Pandu an
Pra kt is
Klin is
Dept/SM F Ilm u Kese hat an Mata
Fa kultas Kedokter an Universitas Air la ngga Divisi Katarak
RSUD Dr. Soetomo
Jl . Mayjend Prof. Dr. Moe stop o No. 6 - 8,
Sura baya 6 0 2 35
Penyusun
1. Katarak Anak
2. Katarak Senilis
3. Katarak Traumatika
4. Katarak Komplikata
5. Katarak Drug-induced
6. Katarak Diabetikum
KATARAK ANAK
KATARAK KONGENITAL (ICD 10 : Q12.0)
KATARAK INFANTIL, JUVENIL (ICD X : H26.0)
Kekeruhan pada lensa yang terjadi sejak Katarak kongenital bila telah
Pengertian
(Definisi) terdapat sejak lahir pada katarak kongenital atau . terjadi sebelum usia 2 tahun
pada katarak infantile dan sebelum usia 10 tahun pada katarak juvenile. 1
Keluhan utama adalah terdapat bintik putih pada mata. Keluhan mata
yang lain dapat berupa penglihatan tidakfokus, nistagmus (mata bergerak-gerak
sendiri), strabismus (mata juling), asimetri mata (misalnya terdapat
mikroftalmia pada 1 mata), fotofobia (silau), trauma okular, atau rujukan
dari dokter lainnya yang merujuk karena mendeteksi kemungkinan adanya
kekeruhan lensa.2
Lakukan pencatatan data pasien, termasuk data demografi; jenis
Anamnesis kelamin, etnis, tanggal dan berat badan lahir; riwayat infeksi semasa ibu
mengandung (terutama anamnesis yang mengarah ke infeksi TORCH, timbul
ruam atau demam selama kehamilan); riwayat ibu yang berhubungan
dengan alkohol, merokok, penggunaan narkoba, maupun terpapar radiasi
selama kehamilan; riwayat trauma okular (kecuali bila katarak cenderung
karena penyebab selain trauma); usia onset gejala keluhan mata; status
oftalmologi mata sebelumnya; terapi kortikosteroid (terutama pada tipe
katarak subkapsular posterior). Riwayat keluarga dengan kelainan katarak
(terkait dengan katarak herediter) juga ditanyakan terutama pada katarak
bilateral.2,3
a. Periksa tajam penglihatan, untuk memperoleh kesan apakah tajam
penglihatan bayi masih ada atau sudah jelek. Dapat dilakukan dengan Teller
acuity card.2-5
b. Dengan menggunakan senter, amati apakah penderita masih ada reaksi
terhadap cahaya, yaitu mengikuti arah datang cahaya. 2-5
Pemeriksaan Fisik c. Pemeriksaan posisi dan gerak bola mata.2,3
d. Lakukan pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan Tonopen
atau tonometri Schiotz. 2-5
e. Dengan pupil yang dilebarkan tampak kekeruhan lensa putih keabuan, dapat
juga dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp biomicroscope
portable. 2-6
f. Dengan menggunakan oftalmoskop: lakukan evaluasi refleks fundus. 2-5
a. Tajam penglihatan menurun.
b. Tampak kekeruhan pada lensa mata, dievaluasi dengan menggunakan
Kriteria Diagnosis
lampu senter, dan/atau slit lamp biomicroscope portable.
c. Refleks fundus yang menurun atau negative.
KATARAK ANAK
KATARAK KONGENITAL (ICD 10 : Q12.0)
KATARAK INFANTIL, JUVENIL (ICD X : H26.0)
KATARAK ANAK
KATARAK KONGENITAL (ICD 10 : Q12.0)
KATARAK INFANTIL, JUVENIL (ICD X : H26.0)
KATARAK ANAK
KATARAK KONGENITAL (ICD 10 : Q12.0)
KATARAK INFANTIL, JUVENIL (ICD X : H26.0)
a. Lakukan edukasi kepada orang tua penderita bahwa terjadi kekeruhan pada
lensa mata yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
infeksi dari Virus Rubella yang terjadi ketika masa kehamilan trimester
pertama.
b. Jelaskan kepada orang tua penderita tentang tata laksana yang akan
dilakukan, yaitu pembedahan pada mata, dengan tujuan mengeluarkan
lensa mata yang keruh dan kemungkinan akan ada tindakan operasi lanjutan
Eduk di lain hari baik untuk kapsulotomi kapsul lensa posterior atau tindakan
operasi mata yang lain jika diperlukan
c. Menjelaskan kepada penderita perihal komplikasi yang dapat terjadi
akibat penyakit yang diderita
d. Menjelaskan kepada penderita perihal penyulit yang terjadi pada
saat pembedahan
e. Menjelaskan kepada penderita perihal prognosis
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam jika kelainan hanya kekeruhan pada lensa
Progno mata, dubia ad malam jika disertai kelainan mata yang lain
baik dari
segmen anterior/posterior mata
KATARAK ANAK
KATARAK KONGENITAL (ICD 10 : Q12.0)
KATARAK INFANTIL, JUVENIL (ICD X : H26.0)
Surabaya, 1 Januari
2016 Ketua SMF IlmuKesehatan
Mata
Keterangan:
GR: Grade of Recommendation sesuai Buku Pedoman Penyusunan Clinical Guideline RSUD Dr. Soetomo
4)
e. Tekanan intraokular (TIO) diukur dengan tonometer non-contact, aplanasi
atau Schiotz. (Grade C, Level 4)
f. Jika TIO dalam batas normal (kurang dari 21 mmHg) dilakukan dilatasi
pupil dengan tetes mata tropicamide 0.5%, setelah pupil cukup lebar
dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp melihat derajat kekeruhan lensa
apakah sesuai dengan tajam penglihatan pasien. (Grade C, Level 4)
g. Dilakukan pemeriksaan fundus dengan oftalmoskopi langsung atau pun
tidak langsung. (Grade C, Level 4)
a. Refleks senil
b. Katarak komplikata
Diagnosis c. Katarak karena penyebab lain : misal obat – obatan (steroid), radiasi,
Banding rudapaksa mata dan lain-lain
d. Kekeruhan badan kaca
e. Ablasio retina
514.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 tahun
2016. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Mata di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Available at: http://dinkes.kedirikab.go.id
Accesed on: March, 2017.
