Journal of
Ophthalmology,2012, 2, 71-7.
pemeriksaan tanpa anestesi banyak yang 6. Aponte EP, Diehl N, Mohney BG. Incidence
tidak kooperatif. Keterbatasan ini and clinical characteristics of childhood
mempengaruhi hasil penelitian, sehingga glaucoma: A population-
diperlukan penelitian prospektif lanjutan 7. based study. Arch Ophthalmol
2010;128:478-82
dengan standarisasi pemeriksaan yang 8. Okorie AY, Madu AA. Diagnosis and
sama untuk semua pasien glaukoma anak. Treatment of Primary Congenital Glaucoma.
Ophthalmic Pearls Glaucoma. March
2010:29-30
SIMPULAN DAN SARAN
9. Beck AD. Diagnosis and management of
Glaukoma dapat menyebabkan pediatric glaucoma. Ophthalmol Clin North
kebutaan dan mempengaruhi kualitas Am. 2001;14:501-12.
hidup anak nantinya. Tujuan utama dari 10. Barsoum-Homsy M, Chevrette L. Incidence
and prognosis of childhood glaucoma: a
penatalaksanaan kasus glaukoma anak
study of 63 cases. Ophthalmology
adalah deteksi dini dan tindakan operatif 1986;93:1323.
secepatnya, hal ini bertujuan untuk 11. Morales J, Al Shahwan S, Al Odhayb S et al.
menghindari gangguan penglihatan yang Current Surgical Options for the
Management of Pediatric Glaucoma.
lebih berat. Tindakan operatif bervariasi Journal of Ophthalmology Vol 2013, Article
tergantung dari jenis glaukoma dan kondisi ID 763735.
mata setiap anak. Tekanan intraokular 12. Traboulsi E. Challenges of Treating
merupakan hal penting untuk dievaluasi Childhood Glaucoma. Cole Eye
13. Institute. Review Article. Aug 2014. Diunduh
dalam kasus glaukoma anak. Kontrol dan dari http://consultqd.clevelandclinic.org/201
tingkat kepatuhan yang baik dari setiap 14. 4/08/challenges-of-treating-childhood-
anak dan orangtua akan mempengaruhi glaucoma/
15. Zhang X, Du S ,Fan Q et al. Long-term
hasil selanjutnya.
surgical outcomes of primary congenital
Saran agar dibuat suatu standar glaucoma in China: Clinical Science. .
pemeriksaan dan follow-up untuk kasus Clinics 2009;64(6):543-51.
glaukoma anak. Data umum pasien, 16. Buckley EG. Primary congenital open angle
glaucoma. In: Epstein DL,
anamnesis, pemeriksaan okular dan
AllinghamRR,SchumanJS, editors.
sistemik yang lengkap, edukasi yang baik Chandler and Grant’s Glaucoma. 4th ed.
pada orangtua akan menentukan Baltimore: Williams
prognosis dan terapi. 17. & Wilkins; 1997. pp. 958–608.
18. Walton DS. Glaucoma in infants and children
in Pediatric Ophthalmology. WB
DAFTAR PUSTAKA Saunders,Philadelphia, Pa, USA, 2nd
edition, 1993. 585-93
1. Stamper RL, Leberman MF, Drake MV. 19. Morin JD, Kiskis AA, Markowitz SN. Corneal
Developmental and childhood glaucoma diameter and axial length in
Becker-Shaffers Diagnosis & Therapy of the 20. congenital glaucoma. Can J Ophthalmol
glaucomas. 8
th
ed. Elsevier 1995;20:93.
Mosby;2009:294-324. 21. Elder MJ. Combined trabeculotomy-
2. American Academy of Ophthalmology. trabeculectomy compared with primary
Basic and clinical science course section 6 : 22. trabeculectomyforcongenital
Pediatric Ophthalmology and Strabismus. 23. glaucoma. British Journal of Ophthalmology.
San Fransisco: The Foundation of the 1994, vol. 78, no. 10:745–8.
American Academy of Ophthalmology; 24. Mandal AK, Naduvilath TJ, Jayagandan A.
2011-2012. Surgical results of combined trabeculotomy-
3. Walton DS. Infantile, Childhood, and trabeculectomy for developmental
Juvenile Glaucomas. The Glaucoma Book. glaucoma. Ophthalmology 1998;105(6);974-
A practical, evidence-based 82.
4. approach to patient care. 25. Al-Hazmi A, Awad A, Zwaan J et al .
Springer;2010:567-77. Correlation between surgical success rate

Jurnal Oftalmologi (2020), Vol.2, No.1, 17-25. 24


ARTIKEL PENELITIAN

and severity of congenital glaucoma. British
Journal of Ophthalmology. 2005;89(4):449–
53.
26. Sidoti PA, Delmonte SJ, Liebmann JM.
Trabeculectomy with mitomycin-C in the
treatment of pediatric glaucomas.
2000;107(3);422-9.
27. Skuta GL, Parrish RK. Wound healing in
glaucoma filtering surgery. Survey of
Ophthalmology. 1987, 32(3);149-70
28. Bock CJ, Freedman SF, E. Buckley G.
29. Transscleral diode laser
cyclophotocoagulation for refractory
pediatric glaucomas. Journal of Pediatric
Ophthalmology and
Strabismus.1997.vol.34(4),235–9.
30. Kirwan JF, Shah P, Khaw PT. Diode laser
cyclophotocoagulation: role in the
management of pediatric glaucomas.
Ophthalmology. 2002;109(2):316-23.
31. Beck D, Lynch MG. 360∘ trabeculotomy for
primary congenital
32. glaucoma, Archives of Ophthalmology.1995
vol. 113, no. 9, 1200–2.
33. Armstrong TA. Evaluation of the Tono-pen
and the Pulsair tonometer. Am J Ophthalmol
1990;109:716.
34. Hoskins HD, Shaffer RN. Evaluation
techniques for congenital glaucomas. J
Pediatr Ophthalmol Strabismus 1971;8:81.
35. Pensiero S, et al: Normal intraocular
pressure in children, J Pediatr Ophthalmol
Strabismus 1992;29:79.
36. Ficarra AP, Sorkin R, Morrison C.
Assessment of intraocular pressure in
children by digital tension. Optometry. 2002
Aug;73(8):499-506.
37. Heidary F, Gharebaghi R, Heidary R.
Importance of digital palpation as a routine
technique for intraocular pressure estimation
in primary care settings. Clinical Optometry
2010;2:91-2.
38. Badeeb OM. Long Term Outcome of
Surgical Management of Congenital
39. Glaucoma. Journal of Taibah University
Medical Sciences 2008; 3(2): 92–103.
40. Sarkisian Jr SR. An illuminated
microcatheter for 360-degree
trabeculectomy in congenital glaucoma: a
retrospective case series. Journal of
American Association for Pediatric
Ophthalmology and Strabismus. 2010 vol.
14, no. 5, pp. 412–6.
41. Burke JP, Bowell R. Primary trabeculectomy
in congenital glaucoma. British Journal of
Ophthalmology, 1989, 73, 186-90

Jurnal Oftalmologi (2020), Vol.2, No.1, 17-25. 25

Anda mungkin juga menyukai