13. Standar Profesi & Sertifikasi Dokter Spesialis Mata dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Mata. PERDAMI. Available at: http://perdami.or.id/
Accesed on: March, 2017.
Surabaya, 1 Januari
2016 Ketua SMF Ilmu
Kesehatan Mata
Keterangan:
GR: Grade of Recommendation sesuai Buku Pedoman Penyusunan Clinical Guideline RSUD Dr. Soetomo
Tahun 2017
KATARAK TRAUMATIKA
ICD 10 : H26.1
Kekeruhan lensa yang muncul sebagai akibat cedera pada mata
Pengertian (Definisi) yang dapat merupakan trauma tembus/tumpul/elektrik/kimia yang
terlihat sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun. Katarak
traumatik ini dapat munculakut, subakut, ataupungejalasisa dari trauma
mata.
1. Riwayat dan mekanisme trauma.
Anamnesis 2. Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat
operasi, glaukoma, retinal detachment, penyakit mata karena
gangguan metabolik.
3. Riwayat penyakit lain seperti diabetes, sickle cell, sindroma
marfan, homosistinuria, defisiensisulfatoksidase.
4. Keluhan mengenai penglihatan ganda pada satu mata atau
kedua mata, dannyeri padamata
1. Tekanandarah
Pemeriksaan Penunjang 2. Laboratorium darahdan radiologi:
- Pasientanpa riwayat penyakit lain : gula darahacak
- Pasien dengan riwayat penyakit lain/bius
umum/ pendampingan dokter anestesi : darah lengkap,
liver function test, renal function test, serum elektrolit,
faal hemostasis, rontgen thoraks, elektrokardiografi.
3. Keratometri6
4. Biometri6
5. USG Mata(A-Scandan B-Scan)
6. CT Scan dari Rongga Orbita
Terapi 1. Penatalaksanaan katarak traumatika tergantung kepada
saat terjadinya. Bilaterjadi pada anak sebaiknya
dipertimbangkan akan terjadi ambliopia. Untuk mencegah
ambliop pada anak dapat dipasanglensa
2. Berikan antibiotik sistemik dan topikal serta kortikosteroid
topikal dalam beberapa hari untuk memperkecil kemungkinan
infeksi dan uveitis. Atropin sulfat 1% 3x1 tetes mata,
dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasidan untuk
mencegah pembentukan sinekia anterior danatau posterior.
3. Fakoemulsifikasi standar dapat dilakukan bila kapsul lensa
intak dan dukungan zonular yang cukup. Ekstraksi
intrakapsular diperlukan pada kasus-kasus dislokasi lensa
anterior atau instabilitas zonularyang ekstrim
4. Pembedahan dengan luka insisi lebih dari / sama dengan 5
mm ataupenyulit/komplikasi, memerlukan rawat inap.
5. Pembedahan pada pasien yang disertai kelainan sistemik
/ kelainan pada mata yang menyertai kataraknya / tidak
kooperatif / perlu bantuan bius umum atau perlu
pendampingan anestesi, memerlukan rawat inap.
6. Konsultasi kepadatemansejawat spesialis lain sesuai indikasi :
- Dokter spesialis anestesi jika diperlukan bius umum
atau pendampingan (backup resusitasi)
- Dokter spesialis jantung untuk pasien dengan usia
sama dengan/lebih dari 60 tahun
- Dandokterspesialis yang lain jika diperlukan (sesuai indikasi)
KATARAK KOMPLIKATA
ICD 10 : H26.2
Pengertian (Definisi) Kekeruhan pada lensa mata yang terjadi akibat komplikasi dari
penyakit infeksi mata, hipertensi, diabetes, penyakit kronis, kebiasaan
buruk karena merokok, kekurangan vitamin dan nutrisi
KATARAK DRUG-INDUCED
ICD 10 : H26.3
Pengertian (Definisi) Kekeruhan pada lensa mata yang terjadi akibat komplikasi dari
pemakaian obattertentubaik topikal, lokal, per-oral,atau intravena
KATARAK DIABETIKUM
ICD 10 : H28.0
Pengertian (Definisi) Kekeruhan pada lensa mata yang terjadi akibat komplikasi dari
penyakit kencing manis (diabetes mellitus)